commit to user
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan Tugas
Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hal ini disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Daerah otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam daerah otonom ini pemerintahan melakukan tugasnya sesuai
dengan prinsip Otonomi Daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam upaya untuk mewujudkan desentralisasi dalam Pemerintahan maka bagi daerah Provinsi,
commit to user
23
Kabupaten dan Kota diberikan kewenangan dalam menjalankan otonomi seluas- luasnya dan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dengan
tetap berdasar pada asas otonomi dan tugas pembantuan. Permasalahan utama dalam lingkup pelayanan publik adalah berkaitan dengan peningkatan kualitas
pelayanan tersebut. Pelayanan yang berkualitas tersebut tergantung pada berbagai aspek, termasuk didalamnya adalah adanya sumber daya manusia yang
tepat dan berkualitas dan kelembagaan Ismail, 2009.
B. Pengelolaan SDM dan Pelaksanaan Di Pemerintah Daerah
Dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia maka tidak akan jauh terlepas dari tahapan-tahapan dalam Manajemen SDM. SDM merupakan faktor
penting dalam menjalankan proses pemerintahan, maka Pemerintahan sebagai suatu pihak yang memiliki SDM memerlukan manajemen SDM untuk
mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam terwujudnya pelaksanaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jusuf 2001: 3 yang menyebutkan bahwa
manajemen sumber daya manusia merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja sebagai sumber daya yang sangat penting kontribusinya pada tujuan
tujuan organisasi dan untuk digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat. SDM secara produktif digunakan dalam
pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan pemuasan kebutuhan pekerja secara individual. Melalui Manajemen SDM akan diperoleh cara untuk mengelola SDM
dengan tepat serta ideal bertumpu pada prinsip efektifitas dan efisiensi. Malayu
commit to user
24
2002: 9 mengemukakan pengertian Manajemen SDM adalah sebagai suatu seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar terwujud efektifitas dan
efisiensi dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan atau pihak tertentu. Menurut Bambang 2010 manajemen SDM adalah kebijakan dan praktek yang
dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek sumber daya manusia dalam sebuah proses manajemen.
Dalam manajemen SDM ada beberapa pendapat mengenai poin-poin penting dalam manajemen tersebut, tetapi karena manajemen SDM merupakan
bagian dari manajemen itu sendiri tentunya secara umum akan memiliki fungsi manajemen secara umum seperti planning, organizing, actuating dan controlling.
1. Planning
Pengertian Planning adalah suatu proses perencanaan tentang suatu yang akan dilakukan dalam upaya untuk mencapai tujuan. Dapat berupa
suatu program langkah demi langkah dari apa yang akan dilaksanakan pada suatu rangkaian aktifitas untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sugiyes
2008 menyebutkan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil
yang diinginkan, dengan memperhatikan hal-hal seperti tindakan apa yang harus dikerjakan; apakah
sebabnya tindakan itu harus dikerjakan; dimanakah tindakan itu harus dikerjakan; kapankah tindakan itu harus dikerjakan; siapakah yang akan
mengerjakan tindakan itu; bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan
commit to user
25
itu. Moh 2009 mengemukakan bahwa dalam tahap Planning atau perencanaan akan lebih tepat bila dirumuskan sebagai penetapan tujuan,
police, procedure, budget dan pogram dari suatu organisasi. Dari pendapat tersebut policy atau kebijakan serta prosedur seperti apakah yang tepat untuk
diambil, utamanya dalam lingkup SDM agar tepat dalam pelaksanaan semua program yang telah ditetapkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan awal
yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan.
2. Organizing
Pengertian organizing menurut Moh 2009 adalah dengan tahap organizing dapat untuk mengelompokkan kegiatan yang diperlukan, yaitu
penetapan susunan organisasi beserta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi juga perlu untuk menetapkan kedudukan dan
hubungan antara masing-masing unit tersebut agar diperoleh sinergi satu sama lainnya. Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan
sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan orang- orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawab
masing-masing dengan tujuan terciptanya aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Organizing adalah suatu bentuk kerja sama antara SDM yang terjadi secara terstruktur dalam mencapai sasaran tertentu atau sejumlah sasaran. Dimana
sasaran tersebut ditentukan pada tahap Planning, perencanaan. Berdasarkan
commit to user
26
kebutuhan sesuai dengan perencanaan awal maka diperlukan struktur kerjasama SDM untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan.
Dalam melaksanakan suatu perencanaan akan suatu kegiatan atau upaya tersebut maka diperlukan pengorganisasian untuk menentukan bagian
atau unit yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, dimana tiap-tiap unsur tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing
dalam kegiatan secara keseluruhan.
3. Actuating
Setelah melalui tahap perencanaan dan pengorganisasian yang tepat maka perlu diikuti dengan pelaksanaan kerja. Hal ini dapat dilakukan setelah
struktur SDM telah tersusun, maka kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tugas masing-masing dengan berpedoman pada arah yang telah ditetapkan
pada tahap perencanaan sebelumnya. Untuk itu dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Pengoptimalan sumber daya manusia yang ada
diperlukan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja perlu sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun
pada tahap sebelumnya. SDM yang ada harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan, Wawan 2009.
4. Controlling
commit to user
27
Selama pelaksanan program tersebut tentunya akan ditemui berbagai situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi proses pencapaian
tujuan dari kegiatan tersebut, maka dalam situasi tersebut diperlukan proses manajemen berikutnya yaitu proses controlling atau pengawasan. Dalam
menjaga agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan tahap pengontrolan. Baik dalam bentuk
supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Poin terpenting dari tahap pengawasan ini adalah bagaimana mengetahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi pada suatu proses kerja sejak dini. Hal ini bertujuan untuk melakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan
situasi dan kondisi sehingga mampu menyesuaikan dengan permasalahan yang muncul atau perubahan yang terjadi.
Controlling atau pengawasan, merupakan fungsi manajemen dalam bentuk memberikan penilaian, sehingga mampu melihat perlunya suatu
koreksi terhadap arah dari proses yang dilakukan. Apakah suatu proses telah berjalan ke arah yang benar, sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah
ditetapkan atau telah menuju ke arah yang tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Dengan pengawasan yang tepat maka jalannya suatu proses
pencapaian tujuan melalui program-program yang telah dibuat sebelumnya akan tetap sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan di awal, sehingga
mengurangi tidak tercapainya tujuan karena proses berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan sesuai rencana awal. Dengan begitu maka
commit to user
28
efektifitas dalam pencapaian tujuan akan tercapai dengan penggunaan sumber daya secara efisien.
Pengelolaan SDM memiliki proses seperti yang dikemukakan Hani 2000 yaitu :
1. Rekruitmen
Dalam manajemen SDM pada awalnya didasari oleh proses perencanaan SDM yang dibutuhkan dalam melaksanakan operasional unit
kerja. Perencaaan kebutuhan SDM tersebut beserta spesifikasi pendidikan yang dibutuhkan dan kompetensi yang tepat. Perencanaan akan jenis
pekerjaan yang dibutuhkan pada tiap-tiap unit kerja akan menentukan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dan menentukan kebutuhan SDM pada
tiap-tiap unit kerja tersebut, sehingga spesifikasi serta jumlah optimal yang dibutuhkan pada tiap unit kerja tersebut akan diketahui. Setelah perencanaan
diwujudkan melalui jumlah serta kualifikasi SDM yang dibutuhkan ditetapkan, maka rekruitmen adalah langkah untuk memperoleh SDM yang
dibutuhkan tersebut. Spesifikasi SDM yang tepat akan menghasilkan tepatnya sasaran yang dikehendaki untuk dicapai.
Rekruitmen adalah suatu proses pencarian calon karyawan yang mampu melamar karyawan, Hani 2000: 69. Rekruitmen adalah upaya
untuk memperoleh calon karyawan yang sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan dengan dasar perencanaan dari kebutuhan SDM yang telah
commit to user
29
dilakukan sebelumnya. Dengan demikian dapat dipahami akan arti pentingnya suatu perencanaan dalam rekruitmen.
Perencanaan SDM mempunyai manfaat yang penting bagi proses rekruitmen, Sondang 2001: 44 menyebutkan manfaat perencanaan SDM
antara lain adalah : a. Organisasi dapat memanfaatkan SDM yang ada dengan lebih baik
dengan mengetahui kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. b. Dengan perencanaan yang matang, dapat meningkatkan produktifitas
kerja dari SDM yang ada melalui peningkatan disiplin dan ketrampilan. c. Dengan perencanaan yang tepat akan diketahui kebutuhan akan tenaga
kerja pada waktu yang akan datang. d. Dapat memberikan penanganan informasi ketenagakerjaan pada
berbagai hal. e. Dalam perencanaan akan terdapat penelitian secara menyeluruh
mengenai SDM. f.
Rencana SDM yang matang akan menjadi dasar penyusunan program kerja suatu organisasi.
Pada Pemerintah Daerah, perencanaan pegawai disebut Formasi Pegawai Negeri Sipil. Formasi ini digunakan untuk menetapkan jabatan apa
saja yang dibutuhkan dalam rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai
commit to user
30
Negeri Sipil disebutkan bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut dengan formasi adalah jumlah dan susunan pangkat
Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
Setelah formasi disusun oleh Pemerintah Daerah maka langkah berikutnya adalah mengirimkan formasi tersebut kepada Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk disahkan dengan pertimbangan dari kepala Badan Kepegawaian Negara. Hal ini
seperti tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang
Formasi Pegawai Negeri Sipil Pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-masing satuan
organisasi Pemerintah Daerah PropinsiKabupatenKota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara, berdasarkan pertimbangan dari Kepala
Badan Kepegawaian Negara. Sumber-sumber dalam rekruitmen ada beberapa macam, Sondang
2001: 112 menyebutkan bahwa rekruitmen diperoleh dari beberapa sumber yaitu :
commit to user
31
a. Pelamar langsung b. Lamaran tertulis
c. Lamaran dari informasi orang dalam d. Iklan
e. Instansi pemerintahan f.
Perusahaan penempatan tenaga kerja. g. Perusahaan pencari kerja profesional
h. Lembaga pendidikan i.
Organisasi profesi j.
Serikat kerja k. Balai latihan kerja milik pemerintah
Pada unit pemerintahan terdapat acuan bagi pelaksanaan segala kegiatan, baik berupa Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah. Juga
terdapat petunjuk pelaksnaan yang lebih terperinci yang disebut Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan, yang dibuat berdasarkan aturan-aturan
yang mendukung permasalahan terkait. Dalam rekuitmen SDM terdapat mekanisme yang telah ditentukan yaitu melalui proses penerimaan CPNS,
yang dapat diambil dari pelamar umum maupun tenaga honorer yang telah ada di Pemerintah Daerah.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil pasal 1 disebutkan bahwa pengertian
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Dari pengertian tersebut proses rekruitmen pegawai dilakukan
commit to user
32
melalui proses Pengadaan Pegawai Negeri Sipil. Penerimaan CPNS tersebut ditujukan pada pelamar yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang
dibutuhkan dan syarat yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil pasal 6.
Dari sini tampak adanya penerapan dari prinsip-prinsip yang telah disebutkan yaitu proses perencanaan dan rekruitmen. Proses perencanaan
dilakukan dengan mengadakan analisis jabatan, sedangkan rekruitmen dilakukan dengan menerima pelamar umum serta dari karyawan dalam atau
tenaga honorer. Proses rekruitmen menjadi kebijakan dari Pemerintah Daerah untuk
mendapatkan SDM dengan kualitas dan spesifikasi yang dibutuhkan. Proses rekruitmen ini dapat dilaksanakan atau tidak itu merupakan kebijakan
masing-masing daerah, karena hal ini terkait dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dalam proses pelaksanaan rekruitmen
tersebut.
2. Seleksi
Seleksi adalah proses untuk menentukan pelamar yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan organisasi atau pemerintah daerah untuk
memenuhi kebutuhan jabatan yang telah dianalisis sebelumnya. Menurut Hani 2000: 85 proses seleksi adalah rangkaian langkah dimana
memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak, dengan memadukan
commit to user
33
kebutuhan organisasi dengan pelamar yang ada. Sondang 2001: 131 mengemukakan bahwa Proses seleksi memiliki proses spesifik yang diambil
untuk memutuskan pelamar yang mana yang akan diterima dengan menyesuaikan dengan kebutuhan SDM yang ada.
Seleksi memiliki beberapa tahapan untuk mendapatkan keputusan pemilihan dalam Hani 2000: 88 antara lain :
a. Penerimaan pelamar b. Tes tes
c. Wawancara d. Pemeriksaan referensi
e. Evaluasi medis f.
Wawancara penyelia g. Keputusan penerimaan
Pada pemerintah daerah seleksi pegawai yang dibutuhkan dilaksanakan melalui proses Penerimaan CPNS dimana melalui Seleksi
Penerimaan CPNS tersebut, pelamar akan disesuaikan dengan formasi yang telah direncanakan sebelumnya dengan syarat serta kualifikasi yang telah
ditetapkan sebelum menyampaikan lamaran mereka. Melalui Seleksi Penerimaan CPNS diharapkan akan diperoleh calon pegawai yang
dibutuhkan. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil menyebutkan bahwa pengadaan Pegawai
commit to user
34
Negeri Sipil dilakukan mulai perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sampai dengan
pengangkatan Pegawai Negeri Sipil. Dengan pengertian tersebut maka proses seleksi dilaksanakan melalui proses Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.
3. Pengembangan
Setelah SDM yang diperlukan didapat melalui proses seleksi, maka untuk mengawali proses kerja mereka perlu ada proses orientasi. Proses ini
berguna untuk memperkenalkan karyawan-karyawan baru tersebut pada peranan, kedudukan serta tugas mereka dengan organisasi atau karyawan
lainnya Hani, 2000: 104. Proses orientasi ini juga berfungsi untuk mengurangi pegawai baru yang berhenti. Sondang 2001: 156 menyatakan
bahwa dengan proses pengenalan maka jumlah karyawan baru yang minta berhenti akan dapat dikurangi.
Setelah proses orientasi dilewati kadang karyawan masih belum mampu untuk melaksanakan tugas dengan baik, maka akan diperlukan
proses pengembangan pegawai. Meskipun telah melaksanakan orientasi, karyawan memerlukan latihan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.
Latihan tersebut juga dapat diberikan kepada karyawan-karyawan lama untuk merubah kebiasaan jelek dan pola kerja yang kurang sesuai Hani,
2000: 107.
commit to user
35
Sondang 2001: 183 menyebutkan bahwa program pelatihan dan pengembangan memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Pengingkatan produktifitas dengan peningkatan kecermatan dalam melaksanakan tugas, kerjasama yang baik, lancarnya koordinasi dan
kesempatan bawahan untuk berpikir inovatif. b. Hubungan atasan dan bawahan terjalin serasi dengan pendelegasian
wewenang baik teknikal maupun intelektual. c. Proses pengambilan keputusan diambil lebih cepat karena melibatkan
pegawai yang bertanggung jawab secara operasional. d. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja.
e. Mendorong keterbukaan
manajemen dengan
gaya manajerial
partisipatif. f.
Meningkatkan komunikasi yang efektif menuju perumusan kebijakan yang lebih baik.
g. Meningkatkan rasa persatuan dengan penyelesaian konflik secara fungsional.
Dengan proses pengembangan ini maka akan didapat kualitas SDM yang sesuai dengan kebutuhan dari proses pelaksanaan kegiatan Pemerintah
Daerah. Sondang
2001: 187-191
menyebutkan bahwa
proses pengembangan ada beberapa tahapan sebagai berikut :
commit to user
36
a. Analisis Kebutuhan Pemerintahan mengadakan analisis pada masalah masalah apa
saja yang dihadapi. Setelah mengetahui masalah yang dihadapi maka akan diketahui kebutuhan pendidikan, pelatihan atau pengembangan
seperti apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Selain masalah-masalah yang ada saat ini, juga harus dianalisis mengenai
masalah dan tantangan seperti apa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.
Ada beberapa pihak yang terlibat dalam melakukan analisis kebutuhan tersebut. Pihak yang terlibat tersebut adalah Satuan Kerja
yang mengelola SDM tersebut, manajerial dari satuan kerja, para pegawai tersebut.
b. Sasaran Setelah menganalisis kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan
oleh pemerintah, maka perlu untuk ditetapkan sasaran yang akan dituju setelah proses pelatihan atau pelaksanaan program pengembangan
kemampuan dilaksanakan, sehingga dapat dijadikan tolok ukur dalam menentukan kesesuaian pencapaian tujuan dari apa yang telah
direncanakan. Juga dapat untuk dijadikan sebagai bahan untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada program tersebut
dan pelatihan yang dilaksanakan di masa mendatang.
commit to user
37
Dengan sasaran tersebut maka akan dapat ditentukan kondisi yang diinginkan serta dapat menjadikan sebagai standar prestasi kerja
individual dan efektifitas pelaksanaan program Hani, 2000: 109. c. Program
Jika telah ditentukan sasaran yang akan dituju maka langkah berikutnya adalah penentuan program dari pengembangan SDM yang
akan dilakukan. Program tersebut perlu untuk ditinjau relevansinya dengan tujuan pemerintah, sehingga semua kebutuhan satuan kerja dapat
terakomodir dengan pelaksanaan program pengembangan tersebut. Kepentingan yang harus dipenuhi adalah kepentingan unit kerja
yang akan tercermin pada peningkatan kinerja satuan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kepentingan berikutnya yang juga harus terpenuhi
adalah kepentingan pegawai tersebut, yang jika tidak terpenuhi maka akan mengurangi motivasi dalam mengikuti program pengembangan
atau pelaksanaan tugas mereka. d. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip-prinsip tersebut adalah bahwa pogram pengembangan bersifat partisipatif, relevan, pengulangan dan pemindahan pengetahuan,
serta adanya umpan balik dari peserta pelatihan. Dengan makin terpenuhinya prinsip tersebut maka akan semakin efektif pelaksanaan
pelatihan tersebut Hani, 2000: 190.
commit to user
38
Dalam pelaksanaan tahapan pengembangan pada Pemerintah Daerah dapat diwujudkan dengan pelaksanaan berbagai pendidikan dan
pelatihan, seperti : a. Masa Orientasi Pegawai
Dalam tahap ini orientasi awal dilaksanakan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS dalam berbagai bentuk yang sesuai
dengan kebijakan masing-masing daerah. Sebagai contoh adalah yang dilaksanakan pada Pemerintah Kabupaten Madiun yang dinyatakan
dalam Keputusan Bupati Madiun Nomor 188.45320KPTS402.031 2010 tentang Masa Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah Untuk
Formasi Umum Pemerintah Kabupaten Madiun Tahun 2010 bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk Formasi Umum harus
mengikuti masa orientasi sebelum yang bersangkutan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Masa Orientasi ini adalah pelaksanaan pendidikan dasar materi Kepegawaian Umum bertempat di Gedung Diklat dan dilanjutkan
kegiatan lapangan di desa-desa untuk mendukung misi “Pengentasan Kemiskinan” Kabupaten Madiun. Di daerah lain juga terdapat
pelaksanaan orientasi yang dapat berupa pelaksanaan pendidikan materi dasar pengenalan kepegawaian serta kesamaptaan bagi CPNS baru.
commit to user
39
Setelah masa orientasi awal bagi CPNS tersebut dilaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan bagi Calon PNS yang baru
diterima. b. Pendidikan Pelatihan Pegawai
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil pasal 4 disebutkan jenis Diklat sebagai berikut : 1 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Diklat Prajabatan wajib untuk diikuti oleh semua CPNS. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 7 disebutkan bahwa Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk
memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,keperibadian dan etika PNS, disamping pengetahuan
dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas
dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Dalam pasal 5 disebutkan jenis-jenis Diklat prajabatan terdiri dari :
a Diklat Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I; b Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II;
c Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III.
commit to user
40
2 Pendidikan dan Pelatihan Dalam Jabatan a Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Bagi PNS yang akan atau telah menduduki suatu jabatan struktural dan telah memenuhi persyaratan maka diberikan
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan. Dengan perencanaan karier yang tepat maka jenjang karir pegawai dapat disusun
dengan tepat sesuai kebutuhan dari pemerintah tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
101 Tahun 2000 tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 9 disebutkan bahwa Diklat
kepemimpinan yang selanjutnya disebut Diklatpim dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur
pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Dalam Pasal 10 disebutkan Diklatpim terdiri dari :
1 Diklatpim Tingkat IV adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon IV.
2 Diklatpim Tingkat III adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon III.
3 Diklatpim Tingkat II adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon II.
4 Diklatpim Tingkat I adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon I.
commit to user
41
b Pendidikan Pelatihan Fungsional Diklat Fungsional diikuti oleh Peserta yang akan atau
telah menduduki Jabatan Fungsional tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 11 disebutkan bahwa Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing.
c Pendidikan Pelatihan Teknis Diklat Pelatihan Teknis diikuti oleh PNS yang
membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugasnya. Pada pasal 12 dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil disebutkan Diklat Teknis
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS.
Pada bidang tertentu diperlukan pendidikan dan pelatihan tertentu yang disesuaikan dengan bidang masing-masing unit
kerja. Seperti Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa bagi PNS yang terkait dengan Pengadaan Barang dan Jasa,
atau Pendidikan dan Pelatihan Pelayanan Publik bagi Unit Pelayanan Umum.
commit to user
42
3 Workshop dan Seminar Pendidikan dan Pelatihan yang tidak termasuk pendidikan
kepemimpinan, fungsional maupun teknis dilaksanakan melalui workshop atau seminar. Salah satu contoh workshop yang dilakukan
Pemerintah Kabuapten Madiun adalah adalah Pelaksanaan Pelatihan ESQ, dimana pelatihan semacam ini dilakukan untuk membentuk
mental spiritual PNS.
4. Pemeliharaan
SDM yang telah didapat perlu untuk dilakukan proses pemeliharaan agar karyawan terebut dapat bekerja sesuai dengan rencana awal satuan
kerja. Pemeliharaan tersebut dapat berupa kompensasi atau layanan karyawan lainnya yang diberikan oleh satuan kerja pada SDM yang ada di
unit mereka. Kompensasi adalah imbalan yang diberikan pada karyawan sebagai
penghargaan atas hasil kerja mereka yang diberikan oleh unit kerja. Kompensasi memiliki tujuan antara lain sebagai berikut :
a. Berupaya untuk memperoleh SDM yang berkualitas dengan imbalan kompensasi yang sesuai
b. Mempertahankan karyawan yang ada dengan memberikan kompensasi yang kompetitif.
commit to user
43
c. Menjamin keadilan serta konsestensi internal dalam penentuan kompenssi yang tepat
d. Mendorong perilaku dan etos kerja yang baik e. Mengendalikan biaya dengan upaya untuk mendapatkan karyawan dan
mempertahankan karyawan dengan biaya yang ideal f. Memenuhi legalitas administrasi.
Selain kompensasi secara materi juga ada kompensasi secara immateri seperti layanan-layanan yang diberikan pada karyawan. Layanan
tersebut dapat berupa layanan kesehatan, fasilitas perumahan atau konseling finansial dan layanan-layanan lainnya.
5. Penggunaan
a. Perencanaan karier Dalam penggunaan SDM yang telah didapatkan melalui
rekruitmen maka perlu adanya perencanaan karier yang tepat. Hal ini dilakukan agar karyawan bisa memanfaatkan kesempatan karier dan
personalia dapat melakukan penyusunan staf dengan lebih efisien dan efektif. Perencanaan karier dapat berupa perencanaan jangka panjang
mengenai suatu jabatan dan arah jabatan tersebut di masa yang akan datang.
commit to user
44
b. Audit personalia Audit personalia adalah upaya untuk mengevaluasi kegiatan-
kegiatan yang dilakukan personalia pada suatu unit kerja. Menurut Hani 2000 audit personalia adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan di
suatu organisasi untuk kegiatan personalia yang mencakup suatu departemen atau perusahaan secara keseluruhan, untuk mendapatkan
umpan balik tentang fungsi personalia bagi manajer operasional dan departemen personalia.
C. Kualitas SDM PNS
Syaiful 2002: 61 mengemukakan bahwa Kualitas SDM pada aparatur pemerintahan dapat dilihat melalui indikator sebagai berikut :
1. Dimensi tingkat pengetahuan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas, indikatornya adalah :
- Pendidikan formal terakhir
- Pengalaman kerja yang dimiliki
2. Dimensi sikap dalam pelaksanaan tugas, indikatornya adalah : -
Kejujuran dalam melaksanakan tugas -
Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas 3. Dimensi keterampilan dalam pelaksanaan tugas, indikatornya adalah :
- Kesetaraan kursus
- Pelatihan
- Penataran
commit to user
45
Penjelasan masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Ki Hajar Dewantoro dalam Wardiah 2008: 5 berpendapat bahwa pendidikan bertujuan untuk membentuk serta meningkatkan kemampuan
manusia yang mencakup cita, rasa dan karsa, dimana ketiga kemampuan tersebut harus dikembangkan secara bersama-sama secara seimbang untuk
membentuk manusia seutuhnya. Pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM
yang berkualitas dan kompetitif Gunadarma, 2010. Pendidikan akan memberikan pengetahuan yang diperlukan SDM. Pengetahuan juga dapat
diperoleh melalui sarana selain pendidikan seperti pengalaman yang diperoleh selama menjalankan tugas atau pekerjaan. Pentingnya kualitas sumber daya
manusia SDM perlu ditekankan sebagai respon dalam menyikapi perubahan yang ada, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk peningkatan dan
pengambangan SDM. Peranan ilmu pengetahuan menjadi makin penting seiring dengan perubahan yang terjadi, karena hanya dengan pengetahuan
semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Gunadarma 2010 menyebutkan aset pengetahuan pada manusia mencakup :
a. Pengalaman Pegawai b. Keterampilan pegawai
c. Hubungan personal
commit to user
46
Menurut Davenport dalam Gunadarma 2010 Pengetahuan merupakan perpaduan dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, dan
kepakaran yang memberikan kerangka berfikir untuk menilai dan memadukan pengalaman dan informasi baru. Pengetahuan berbeda dengan informasi.
Informasi akan menjadi pengetahuan bila terjadi proses-proses seperti pembandingan, konsekuensi, penghubungan, dan perbincangan. Pengetahuan
dibagi ke dalam empat jenis yaitu : a. Pengetahuan tentang sesuatu.
b. Pengetahuan tentang mengerjakan sesuatu. c. Pengetahuan menjadi diri sendiri.
d. Pengetahuan tentang cara bekerja dengan orang lain. Sedang tingkatan pengetahuan dapat dibagi tiga yaitu :
a. Mengetahui bagaimana melaksanakan. b. Mengetahuai bagaimana memperbaiki.
c. Mengetahui bagaimana mengintegrasikan, Gunadarma 2010 Hellriegel dan Slocum dalam Wardiah 2008 menyatakan bahwa staf
perlu diberikan pengembangan dengan cara memberikan pendidikan tambahan yang akan mendukung serta menambah kemampuan staf, juga dengan
melakukan pembimbingan, rotasi kerja, rapat evaluasi ataupun problem solving cycle, guna meningkatkan kinerja yang akan dihasilkan.
Selain dari pengetahuan yang dimiliki SDM, pengalaman adalah faktor yang berpengaruh pula dalam menghasilkan kinerja. Pengalaman
commit to user
47
adalah akumulasi dari pengetahuan yang timbul melalui proses adaptasi dan akumulasi dalam menjalankan sesuatu, sehingga menjadi kristalisasi
pengetahuan Krafft dalam Widodo, 2009. Pengalaman juga merupakan aset stratejik yang berpengaruh dalam kinerja sumber daya manusia Rajagopalan
dalam Widodo, 2009. Dengan pemaksimalan perilaku dan pengalaman akan memberikan pengaruh dalam upaya peningkatan kinerja Jaramillo dalam
Widodo, 2009.
2. Sikap
Sikap adalah kelompok keyakinan atau perasaan yang melekat pada objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut
dengan cara tertentu Calhoun dan Acocela dalam Dewi, 2007: 25. Krech, crutchfield dan ballachey dalam Dewi 2007: 25 menyatakan ada tiga
komponen dalam sikap yaitu a. Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah kepercayaan seseorang terhadap obyek sikap. b. Komponen Perasaan
Komponen perasaan menunjukkan emosionalitas terhadap objek, serta terdapat manifestasi fisiologis yang dapat diukur secara eksperimen.
c. Kecenderungan tindakan Kecenderungan tindakan adalah kecenderungan tindak seseorang baik
positif maupun negatif
commit to user
48
Djamil 2002: 61 menyatakan bahwa indikator pelaksanaan tugas adalah melalui kejujuran dan disiplin. Berikut pengertian dari kejujuran dan
disiplin. a. Kejujuran
Menurut Kamus Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian jujur adalah lurus hati, tidak berbohong berkata apa adanya, tidak curang.
Kejujuran dalam pekerjaan adalah pelaksanaan pekerjaan dengan tidak melanggar peraturan, tidak bohong dalam melaksanakan tugastugasnya
dan apa adanya dalam melaksanakan dan melaporkan hasil tugas. b. Disiplin
Lembaga Ketahanan Nasional Lemhannas dalam Harning 2005: 15 menyebutkan bahwa disiplin dapat dipahami dalam kaitannya
dengan : 1 Latihan yang memperkuat dalam upaya untuk menghasilkan
pengendalian diri dan kebiasaan patuh. 2 Pelaksanaan koreksi serta sanksi dalam pelaksanaan tata tertib. Bagi
lembaga yang telah memiliki tata tertib yang baik maka peraturan dapat dilaksanakan dengan baik, karena jika ada pelanggaran yang
terjadi akan ditindak lanjtui dengan koreksi dari kesalahan atau pemberian sanksi.
3 Pengendalian ketertiban dan keteraturan adalah hal yang diwujudkan melalui sikap disiplin.
commit to user
49
4 Adanya sistem tata laku yang mengikat suatu kelompok masyarakat. Peraturan yang ada dibuat untuk mengatur hubungan masyarakat
yang ada. Menurut Gerakan Disiplin Nasional dalam Harning 2005: 17
menyatakan bahwa disiplin adalah suatu alat guna menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok
masyarakat. Disiplin berarti hukuman atau sanksi yang berbobot mengatur dan mengendalikan perilaku. Disiplin juga merupakan upaya
mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata
tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya Rachman dalam Harning, 2005: 18. Disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk dari proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan
dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui
keluarga, pendidikan dan pengalaman Soegeng dalam Harning, 2005: 18.
Menurut Tulus dalam Harning 2005: 20 unsur-unsur disiplin adalah :
1 Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.
commit to user
50
2 Pengikutan dan ketaatan tersebut muncul karena adanya kesadaran bahwa suatu hal tersebut berguna bagi kebaikan dan keberhasilan
dirinya. Disiplin dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
3 Sebagai alat pendidikan yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-
nilai yang ditentukan atau diajarkan. 4 Hukuman atau sanksi diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang
berlaku guna mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
5 Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman. Tulus dalam Harning 2005: 22 menyebutkan fungsi disiplin
adalah : 1 Menata Kehidupan Bersama
Fungsi disiplin adalah guna mengatur tata kehidupan manusia sehingga hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi
baik dan lancar. 2 Membangun Kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
commit to user
51
3 Melatih Kepribadian Proses untuk membentuk kepribadian yang baik dan disiplin
dilakukan melalui latihan. 4 Pemaksaan
Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat, dan bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin
dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. 5 Hukuman
Ancaman sanksihukuman penting dalam memberi dorongan dan kekuatan bagi untuk mentati peraturan.
6 Menciptakan Lingkungan yang Kondusif Implementasi suatu diisplin pada peraturan akan menciptakan
lingkungan yang kondusif. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan danatau peraturan
kedinasan, yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. PNS wajib mentaati peraturan dan prosedur yang ada serta tidak
lepas dari hak dan kewajiban sebagai Pengawai Negeri Sipil.
commit to user
52
3. Keterampilan
Keterampilan sebagai nilai tambah bagi kemampuan SDM untuk meningkatkan kualitas kinerja yang dihasilkan. Keterampilan PNS dalam
memberikan hasil kinerja yang optimal didukung oleh pelatihan-pelatihan yang telah diikuti baik itu sebelum menjadi PNS maupun setelah menjadi
PNS. Pelatihan yang dapat diterima oleh PNS sebelum menjadi PNS
antara lain adalah Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang memberikan dasar keterampilan sebagai PNS. Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 7 disebutkan bahwa Diklat Prajabatan
dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, keperibadian dan etika PNS, disamping pengetahuan
dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai
pelayan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan bagi PNS antara lain adalah Diklat
Kepemimpinan untuk PNS yang akan atau telah menjabat akan suatu jabatan tugas tertentu, Diklat Fungsional yang bertujuan untuk memberikan
kompetensi akan suatu jabatan fungsi tertentu dan Diklat Pelatihan Teknis yang berguna untuk meningkatkan kemampuan teknis tertentu yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas.
commit to user
53
Dalam penulisan penelitian ini Kualitas Sumber Daya Manusia PNS di Pemerintah Kabupaten Madiun ditentukan melalui indikator sebagai berikut :
1 Dimensi Pengetahuan yang dimiliki PNS, indikatornya adalah : -
Pendidikan Formal -
Pengalaman Kerja 2 Dimensi Sikap PNS, indikatornya adalah :
- Kejujuran dalam pelaksanaan tugas
- Disiplin dalam pelaksanaan tugas
3 Dimensi Ketrampilan yang dimiliki PNS, indikatornya adalah : -
Pelatihan yang telah diikuti
D. Kinerja Pemerintahan
Pemerintahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. dalam perundangan tersebut diatur mengenai pelaksanaan Otonomi Daerah yang tepat, maka diperlukan pengukuran kinerja yang berdasar
pada pelaksanaan Pemerintahan dalam Otonomi Daerah tersebut. Kinerja SDM merupakan isilah yang berasal dari kata Job Performance
atau Actual Performance adalah prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Definisi kinerja karyawan menurut Mangkunegara dalam
Sutisna 2010 adalah suatu perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta
commit to user
54
tenaga kerja per satuan waktu dan produktifitas sering dihubungkan dengan output, efisiensi dan efektifitas. Mangkunegara dalam Sutisna 2010
mengartikan kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Yasnimar 2004: 10 menyatakan bahwa Kinerja adalah penampilan hasil karya SDM dalam suatu
organisasi. Kinerja tersebut dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja SDM, tidak hanya yang memangku jabatan fungsional maupun
struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran SDM di dalam suatu organisasi. Seymour dalam Widodo 2009 menyebutkan bahwa menurut kinerja
merupakan tindakan-tindakan sebagai pelaksanaan tugas yang terukur, sedangkan menurut Byars dalam widodo 2009 kinerja adalah derajat
penyelesaian tugas yang menyertai pekerjaan seseorang dan merefleksikan pemenuhan permintaan pekerjaan tersebut oleh pihak yang melaksanakan, berupa
hasil kualitatif dan kuantitatif. Kinerja pemerintah didefinisikan sebagai hasil berupa kualitas dan kuantitas yang dicapai Pemerintah dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang dimiliki. Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya SDM dalam suatu
organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakekatnya penilaian kinerja sebagai wujud evaluasi dari penampilan kerja. Bila pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan atau melebihi uraian pekerjaan, hal ini berarti pekerjaan itu berhasil dikerjakan dengan baik. Sebaliknya bila penilaian kinerja menunjukkan hasil di
commit to user
55
bawah uraian pekerjaan, berarti dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut kurang baik. Penilaian kinerja didefinisikan sebagai proses formal yang dilakukan untuk
mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja pegawai dan memberikan umpan balik untuk kesesuaian tingkat kinerja Yasnimar, 2004: 10.
Kinerja Pemerintahan terkait dengan peran sebagai pelaku Administrasi Pembangunan. Menurut Sondang 2001: 5 proses administasi pembangunan
adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu negara atau bangsa untuk tumbuh, berkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalam keseluruhan
segi kehidupan dan penghidupan Negara Bangsa yang bersangkutan dalam upaya untuk mencapai tujuan akhirnya. Dalam proses administrasi pembangunan
pemerintah berfungsi untuk menjabarkan strategi pembangunan nasional menjadi suatu rencana pembangunan, baik dalam kepentingan untuk jangka panjang,
menengah maupun pendek. Pemerintah juga harus meningkatkan kepedulian dan partisipasi kelompok-kelompok masyarakat dengan cara meningkatkan iklim
yang kondusif bagi hal tersebut Sondang, 2001: 49. Pemerintah harus menjadi instrumen yang handal, tangguh dan
profesional untuk melaksanakan peranannya dalam melaksanakan keputusan elite politik yang telah dirumuskan dan ditentukan. Maka dalam hal ini dapat
menggunakan indikator efektifitas Pelaksanaan Otonomi Daerah antara lain perumusan masalah, pemilihan alternatif pelaksanaan tugas, kejelasan peraturan
daerah, kesesuaian pelaksanan pelayanan dan kesesuaian hasil pelayanan Djamil, 2002: 61. Karena dengan indikator tersebut maka akan dapat menilai
commit to user
56
kehandalan, ketangguhan serta profesionalisme pemerintah sebagai elite adminsitrasi.
Pemerintah sangat berperan dalam pembangunan nasional. Peran tersebut antara lain :
a. Peran sebagai Stabilisator Pemerintah berperan sebagai stabilisator karena pada negara yang
terbelakang memiliki situasi politik, ekonomi, sosial budaya, juga pertahanan dan keamanan yang labil. Dan Indonesia termasuk negara
berkembang yang tidak jauh dari kondisi tersebut. b. Peran selaku Inovator
Pemerintah diharapkan mampu untuk menjadi sumber bagi hal-hal baru dalam inovasi temuan, metode, sistem dan acra berpikir yang baru.
c. Peran selaku Modernisator Dengan pembangunan pemerintah dapat mewujudkan negara yang
modern, dalam arti mandiri, kuat dan sederajat dengan negara lain. Hal ini dapat dicapai dengan peningkatan kemampuan penguasan ilmu pengetahuan
dan tekonologi, manajerial, pengolahan sumber daya, pendidikan yang handal, kukuhnya landasan politik demokratis, visi dan misi yang dituju.
d. Peran selaku Pelopor Pemerintah harus mampu menerapkan inovasi dalam tubuh
pemerintahan itu sendiri, maka dengan penerapan inovasi ersebut pemerintah dapat menjadi pelopor dan penutan bagi seluruh masyarakat.
commit to user
57
e. Peran selaku Pelaksana Sendiri Pelaksanaan pembangunan merupakan tanggung jawab nasional dan
bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi karena terdapat beberapa pertimbangan vital terkait rakyat maka pemerintah dapat berperan
sebagai pelaksana sendiri, Sondang 2001: 142-150. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional pemerintah juga berdasar
pada kebijakan publik. Pembangunan nasional tidak terlepas dari kebijakan publik yang telah dibuat, sehingga diperlukan analisa kebijakan publik yang
memiliki pengertian mencakup produksi pengetahuan mengenai kebijaksanaan dan prosesnya yang berguna untuk menyediakan informasi yang berguna dalam
memikirkan kemungkinan pemecahan masalah Dunn, 2002: 21. Juga merupakan penggunaan metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan
informasi yang relevan dengan kebijaksanaan yang digunakan untuk memecahkan masalah – masalah yang ada Dunn, 2002: 29. Kebijakan tersebut
diawali dengan perumusan masalah dilanjutkan dengan peliputan dan peramalan, kemudian adalah proses evaluasi dari pelaksanaan kebijakan tersebut dengan
rekomendasi alternatif pengembangan dan disimpulkan secara praktis, Dunn 2002: 36.
Hasil kinerja
pemerintah dalam
melaksanakan administrasi
pembangunan beserta pelaksanaan peran-peran pemerintah. Hasil kinerja akan
commit to user
58
memberikan tingkat kepuasan akan hasil yang telah diwujudkan. Menurut Lopez dalam Widodo 2009 terdapat korelasi dengan tingkat signifikansi yang tinggi
antara kinerja dengan kepuasan, dimana kinerja dapat diukur dengan penilaian perilaku mendasar meliputi :
1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja
3. Pengetahuan tentang pekerjaan 4. Pendapat yang disampaikan
5. Perencanaan kerja Kaho dalam Syaiful 2002: 60 menyebutkan bahwa indikator dari
pelaksanaan Otonomi Daerah adalah merujuk kepada hal-hal sebagai berikut : 1. Manusia pelaksananya harus baik, sebagai faktor utama dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dapat dilihat dengan indikator : mentalitasmoralnya baik dalam arti jujur, mempunyai sifat bertanggung
jawab yang tinggi dalam pekerjaannnya serta memiliki kecakapan dan kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Memiliki sumber pendapatan dan mampu untuk menginventarisir serta mengelola sumber-sumber keuangan yang ada sesuai dengan tujuan dan
peraturan yang berlaku. 3. Memiliki cukup peralatan yang dapat dipakai untuk menunjang kelancaran
kegiatan pemerintahan secara efektif, efisien dan praktis. 4. Memiliki organisasi dan manajemen yang baik dalam pengelolaannya.
commit to user
59
Syaiful 2002: 61 mengemukakan bahwa indikator efektivitas pelaksanaan Otonomi Daerah adalah :
1. Dimensi penafsiran maksud otonomi, indikatornya adalah : a. Kemampuan perumusan masalah
b. Kemampuan pemilihan alternatif c. Implimentasi dan evaluasi
2. Dimensi Akuntabilitas pengelolaan dan kewenangan daerah, indikatornya adalah : kejelasan peraturan pengelolaan dan kewenangan daerah.
3. Dimensi ketepatan pelayanan umum Otonomi Daerah, indikatornya adalah : a. Kesesuaian pelaksanaan tugas pelayanan
b. Kesesuaian hasil pelayanan Dengan mengintegrasikan pendapat Lopez dalam Widodo 2009, Kaho
dan Syaiful 2002: 61 maka kinerja dapat ditentukan melalui indikator sebagai berikut :
1. Dimensi penafsiran maksud otonomi sebagai perwujudan pengetahuan tentang pekerjaan dan wujud pendapat serta upaya akan penyelesaian
masalah sebagai tindak lanjut dari perintah yang diberikan dengan indikator : a. Kemampuan perumusan masalah
b. Kemampuan pemilihan alternatif c. Implimentasi dan evaluasi
commit to user
60
2. Dimensi akuntabilitas pengelolaan dan kewenangan daerah sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan serta wujud dari gambaran rencana pekerjaan
dengan indikator : kejelasan peraturan pengelolaan dan kewenangan daerah. 3. Dimensi ketepatan pelayanan umum Otonomi Daerah sebagai perwujudan
kuantitas dan kualitas kerja dengan indikator : a. Kesesuaian pelaksanaan tugas pelayanan
b. Kesesuaian hasil pelayanan
E. Penelitian Terdahulu