Kualitas Hidup Penderita Ppok

perasaan sesak terjadi di otak melalui mekanisme yang belum dapat dijelaskan. Kecemasan dan depresi pada penderita PPOK berkurang sebagai efek dari peningkatan kapasiti latihan. 25 Resistance training dilakukan dengan cara memberi beban tertentu terhadap kelompok otot kecil secara berulang. Alasan dilakukannya latihan ini karena pada penderita PPOK biasanya terjadi kelemahan otot perifer yang juga berperan pada kelelahan pada waktu latihan. Latihan yang dilakukan pada otot perifer dapat mengurangi sesak pada penderita. Spruit dkk. membandingkan efek resistance dengan endurance training pada penderita PPOK yang mengalami kelemahan otot tungkai. Terdapat hasil bermakna pada peningkatan jarak jalan 6 menit sebesar 54 meter tetapi tidak terdapat perbedaan hasil antara resistance dan endurance training pada penderita yang diteliti. 39 Peningkatan jarak minimum bermakna menurut rekomendasi British Thoracic Society BTS adalah 54 meter sedangkan menurut American Thoracic Society ATS 50 meter. 39 Gambar 2.4. Latihan fisik yang dapat dilakukan pada program rehabilitasi paru 37

2.4. Kualitas Hidup Penderita Ppok

Kualitas hidup adalah tingkat keadaan individu dalam lingkup kemampuan keterbatasan, gejala dan sifat psikososial untuk berfungsi dalam berbagai peran yang diinginkan dalam masyarakat dan merasa puas akan peran tersebut. Kualitas Universitas Sumatera Utara hidup dapat menggambarkan pandangan individu akan kesejahteraan dan penampilannya pada berbagai bidang misalnya kemampuan fisik, okupasi, psikologis, interaksi sosial, hobi dan rekreasi. Konsep pengukuran kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan biasanya merujuk paling sedikit pada salah satu dari 4 domain atau komponen penting yaitu sensasi somatik, fungsi fisik, status emosi, atau psikososial dan interaksi sosial. Pengukuran kualitas hidup biasanya menggunakan kuesioner yang dapat mewakili 4 domain tersebut. Akan tetapi kuesioner kesehatan umum kurang sensitif terhadap derajat berat penyakit PPOK maka sering digunakan pengukuran spesifik misalnya St. George’s Respiratory Questionaire SGRQ yang dikembangkan oleh Jones dkk, Clinical COPD Questionnaire CCQ, MRC Medical Research Council Dyspnoe Scale, BODE Index, dan juga CAT COPD assessment Test yang merupakan kuesinoer paling baru yang sedang dikembangkan. 14 CAT pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009, merupakan lembar penilaian yang mudah dan ringkas, dapat dipergunakan dalam praktik kedokteran sehari-hari, merupakan lembar penilaian yang dapat digunakan untuk menilai seluruh aspek pada penderita PPOK, dan juga meningkatkan komunikasi antara dokter dan penderita. Walaupun CAT hanya terdiri dari beberapa buah pertanyaan saja, namun sudah mencakup area luas yang dapat menilai kualitas hidup penderita. Validasi terhadap CAT telah dilakukan di Amerika Serikat dan di beberapa negara di Eropa, diharapkan juga efektif di Asia. 40 Berdasarkan data yang telah diambil dari enam negara telah membuktikan bahwa pengukuran CAT telah melingkupi seluruh penilaian penderita PPOK. Data tersebut juga telah membuktikan bahwa CAT relevan dengan populasi PPOK dan dapat digunakan secara global. CAT merupakan kuesioner dengan delapan pertanyaan. Pertanyaan- Universitas Sumatera Utara pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sangat mudah. Penderita harus menjawab dengan memberi tanda silang pada angka yang memberikan gambaran terbaik kondisinya saat itu. Dokter tidak boleh mengarahkan jawaban yang akan diberikan kepada penderita. Setiap pertanyaan memiliki nilai dari 0 sampai 5. 0 artinya kondisinya sangat baik dan 5 berarti kondisinya sangat tidak baik. Namun lembar penilaian tidak memberikan nilai ukur terhadap skor 0-5 untuk setiap pertanyaan yang sudah ada, oleh karena itu untuk memudahkan proses pengisian lembar CAT, maka peneliti memberi penjelasan terhadap makna skor 0-5 dari setiap lembar penilaian CAT. 41 Delapan pertanyaan tersebut adalah lembar penilaian CAT terlampir : a. Kondisi batuk penderita b. Kondisi dahak penderita c. Apakah ada rasa berat di dada d. Bagaimana kondisi sesak napas saat mendakinaik tangga e. Apakah ada keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari f. Apakah ada kekhawatiran untuk keluar dari rumah akibat penyakit yang dideritanya g. Apakah penderita dapat tidur dengan nyenyak atau tidak h. Apakah penderita merasa bertenaga atau tidak Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Lembar Praktis Penggunaan COPD Assessement Test CAT Skor CAT Level Gambaran klinis terhadap skor CAT Penatalaksanaan yang mungkin dilakukan 30 Sangat tinggi Pada kondisi ini penderita sangat sulit untuk melakukan aktifitasnya, setiap hari ia akan terganggu akan penyakit PPOKnya. Penderita juga kan sulit walau hanya akan melakukan aktivitas seperti mandi atau sekedar keluar dari rumah. Bahkan terkadang penderita akan sulit untuk meninggalkan tempat tidur atau kursinya. Pada kondisi ini, penderita sering menjadi lelah menjadi manumur yang tidak berguna Penderita harus mendapatkan perhatian yang serius - Harus mendapatkan pengobatan dari spesialis - Pertimbangkan pemberian obat tambahan - Rujuk ke rehabilitasi paru - Pertimbangkan pendekatan pengobatan terbaik untuk mencegah terjadinya eksaserbasi 20 Tinggi PPOK menggangu hampir seluruh aktivitasnya. Penderita akan merasa sesak walau hanya mandi, memakai baju atau berjalan di sekitar rumahnya. Penderita juga terkadang merasa sesak saat berbicara. Penderita sering merasa lelah dan merasa nyeri di dada yang dapat mengganggu tidur mereka. Pada keadaan ini penderita merasa semua aktivitas memerlukan tenaga yang besar. Terkadang penderita juga merasa stress dan panik terhadap penyakitnya 10-20 Sedang PPOK merupakan masalah utama penderita ini. Mereka kadang memiliki beberapa hari yang baik dalam satu minggu, tetapi tetap mengeluhkan selalu adanya batuk disertai dahak setiap hari, dan mengalami satu atau lebih eksaserbasi setiap tahunnya. Penderita sering terbangun dari tidur karena keluhan sesak napas. Penderita hanya dapat melakukan aktifitas harian dengan perlahan- lahan - Periksa pengobatan yang telah diberikan selama ini. Sudah optimal apa belum. - Rujuk ke pusat rehabilitasi paru - Pertimbangkan pendekatan pengobtan terbaik untuk mencegah terjadinya eksaserbasi - Periksa faktor pemberat. Apakah penderita masih Universitas Sumatera Utara merokok? 10 Rendah Penderita tidak terlalu mengeluhkan gejala PPOK, tetapi terkadang mengganggu aktifitas. Penderita mengeluhkan adanya batuk dalam beberapa hari setiap minggunya, dan mengalami sesak napas ketika berolahraga atau bekerja keras. Penderita juga mudah mengalami kelelahan. - Berhenti merokok - Vaksinasi influenza setiap tahun - Cegah terpapar dengan faktor risiko - Berikan pengobatan sesuai dengan hasil pemeriksaan Uji jalan 6 menit Pada awal tahun 1960 Balke mengembangkan uji sederhana untuk mengevaluasi kapasitas fungsional dengan mengukur jarak jalan dalam periode waktu tertentu. Uji jalan 12 menit dikembangkan untuk menilai hasil latihan orang sehat dan penderita bronkitis kronik. Uji jalan 6 menit dikembangkan dan ternyata hasilnya sebaik 12 menit, lebih mudah ditoleransi penderita dan lebih menggambarkan keadaan aktivitas sehari-hari. Indikasi utama uji jalan 6 menit adalah untuk mengukur respon pengobatan penderita dengan kelainan jantung atau paru derajat ringan sampai berat. Indikasi lain adalah untuk mengukur status fungsional penderita dan memprediksi mortaliti dan morbiditi penyakit. Uji jalan 6 menit mempunyai korelasi bermakna dengan konsumsi oksigen maksimum r=0,73 dan mempunyai korelasi bermakna dengan pengukuran kualitas hidup. 42,43 Universitas Sumatera Utara

2.5. Kerangka Teoritis

Dokumen yang terkait

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

6 88 82

Profil Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil Berdasarkan Penilaian BODE Index di RSUP H.Adam Malik dan RS PTP II Tembakau Deli Medan

2 58 67

Penilaian tingkat risiko dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit paru obstruktif kronik pada Masyarakat Binaan KPKM Buaran Tahun 2015

0 5 67

PENGARUH ZINC PADA KADAR NETROFIL SPUTUM, SKOR COPD ASSESSMENT TEST (CAT) DAN LAMA RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK EKSASERBASI.

0 4 4

TESIS ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS SETELAH MENGIKUTI PROGRAM REHABILITASI PARU YANG DINILAI DENGAN COPD ASSESSMENT TEST (CAT) DAN UJI JALAN 6 MENIT OCTARIANY

0 0 17

I. DATA PRIBADI - Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

0 0 20

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

0 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

0 0 30

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

0 0 6

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

0 0 20