b. Untuk melihat karakteristik penderita PPOK berdasarkan spirometri di RSUP H. Adam Malik
c. Untuk menilai kualitas hidup penderita PPOK sebelum menjalani program rehabilitasi paru
d. Untuk menilai kapasitas fungsional penderita PPOK sebelum menjalani program rehabilitasi paru
e. Untuk menilai pengaruh program rehabilitasi paru terhadap kualitas hidup penderita PPOK
f. Untuk menilai pengaruh program rehabilitasi paru terhadap kapasitas fungsional penderita PPOK
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup
penderita PPOK di RSUP H. Adam Malik Medan setelah mengikuti program rehabilitasi paru yang dinilai dengan CAT
1.4.2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman peneliti dalam melaksanakan Program Rehabilitasi Paru pada penderita PPOK dalam hal menunjang penatalaksanaan
pada penderita PPOK 1.4.3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data sekunder untuk
penelitian PPOK lebih lanjut 1.4.4. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi
pendidikan dan pihak RSUP H. Adam Malik Medan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan melalui program rehabilitasi
paru.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK
Menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease GOLD definisi PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah penyakit paru yang dapat
dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang beracunberbahaya, disertai efek ekstraparu yang berkontribusi terhadap derajat berat penyakit.
1
Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT dari waktu ke waktu
tampak bahwa sekitar sepertiga morbiditas dan mortalitas di Indonesia adalah penyakit paru, termasuk didalamnya PPOK. Pada Survei Kesehatan Rumah
Tangga Departemen Kesehatan Republik Indonesia SKRT 1992, PPOK bersama asma bronkial menduduki peringkat ke-6 dari sepuluh penyebab tersering
kematian di Indonesia. Pada SKRT 1995 menduduki peringkat kelima. Diperkirakan di Indonesia terdapat 4,8 juta penderita PPOK dengan prevalensi
5,6.
16
Diperkirakan jumlah penderita PPOK sedang hingga berat Asia tahun 2006 mencapai 56,6 juta penderita dengan prevalens 6,3. Angka prevalens
berkisar 3,5-6,7 seperti di Cina dengan angka kasus mencapai 38,160 juta jiwa, Jepang sebanyak 5.014 juta jiwa dan Vietnam sebesar 2.068 juta jiwa. Di
Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta penderita dengan prevalens 5,5. Angka ini bisa meningkat dengan makin banyaknya jumlah perokok karena 90
Universitas Sumatera Utara