Latar belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pemerintahan memiliki berbagai unit satuan kerja yang terdiri dari susunan PNS yang mendukung pelaksanaan pemerintahan. Tiap-tiap unit satuan kerja tersebut memiliki tugas pokok fungsi masing-masing yang berguna untuk mewujudkan visi dan misi pemerintahan. Unit kerja tersebut atau yang disebut Satuan Kerja Perangkat Daerah pada pemerintahan akan berjalan dengan berkesinambungan satu sama lainnya sesuai dengan arahan dari pemegang wewenang dari pemerintahan tersebut. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 14 menyebutkan urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan,. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik Pasal 1 Undang-undang nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Maka sesuai dengan pengertian tersebut maka pemerintah perlu untuk memberikan suatu bentuk pelaksanaan pemerintahan yang terstruktur dan terorganisir secara administratif commit to user 14 dengan baik. Pelaksanaan pemerintahan tersebut juga dapat berupa memberikan suatu bentuk layanan publik pada masyarakat. Peran strategis SDM dalam organisasi dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya manusia dapat memberikan nilai tambah added value sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kualitas dari SDM ini sebagai competitive advantage dari unit kerja Bank, 2008. Sumber Daya Manusia sebagai tenaga kerja merupakan faktor penting dalam proses kinerja suatu organisasi. Hal ini juga berlaku dalam organisasi pada sistem Pemerintahan. Sumber daya manusia yang berkualitas dengan kuantitas yang tepat akan memberikan optimalisasi sumber daya manusia dalam pelaksanaan kinerja. Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja sebagai sumber daya yang sangat penting kontribusinya pada tujuan-tujuan organisasi dan untuk digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat Jusuf, 2001: 3. SDM perlu untuk dicocokkan dengan kebutuhan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktifitas, sehingga penempatan SDM sesuai dengan kebutuhan aktifitas unit tersebut baik dalam kualitas maupun kuantitasnya Riswanto, 2010. Dalam prinsip ekonomi, tentunya pengalokasian sumber daya yang digunakan dalam proses harus sesuai dengan prinsip efisiensi dan efektivitas, sehingga semua tujuan proses pelayanan tercapai dengan optimal tanpa adanya sumber daya yang digunakan dengan percuma. Penempatan commit to user 15 alokasi sumber daya manusia dalam menunjang pelaksanaan pemerintahan hendaknya dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan beban kerja. Pemerintah Daerah dalam menentukan kebutuhan PNS, baik kualitas maupun kuantitas, melalui prosedur peraturan yang telah ada. Kebutuhan tersebut terwujud dalam susunan formasi Pegawai Negeri Sipil, yang digunakan untuk menetapkan formasi jabatan apa saja yang dibutuhkan dalam rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut dengan formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu. Dengan susunan formasi ini maka kualitas dan kuantitas yang diperlukan Pemerintah Daerah dapat diproyeksikan. Kualitas yang diperlukan telah disusun berdasarkan kebutuhan tiap unit kerja berikut tingkat pendidikan dan kualifikasi lain yang diperlukan. Dalam menjalankan Pemerintahan diperlukan SDM dengan kuantitas yang tepat untuk pelaksanaan kinerja yang ideal. Tetapi dalam kenyataannya terdapat batasan untuk jumlah SDM yang dapat dialokasikan pada Pemerintah Kabupaten Madiun yaitu faktor anggaran. Hal ini seperti tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-masing satuan organisasi commit to user 16 Pemerintah Daerah ProvinsiKabupatenKota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara, berdasarkan pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pemerintah Pusat memberikan batasan dengan memberikan persetujuan terhadap alokasi jumlah pegawai yang dibutuhkan Pemerintah Kabupaten Madiun untuk tiap tahunnya. Hal ini terkait dengan kekuatan APBN untuk alokasi biaya gaji untuk Pegawai Negeri. Dengan demikian langkah yang mungkin dapat dioptimalkan adalah berupa kebijakan pengelolaan terhadap kualitas SDM pada Pemerintah Kabupaten Madiun baik untuk penyusunan kebutuhan pegawai maupun pengembangan bagi PNS. Pemerintahan memerlukan SDM yang berkualitas untuk pelaksanaan kinerja yang ideal. Pada posisi-posisi tertentu diperlukan kualitas SDM yang tepat. SDM tersebut tidak harus dengan kualitas yang maksimal atau paling baik tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan yang ada, sehingga penggunaan tiap SDM akan efektif dan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan pada posisi-posisi yang ada pada suatu unit kerja. Selain itu sumber daya manusia pelaksana tugas harus baik, karena sebagai faktor penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Sikap mentalitasmoralnya yang baik berarti jujur, mempunyai sifat bertanggung jawab yang tinggi dalam pekerjaannnya, dan memiliki kecakapan dan kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan, Kaho dalam Syaiful 2002: 17. Kualitas SDM tidak hanya didasarkan pada pendidikan SDM tersebut saja tetapi juga kualitas diri dan keterampilan dari tiap-tiap SDM tersebut. Kualitas pendidikan commit to user 17 termasuk pada kategori pengetahuan sedangkan kualitas diri tersebut antara lain adalah sikap dan perilaku. Juga ada faktor ketrampilan pendukung yang diperlukan PNS untuk menunjang kinerja mereka sesuai dengan tugas pokok fungsi yang dimiliki. Masyarakat menganggap bahwa birokrasi kurang berkualitas karena kurang efisien dan lamban dalam memberikan pelayanan I Gede, 2006: 1. Untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat madani adalah dengan PNS yang mandiri dan profesional yang berorientasi pada kebutuhan masyarakatnya. Kemandirian yang ditandai profesionalisme khas PNS, yang menjamin tidak akan ada lagi intervensi terhadap tugas-tugas utamanya yaitu pelayanan publik Bambang, 2009: 2. Kenyataan yang terjadi adalah pengalokasian sumber daya sudah berdasar pada prinsip efektif dan efisiensi tetapi kinerja yang didapat belum optimal dan pelayanan yang diberikan belum maksimal, yang akan terproyeksi pada kurang optimalnya kinerja pemerintahan. Secara prinsip pengelolaan SDM, PNS yang telah ada sudah teralokasikan dengan tepat, baik pada kualitas maupun kuantitas. Hasil kinerja belum tentu sesuai dengan yang diharapkan walaupun telah tersedia SDM yang berkualitas. Hal ini sangat mungkin terjadi pada instansi pemerintahan karena adanya berbagai hal yang mempengaruhi kinerja tersebut. Banyak faktor eksternal yang membuat bias pelaksanaan ketetapan peraturan serta keputusan Pemerintah Daerah maupun peraturan dan keputusan Pemerintah Pusat, mengakibatkan kualitas SDM yang baik belum tentu dapat memberikan kinerja yang tepat sesuai sasaran awal. Idealitas hasil commit to user 18 kerja SDM yang berkualitas belum tentu sesuai dengan harapan. Hal ini tentunya akan menimbulkan pertimbangan tersendiri bagi Pejabat Pembina Kepegawaian untuk mengatur proporsi kualitas dan kuantitas yang tepat pada suatu unit kerja pada pemerintah daerah. Hasil kerja dari SDM berkualitas pada posisi yang tepat akan membawa hasil kinerja yang baik. Berikut adalah gambaran untuk rincian jabatan PNS yang ada pada Pemerintah Kabupaten Madiun adalah : Jenis Jabatan Jumlah Persentase Tenaga Struktural 733 7,2 Tenaga Guru 5.630 55 Tenaga Kesehatan 1.134 11,1 Tenaga Teknis 2.731 26,7 Jumlah 10.228 100 Tabel diatas menunjukkan komposisi PNS pada Kabupaten Madiun dimana terbanyak adalah dari Tenaga Guru diikuti Tenaga Teknis dan berikutnya Tenaga Kesehatan. Sedangkan untuk Tenaga Struktural sebagai posisi manajerial adalah sejumlah 7,2 dari keseluruhan PNS. Dengan komposisi PNS seperti pada tabel, maka kualitas pendidikan tinggi, kualitas diri SDM yang baik serta keterampilan yang memadai akan memberikan hasil kinerja yang baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatan. Tetapi hasil kinerja juga akan dipengaruhi faktor lain di luar hal tersebut. SDM Tabel 1.1 Data PNS Rincian per Jabatan di Kabupaten Madiun Sumber : Daftar Urut Kepangkatan PNS Pemerintah Kabupaten Madiun per 31 Desember 2010 commit to user 19 dengan kualitas dan kuantitas yang tepat diharapkan akan menghasilkan kinerja yang baik. Tetapi kenyataan yang terjadi belum tentu menghasilkan kinerja yang optimal. Sehingga perlu untuk melihat bahwa apakah terdapat hubungan antara kualitas SDM dengan kinerja Pemerintah Daerah, sehingga disusun penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Kualitas SDM PNS dan Kinerja Pemerintah Kabupaten Madiun“.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pelatihan dan Pengembangan SDM Untuk Meningkatkan Kinerja PNS pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara

0 29 62

Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Daerah Studi Kasus pada Pemerintah Daeah Kabupaten Tobasa

2 34 104

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PNS

3 24 110

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Terhadap Pemerintah Kota Dan Kabupaten Madiun, Maget

0 2 16

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Terhadap Pemerintah Kota Dan Kabupaten Madiun, Magetan, Ponorogo, Dan Ngawi).

0 1 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Terhadap Pemerintah Kota Dan Kabupaten Madiun, Maget

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Hubungan Antara Iklim Organisasi Dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Kabupaten Boyolali.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DI KABUPATEN BOYOLALI Hubungan Antara Iklim Organisasi Dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Kabupaten Boyolali.

0 1 18

SISTEM INFORMASI PENGHARGAAN KINERJA PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN.

0 0 6

POB SDM 018 cuti pns

0 0 11