194
Kegiatan Pembelajaran 5
6.  Taktik Pembelajaran
Sementara	 taktik	 pembelajaran	 merupakan	 gaya	 seseorang	 dalam melaksanakan	 metode	 atau	 teknik	 pembelajaran	 tertentu	 yang	 sifatnya
individual.	 Misalkan,	 ada	 dua	 orang	 yang	 sama‐sama	 menggunakan	 metode ceramah,	tetapi	mungkin	akan	sangat	berbeda	dalam	taktik	yang	digunakannya.
Dalam	 penyajiannya,	 yang	 satu	 cenderung	 banyak	 diselingi	 dengan	 humor karena	 memang	 dia	 memiliki	 sense	 of	 humor	 yang	 tinggi,	 sementara	 yang
satunya	lagi	kurang	memiliki	sense	of	humor,	tetapi	lebih	banyak	menggunakan alat	bantu	elektronik	karena	dia	memang	sangat	menguasai	 bidang	 itu.	 Dalam
gaya	 pembelajaran	 akan	 tampak	 keunikan	 atau	 kekhasan	 dari	 masing‐masing guru,	 sesuai	 dengan	 kemampuan,	 pengalaman	 dan	 tipe	 kepribadian	 dari	 guru
yang	 bersangkutan.Dalam	 taktik	 ini	 pembelajaran	 akan	 menjadi	 sebuah	 ilmu sekaligus	juga	seni	 kiat .
7.  Penerapan Pengalaman	Belajar
Belajar	adalah	suatu	kegiatan	yang	tidak	terpisahkan	dari	kehidupan	manusia. Pengalaman	 merupakan	 serangkaian	 proses	 dan	 peristiwa	 yang	 dialami	 oleh
seseorang	 dalam	 kehidupannya	 yang	 terjadi	 pada	suatu	 waktu.	 Pengalaman belajar	 merupakan		serangkaian	proses	dan	peristiwa	yang	dialami	oleh	setiap
individu	khususnya	peserta	diklat	dalam	ruang	lingkup	tertentu	 ruangan	kelas sesuai	 dengan	 metode	 ataupun	 strategi	 pembelajaran	 yang	 diberikan	 oleh
masing‐masing	pendidik.
Setiap	 guru	 memiliki	 strategi	 mengajar	 yang	 berbeda	 dalam	 setiap	 mata pelajaran	 sehingga	 hal	 ini	 dapat	 mengisi	 pangalaman	 belajar	 peserta	 diklat.
Pengalaman	belajar	erat	kaitannya	dengan	pengembangan	keterampilan	proses. Makin	 aktif	 peserta	 diklat	 secara	 intelektual,	 manual,	 dan	 sosial	 akan	 semakin
bermakna	 pengalaman	 belajar	 peserta	 diklat.	 Dengan	 melakukan	 sendiri, peserta	 diklat	 akan	 lebih	 menghayati.	 al	 itu	 berbeda	 jika	 hanya	 dengan
mendengar	atau	sekedar	membaca.Ada	ungkapan	yang	sering	dilontarkan	dalam dunia	pendidikan	yaitu	 Pengalaman	adalah	guru	yang	paling	baik
Ada	beberapa	prinsip	yang	harus	diperhatikan	ketika	kita	akan	mengembangkan pengalaman	belajar	yaitu;
DRAFT
195
Seni Budaya SD KK C
a.		Berorientasi	 pada	 tujuan.	 Dalam	 system	 pembelajaran	 tujuan	 merupakan komponen	 yang	 utama.Efektivitas	 pengembangan	 pengalaman	 belajar
ditentukan	 dari	 keberhasilan	 peserta	 diklat	 dalam	 mencapai	 tujuan pembelajaran.
b.		Aktivitas.	 Pengalaman	 belajar	 peserta	 diklat	 harus	 dapat	 mendorong	 agar peserta	diklat	aktif	melakukan	sesuatu.	Aktifitas	tidak	dimaksudkan	terbatas
pada	 aktifitas	 fisik,	 akan	 tetapi	 juga	 meliputi	 aktifitas	 yang	 bersifat	 psikis seperti	aktifitas	mental.
c.		ndividualitas.	 Mengajar	 adalah	 usaha	 mengembangkan	 setiap	 individu peserta	 diklat.Oleh	 sebab	 itu	 pengalaman	 belajar	 dirancang	 untuk	 setiap
individu	peserta	diklat.
Guru	 dalam	 merancang	 pengalaman	 belajar	 peserta	 diklat	 harus	 dapat mengembangkan	 seluruh	 aspek	 kepribadian	 peserta	 diklat	 secara	 terintegrasi.
Ada	beberapa	prinsip	khusus	untuk	merancang	pengalaman	belajar,	yaitu:
a.  nteraktif b.  nspiratif
c.  Menyenangkan d.  Menantang
e.  Motivasi
Dalam	 pengembangan	 pengalaman	 belajar	 guru	 tidak	 berperan	 sebagai	 satu‐ satunya	 sumber	 belajar	 yang	 bertugas	 menuangkan	 materi	 pelajaran	 kepada
peserta	 diklat,	 akan	 tetapi	 yang	 lebih	 penting	 adalah	 bagaimana	 memfasilitasi agar	 peserta	 diklat	 belajar.	 Oleh	 karena	 itu,	 pengembangan	 belajar	 menuntut
guru	untuk	kreatif	dan	inovatif	sehingga	mampu	menyesuaikan	dengan	kegiatan mengajarnya	dengan	gaya	dan	karakteristik	belajar	peserta	diklat.	Untuk	itu	ada
beberapa	 strategi	 pembelajaran	 yang	 dapat	 dilakukan	 guru	 dalam mengembangkan	 seluruh	 aspek	 kepribadian	 peserta	 diklat	 secara	 terintegrasi
yang	telah	digulirkan	pada	kurikulum
adalah	sebagai	berikut:
a.  Pembelajaran Berbasis	Proyek	PBP
Pembelajaran	berbasis	proyek	 PBP 	merupakan	strategi	pembelajaran	yang menggunakan	 proyekkegiatan	 sebagai	 sarana	 pembelajaran	 untuk
mencapai	 kompetensi	 sikap,	 pengetahuan	 dan	 keterampilan.	 Pada	 PBP,
DRAFT
196
Kegiatan Pembelajaran 5
peserta	 didik	 terlibat	 secara	 aktif	 dalam	 memecahkan	 	 masalah	 yang ditugaskan	 oleh	 guru	 dalam	 bentuk	 suatu	 proyek.	 Peserta	 didik	 aktif
mengelola	pembelajarannya	dengan	bekerja	secara	nyata	yang	menghasilkan produk	 nyata.	 PBP	 dapat	 mereduksi	 kompetisi	 di	 dalam	 kelas	 dan
mengarahkan	 peserta	 didik	 lebih	 kolaboratif	 daripada	 bekerja	 sendiri‐ sendiri.	 Di	 samping	 itu	 PBP	 dapat	 juga	 dilakukan	 secara	 mandiri	 melalui
bekerja	 mengkonstruk	 pembelajarannya	 melalui	 pengetahuan	 serta keterampilan	baru,	dan	mewujudkannya	dalam	produk	nyata.
Prinsip‐prinsip	Pembelajaran	Berbasis	Proyek	 PBP Seperti	 telah	 diurakan	 di	 atas	 bahwa	 sarana	 pembelajaran	 untuk
mencapai	 kompetensi	 dalam	 PBP	 menggunakan	 tugas	 proyek sebagai	 strategi	 pembelajaran.	 Para	 peserta	 didik	 bekerja	 secara
nyata,	 dan	 memecahkan	 persoalan	 di	 dunia	 nyata	 yang	 dapat menghasilkan	 solusi	 berupa	 produk	 atau	 hasil	 karya	 secara	 nyata
atau	realistis.	Prinsip	yang	mendasari	pembelajaran	berbasis	proyek adalah:
a   Pembelajaran	 berpusat	 pada	 peserta	 didik	 yang	 melibatkan
tugas‐tugas	 pada	 kehidupan	 nyata	 untuk	 memperkaya pembelajaran.
b   Tugas	 proyek	 menekankan	 pada	 kegiatan	 penelitian berdasarkan	suatu	tema	atau	topik	yang	telah	ditentukan	dalam
pembelajaran. c   	Penyelidikan	 atau	 eksperimen	 dilakukan	 secara	 otentik	 dan
menghasilkan	 produk	 nyata	 yang	 telah	 dianalisis	 dan dikembangkan	 berdasarkan	 tematopik	 yang	 disusun	 dalam
bentuk	produk	 laporan	atau	hasil	karya .
Produk,	 laporan,	 atau	 hasil	 karya	 tersebut	 selanjutnya dikomunikasikan	untuk	mendapat	tanggapan	dan	umpan	balik	untuk
perbaikan	proyek	berikutnya.
Langkah‐langkah	Pembelajaran	Berbasis	Proyek Langkah‐langkah	 Pembelajaran	 berbasis	 proyek	 PBP 	 dapat
dijelaskan	sebagai	berikut:
DRAFT
197
Seni Budaya SD KK C
a   Penentuan	proyek b  Pada	 langkah	 ini,	 peserta	 didik	 menentukan	 tematopik	 proyek
berdasarkan	tugas	yang	diberikan	oleh	guru. c   Perancangan	langkah‐langkah	penyelesaian	proyek
d  Peserta	 didik	 merancang	 langkah‐langkah	 kegiatan	 penyelesaian proyek	dari	awal	sampai	akhir	beserta	pengelolaannya.
e   Penyusunan	jadwal	pelaksanaan	proyek f   Peserta	 didik	 di	 bawah	 pendampingan	 guru	 melakukan
penjadwalan	semua	kegiatan	yang	telah	dirancangnya. g  Penyelesaian	proyek	dengan	fasilitasi	dan	monitoring	guru
h  Pada	 kegiatan	 monitoring,	 guru	 membuat	 rubrik	 yang	 dapat merekam	 aktifitas	 peserta	 didik	 dalam	 menyelesaikan	 tugas
proyek. i   Penyusunan	laporan	dan	presentasipublikasi	hasil	proyek
j   asil	proyek	dalam	bentuk	produk,	baik	itu	berupa	produk	karya tulis,	 karya	 seni,	 atau	 karya	 teknologiKeterampilan
dipresentasikan	 danatau	 dipublikasikan	 kepada	 peserta	 didik yang	 lain	 dan	 guru	 atau	 masyarakat	 dalam	 bentuk	 pameran
produk	pembelajaran.
b.  Pembelajaran Berbasis	Masalah	PBM
Pembelajaran	 Berbasis	 Masalah	 Problem‐Based	 Learning,	 PBM	 adalah pembelajaran	 yang	 menggunakan	 masalah	 nyata	 autentik 	 yang	 tidak
terstruktur	 ill‐structured 	dan	bersifat	terbuka	sebagai	konteks	bagi	peserta didik	 untuk	 mengembangkan	 keterampilan	 menyelesaikan	 masalah	 dan
berpikir	 kritis	 serta	 sekaligus	 membangun	 pengetahuan	 baru.	 PBM	 sejalan dengan	 filosofi	 konstruktivisme	 yaitu	 menekankan	 peserta	 didik	 untuk
secara	 aktif	 membangun	 pengetahuannya	 sendiri	 melalui	 interaksinya dengan	masalah	nyata.
Prinsip	 utama	 PBM	 adalah	 penggunaan	 masalah	 nyata	 sebagai	 sarana	 bagi peserta	 didik	 untuk	 mengembangkan	 pengetahuan	 dan	 sekaligus
mengembangkan	kemampuan	berpikir	kritis	dan	kemampuan	memecahkan masalah.	 Masalah	 nyata	 adalah	 masalah	 yang	 terdapat	 dalam	 kehidupan
DRAFT
198
Kegiatan Pembelajaran 5
sehari‐hari	 dan	 bermanfaat	 langsung	 apabila	 diselesaikan.	 Pemilihan	 atau penentuan	 masalah	 nyata	 ini	 dapat	 dilakukan	 oleh	 guru	 maupun	 peserta
didik	 yang	 disesuaikan	 dengan	 kompetensi	 dasar	 tertentu.	 Masalah	 itu bersifat	 terbuka	 open‐ended	 problem yaitu	 masalah	 yang	 memiliki	 banyak
jawaban	atau	strategi	penyelesaian	yang	mendorong	keingintahuan	peserta didik	 untuk	 mengidentifikasi	 strategi‐strategi	 dan	 solusi‐solusi	 tersebut.
Masalah	itu	juga	bersifat	tidak	terstruktur	dengan	baik	 ill‐structured 	yang tidak	dapat	diselesaikan	secara	langsung	dengan	cara	menerapkan	formula
atau	 strategi	 tertentu	 melainkan	 perlu	 informasi	 lebih	 lanjut	 untuk memahami	 serta	 mengkombinasikan	 beberapa	 strategi	 atau	 bahkan
mengkreasi	strategi	sendiri	untuk	menyelesaikannya.
PBM	 merupakan	 pembelajaran	 yang	 berpusat	 pada	 peserta	 didik	 student‐ centered
,	yaitu	guru	berperan	sebagai	fasilitator	yang	memfasilitasi	peserta didik	 untuk	 secara	 aktif	 menyelesaikan	 masalah	 dan	 membangun
pengetahuannya.	 Kolaborasi	 antarpeserta	 didik	 sangat	 diperlukan	 karena masalah	 yang	 harus	 diselesaikan	 sangat	 kompleks	 yang	 memerlukan
keterampilan	 berpikir	 tingkat	 tinggi.	 Sebetulnya	 tidak	 ada	 teknik	 penilaian khusus	yang	diperuntukkan	dalam	PBM.	al	yang	penting	bagi	guru	adalah
dapat	 mengumpulkan	 informasi	 penilaian	 yang	 valid	 dan	 reliabel.	 Tujuan PBM	 bukan	 untuk	 pemerolehan	 sejumlah	 besar	 pengetahuan	 deklaratif,
maka	dari	itu	penilaian	tidak	cukup	hanya	melalui	tes	tertulis.	Sesuai	tujuan PBM,	secara	spesifik	penilaian	dalam	PBM	dapat	ditujukan	untuk	mengukur
kemampuan	pemecahan	masalah	atau	kemampuan	berpikir	kritis.
c.  Pembelajaran Discovery	Learning
Bruner	 memakai	 metode	 yang	 disebutnya	 Discovery	 Learning,	 yaitumurid mengorganisasi	bahan	yang	dipelajari	dengan	suatu	bentuk	akhir	 Dalyono,
: .	 Metode	 Discovery	 Learning	 adalah	 memahami	 konsep,	 arti,	 dan
hubungan,	 melalui	 proses	 intuitif	 untuk	 akhirnya	 sampai	 kepada	 suatu kesimpulan	 Budiningsih,
: .	 Discovery	 terjadi	 bila	 individu	 terlibat
terutama	dalam	penggunaan	proses	mentalnya	untuk	menemukan	beberapa konsep	 dan	 prinsip.	 Discovery	 dilakukan	 melalaui	 observasi,	 klasifikasi,
pengukuran,	prediksi,	penentuan	dan	inferi.	Proses	tersebut	disebut	cognitive
DRAFT
199
Seni Budaya SD KK C
process sedangkan	 discovery	 itu	 sendiri	 adalah	 the	 mental	 process	 of
assimilatig conceps	and	principles	in	the	mind	 Robert	B.	Sund	dalam	Malik,
: .
Sebagai	 strategi	 belajar,Discovery	 Learning	 mempunyai	 prinsip	 yang	 sama dengan	 inkuiri	 inquiry 	 dan	 Problem	 Solving.	 Tidak	 ada	 perbedaan	 yang
prinsipil	 pada	 ketiga	 istilah	 ini.	 Pada	 Discovery	Learning	 lebih	 menekankan pada	 ditemukannya	 konsep	 atau	 prinsip	 yang	 sebelumnya	 tidak	 diketahui.
Perbedaannya	dengan	discovery	ialah	bahwa	pada	discovery	masalah	yang dihadapkan	 pada	 peserta	 diklat	 adalah	 semacam	 masalah	 yang	 direkayasa
oleh	 guru.	 Sedangkan	 pada	 inkuiri	 masalahnya	 bukan	 hasil	 rekayasa, sehingga	 peserta	 diklat	 harus	 mengerahkan	 seluruh	 pikiran	 dan
keterampilannya	untuk	mendapatkan	temuan‐temuan	di	dalam	masalah	itu melalui	proses	penelitian,	sedangkan	Problem	Solving	lebih	memberi	tekanan
pada	kemampuan	menyelesaikan	suatu	masalah.	Akan	tetapi	prinsip	belajar yang	 nampak	 jelas	 dalam	 Discovery	 Learning	 adalah	 materi	 atau	 bahan
pelajaran	yang	akan	disampaikan	tidak	disampaikan	dalam	bentuk	final	akan tetapi	peserta	diklat	sebagai	peserta	didik	didorong	untuk	mengidentifikasi
apa	yang	ingin	diketahui	dan	dilanjutkan	dengan	mencari	informasi	sendiri kemudian	 mengorgansasi	 atau	 membentuk	 konstruktif 	 apa	 yang	 mereka
ketahui	dan	mereka	pahami	dalam	suatu	bentuk	akhir.
Dalam	Konsep	Belajar,	metode	discovery	learning	merupakan	pembentukan kategori‐kategori	atau	konsep‐konsep	yang	dapat	memungkinkan	terjadinya
generalisasi.	 Sebagaimana	 teori	 Bruner	 tentang	 kategorisasi	 yang	 nampak dalam	 discovery,	 bahwa	 discovery	 adalah	 pembentukan	 kategori‐kategori,
atau	 lebih	 sering	 disebut	 sistem‐sistem	 coding.	 Pembentukan	 kategori‐ kategori	 dan	 sistem‐sistem	 coding	 dirumuskan	 demikian	 dalam	 arti	 relasi‐
relasi	 similaritas	 	 difference 	 yang	 terjadi	 diantara	 obyek‐obyek	 dan kejadian‐kejadian	 events .	 Bruner	 memandang	 bahwa	 suatu	 konsep	 atau
kategorisasi	 memiliki	 lima	 unsur	 dan	 peserta	 diklat	 dikatakan	 memahami suatu	 konsep	 apabila	 mengetahui	 semua	 unsur	 dari	 konsep	 itu,	 yang
meliputi:	 	Nama;	 	Contoh‐contoh	baik	yang	positif	maupun	yang	negatif;
Karakteristik,	baik	yang	pokok	maupun	tidak;	 	Rentangan	karakteristik;
DRAFT
200
Kegiatan Pembelajaran 5
Kaidah	 Budiningsih, :
.	Bruner	menjelaskan	bahwa	pembentukan konsep	 merupakan	 dua	 kegiatan	 mengkategorikan	 yang	 berbeda	 yang
menuntut	 proses	 berfikir.	 Seluruh	 kegiatan	 mengkategori	 meliputi mengidentifikasi	 dan	 menempatkan	 contoh‐contoh	 obyek‐obyek	 atau
peristiwa‐peristiwa 	 ke	 dalam	 kelas	 dengan	 menggunakan	 dasar	 kriteria tertentu.
Di	 dalam	 proses	 belajar,	 Bruner	 mementingkan	 partisipasi	 aktif	 dari	 tiap peserta	 diklat,	 dan	 mengenal	 dengan	 baik	 adanya	 perbedaan	 kemampuan.
Untuk	 menunjang	 proses	 belajar	 perlu	 lingkungan	 yang	 memfasilitasi	 rasa ingin	 tahu	 peserta	 diklat	 pada	 tahap	 eksplorasi.	 Lingkungan	 ini	 dinamakan
Discovery
Learning	 Environment	 yaitu	 lingkungan	 dimana	 peserta	 diklat dapat	melakukan	eksplorasi,	penemuan‐penemuan	baru	yang	belum	dikenal
atau	pengertian	yang	mirip	dengan	yang	sudah	diketahui.	Lingkungan	seperti ini	bertujuan	agar	peserta	diklat	dalam	proses	belajar	dapat	berjalan	dengan
baik	 dan	 lebih	 kreatif.Pada	 akhirnya	 yang	 menjadi	 tujuan	 dalam	 metode discovery
learning	menurut	Bruner	adalah	memberikan	kesempatan	kepada peserta	diklat	untuk	menjadi	seorang	problem	solver,scientist,	historin,	atau
ahli	 matematika.	 Melalui	 kegiatan	 tersebut	 peserta	 diklat	 akan	 menguasai, menerapkan,	 dan	 menemukan	 hal‐hal	 yang	 bermanfaat	 bagi	 dirinya.
Karakteristik	yang	paling	jelas	mengenai	Discovery	sebagai	metode	mengajar ialah	bahwa	sesudah	tingkat‐tingkat	inisial	 pemulaan 	mengajar,	bimbingan
guru	hendaklah	lebih	berkurang	dari	pada	metode‐metode	mengajar	lainnya. al	 ini	 tak	 berarti	 bahwa	 guru	 menghentikan	 untuk	 memberikan	 suatu
bimbingan	setelah	problema	disajikan	kepada	pelajar,	tetapi	bimbingan	yang diberikan	 tidak	 hanya	 dikurangi	 direktifnya	 melainkan	 pelajar	 	 diberi
responsibilitas	yang	lebih	besar	untuk	belajar	sendiri.
Langkah‐langkah	 Operasional	 mplementasi	 dalam	 Proses	 Pembelajaran, Menurut	 Syah
: dalam	 mengaplikasikan	 metode	 Discovery
Learning di	 kelas,	 ada	 beberapa	 prosedur	 yang	 harus	 dilaksanakan	 dalam
kegiatan	belajar	mengajar	secara	umum	sebagai	berikut:
DRAFT
201
Seni Budaya SD KK C
Stimulation stimulasipemberian	rangsangan
Pada	 tahap	 ini	 peserta	 diklat	 dihadapkan	 pada	 sesuatu	 yang menimbulkan	kebingungan,	kemudian	dilanjutkan	untuk	tidak	memberi
generalisasi,	 agar	 timbul	 keinginan	 untuk	 menyelidiki	 sendiri.	 Guru dapat	memulai	kegiatan	PBM	dengan	mengajukan	pertanyaan,	anjuran
membaca	 buku,	 dan	 aktivitas	 belajar	 lainnya	 yang	 mengarah	 pada persiapan	pemecahan	masalah.	Stimulasi	pada	tahap	ini	berfungsi	untuk
menyediakan	kondisi	interaksi	belajar	yang	dapat	mengembangkan	dan membantu	 peserta	 diklat	 dalam	 mengeksplorasi	 bahan.	 Dalam	 hal	 ini
Bruner	 memberikan	 stimulasi	 dengan	 menggunakan	 teknik	 bertanya yaitu	 dengan	 mengajukan	 pertanyaan‐pertanyaan	 yang	 dapat
menghadapkan	 peserta	 diklat	 pada	 kondisi	 internal	 yang	 mendorong eksplorasi.	 Dengan	 demikian	 seorang	 Guru	 harus	 menguasai	 teknik‐
teknik	 dalam	 memberi	 stimulus	 kepada	 peserta	 diklat	 agar	 tujuan mengaktifkan	peserta	diklat	untuk	mengeksplorasi	dapat	tercapai.
Problem statement	pernyataanidentifikasi	masalah
Setelah	dilakukan	stimulasi,	langkah	selanjutya	adalah	dengan	memberi kesempatan	 kepada	 peserta	 diklat	 untuk	 mengidentifikasi	 sebanyak
mungkin	 agenda‐agenda	 permasalahan	 yang	 relevan	 dengan	 bahan pelajaran,	 dan	 salah	 satunya	 dipilih	 dan	 dirumuskan	 dalam	 bentuk
hipotesis	 jawaban	 sementara	 atas	 pertanyaan	 masalah 	 Syah
: .	 Memberikan	 kesempatan	 peserta	 diklat	 untuk
mengidentifikasi	 dan	 menganalisa	 permasalahan	 yang	 mereka	 hadapi, merupakan	teknik	yang	berguna	dalam	membangun	peserta	diklat	agar
mereka	terbiasa	untuk	menemukan	suatu	masalah.
Data collection	pengumpulan	data
Ketika	eksplorasi	berlangsung	guru	 juga	 memberi	 kesempatan	 kepada para	 peserta	 diklat	 untuk	 mengumpulkan	 informasi	 sebanyak‐
banyaknya	 yang	 relevan	 untuk	 membuktikan	 benar	 atau	 tidaknya hipotesis	 Syah,
: .	 Tahap	 ini	 berfungsi	 untuk	 menjawab
pertanyaan	 atau	 membuktikan	 benar	 tidaknya	 	 hipotesis,	 dengan demikian	 peserta	 diklat	 diberi	 kesempatan	 untuk	 mengumpulkan
DRAFT
202
Kegiatan Pembelajaran 5
collection berbagai	 informasi	 yang	 relevan,	 membaca	 literatur,
mengamati	objek,	wawancara	dengan	nara	sumber,	melakukan	uji	coba sendiri,	 dan	 sebagainya.	 Konsekuensi	 dari	 tahap	 ini	 adalah	 peserta
diklat	belajar	secara	aktif	untuk	menemukan	sesuatu	yang	berhubungan dengan	 permasalahan	 yang	 dihadapi,	 sehingga	 secara	 tidak	 disengaja
peserta	diklat	menghubungkan	masalah	dengan	pengetahuan	yang	telah dimiliki.
Data processing	pengolahan	data
Menurut	 Syah :
pengolahan	 data	 merupakan	 kegiatan mengolah	data	dari	informasi	yang	telah	diperoleh	para	peserta	diklat
baik	 melalui	 wawancara,	 observasi,	 maupun	 yang	 lainnya,	 kemudian ditafsirkan,	 dan	 semuanya	 diolah,	 diacak,	 diklasifikasikan,	 ditabulasi,
dan	 bila	 perlu	 dihitung	 dengan	 cara	 tertentu	 serta	 ditafsirkan	 pada tingkat	 kepercayaan	 tertentu	 Djamarah,
: .	 Data	 processing
disebut	 juga	 dengan	 pengkodean	 coding	 kategori	 yang	 berfungsi sebagai	 pembentukan	 konsep	 dan	 generalisasi.	 Dari	 generalisasi
tersebut	 peserta	 diklat	 akan	 mendapatkan	 pengetahuan	 baru	 tentang alternatif	 jawabanpenyelesaian	 yang	 perlu	 mendapat	 pembuktian
secara	logis
Verification pembuktian
Pada	 tahap	 ini	 peserta	 diklat	 melakukan	 pemeriksaan	 secara	 cermat untuk	membuktikan	benar	atau	tidaknya	hipotesis	yang	ditetapkan	tadi
dengan	temuan	alternatif	dan	dihubungkan	dengan	hasil	data	processing
Syah, :
.	 Verification	 menurut	 Bruner	 bertujuan	 agar	 proses belajar	 dapat	 berjalan	 dengan	 baik	 dan	 kreatif	 jika	 guru	 memberikan
kesempatan	 kepada	 peserta	 diklat	 untuk	 menemukan	 suatu	 konsep, teori,	 aturan	 atau	 pemahaman	 melalui	 contoh‐contoh	 yang	 ia	 jumpai
dalam	 kehidupannya.	 Berdasarkan	 hasil	 pengolahan	 dan	 tafsiran,	 atau informasi	 yang	 ada,	 pernyataan	 atau	 hipotesis	 yang	 telah	 dirumuskan
terdahulu	itu	kemudian	 dicek,	apakah	terjawab	 atau	tidak	dan	apakah terbukti	atau	tidak.
DRAFT
203
Seni Budaya SD KK C
Generalization menarik	kesimpulangeneralisasi
Tahap	generalisasimenarik	kesimpulan	adalah	proses	menarik	sebuah kesimpulan	 yang	 dapat	 dijadikan	 prinsip	 umum	 dan	 berlaku	 untuk
semua	kejadian	atau	masalah	yang	sama,	dengan	memperhatikan	hasil verifikasi	 Syah,
: .	 Berdasarkan	 hasil	 verifikasi	 maka
dirumuskan	 prinsip‐prinsip	 yang	 mendasari	 generalisasi.	 Setelah menarik	 kesimpulan	 	 peserta	 diklat	 harus	 memperhatikan	 proses
generalisasi	 yang	 menekankan	 pentingnya	 penguasaan	 pelajaran	 	 atas makna	 dan	 kaidah	 atau	 prinsip‐prinsip	 yang	 luas	 yang	 mendasari
pengalaman	 seseorang,	 serta	 pentingnya	 proses	 pengaturan	 dan generalisasi	dari	pengalaman‐pengalaman	itu.
d.  Pembelajaran Inquiry	Learning
Sintaksis	 model	 Inquiry	 Learning	 terbimbing	 adalah	 model	 pembelajaran yang	 dirancang	 untuk	 membawa	 peserta	 didik	 dalam	 proses	 penelitian
melalui	penyelidikan	dan	penjelasan	dalam	setting	waktu	yang	singkat	 Joice Wells,
.	 Model	 ini	 merupakan	 kegiatan	 pembelajaran	 yang melibatkan	 secara	 maksimal	 seluruh	 kemampuan	 peserta	 diklat	 untuk
mencari	dan	menyelidiki	sesuatu	secara	sistematis	kritis	dan	logis	sehingga mereka	dapat	merumuskan	sendiri	penemuannya.
Sintak	tahap	model	inkuiri	meliputi: Orientasi	masalah;
Pengumpulan	data	dan	verifikasi; Pengumpulan	data	melalui	eksperimen;
Pengorganisasian	dan	formulasi	eksplanasi,	dan Analisis	proses	inkuiri.
Prinsip‐prinsip	pembelajaran	dengan	pendekatan		saintifik Pembelajaran	berpusat	pada	peserta	diklat
Pembelajaran	membentuk	students’	self	concept Pembelajaran	terhindar	dari	verbalisme
Pembelajaran	 memberikan	 kesempatan	 pada	 peserta	 diklat	 untuk mengasimilasi	dan	mengakomodasi	konsep,	hukum,	dan	prinsip
DRAFT
204
Kegiatan Pembelajaran 5
Pembelajaran	 mendorong	 terjadinya	 peningkatan	 kemampuan	 berpikir peserta	diklat
Pembelajaran	meningkatkan	motivasi	belajar	peserta	diklat	dan	motivasi mengajar	guru
Memberikan	 kesempatan	 kepada	 peserta	 diklat	 untuk	 melatih kemampuan	dalam	komunikasi
Adanya	 proses	 validasi	 terhadap	 konsep,	 hukum,	 dan	 prinsip	 yang dikonstruksi	peserta	diklat	dalam	struktur	kognitifnya.
8.  Evaluasi Penerapan	Pengalaman	Belajar