sedikit ke depan sehingga memberi kesempatan luas kepada otot dinding perut untuk berkontraksi, sehingga menimbulkan tekanan intratorak. Tungkai bawah
fleksi pada paha dan lutut, lengan menyilang di depan perut. Penderita diminta menarik napas melalui hidung, kemudian menahan napas sejenak, disusul batuk
dengan mengkontraksikan otot-otot dinding perut serta badan sedikit membungkuk ke depan. Cara ini diulangi dengan satu fase inspirasi dan dua tahap
fase ekspulsi. Latihan diulang sampai penderita menguasai. Penderita yang mengeluh sesak napas saat latihan batuk, diistirahatkan dengan melakukan Iatihan
pernapasan diantara latihan batuk.
36
2.3.5. Terapi Fisik Dada
Timbunan sekret yang sangat kental jika tidak dikeluarkan akan menyumbat saluran napas dan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan
kuman. Infeksi mengakibatkan radang yang menambah obstruksi saluran napas. Bila berlangsung terus sehingga mengganggu mekanisme batuk dan gerakan
mukosilier, maka timbunan sekret merupakan penyulit yang cukup serius. Terapi fisik fisioterapi dada ditujukan untuk melepaskan dan membantu menggerakkan
sekret dan saluran napas kecil ke trakea, dapat dilakukan dengan cara drainase postural, perkusi dinding dada, vibrasi menggunakan tangan manual atau dengan
bantuan alat mekanik. Perkusi dengan vibrasi cepat, ketukan dengan telapak tangan clapping, atau memakai rompi perkusi listrik serta latihan batuk akan
memperbaiki mobilisasi dan klirens sekret bronkus dan fungsi paru terutama pada penderita PPOK dengan produksi sputum yang meningkat 30 ml hari.
Drainase postural adalah cara membersihkan jalan napas dari lendir dengan meletakkan penderita pada berbagai posisi pada waktu tertentu sehingga gravitasi
akan membantu aliran lendir. Lendir digerakkan dari bronkial ke bronkus dan
Universitas Sumatera Utara
menuju trakea untuk dibatukkan. Posisi lobus yang akan didrainase diletakkan lebih tinggi daripada bronkus utama. Tindakan ini dilakukan 2 kali sehari selama
5 menit. Sebelum dilakukan drainase postural sebaiknya penderita minum banyak atau diberikan mukolitik, bronkodilator perinhalasi untuk memudahkan pengaliran
sekret.
36
2.3.6.Latihan Fisik Exercise Training
Latihan rekondisi merupakan kunci kesuksesan dalam program latihan pada penderita PPOK. Masalah yang sering dihadapi adalah bagaimana mendisain
pola latihan secara individual dengan mempertimbangkan kelainan kardiovaskuler dan sistem rangka yang mungkin sudah terjadi. Program latihan harus
mempertimbangkan tiga hal utama yaitu intensitas, spesifisiti dan reversibiliti. Latihan harus dilakukan sedikitnya tiga hingga lima hari seminggu dan intensitas
latihan antara 40-80 dari cadangan ambilan oksigen perbedaan antara ambilan oksigen pada waktu istirahat dengan ambilan oksigen maksimal. Latihan
dilakukan selama lebih dari 20 menit secara kontiniu atau dengan interval. Latihan fisik sebanyak 20 sesi terbukti memberi manfaat yang lebih baik daripada 10 sesi.
Sebagian program rehabilitasi melakukan latihan 3 kali seminggu diawasi langsung dengan durasi 3-4jam. Biasanya durasi program rehabilitasi selama 6
hingga 12 minggu.
25
Intensitas latihan yang rendah memperbaiki gejala penderita PPOK, kualitas hidup dan beberapa aspek aktivitas harian. Manfaat fisiologis lebih besar
didapat pada intensitas latihan yang lebih berat. Intensitas latihan berat pada orang normal adalah intensitas tertentu yang dapat meningkatkan kadar laktat dalam
darah. lntensitas melebihi 60 kapasitas puncak latihan dianggap cukup meningkatkan kemampuan.
38
Universitas Sumatera Utara
Spesifisitas latihan penderita PPOK umumnya dilakukan dengan memusatkan perhatian pada latihan tungkai dengan menggunakan treadmill,
sepeda statis atau dengan latihan berjalan secara incremental. Aktivitas latihan juga dilakukan terhadap otor-otot lengan dengan menggunakan arm cycle
ergometer , free weights dan elastic bands. Latihan terhadap otot lengan dapat
mengurangi sesak sewaktu aktivitas dengan menggunakan lengan dan menurunkan kebutuhan ventilasi sewaktu mengangkat lengan. Orang normal
membutuhkan peningkatan ambilan oksigen sebanyak 16 dan peningkatan ventilasi 24 sewaktu mengangkat lengan.
18,30
Endurance exercise dilakukan dengan cara berjalan atau bersepeda
termasuk latihan yang sering dilakukan dalam program rehabilitasi paru. Durasi latihan efektif harus melebihi 30 menit. Beberapa penderita sulit diperoleh durasi
latihan yang kontiniu dan sebagai alternatif dapat dilakukan latihan secara interval dengan cara membagi durasi latihan menjadi beberapa sesi dengan selingan
istirahat atau latihan dengan intensitas lebih rendah. Strength exercise dapat memberikan perbaikan massa dan kekuatan otot daripada endurance exercise.
Oca dkk. melaporkan bahwa latihan bersepeda meningkatkan kapasiti fungsional
penderita PPOK sebesar 19 lebih besar daripada uji jalan 6 menit yang hanya meningkatkan 1 kapasiti fungsional penderita.
38
Latihan fisik dapat mengurangi gejala sesak napas dengan cara mengurangi hiperinflasi dinamik pada penderita PPOK. Hiperinflasi dinamik
terjadi pada saat latihan fisik yang menyebabkan peningkatan kebutuhan ventilasi dan berkurangnya waktu ekspirasi hingga terjadi air trapping. Latihan fisik
menurunkan kebutuhan ventilasi dan frekuensi napas sehingga memberikan waktu yang cukup untuk ekspirasi dan mengurangi hiperinflasi paru. Desensitisasi
Universitas Sumatera Utara
perasaan sesak terjadi di otak melalui mekanisme yang belum dapat dijelaskan. Kecemasan dan depresi pada penderita PPOK berkurang sebagai efek dari
peningkatan kapasiti latihan.
25
Resistance training dilakukan dengan cara memberi beban tertentu
terhadap kelompok otot kecil secara berulang. Alasan dilakukannya latihan ini karena pada penderita PPOK biasanya terjadi kelemahan otot perifer yang juga
berperan pada kelelahan pada waktu latihan. Latihan yang dilakukan pada otot perifer dapat mengurangi sesak pada penderita. Spruit dkk. membandingkan efek
resistance dengan endurance training pada penderita PPOK yang mengalami
kelemahan otot tungkai. Terdapat hasil bermakna pada peningkatan jarak jalan 6 menit sebesar 54 meter tetapi tidak terdapat perbedaan hasil antara resistance dan
endurance training pada penderita yang diteliti.
39
Peningkatan jarak minimum bermakna menurut rekomendasi British Thoracic Society BTS
adalah 54 meter sedangkan menurut American Thoracic Society ATS
50 meter.
39
Gambar 2.4. Latihan fisik yang dapat dilakukan pada program rehabilitasi paru
37
2.4. Kualitas Hidup Penderita Ppok