Halaman
31
insolvency mudah untuk dideteksi, sedangkan kondisi
insolvency in bankruptcy yang lebih
serius memerlukan analisa penilaian komprehensif, di mana seringkali hal ini tidak dilakukan sampai likudasi aset dipertimbangkan.
Demikian juga Newton 2003 mengemukakan bahwa pada tahap insolvency,
tujuan manajemen untuk memperoleh lebih bayak dana telah terbukti tidak berhasil, dan nilai
total assets lebih kecil daripada
total liabilities . Perusahaan yang telah berada dalam
tahap total insolvency
seringkali melalui titik dimana perusahaan sudah tidak dapat kembali seperti semula serta tidak dapat melakukan reorganisasi.
Apabila technical insolvency
hanya menunjukkan kurangnya likuiditas, maka insolvency in bankruptcy
berarti bahwa liabilities
perusahaan melampaui asetnya. Dengan kata lain,
shareholders’ equity di dalam perusahaan adalah negatif.
Financial failure
meliputi seluruh kemungkinan antara dua ektrem tersebut, yaitu di antara technical
insolvency dan
insolvency in bankruptcy Van Horne, 1995.
2.1.5 Legal Bankruptcy
Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering
disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti yaitu kegagalan
ekonomi economic failure
dan kegagalan keuangan financial failure
Muhammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih, 2000, sebagaimana dikutip oleh Almilia, 2005.
Meskipun banyak pihak menggunakan istilah kebangkrutan untuk mengacu pada perusahaan yang telah gagal, namun suatu perusahaan tidak bangkrut secara hukum
legally bankrupt kecuali perusahaan tersebut telah dinyatakan bangkrut oleh hukum
yang berlaku Brigham dan Gapenski, 1996.
Halaman
32
Widjaja 2003 menyatakan bahwa dalam tata bahasa Indonesia, kepailitan berarti segala hal yang berhubungan dengan pailit. Di dalam Undang-undang Kepailitan
tidak ditemukan satu rumusan atau ketentuan yang menjelaskan pengertian maupun definisi dari kepailitan atau pailit.
Dalam Black’s Law Dictionary
, pailit atau bankrupt
adalah: The state or condition of a person individual, partnership, corporation, municipality
who is unable to pay its debt as they are, or become due. The term includes a person against whom an involuntary petition has been filed, or who has filed a voluntary
petition, or who has been adjudged a bankrupt.
Dalam pengertian yang diberikan dalam Black’s Law Dictionary
tersebut, dapat dilihat bahwa pengertian pailit dihubungkan dengan ketiadamampuan untuk membayar
dari seorang debitor atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo. Ketiadamampuan tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik yang
dilakukan secara sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan pihak ketiga di luar debitor, suatu permohonan pernyataan pailit ke pengadilan.
Maksud dari pengajuan permohonan kepailitan tersebut adalah suatu bentuk pemenuhan asas publisitas dari keadaan tidak mampu membayar dari seorang debitor.
Tanpa adanya permohonan tersebut ke pengadilan, maka pihak ketiga yang berkepentingan tidak pernah tahu keadaan tidak mampu membayar dari debitor.
Keadaan ini kemudian diperkuat dengan suatu putusan pernyataan pailit oleh hakim pengadilan, baik itu yang merupakan putusan yang mengabulkan ataupun menolak
permohonan kepailitan yang diajukan. Dari rumusan yang diberikan dalam Pasal 1 Undang-undang Kepailitan dapat
diketahui bahwa pernyataan pailit merupakan suatu putusan pengadilan. Ini berarti bahwa sebelum adanya suatu putusan pernyataan pailit oleh pengadilan, seorang debitor tidak
dapat dinyatakan berada dalam keadaan pailit. Dengan adanya pengumuman putusan pernyataan pailit tersebut, maka berlakulah ketentuan Pasal 1131 Kitab Undang-undang