Technical Insolvency FINANCIAL DISTRESS
Halaman
29
Technical insolvency terjadi ketika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada
saat jatuh tempo, menandakan kurangnya likuiditas. Walter 1957, sebagaimana dikutip oleh Altman, 1993 membahas mengenai pengukuran
technical insolvency dan
mengembangkan teori bahwa net cash flows
relatif terhadap current liabilities
harus menjadi kriteria utama yang digunakan untuk menjelaskan
technical insolvency , dan
bukanlah pengukuran working capital
. Technical insolvency
dapat berupa kondisi sementara, meskipun sering merupakan penyebab yang dapat segera membawa
perusahaan pada pernyataan kebangkrutan formal. Definisi serupa diberikan oleh Newton 2003, di mana suatu perusahaan yang
mengalami technical insolvency
dikatakan berada dalam tahap cash shortage
. Dalam beberapa keadaan, kerugian ekonomis mungkin tidak terjadi sampai perusahaan
memasuki tahap kekurangan kas. Tahap cash shortage
dimulai ketika suatu bisnis tidak mampu memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan dapat memiliki aset-aset fisik melebihi utang dan memiliki earnings
yang diinginkan, tetapi tetap dalam keadaan kekurangan kas yang sangat serius. Permasalahan ini terjadi karena aset-aset tidak cukup likuid dan modal terikat dalam
piutang dan persediaan. Seringkali perusahaan tidak mampu mendapatkan pendanaan untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Jika perusahaan ingin bertahan,
maka manajemen harus meminta bantuan spesialis keuangan untuk mengembangkan rencana perbaikan, bertemu dengan para kreditor dan meminta dukungan mereka, serta
berusaha menemukan pendanaan tambahan. Apabila kebutuhan modal baru dapat diperoleh dan langkah-langkah perbaikan yang tepat dilakukan, maka tetap ada peluang
yang baik untuk bertahan, pertumbuhan di masa yang akan datang, dan kemakmuran. Van Horne 1995 mendefinisikan
cash insolvency sebagai ketidakmampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya pada saat jatuh tempo. Selain itu, Van Horne juga menjelaskan
insolvency rule berdasarkan kaidah hukum. Beberapa
Halaman
30
negara melarang pembayaran cash dividend
jika perusahaan berada dalam keadaan insolvent
. Berdasarkan hukum, insolvency
didefinisikan sebagai nilai liabilities
yang tercatat melampaui nilai aset yang tercatat; atau berdasarkan
technical ,
insolvency adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membayar para kreditornya pada saat
kewajiban-kewajibannya jatuh tempo. Oleh karena kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya lebih
bergantung pada likuiditasnya daripada modalnya, pembatasan technical insolvency
memberikan perlindungan bagi para kreditor. Ketika kas terbatas, suatu perusahaan dilarang memperlakukan pemegang saham dengan lebih baik, sementara itu merugikan
para kreditornya. Suatu perusahaan dianggap sebagai perusahaan yang mengalami technical insolvency
jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya pada saat jatuh tempo. Namun, kondisi ini mungkin hanya bersifat sementara dan dapat
diperbaiki. Technical insolvency
hanya menunjukkan kurangnya likuiditas.