ALTMAN’S Z-SCORE MODEL
Halaman
41
Pertama, terdapat pertanyaan mengenai bagaimana menetapkan rencana peringkat seperti peringkat obligasi pada tingkat pertama. Kedua, terdapat masalah
mengenai indikator-indikator yang saling bertentangan. Misalnya permasalahan bagaimana seorang analis mengevaluasi suatu perusahaan yang memiliki peringkat baik
dalam fixed-charge coverage
tetapi buruk dalam leverage
keuangan. Pendekatan yang lebih tepat membutuhkan sesuatu yang lebih ilmiah daripada sekedar pendapat subjektif
seorang analis bahwa coverage
harus ditimbang dua kali sama berat dengan leverage
, atau sebaliknya.
Solusi untuk kedua permasalahan ini terletak pada pembentukan suatu hubungan statistik antara rasio-rasio keuangan dan kegagalan. Yang pertama adalah
mengumpulkan data mengenai pengalaman kegagalan dari populasi. Selanjutnya, metode statistik digunakan untuk menentukan rasio-rasio keuangan yang bisa diandalkan
dalam memrediksikan kegagalan. Dengan menggunakan model yang didapatkan dari prediktor-prediktor terbaik, kemudian seorang analis dapat memberikan peringkat kepada
perusahaan-perusahaan berdasarkan seberapa dekat profil keuangan suatu perusahaan menyerupai profil perusahaan yang gagal.
Salah satu model untuk memrediksikan kegagalan adalah Altman’s Z-Score
Model , sebagai berikut:
Z = 0.012 X
1
+ 0.014 X
2
+ 0.033 X
3
+ 0.006 X
4
+ 0.999 X
5.
Di mana: X
1
= working capital
total assets. X
2
= retained earnings
total assets. X
3
= earnings before interest and taxes
total assets. X
4
= market value of equity
total liabilities. X
5
= sales
total assets. Altman 1993 menggunakan analisis diskriminan dengan menyusun suatu
model untuk memrediksikan kebangkrutan suatu perusahaan. Altman mengambil 66
Halaman
42
sampel perusahaan manufaktur yang terdiri atas 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan tidak bangkrut.
Altman mengkombinasikan rasio-rasio keuangan tertentu yang dia yakini memiliki kekuatan prediksi paling
superior , bukan hanya sekedar rasio keuangan secara
individu. Altman mengambil 5 rasio, memberi bobot berdasarkan urutan rasio keuangan yang paling penting, kemudian mengkombinasikan rasio-rasio keuangan tersebut untuk
memperoleh Z-Score
. Jika
Z-Score kurang dari 1.8, maka perusahaan tersebut memiliki risiko
failure yang tinggi, dan jika tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan, perusahaan akan
mengalami kebangkrutan dalam jangka waktu 2 tahun. Jika Z-Score
antara 1.8 dan 3.0, maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan berada dalam
gray area , di mana
perusahaan masih memiliki risiko failure
. Jika Z-Score
lebih besar daripada 3.0, maka perusahaan memiliki peluang
failure yang rendah.
Ketika Altman menggunakan 5 rasio, rasio yang memiliki bobot terbesar adalah ROAM
return on assets managed . Alasan untuk ini adalah ROAM diperhitungkan
sebagai rasio kemampuan competency
manajemen dan setiap perusahaan sadar akan fakta bahwa penyebab utama
business failure adalah ketidakmampuan
incompetence manajemen.
Altman’s Z-Score Model berguna bagi berbagai pihak, seperti investor, lembaga
pemberi pinjaman, supplier
, manajer, dan wirausahawan. Model ini memampukan mereka yang bermaksud memberikan kredit untuk mengambil keputusan lebih bijaksana,
dan bagi para pemimpin perusahaan yang berada dalam situasi bisnis yang sulit, untuk menghindari
insolvency dan
illiquidity selagi masih ada kesempatan untuk berubah.
Namun, kenyataan bahwa suatu bisnis memiliki kecenderungan failure
, tidak berarti bahwa bisnis akan terhindar dari
failure . Hal ini berarti hanya jika usaha
penyelamatan segera dilakukan, maka suatu perusahaan akan terhindar dari failure
.
Halaman
43
Pertanda failure
secara umum diabaikan ketika bisnis menjadi makmur dan hanya diperhatikan pada masa depresi atau resesi, yaitu ketika sudah terlambat untuk
menghindari bencana. Dengan demikian, sangatlah penting untuk menggunakan alat prediksi secara berkesinambungan, bahkan ketika kebutuhan akan alat prediksi tersebut
tidak kelihatan. Pengembangan dari
Z-Score Model adalah
Zeta model , yang dikembangkan
oleh Altman bersama dengan rekan-rekannya, dimana tingkat akurasi terbesar dicapai dengan menggunakan variabel-variabel:
X
1
= earnings before interest and taxes
EBIT total assets.
X
2
= standard error of estimates of EBIT
total assets normalized
for 10 years. X
3
= EBIT
interest charges. X
4
= retained earnings
total assets. X
5
= current assets
current liabilities. X
6
= five-year average market value of equity
total capitalization. X
7
= total tangible assets
, normalized.