Jenis Tari Daerah Uraian Materi

67 Seni Budaya SD KK C tengah‐tengah masyarakat masih dinantikan oleh masyarakatnya. Sifatnya juga menghibur masyarakat, penanpilannya sering di lakukan pada saat upacara‐ upacara adat berlangsung. Tarian tersebut juga dapat dikatakan tarian sosial, karena tari itu lahir di lingkungan sosial dimana tari itu hidup dan ditampilkan. Tari yang berkembang di ndonesia berfungsi sebagai sarana upacara, sarana hiburanpergaulan dan sebagai sarana tontonanpertunjukan. Pada umumnya tarian tradisional berfungsi sebagai sarana hiburan di dalam upacara adat upacara batagak penghulu , artinya kehadiran tari trdisional tersebut dalam upacara adat upacara batagak penghulu memang untuk menghibur masyarakat yang menonton dan menyaksikan upacara tersebut. yus Rusliana menambahkan, Tarian hiburan hanya menitikberatkan untuk kepuasan pelakunya sendiri atau semata‐mata bukanlah menitikberatkan pada segi artistiknya. Pada dasarnya tarian hiburan ini tidaklah bertujuan untuk ditonton walau terkadang banyak kekayaan tari hiburan ini yang relative bernilai. Namun karena pada umumnya tari hiburanpergaulan ini lebih mementingkan kepuasan individual pelakunya. Otomatis pula sifat spontanitas dan improvisasi akan menonjol sekali. Bagi penonton yang melihatnya juga terhibur dan tidak merasa dibebani setelah melihatnya, hanya sebagai penghibur saja. Tari tradisional yang lahir dan dilahirkan oleh masyarakat setempat mempunyai pandangan tersendiri bagi masyarakatnya. Tari itu hadir dan dilahirkan oleh masyarakat, yang merupakan kehendak masyarakat. Jadi berarti tari itu hadir dengan maksud tertentu dan tujuan yang jelas. Oleh karena tari adalah ekspresi jiwa manusia yang disampaikan lewat simbol‐simbol gerak tari, maka jelas tari tersebut juga mempunyai maksud tertentu yang orientasinya dari masyarakat dan kembali untuk masyarakat.

2. Jenis Tari Daerah

Tari daerah adalah tari tradisional yang hidup secara turun temurun di daerah. Dapat dikatakan bahwa tari daerah adalah tarian yang bentuk tariannya sudah merupakan tarian yang hidup dengan subur di daerah Nusantara. Oleh karena itu tarian, iringan tari, tata busana, rias ataupun latar belakang cerita yang digarapnya, pada umumnya merupakan hasil ramuan atau paduan dari materi tari yang berpijak pada tradisi yang ada di wilayah Nusantara. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 68 Tari Bedhaya dari Yogyakarta a Tari Bedhaya adalah tarian puteri yang dibawakan oleh sembilan penari wanita dengan mengenakan busana yang samadengan mengisahkan sebuah cerita. Tari Bedhaya dahulu merupakan kelengkapan kebesaran dalam upacara di keraton, baik keraton Surakarta maupun keraton Yogyakarta. Tari Bedhaya yang merupakan pelengkap kebesaran seorang raja dianggap sakral oleh keraton Surakarta yaitu Bedhaya Ketawang, sedangkan di Yogyakarta adalah Bedhaya Semang. Busana dan hiasan‐hiasa mereka adalah busana dari pengantin puteri. Gambar . Tari Bedhaya gaya Surakarta Sumber:www.jawatengah.go.id Gambar . Tari Bedhaya gaya Yogyakarta Sumber:www.jawatengah.go.id DRAFT 69 Seni Budaya SD KK C Tari Gambyong Pareanom dari Surakarta b Tari Gambyong merupakan tari Jawa klasik yang mengambil dasar gerakan tarian rakyat dari kesenian tayubtlèdhèk. Biasanya tari gambyong dilakukan bersama‐sama oleh beberapa penari. Unsur estetis dari tari yang dilakukan bersama‐sama terletak pada garis dan gerak. Gerak tangan, kaki dan kepala tampak lebih indah dan ekspresif karena ditarikan bersamaan. Tarian ini semakin elok apabila penari dapat menyelaraskan gerakan dengan irama kendhang, karena kendhang sering pula disebut pemandu gendhing. Secara umum, tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Tari Gambyong adalah tarian tradisional dari Surakarta yang diciptakan oleh seorang wanita bernama Gambyong. Sejarah dan perkembangan tari Gambyong memang sangat panjang mulai awal kemunculannya hingga disebut sebagai tari Gambyong Pareanom oleh pihak kesunanan Surakarta hingga mengalami modifikasi dan inovasi yang menimbulkan berbagai macam jenis . Fungsi tari Gambyong cukup banyak baik sebagai hiburan, upacara adat, maupun persembahan bagi tamu kehormatan. Tari Gambyong ada beberapa jenis seperti, Gambyong solo Minulya, Gambyong Campursari, Gambyong Ayun‐ayun, Gambyong Mudhatama, Gambyong Gambirsawit dan Gambyong Pangkur. Gambar . Tari Gambyong Pareanom yang memakai selendang sebagai properti tari Sumber:ndonesia ndah tari Tradisional ndonesia DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 70 Busana yang dikenakan oleh penari Gambyong identik dengan pakaian adat Jawa Tengah dengan berbagai pernik dan jenis. Selendang adalah sebuah kain panjang yang dikenakan dengan cara dikalungkanpada leher penari. Tari Serimpi dari Yogyayakarta c Serimpi merupakan tari puteri yang dibawakan oleh empat orang penari wanita yang mengenakan busana yang sama, ke empat penari tersebut menari dengan teknik tari puteri yang halus. Walaupun bentuk koreografi tari ini merupakan tari kelompok, tetapi tarian ini merupakan tari duet atau berpasangan yang disusun secara ganda.Tema yang ditampilkan adalah perang tanding yang diambil dari berbagai wiracarita. Misalnya perang antara Permadi melawan Suryatmaja, antara Srikandi melawan Larasati, Srikandi melawan Suradewati. properti tari yang dipakai dalam tarian ini adalah selendang dan keris. Gambar . Tari serimpi Gaya Surakarta yang menggunakan selendang sebagai properti Sumber:ndonesia ndah Tari Tradisional ndoesia Gambar . Tari Serimpi Gaya Yogyakarta yang juga menggunakan properti yang sama Sumber:ndonesia ndah Tari Tradisional ndoesia DRAFT 71 Seni Budaya SD KK C Tari Angguk dari Kulonprogo d Tarian Angguk adalah tarian dari Yogyakarta yang ditarikan oleh beberapa penari berpakaian serdadu. Tarian ini dinamakan tari Angguk karena gerakan menarinya yang sering menganggukan kepala. Tari Angguk ini merupakan salah satu tarian tradisional yang populer di Yogyakarta, khususnya di Kulon Progo. Tari Angguk dibagi menjadi dua jenis, yaitu tari Ambyakan dan tari Pasangan. Tari ambyakan merupakan tari Angguk yang di mainkan oleh banyak penari. Dalam pertunjukannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tari bakti, tari srokal dan tari penutup. Tari pasangan sendiri merupakan tarian yang dimainkan secara berpasangan. Pertunjukannya terbagi menjadi delapan bagian, yaitu tari mandaroka, tari kamudaan, tari cikalo ado, tari layung‐layung, tari intik‐intik, tari saya‐cari, tari jalan‐jalan, dan tari robisal. TariAngguk biasanya dipentaskan oleh sampai orang penari pria. Namun seiring dengan perkembangannya, tari Angguk ini biasa dimainkan oleh penari wanita. Tari Angguk ini diiringi oleh iringan musik tradisional seperti rebana, bedug, kendang, keyboard, drum, tamborin dan lain‐ lain. Selain iringan musik, Tari Angguk ini juga diiringi lantunan pantun oleh para vokalis, yang berisi petuah atau nasehat tentang kehidupan. Salah satu yang menarik dari tari Angguk ini adalah ketika penari mengalami Ndadi kesurupan pada babak tertentu. Dalam keadaan ini penari kesurupan roh halus dan bertingkah aneh, sehingga membuat pertunjukan menjadi menarik bagi para penonton. Salah satu keunikan lainnya dari tari Angguk ini juga terlihat dari kostum yang digunakan. Berbeda dengan tarian tradisional dari Yogyakarta lainnya yang kebanyakan menggunakan pakaian jawa atau pakaian wayang wong, dalam tari Angguk ini penari menggunakan kostum yang mirip dengan pakaian serdadu jaman dahulu. Kostum yang digunakan pada tari Angguk ini diantaranya adalah baju lengan panjang yang di beri hiasan unik bermotif dan celana pendek yang juga diberi hiasan warna‐ warni. Pada bagian kepala menggunakan topi berwarna hitam yang juga di hiasi pernak pernik DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 72 berwarna ‐warni. Selain itu juga menggunakan kaos kaki dan selendang pada pada pinggang berwarna merah atau kuning. Gambar . Tari Annguk yang menggunakan selendang sebagai properti tari Sumber: Wikipedia.com Tari Dolalak e Dolalak adalah kesenian khas dari Kabupaten Purworejo. Tarian ini merupakan peninggalan pada zaman penjajahan Belanda. Asal kata Dolalak adalah dari not Do dan La karena tarian ini diiringi hanya dengan alat musik dua nada menggunakan sepasang Kenong. Busana yang dikenakan oleh penarinya terpengaruh nuansa pakaian serdadu Belanda. ni dapat kita lihat dari baju lengan panjang dan celana tanggung dengan warna gelaphitam, pangkat atau rumbai di bahu dan dada, topi pet dan kaca mata hitam. Sampur dipergunakan sebagai pelengkap busana, yang merupakan kebiasaaan orang Jawa dalam melakukan kegiatan menari yang selalu menggunakan sampurselendang. Dolalak biasanya disajikan semalam suntuk yaitu antara hingga jam dengan jumlah penari yang banyak tari kelompok dan pada puncak pertunjukan salah satu penarinya akan trance yaitu adegan dimana penari akan melakukan gerak‐gerak di luar kesadarannya. Sajian Dolalak membutuhkan tempat yang luas karena berupa tari kelompok. Sajian Dolalak DRAFT 73 Seni Budaya SD KK C menampilkan beberapa jenis tarian yang tiap jenis dibedakan dengan perbedaan syair lagu yang dinyanyikan dengan jumlah sampai lagu dan tiap pergantian lagu berhenti.Tetapi dengan perkembangan zaman kesenian dolalak ini bisa dipersingkat sesuai kebutuhan pentas. Gambar . Tari Dolalak yang menggunakan selendang sebagai properti tari Sumber:Wikipedia.com Tari Payung f Tari Payung adalah tarian yang melambangkan kasih sayang. Tarian ini dilakukan dengan menggunakan payung dan selendang sebagai properti utama. Tarian yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat ini biasanya dilakukan oleh ‐ orang penari yang dilakukan secara berpasangan antara pria dan wanita. Payung menjadi properti utama dalam setiap pementasan tari tradisional khas Minangkabau Sumatera Barat ini. Makna filosofi yang terdapat dalam payung yang dibawa oleh penari pria ini adalah sebagai pelindung bagi hubungan dua insan manusia.Lebih lanjut mengenai makna dari properti tersebut juga menggambarkan peran seorang pria dalam sebuah rumah tangga yang penuh dengan tanggungjawab,kasih sayang,serta memberikan perlindungan bagi isterinya. Properti ini juga tak kalah penting dan menarik dalam pertunjukan tari payung. Pasalnya jenis tarian berpasangan ini memiliki makna mendalam DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 74 yang ditujukan bagi para remaja dalam menjalin asmara. Salah satu makna yang tersirat dalam tarian tersebut juga terdapat pada selendang yang digunakan sebagai properti oleh penari wanita. Dalam beberapa kesempatan gerakan tari payung penari wanita akan memainkan selendang tersebut dan melambangkan sebuah ikatan suci antara dua insan. Gambar . Payung dan selendang yang di gunakan sebagai properti tari Sumber;https:id.wikipedia.orgwikiTari_payung Tari Sigale‐gale g Sigale‐gale sendiri merupakan sebuah boneka berbentuk manusia yang dapat digerakan serta menari dengan diiringi oleh musik tradisional. Tari Sigale‐gale ini termasuk salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di Sumatera Utara, terutama di daerah Samosir. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat, acara budaya, bahkan menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke sana. Dalam pertunjukannya, boneka sigale‐gale biasanya dimainkan oleh beberapa orang dengan cara memegang tali untuk menggerakkan boneka tersebut. Dengan diiringi musik tradisional boneka tersebut digerakan seperti menari layaknya manusia. Selain itu dalam pertunjukan Tari Sigale‐ gale ini juga terdapat beberapa penari yang menari mengikuti boneka sigale‐ gale tersebut. Untuk kostum yang digunakan dalam pertunjukan Tari Sigale‐gale biasanya menggunakan busana tradisional khas Batak Samosir, lengkap dengan kain DRAFT 75 Seni Budaya SD KK C ulos yang menjadi ciri khasnya. Selain para penari, boneka kayu sigale‐gale juga dilengkapi dengan busana tersebut. Sehingga terlihat seperti layaknya manusia dan terlihat serasi dengan penari yang mengiringinya. Sigale‐gale sendiri merupakan sebuah boneka berbentuk manusia yang dapat digerakan serta menari dengan diiringi oleh musik tradisional. Tari Sigale‐gale ini termasuk salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di Sumatera Utara, terutama di daerah Samosir. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat, acara budaya, bahkan menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke sana. Dalam pertunjukannya, boneka sigale‐gale biasanya dimainkan oleh beberapa orang dengan cara memegang tali untuk menggerakkan boneka tersebut. Dengan diiringi musik tradisional boneka tersebut digerakan seperti menari layaknya manusia.Selain itu dalam pertunjukan Tari Sigale‐ gale ini juga terdapat beberapa penari yang menari mengikuti boneka sigale‐ galetersebut. Untuk kostum yang digunakan dalam pertunjukan Tari Sigale‐gale biasanya menggunakan busana tradisional khas Batak Samosir, lengkap dengan kain ulos yang menjadi ciri khasnya. Selain para penari, boneka kayu Sigale‐ gale juga dilengkapi dengan busana tersebut. Sehingga terlihat seperti layaknya manusia dan terlihat serasi dengan penari yang mengiringinya. Gambar . Boneka si gale‐gale paling depan ,sebagai properti tari Sumber:https:id.wikipedia.orgwikiTari_Sigale_gale DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 76 Tari Tor‐tor Sipitu Cawan h Tor‐tor merupakan tarian khas dari tanah Batak. Menurut budayawan Togarma Naibaho, pendiri Sanggar budaya batak.kata Tor‐tor berasal dari suara hentakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang yang juga berirama menghentak. Gerakan tortor merupakan kombinasi dari gerakan kaki jinjit‐jinjit dan gerakan tangan. Tari Tor Tor Sipitu Cawan mempunyai sebuah makna yang sangat disakralkan oleh masyarakat Batak, terutama dalam gerakan tarian yang ditampilkan oleh beberapa orang penarinya. Cawan tersebut berisikan yang berisikan air perasan Jeruk Purut diyakini masyarakat Batak sebagai media pembersihan, terutama pembersihan diri maupun lokasi dimana tarian Tor‐tor Sipitu Cawan ini sedang digelar. Gambar . Tari tor‐tor yang mengunakan Cawan mangkuk sebagai properti penari Sumber :www.pariwisata nusantara.com Tari Sekapur Sirih dari Riau i Tari Sekapur sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu‐tamu besar di Provinsi Jambi dan Riau. Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati. DRAFT 77 Seni Budaya SD KK C Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh orang penari perempuan. Properti yang digunakan: ceranowadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana,gong dan gendang Gambar . Tari sekapur sirih Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiTari_Sekapur_Sirih Tari Lilin Siwa j Keunikan tari Lilin Siwa terletak pada properti yang digunakan para penari yaitu piring dan kostumnya yang sangat mewah. Konsentrasi tinggi, keseimbangan tubuh dan ketenangan jiwa para penari sangat dituntut, dalam menarikan tari Lilin Siwa. Geraknya lebih banyak menggunakan gerakan tangan yang selalu menggunakan properti piring dan lilin, dengan gerakan yang lemah gemulai melambangkan kelembutan para gadis Palembang yang mengalir seperti aliran sungai Musi. Tari Lilin Siwa ini ditarikan oleh wanita remaja berusia kurang lebih tahun dengan jumlah penarinya minimal tiga orang. Busana yang dipergunakan adalah Pakaian Gede atau iasan Gede pakaian khas Palembang yang biasanya dipakai untuk pakaian pengantin wanita di Palembang , hiasan Gede dipakai oleh penari inti, sedangkan penari yang lainnya menggunakan hiasan Dodot atau Selendang Mantri. Makna kostumnya lebih menekankan kepada kejayaan zaman indu Budha pada DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 78 Zaman kerajaan Sriwijaya yang kuat dipengaruhi kebudayaan Cina, terutama pada hiasan kepala, dada, dan tangan,lihat pada gambar : . Gambar . Tari lilin siwa yang menggunakan lilin dan piring sebagai properti Sumber :https:id.wikipedia.orgwikiTari_Lilin Tari Retna Tinanding k Tari Retna Tinanding berasal dari daerah Surakarta, dimana tarian tersebut ditarikan secara berpasangan oleh dua orang wanita. properti yang digunakan dalam tari ini adalah keris dan gendewa. Gambar . Tari yang mengunakan keris dan gendewa sebagai properti tari Sumber: daerahistimewayogyakarta.blogspot.com Tari Bondan dari Surakarta l Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional dari Jawa Tengah yang menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Namanya dalah Tari Bondan. DRAFT 79 Seni Budaya SD KK C Gambar . Tari bondan yang menggunakan paying dan boneka sebagai properti tari Sumber: gema‐budaya.blogspot.com mengenal‐tari‐bondan.html Tari Bondan adalah tarian tradisional yang menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Tarian merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah.Yang menjadi ciri khas dari Tari Bondan ini adalah properti yang digunakan, yaitu payung kertas, kendil dan boneka bayi yang digendong penari. Menurut sejarahnya, Tari Bondan ini merupakan tarian yang wajib dimainkan oleh para kembang desa untuk menunjukan jati dirinya. Dengan tarian ini maka akan terlihat bagaimana mereka saat menjadi seorang ibu dan mengasuh anak mereka. Sehingga sebagai wanita tidak hanya berparas cantik tapi juga harus bisa mengasuh, memberikan kasih sayang dan melindungi anaknya. Tari Bondan memiliki jenis tarian yaitu Tari Bondan Cindogo, Tari Bondan Mardisiwi dan Tari Bondan Pegunungan Tari Bondan Tani. Dalam pertunjukannya, para penari Tari Bondan menari dengan menggendong boneka bayi dengan satu tangan, sementara tangan satunya memegang payung kertas. Dalam Tari Bondan ini umumnya memiliki makna yang tersirat pada setiap gerakannya. Satu adegan yang menjadi ciri khas adalah saat para penari menari di atas sebuah kendil. Pada adegan satu ini penari harus menjaga keseimbangan mereka di atas kendil agar kendil yang dipijak tidak pecah. Selain itu para penari juga harus menari di atas kendil DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 80 sambil mememutar – mutar kendil yang diinjak serta memainkan payung yang di bawanya. Untuk pertunjukan Tari Bondan Pegunungan sedikit berbeda dengan tari bondan cindogo dan mardisiwi. Dalam pertunjukannya, Tari Bondan Pegunungan menggambarkan perempuan desa di pegunungan atau desa tani dalam menggarap ladang atau bertani. Setelah menari menggunakan peralatan tani tersebut para penari melepas baju bertaninya dan mengganti dengan baju yang di gunakan dalam Tari Bondan. Kemudian para penari menari dengan gerakan Tari Bondan lainnya Properti yang digunakan dalam tarian ini umumnya menggunakan payung kertas dan boneka bayi. Dalam Tari Bondan Cindogo biasanya menggunakan kendil dalam tariannya, namun untuk Tari Bondan Mardisiwi biasanya tidak menggunakan kendil dalam tariannya. Selain itu untuk Tari Bondan pegunungan biasanya diawali menggunakan tenggok yang digendong, alat pertanian, serta memakai caping pada kepalanya. Namun setelah menari menggunakan alat bertaninya kemudian para penari melepaskan baju tani dan caping, kemudian dimasukan kedalam tenggok dan mengganti dengan properti Tari Bondan lainnya.melepaskan baju tani dan caping, kemudian di masukan kedalam tenggok dan mengganti dengan properti Tari Bondan lainnya. Gambar . Properti tari payung dan selendang Sumber:gema‐budaya.blogspot.com mengenal‐tari‐bondan.html DRAFT 81 Seni Budaya SD KK C Topeng Cirebon m Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di wilayah kesultanan Cirebon. Tari Topeng Cirebon merupakan kesenian asli daerah Cirebon, Subang, ndramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari dan Brebes. Dinamakan tari topeng Cirebon karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Pada pementasan tari topeng Cirebon, penarinya disebut dalang, dikarenakan mereka memainkan karakter topeng‐topeng tersebut. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. Gambar . Tari yang menggunakan topeng sebagai properti tari Sumber: https:id.wikipedia.orgwikitari_topeng Tari Topeng Betawi n Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian adat masyarakat Betawi di Jakarta yang menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tarian ini merupakan perpaduan antara seni tari, musik, dan nyanyian.Seperti pertunjukan teater atau opera, penari menari dengan di iringi suara musik dan nyanyian. Tari Topeng Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakan.Bagi penari wanita biasanya menggunakan kain panjang dan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 82 pakaian kebaya yang dilengkapi dengan selendang. Selain bagian kepala memakai mahkota warna warni yang biasa di sebut dengan kembang topeng. Dan tidak lupa memakai topeng yang menutupi wajah para penarinya. Topeng yang di gunakan para penari terbuat dari kayu. Topeng ini tidak memakai pengikat pada kepala, namun penari menempelkan ke wajah mereka dengan cara digigit di bagian dalam topengnya. Gambar . Tari yang memakai topeng sebagai properti tari Sumber: https:id.wikipedia.orgwikitari_topeng Tari Bambang Cakil o Tari Bambangan Cakil merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara kesatria melawan raksasa. Kesatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan beringas. Di dalam pementasan wayang Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah‐tengah atau di Pathet Sanga. Perang antara Kesatria Bambangan melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang. Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan dan keangkaramurkaan pasti kalah dengan kebaikan. DRAFT 83 Seni Budaya SD KK C Gambar . Tari bambangan cakil yang menggunakan keris sebagai propertinya Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiTari_Bambangan_cakil Tari Kuda Kepang Yogyakarta p Kuda Kepang Kuda: kuda, kepang: bambu yang dianyam . Tarian rakyat ini dilakukan oleh laki‐laki yang menunggang kuda‐kudaan pipih yang terbuat dari anyaman bambu dan dicat. Tungkai‐tungkai penari sendiri menciptakan ilusi dari gerakan seekor kuda. Pertunjukan ini dikenal dengan kuda lumping Jawa Barat , jathilan Yogyakarta dan reyog Jawa Timur . Sering kali seorang penunggang kuda diiringi oleh beberapa pemusik dan seorang yang bertopeng atau tanpa topeng dengan sepucuk cambuk, serta melakukan perjalanan sepanjang kota dan berhenti di sebuah sudut jalan untuk sebuah pertunjukan. Pada sebuah jathilan di Yogyakarta dilengkapi dengan empat buah topeng, dengan menampilkan seorang pelawak mengenakan topeng separo muka berwarna putih, seorang pria dengan topeng hitam, seorang laki‐laki liar berwajah merah, dan seorang perempuan bertopeng kuning. Tari Kuda Kepang merupakan tari rakyat yang berasal dari propinsi Daerah stimewa Yogyakarta. Tari tersebut ditarikan oleh penari laki‐laki dengan menunggang kuda‐ kudaan yang terbuat dari bambu kudang kepang DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 84 Gambar . Kuda kepang sebagai properti tari Sumber https:id.wikipedia.orgwikiTari_kuda_kepang Tari Reyog JawaTimur q Reog merupakan kesenian terkenal asli warisan leluhur ndonesia yang berasal dari Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Kesenian Reog Ponorogo sampai sekarang masih aktif dan di kenal dari seluruh masyarakat ndonesia bahkan wisatawan mancanegara. Reog Ponorogo yang kita kenal identik dengan kekuatan dunia hitam, preman ataupun kekerasan lainnya serta lepas pula dari dunia mistis ketimuran dan kekuatan supranatural. Salah satu pertunjukkan yang ada pada reog yakni mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat kg yang digigit sepanjang pertunjukan berlangsung. Tak hanya itu seni reog ponorogo diiringi oleh beberapa gamelan seperti kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan lain sebagainya. Didalam reog ponorogo juga ada warok tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah anggota grup reog ponorogo sekitar ‐ an, sedangkan peran utama ada di warok dan pembarongnya DRAFT 85 Seni Budaya SD KK C Gambar . Penari Reog beserta propertinya Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiTari_Reog Tari Tayub Yogyakarta r Tarian ini diawali dengan orang tua atau sesepuh desa yang menari dan dilanjutkan dengan penari.wanita ledek dan penabuh. Ledek menari dengan posisi lebih tertutup dari pada penari pengibing .Tari Tayub yang merupakan tarian rakyat biasanya berkaitan dengan kesuburan tanaman padi. Arti ritual dari kehadiran penari Tayub dapat diamati pada beberapa contoh pertunjukan tari Tayub. Tari Tayub dalam upacara panen maupun perkawinan masih sering dilakukan oleh masyarakat Jawa. al ini mencerminkan bahwa penari Tayub memiliki peran yang sangat penting dalam ritual, karena melalui upacara ritual tersebut tari Tayub melambangkan kesuburan dan kesela‐matan. Tarian ini diawali dengan orang tua atau sesepuh desa yang menari dan dilanjutkan dengan penari wanita ledek dan penabuh. Ledek menari dengan posisi lebih tertutup dari pada penari pengibing .Tari Tayub yang merupakan tarian rakyat biasanya berkaitan dengan kesuburan tanaman padi. Tari Tayub dalam upacara panen maupun perkawinan masih sering dilakukan oleh masyarakat Jawa. al ini mencerminkan bahwa penari Tayub memiliki peran yang sangat penting dalam ritual, karena melalui upacara ritual tersebut tari Tayub melambangkan kesuburan dan keselamatan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 86 Gambar . Tari Tayub dan selendang sebagai Propertinya Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiTari_Tayub Tari Pendhet s Tari Pendet merupakan tari yang berfungsi sebagai penjemput para dewa yang datang ke Marcapada dalam upacara odalan. Di Bali tari ini merupakan tari penyambutan para tamu. Pintu keluar masuk panggung berbentuk seperti gapura lengkung, yang lantainya dibelakang lebih rendah.bunyi gamelan yang diharapkan bisa memberikan suasana riang dan lembut. Tari Pendet diiringi dengan seperangkat gamb elan Gong atau Gong kebyar Kesan yang ditimbulkan oleh pintu keluar masuk yang demikian ini seolah‐olah para penari tampil menuju panggung dari sebuah gua, demikian pula apabila mereka keluar meninggalkan pentas, seolah‐olah mereka masuk ke dalam gua yang gelap. Tari Pendet dibawakan oleh empat penari gadis berbusana adat dengan sebuah bokor berisi bunga pada masing‐masing tangan kanan penari. Gerak mata yang disebut sledet membutuhkan bantuan tekanan Gambar . Penari pendet memegang bokor tempat bunga yang akan ditaburkan Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiTari_Pendet DRAFT 87 Seni Budaya SD KK C Tari Payembrama t Tari Panyembrama yang dibawakan oleh empat orang gadis merupakan ciptaan dari seorang tokoh Legong keraton Gusti Raka Saba. Tari ini merupa‐kan salah satu variasi tari penyambutan yang merupakan awal dari pertunjukan sebagai ungkapan selamat datang. Gaya tarinya sangat feminim, dan sesekali pada bagian akhir dari tari ini para penari menaburkan bunga. Tari Panyembrama yang dibawakan oleh empat orang gadis merupakan ciptaan dari seorang tokoh Legong keraton Gusti Raka Saba.Tari ini merupakan salah satu variasi tari penyambutan yang merupakan awal dari pertunjukan sebagai ungkapan selamat datang.Gaya tarinya sangat feminim, dan sesekali pada bagian akhir dari tari ini para penari menaburkan bunga. Gambar . Tari Panyembrama dan properti tarinyaadalah kipas dan bunga Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiTari_Panyembrana Tari Legong u Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata leg yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan gong yang artinya gamelan.Legong dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat terutama aksentuasinya oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 88 Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai properti tarinya. Gambar . Tari Legong beserta kipas sebagai propertinya Sumber ndonesia indah, Tari Cakalele v Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan adat. Para penari pria biasanya mengenakan parang dan salawaku perisai sedangkan penari wanita menggunakan lenso sapu tangan . Penari pria mengenakan kostum yang didominasi warna merah dan kuning, serta memakai penutup kepala aluminum yang disisipi dengan bulu putih. Pedang atau parang pada tangan kanan penari melambangkan martabat penduduk Maluku yang harus dijaga sampai mati, sedangkan perisai dan teriakan keras para penari melambangkan gerakan protes melawan sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak pada rakyat DRAFT 89 Seni Budaya SD KK C . Gambar . Penari cakalele memegang parang dan salawaku perisai sebagai properti tari sumber www.kidnesia.com...Maluku‐UtaraSeni‐BudayaTari‐Cakalele Tarian Giring‐Giring w Tari Giring‐giring adalah tarian khas Maanyan yang mendiami daerah Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan provinsi Kalimantan Tengah. Tari Giring‐giring atau juga disebut Gangereng biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu, acara‐acara bergembira, dan juga untuk selingan pada acara‐acara tertentu. Tari Giring‐giring dilengkapi dengan tongkat bambu tipis telang yg diisi dengan biji piding sehingga menghasilkan suara yg ritmis dengan alunan kangkanung gamelan oleh penarinya. Para penarinya diiringi seperangkat alat musik bambu berisi biji jagung, yang bila digerakkan atau digetarkan akan berbunyi. alat musik ini biasa disebut ganggereng di Barito dan dimainkan bersama sebuah tongkat yang disebut gantar. Keserasian dari gerakan tangan dan kaki itulah yang menimbulkan keindahan dan menjadi daya tarik untuk menontonnya. Tari Giring‐giring biasa ditampilkan pada acara‐acara adat sebagai perwujudan perasaan suka cita warga terutama ketika menyambut tamu‐tamu kehormatan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 90 Gambar . Tari Giring‐giring memegang tongkat sebagai properti tari Sumber:kebudayaanindonesia.netkebudayaan tari‐giring‐giring Tari Manasai x Tari Manasai adalah tarian tradisional dari Kalimantan Tengah yang memberikan perlambangan sukacita dan kegembiraan Tari ini merupakan tari yang melambangkan kegembiraan. Tari ini biasanya juga diadakan untuk menyambut tamu‐tamu pemerintahan yang ke sana. ntinya tarian selamat datang untuk tamu‐tamu yang berkunjung ke Kalimantan. Dalam acara pernikahan adat, misalnya. Penari biasanya mengelilingi beberapa guci ukuran besar yang dilingkari dengan kain bahalai. Para penari akan menari dengan gemah gemulai mengelilingi guci‐guci tersebut selama beberapa putaran dengan di iringi lagu karungut. Penari akan berhenti sampai lagu karungut yang di putar selesai. Sambil menari biasanya ada satu orang yang memberi segelas baram minuman memabukkan di Kalimantan kepada setiap penari. Tentunya kepada yang tidak terbiasa minuman ini akan menimbulkan pusing kepala dan dapat mabuk olehnya. Perlengkapan tari manasai biasanya baju adat, bahalai selendang , kain yang diikatkan mengelilingi kepala kemudian disisipi Bulu Burung Tingang Bulu Burung Engrang .. DRAFT 91 Seni Budaya SD KK C Gambar . Tari Manasi Sumber kebudayaanindonesia.netkebudayaan tari‐giring‐giring Tari Hudoq y udoq adalah sejenis festival yang berupa tarian ungkapan syukur yang digelar oleh sub‐etnis Dayak di Provinsi Kalimantan Timur. udoq adalah kesenian tarian yang menggunakan topeng dan kostum, oleh sebab itu udoq termasuk golongan kesenian barongan Tarian dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya sama dengan Tari udoq dari suku Dayak Bahau dan Modang, yakni untuk upacara menyambut tahun tanam maupun untuk menyampaikan rasa terima kasih pada dewa yang telah memberikan hasil panen yang baik.Penari hudoq Bahau dan Modang memakai topeng kayu berukir, gabungan antara citra hama tanaman dan satwa‐satwa berbahaya.Seluruh tubuh penari tertutup busana yang terbuat dari kulit pohon, dihiasi rumbai daun pisang, dan ada pula yang menggunakan daun kelapa.Busana dilengkapi dengan topi berbulu dan tongkat kayu yang dipegang di tangan kanan. Tarian ini biasanya dilakukan oleh penari, masing‐masing memakai topeng berbeda, digelar di lapangan luas dan terbuka.. Kostum penari udoq Kita menggunakan baju lengan panjang dari kain biasa dan memakai kain sarung, sedangkan topengnya berbentuk wajah manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas Dayak DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 92 Gambar . Properti tari yang dipakai penari dalam tari udoq Sumber: budaya‐indonesia.orgTari‐udoq Gambar . Penari udoq memakai topeng Sumber: budaya‐indonesia.orgTari‐udoq Tari Gantar z Tari Gantar merupakan jenis tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat,Kalimantan Tim. Tarian ini melambangkan kegembiraan dan juga keramah‐tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang datang berkunjung, baik sebagai wisatawan, investor, atau para tamu yang dihormati. Tamu‐tamu bahkan diajak ikut menari bersama para penari DRAFT 93 Seni Budaya SD KK C Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja, menurut versi cerita yang lain bahwa Tari Gantar merupakan tarian yang dilaksanakan pada saat upacara pesta tanam padi. Properti tari sebuah tongkat panjang tersebut adalah kayu yang digunakan untuk melubangi tanah pertanian dan bambu pendek adalah tabung benih padi yang siap ditaburkan pada lubang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini menggambarkan cara menutup lubang tanah tersebut. Muda‐mudi dengan suka cita menarikan tari tersebut dengan harapan panen kelak akan berlimpah ruah hasilnya. Gambar . Tari Gantar Oleh Para Gadis Dayak yang memegang tongkat panjang Sumber: budaya‐indonesia.orgTari‐Gantar‐ Tari Enggang aa Tarian ini menceritakan mengenai kehidupan burung Enggang di masyarakat Dayak, Kalimantan. Burung Enggang merupakan hewan sakral lambang pembawa pesan dari Tuhan yang mempengaruhi hidup masyarakat Dayak. Enggang tidak hanya diyakini membawa kesugihan tetapi juga malapetaka. Ketika Enggang mengelilingi rumah sebanyak x, maka orang yang ada di dalamnya diyakini akan mendapat bencana karena Enggang membawa roh‐ roh jahat. Saat itulah belian, yaitu orang pintar yang dipercaya sebagai tabib, dengan kemapuannya berusaha men‐gusir burung Enggang. Properti yang dipakai untuk tari ini adalah bulu burung enggang yang dipakai pada jari penari putri dan perisai dan pedang pada penari putra lihat gambar DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 94 Gambar . Penari memekai bulu burung pada jari penari putri dan perisai pada penari putra Sumber:www.indonesiakaya.comkanaldetailtari‐gantar Tarian Woleka NTT bb Woleka merupakan upara adat yang dilakukan untuk memenuhi kaul. Upacara ini dilakukan bagi orang yang memohon berkat kepada leluhuralkhalik, misalnya ingin memperoleh hasil panen yang bagus, sembuh dari penyakit, meminta menantu dan lain‐lain.dan setelah perminyaan itu dikabulkan orang tersebut akan menyelenggarrakan woleka sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Khalik dan para leluhur. Niat tersebut diumumkan di perdengarkan malalui bunyi gong dan tambur sehingga umum dapat mengetahui bahwa orang tersebut akan berpesta Woleka . Budaya adalah warisan. Budaya adalah jati diri sehingga dikembangkan kearah yang benar sehingga dapat membawa dampak positif bagi semua lapisan masyarakat secara turun temurun. Properti yang digunakan dalam tarian ini adalah pedang dan sampur. DRAFT 95 Seni Budaya SD KK C Gambar . Para penari memakai properti parang dan sampur Sumber: www.negerikuindonesia.com › … › NTT Tari Mandau cc Tari Mandau adalah salah satu dari berbagai jenis tari Suku Dayak. Di lihat dari namanya sudah tentu tarian ini menggunakan salah satu senjata khas suku Dayak di Kalimantan Tengah yaitu Mandau sejenis parang dan Talawang perisai . Tari Mandau juga di bagi menjadi bermacam‐macam jenis sesuai dengan daerah dan sub suku Dayak tersebut. Disini kami ingin mengambarkan Tari Mandau secara umum. Gambar . Penari Mandau memakai properti parang di mulut Sumber:dayakborneo .blogspot.com tarian...suku‐dayak‐tari mandau.html Dalam setiap pertunjukan atau persembahan Tari Mandau diringi alunan suara kemerduan Gandang dan Garantung bertalu kencang. armonisasi perangkat musik tradisional tersebut memunculkan irama penuh semangat, seolah mengajak mereka yang mendengar dan menyaksikan persembahan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 96 Tari Mandau semakin bersemangat layaknya pejuang Suku Dayak yang siap terjun ke medan juang. berikut ini gambar properti tari yang digunakan dalam tari Mandau. Perisai tameng Dayak Gambar . Tameng perisai sebagai properti tari Mandau Sumber: Sumberid.wikipedia.orgwikiMandau Mandau Gambar . Mandau Sumberid.wikipedia.orgwikiMandau Tari Radap Rahayu ‐ Kalimantan Selatan dd Tarian ini sangat terkenal di Kerajaan Banjar karena dipentaskan setiap acara penobatan raja serta pembesar‐pembesar kerajaan dan juga sebagai tarian penyambut tamu kehormatan yang datang ke Banua Banjar, upacara perkawinan, dan upacara memalas banua sebagai tapung tawar untuk keselamatan. Gerak ini diperlihatkan pada gerakan awal serta akhir tari DRAFT 97 Seni Budaya SD KK C dengan gerak.Jumlah penari Radap Rahayu selalu menunjukkan bilangan ganjil, yaitu : , , , dan seterusnya. Tata Busana telah baku yaitu baju layang. iasan rambut mengggunakan untaiankembang bogam. Selendang berperan untuk melukiskan seorang bidadari, disertai cupu sebagai tempat beras kuning dan bunga rampaiuntuk doa restu dibawa penari di tangan kiri Gambar . Radap Rahayu Sumber: Sumber:https:id.wikipedia.orgwikiTari_Radap_rahayu Tari Pajoge ee Tari Pajoge merupakan tari istana Gowa yang ditarikan oleh dua belas penari wanita yang berumur sekitar tahun. Busana penari memakai kain sarung tenunan Bugis, dan baju rawang dan slendang pada bahu sebelah kanan atas dan memakai kipas. Biasanya tarian ini dipentaskan di istana istana di Sulawesi Selatan pada upacara‐upacara tradisionil seperti pada upacara permaisuri raja untuk pertama kalinya atau upacara potong gigi. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 98 Gambar . Tari pajoge tari istana dari kerajaan Gowa Sulawesi selatan Foto koleksi P.Sidik Nugraha tahun Tari Pakarena ff Semula tarian ini hanya diadakan pada waktu upacara musim panen, tetapi perkembangan selanjutnya juga dipentaskan untuk amenyambut tamu ataupun pesta‐pesta lain. Jumlah penari orang yang berumur sekitar sampai tahun. Tarian ini memakai sarung dan baju rawang yang masing‐ masing penari membawa sebuah kipas di tangannya. Tarian ini berasal dan berkembang dari rumpun daerah Gowa yang meliputi pula daerah Bansaeng, Jeneponto, Makasar, Takalar dan Selayar. Gambar . Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan Foto koleksi P.Sidik Nugraha DRAFT 99 Seni Budaya SD KK C Tari Pattudu gg Tari Pattudu ditarikan oleh sampai orang wanita. Penari wanita memakai baju semerawang. Semua penari memakai kipas dan selendang panjang yang indah. Tarian ini dipentaskan pada upacara‐upacara penting istana saja seperti upacara perkawinan, potong gigi, upacara menaruh anak ditempat timangan tempat berayun dan sebagainya. nstrumen pengiringnya terdiri dari dua buah gendangapa, sebuah gong dan sebuah seruling. Sedangkan tarian ini dimulai dari menyanyi terlebih dahulu, setelah disusul dengan beberapa gerak tari barulah musik mengiringi tarian dan selanjutnya penari menari. Gambar . Tari Pattudu dari Sulawesi Selatan Foto koleksi P.Sidik Nugraha Tari Pagellu hh Pagellu salah satu alat memujaan pada Tuhan yang memberi hujan, memelihara segala tanaman, hewan piaraan, menolak wabah penyakit, dan sebagainya. Pagellu erat sekali hubungannya dengan kepercayaan masyarakat Toraja. Magellu adalah alat untuk menimbulkan rasa keindahan, rasa pemujaan dan rasa gembira dalam bentuk gerakan badan terutama gerakan tangan dan jari tangan. Puang Matuo Allah yang Maha Esa berada pada tempat yang tertinggi dan kekuasaannya mengatur dunia manusia datang kepadanya dengan sembah sujud dan bertobat, menyampaikan permohonan dan ucapan terima kasih. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 100 Tuhan dipuji dengan Rambu Tuka dengan berbagai macam upacara seperti Maro, Malena Suru dan semuanya memerlukan pemujaan lahir batin yang mendalam. Salah satu pemujaan lahir yakni dengan mempersembahkan binatang hewan yang dinamakan Malo Bulanna Du Ding Patodingana Dalam kehidupan masyarakat Toraja Pagellu mencakup peristiwa di sawah, menabur bibit, mengawasi padi, menghalau pipit, mengenyahkan hama penyakit, yang merusak tanaman. Tarian ini pada umumnya tiga orang anak penari wanita. Gambar . Tari Pagellu dari Sulawesi Selatan Foto koleksi P.Sidik Nugraha Tari Golek ii Tari Golek adalah tari yang ditarikan oleh remaja putri. Pengertian remaja putri adalah seorang wanita yang belum pernah menikah, berumur antar tahun sampai tahun. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak kanak menginjak dewasa. Pada saat ini remaja putri mengalami masa transisiperalihan dari kanak kanak ke remaja, sehingga seorang remaja ingin memperlihatkan pribadinya. Dalam masa perkembangan kepribadian seseorang, masa remaja mempunyai arti yang khusus. Dalam rangkaian proses perkembangan, masa ini seseorang tidak mempunyai kedudukan yang jelas. Masa remaja menunjukkan masa transisi atau peralihan dari masa anak‐anak ke masa dewasa. Pada masa inilah remaja mulai mencari‐cari atau DRAFT 101 Seni Budaya SD KK C mulai berfikir tentang potensi pribadi yang akan dipakai sebagai landasan selanjutnya. Untuk memperlihatkan potensi pribadinya dapat dilihat pada gerak muryani busana, seperti ragam tasikan, miwir rikmo, atrap sumping, atrap jamang. Dari gerakan tersebut memberi penjelasan bahwa muryani busana merupakan gerak yang mempunyai makna orang berhias dan berbusana, dari memakai pakaian sampai mengenakan asesoris. Jika dilihat dari struktur geraknya, tari ini didominir oleh gerak muryani busana. Dari pengkajian yang lebih dalam, ternyata ekspresi gerak ini sangat sesuai dan juga mempunyai makna sebagai penggambaran dunia penarinya remaja Putri . Pada masa ini perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Diri mereka sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri. Jadi sangat tepat jika esensi tari golek ini terletak pada gerak muryani busana atau dengan kata lain gerak ini merupakan gerak yang paling representatif. Penggambaran gerak berbusana di dalam Tari Golek tidak sekedar meniru orang yang sedang mengenakan pakaian, tetapi di dalamnya mempunyai makna yaitu gerakan mematut diri. Jadi pada hakekatnya, berpakaian atau berdandan dipandang bukan sekedar sebagai penutup tubuh, tetapi di sini lebih ditonjolkan unsur estetiknya. Ketika unsur fungsi dan keindahan disatukan pada gilirannya akan memberi kesan sempurna pada penampilan. Dengan sempurnanya suatu penampilan akan muncul kepercayaan diri, yang pada akhirnya akan muncul kesadaran tentang pribadi dengan segala potensinya. Dengan proses yang panjang dari waktu ke waktua khirnya akan terbentuk suatu kepribadian. Dengan kata lain kepribadian akan terbentuk seiring dengan berjalannya waktu. Pada masa ini terjadi proses pemantapan secara lambat dan teratur. Masa ini merupakan kunci dari perkembangan anak. Pada periode ini anak gadis banyak melakukan instropeksi dan mencari sesuatu ke dalam diri sendiri. Yang pada akhirnya ia akan menemukan akunya dalam diri sendiri dengan sikap keluar pada dunia obyektif. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 102 Dengan diketahuinya makna yang lebih dalam dari tari Golek, dapat diambil kesimpulan bahwa tari golek bukan sekedar sebuah tari yang menggambarkan seorang remaja putri yang sedang berhias diri. Disini tari golek yang dimaknai sebagai tari tunggal putri yang menggambarkan seorang gadis remaja yang sedang berada dalam liminalitas. Dalam upayanya untuk menemukan jati dirinya ia berusaha menumbuhkan rasa percaya diri yang diekspresikan dengan gerakan yang menggambarkan berhias diri. Pencarian jati diri pada hakekatnya adalah kerja pribadi. al ini sejalan dengan tari golek sebagai tari tunggal. Sebagai tari tunggal yang mulanya adalah satu‐satunya pada tari putri , jelas mempunyai keistimewaan bila dibandingkan dengan bentuk tari yang lain. Gambar . Tari golek http:indraoktora .blogspot.com tari‐klasik‐gaya‐yogyakarta.html Tari Ngremo Surabaya jj Tari ngremo berasal dari tari upacara untuk menghormati tamu agung atau tamu penting dalam suatu pesta. Tarian ini biasa ditarikan oleh seorang penari pria, dalam perkembangannya lebih lanjut tari ngemo dapat ditarikan oleh beberapa penari pria atupun penari gadis remaja. DRAFT 103 Seni Budaya SD KK C Gambar . Tari Ngremo dari Jawa Timur Foto koleksi P.Sidik Nugraha Tari Klana Alus kk Tari Klana alus merupakan tari klasik gaya Yogyakarta yang berasal dari kraton Yogyakarta. Tarian ini pada mulanya hanya digelareksis dan dipelajari di lingkungan istana sssaja. Eksistensi puncak perkembangan tari klasik pada masa pemerintahan amengku Buwana V tahun Dalam perkembangannya, tari klasik yang semula hanya digelareksis di istana kemudian mulai dikenal dan dikembangkan di luar istana dengan hadirnya organisasi kesenian yang bernama Kridho Bekso Wiromo. Setelah berdirinya organisasi seni di luar tembok istana, maka atas ijin Sri Sultan amengku Buwono V, tari klasik diperkenankan diajarkan serta dikembangkan di luar tembok istana. Tari Klana Alus merupakan salah satu tarian yang dicipta dan dikembangkan di luar tembok istanaYogyakarata. Pencipta tari Klana Alus adalah K.R.T. Candraradana, selaku penari, guru tari, dan pencipta tari khususnya tari klasik gaya Yogyakarta. Tari Klana Alus merupakan tari klasik gaya DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 104 Yogyakarta yang merupakan jenis tari putra halus. Tarian ini menggambarkan seorang raja yang sedang merindukan sorang putri. Sesuai dengan namanya, maka karakter dan gerak tarinya adalah gerak putra alus. Ciri khas gerakan tari Klana Alus adalah gerak nganakiprahan, yang diungkapakan lewat gerak muryani busana. Tarian ini menggambarkan orang yang sedang dirundung asmara yang diekspresikan lewat gerakan memakai busana sampai dengan asesoris. Tari Klana alus secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yang meliputi bagian pertama maju gending, bagian dua kiprahan, bagian tiga mundur gending. Gerakan tari Klana Alus nampak lebih ekspresif dinamis, karena iramanya terdiri dari beberapa irama, antara lain irama satu dan irama dua. Tari Klana Alus, di samping berfungsi sebagai tontonan yang berarti memberi hiburan, rasa senang, dan kenikmatan, juga memberi makna tersendiri. Ditilik dari namanya, tari Klana Alus diilhami oleh seorang raja yang sedang merindukan seorang putri dan ditarikan oleh laki laki. Kerinduan dengan seorang putri tercermin dalam gerakan muryani busana yang meliputi ragam miwir rikmo, ngilo asta dan sebagainya. Gerakan miuryani busan adalah gugusan gerak yang mempunyai maknaisi orang berhias dan berbusana, mulai dari memakai pakaian sampai mengenakan asesoris. Apabila dilihat dari struktur geraknya, tari Klana Alus didominasi oleh gerak muryani busana. Penggambaran gerak muryani busana di dalam tari Klana Alus ternyata tidak hanya sekedar meniru orang yang sedang mengenakan pakaian, tetapi lebih menekankan pada penggambaran orang yang sedang berhias diri. DRAFT 105 Seni Budaya SD KK C Gambar . Tari klana alus http:indraoktora .blogspot.com tari‐klasik‐gaya‐yogyakarta.html Tari Oleg Tamulilingan ll Tari ini meliukiskan dua ekor kembang madu jantan dan betina yang sedang asyik bercumbu rayu di tanam bunga. Kata oleg berarti bergerak dengan lembut, luwes dan indah menari dan Tamulilingan berarti kumbang madu. Oleg Tamulilingan adalah tari duet berpasangan. Namun demikian sering pula tari ini dibawakan oleh penari wanita keduanya, meskipun yang seorang berperan laki‐laki. Materi geraknya banyak bersumber dari gerak‐ gerak Pengambuhan. nstrumen pengiringnya adalah seperangkat gambelan Gong Kebyar. Gambar . Tari Oleg Tamulilingan dari Bali Gambar diambil dari ndonesia Menari al DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 106 Tari Menak Putri Rengganis adaninggar mm Golek Menak putri berasal dari Keraton Yogyakarta merupakan ciptaan Sultan amengku Buwana X. Golek menak berarti tari yang menirukan wayang golek yang membawakan cerita Menak. Tarian Rengganis Widaninggar menggambarkan peperangan antara dewi rengganis dari Kaparmen melawan Dewi Widaninggar dari negara Tartaripura yang ingin menuntut balas kematian kakaknya yaitu dewi Medaninggar. Gambar . Tari Menak Putri Rengganis Wedaninggar Foto koleksi P.Sidik Nugraha Tari Rantak Kudo Sumatra nn Tarian Rantak Kudo adalah tarian berpasangan dari Sumatra yang ditarikan oleh dua orang laki‐laki. Tarian ini biasanya dipentaskan pada pesta‐pesta perkawinan. Gerak kaki pada tari Rantak Kudo merupakan gerakan kaki yang sangat lincah yang disebut rantak seperti rantak crupu, rantak senyang, langkah tiga dan sebagainya. Tari ini berkembang di daerah Painan Timur pesisir Selatan. DRAFT 107 Seni Budaya SD KK C Gambar . Tari Rantak Kudo dari Sumatra Foto koleksi P.Sidik Nugraha Puspa Mekar oo Tari Puspa Mekar yang dibawakan oleh tujuh orang gadis remaja yang berperawakan sedang namun berisi ini merupakan bentukan baru dari Tari Rejang tradisional. Bedanya, apabila Rejang yang juga ditarikan oleh para gadis remaja bahkan bisa pula sampai oleh para wanita setengah baya hanya bisa dijumpai pada upacara Odalan termasuk kategori tari wali atau sakral, Puspa Mekar yang secara:harfiah bermakna Bunga Mekar merupakan tari pertunjukan sekuler atau balih‐balihan yang bisa ditampilkan kapan saja dan di mana saja. Puspa Mekar yang mengawali pertunjukan wisata di Puri Peliatan ini tampil benar‐benar anggun, oleh karena dibawakan dengan gerak yang relatif lambat serta dengan ekspresi wajah yang terkendali. Warna keistanaannya menjadi sangat menonjol oleh karena tari ini diiringi oleh gamelan Semar Pagulingan yang konon dahulu berfungsi sebagai gamelan pengantar tidur raja. Suara lembut dua buah rebab serta tiga batang seruling yang sangat kontras dengan lengkingan instrumen gender perunggu memberikan wama kelembutan di dalam dinamik gamelan yang sebagian besar instrumennya merupakan instrumen pukul dari bahan perunggu. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 108 Para penari mengenakan busana seragam yang terdiri dari kain panjang berlatar merah muda yang ditebari oleh berbagai motif berprada kuning keemasan sebagai penutup tubuh bagian bawah. Penutup dadanya berwarna dasar merah muda yang dibelit dengan warna kuning keemasan, serta berpenutup kepala yang dipadati oleh bunga‐bungaan logam keemasan yang gemerlapan. Dengan gerak‐gerak lembut saja penutup kepala yang menjulang tinggi itu bisa bergetar menambah kecantikan gadis‐ gadis penari yang tampil mirip satu dengan yang lainnya. Sampur atau selendang kuning yang sesekali diangkat ke atasmenambah keanggunan penampilan Puspa Mekar. Dengan membawa sebuah bokor tempat bunga, para penari muncul satu demi satu melewati pintu utama yang berbentuk candi bentar. Walaupun lengan kiri dan kanan kadang‐kadang diangkat agak tinggi, namun kesan feminitas Tari Puspa Mekar tetap hadir sangat menonjol. Rupanya warna keanggunan serta feminitas dari Puspa Mekar memang sengaja diketengahkan oleh Puri Peliatan hingga kesan bahwa tari itu bersumber dari Tari Pendet yang berfungsi sebagai tari penyambutan bagi para dewa masih bisa dipertahankan. Seusai menaburkan bunga yang diarahkan kepada para penonton, para penari berputar ke kanan serta melangkah dengan santai menuju ke pintu candi bentar untuk meninggalkan pentas. Legong Keraton pp Legong Keraton yang merupakan kebanggaan msyarakat Bali ini hingga dikenal di seluruh penjuru dunia. Apabila para wisatawan mancanegara sekarang ini lebih mengenal Kecak Dance atau Monkey Danceserta Barong Kris Dance sebagai sajian wisata yang paling menarik, para pelancong mancanegara yang, mulai membanjiri Bali sejak perempat pertama abad ke‐ lebih mengenal Legong Keraton. Buku karya Beryl de Zoete dan Walter Spies yang berjudul Dance and Drama in Bali yang terbit pertama kali pada tahun , memampangkan lukisan dua orang penari Legong Keraton pada halaman kulit buku mereka. Dalam pembagian tari Bali menjadi tiga kategori yaitu wali yang sangat sakral, bebali yang agak sakral, dan balih‐balihan yang sekuler, tari Legong DRAFT 109 Seni Budaya SD KK C merupakan tari balih‐balihan yang barangkali dianggap paling tua. Maka tidaklah mengherankan apabila para pelancong mencanegara mengenalnya dengan akrab, oleh karena tari ini bisa disaksikan kapan saja asal ada yang memerlukan. Tari Legong menurut kesaksian De Zoete dan Spies dikenal luas oleh masyarakat Barat lewat film,dan sangat mengesankan oleh karena tari ini ditarikan oleh gadis‐gadis kecil. Sudah barang tentu karena begitu terkenalnya, orang lalu berusaha menelusuri asal‐usulnya, walaupun sampai sekarang hasil penelusuran itu masih merupakan asumsi yang didasari oleh legenda. Penelusuran asalusul sebuah tari lewat legenda serta mitologi sebenarnya bukan hanya terdapat di Bali, tetapi di mana‐mana selagi tidak ada sumber tertulis yang dapat dipercaya: kebenaran sejarahnya. De Zoete dan Spies mengenai asal‐usul Legong ini berkomentar sebagai berikut : Legend says that divinecourtesansand goddesses danced it Legong in heaven just as the fa vanese court dances Serimpi and Bedaya are said to have been taught by a goddess to the dancers of an earthly king with whom she fell in love. Menurut tradisi istana Surakarta yang terekam dalam Serat Sujarah utawi Riwayating Gamelan Wedhapradangga dikatakan bahwa tari Bedhaya Ketawang yang dikeramatkan oleh istana Surakarta dicipta oleh Sultan Agung, raja terbesar dari Dinasti Mataram slam, bersama Kangjeng Ratu Kencanasari, penguasa Laut Selatan. Walaupun masa pemerintahan Sultan Agung sebagai tokoh sejarah diketahui dengan jelas yaitu dari tahun sampai , namun penempatan Sultan Agung sebagai pencipta Bedhaya Ketawang lebih merupakan upaya legitimasi istana Surakarta untuk menempatkan tari ini sebagai tari yang sangat sakral. Cara melegitimasi tari Bali yang tua dilakukan dengan cara demikian pula. Makin tua tari itu, makin tua pula tokoh yang dianggap sebagai penciptanya. Sebagai contoh ialah upaya para pakar budaya tradisional dari Bali dalam melacak asal‐usul drama tari Gambuh, yang menurut Lontar Candrasengkala dikatakan sangat disukai oleh Raja Udayana yang memerintah Bali pada awal abad ke‐ . Bahkan untuk meligitimasi bahwa dalam Gambuh terdapat unsur budaya Jawa, dikatakan oleh lontar itu bahwa Sri Udayana dalam menyaksikan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 110 Gambuh itu melihat adanya perpaduan antara gerak‐gerak tari Jawa dan Bali. Maka tak mengherankan apabila asal‐usul tari Legong yang sangat terkenal itu juga dikaitkan dengan peristiwa legendaris. Mengenai legenda diciptanya Tari Legong yang konon terjadi menjelang abad ke‐ , Babad Dalem Sukawati menceritakan sebagai berikut. Ketika Raja Dewa Agung Made Kama sedang melakukan meditasi di Pura Yogan Agung di Desa Ketewel di dekat Desa Sukawati, terbayanglah di benaknya beberapa bidadari sedang menari di Kahyangan. Mereka itu menari dengan busana yang bagus sekali. Ketika sang raja sadar, ia berkeinginan sekali untuk mencipta tari yang mirip dengan yang terbayang di dalam meditasinya. Untuk itu ia memerintahkan kepada Desa Ketewel untuk membuat topeng‐topeng serta menyusun tari seperti yang terlintas di dalam meditasinya. Topeng‐topeng yang dibuat oleh kepala Desa Ketewel berjumlah sembilan, yang konon rupanya mirip dengan makhluk makhluk putri Kahyangan. Ketika itu dua orang penariSanghyang diminta menarikannya, hingga Tari Legong yang dianggap sebagai awal Tari Legong di Bali ini disebut sebagai Sanghyang Legong. Semula tari ini dianggap sakral, dan hanya dipertunjukkan pada saat diselenggarakan upacara Odalan. Konon sampai sekarang kesembilan topeng itu masih disimpan sebagai benda keramat di Pura Yogan Agung. Cerita ini mirip sekali dengan yang dipaparkan oleh kitab Wedhapradangga yang menceritakan tentang kelahiran Bedhaya Ketawang di istana Mataram. Sultan Agung ketika sedang bermeditasi di benaknya juga terbayang hadirnya tujuh orang bidadari yang sedang menari lemah gemulai. anya saja oleh karena menurut tradisi Jawa lagu atau gending untuk mengiringi tari biasanya dicipta terlebih dahulu dan baru kemudian menyusul tarinya, pertama kali yang dilakukan oleh Sultan Agung adalah memanggil beberapa abdi seniman karawitan istana untuk menciptakan lagu Ketawang terlebih dahulu. Oleh karena Sultan Agung beragama slam, yang ditampilkan di dalam penciptaan lagu iniadalah Sunan Kalijaga. Baru ketika sang raja ingin mencipta tari Bedhaya Ketawang yang DRAFT 111 Seni Budaya SD KK C diiringi dengan Gendhing Ketawang, ia mendapat bantuan dari Kangjeng Ratu Kencanasari atau Kangjeng Ratu Kidul. Beberapa saat setelah dicipta Sanghyang Legong, Gusti Ngurah Jelantik dari Blahbatuh mencipta sebuah tari yang mengacu kepada gaya Sanghyang Legong yang diberi nama Nandir, tetapi yang ditarikan oleh bocah‐bocah laki‐laki. Raja Gianyar sangat terkesan menyaksikan Legong Nandir yang ditarikan oleh bocah‐bocah laki‐laki itu. Kemudian ia memerintahkan dua orang seniman dari Sukawati untuk menyusun Tari Legong yang sama, akan tetapi yang ditarikan oleh gadis‐gadis cilik. Susunan Legong inilah yang konon menjadi dasar dari Tari Legong yang sekarang ini. Semula tari yang bergaya istana ini hanya bernama Legong. Kehadiran. nama baru yaitu Legong Keraton memiliki sejarah yang unik. Dokter Djelantik, seorang budayawan terkemuka dari Bali wawancara Juli menceritakan, pada perempat pertama aqad ke‐ , sebuah rombongan kesenian Bali dikirim ke istana Mangkunagaran. Rombongan yang dipimpin oleh Raja Karangasem ini sangat kagum terhadap sajian tari istana Mangkunagaran yang begitu bersih, anggun, serta memiliki warna keistanaan yang sangat menonjol. Yang disaksikan itu adalah Tari Srimpi. Apabila dibandingkan antara penampilan yang disajikan oleh rombongan dari Bali itu dengan yang disajikan oleh istana Mangkunagaran, penampilan Tari Legong agak memalukan. Konon ketika rombongan telah tiba kembali di Bali, ada niat untuk. Mengangkat Tari Legong sebagai tari kebanggaan Bali. asilnya, tari yang semula hanya bernama Legong diganti dengan nama yang lebih bergengsi yaitu Legong Keraton. Seperti halnya Tari Srimpi, Legong Keraton juga merupakan tari kelompok yang membawakan sebuah ceritera. Pada umumnya Legong Keraton ditarikan oleh tiga orang gadis kecil, dua orang memerankan Prabu Lasem dan Rangkesari kadang diucapkan Langkesari , dan yang seorang lagi berperan sebagai Condong yaitu abdi perempuan yang merangkap sebagai burung gagak. Ketiga penari menarikan tipe tari yang sama yaitu tipe tari putri,dan juga mengenakan busana yang sama, kecuali Condong yang selalu mengenakan busana dengan motif yang sama tetapi berwarna lain. Meskipun DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 112 ada beberapa bentuk Legong yang menampilkan ceritera yang berbeda,namun Legong Keraton yang membawakan cerita Panji merupakan Legong yang paling banyak ditampilkan. Legong Keraton yang disajikan oleh Puri Peliatan adalah Legong yang membawakan cerita Panji. Panji, seorang putra dari kerajaan Jenggala sejak masih remaja telah dipertunangkan dengan seorang putri Raja Kediri atau Daha bernama Candrakirana atau Galuh Candrakirana atau bahkan di Bali kadang‐kadang hanya disebut dengan nama Galuh saja. Panji sebagai kesatria ideal dari siklus ini selalu ingin mendapatkan pengalaman tambahan berupa penaklukan daerah‐ daerah sekitar Jenggala. Dalam petualang annya ini ia selalu jatuh cinta kepada putri raja jajahan atau putri yang lain. Peristiwa‐peristiwa semacam ini mirip sekali dengan peristiwa‐petistiwa yang dialami oleh Arjuna dalam lakon‐lakon yang bersumber dari wiracarita Mahabharata. Maka tak mengherankan apabila Panji kerap diidentikkan dengan Arjuna. Bahkan ia juga disebut‐sebut sebagai Arjunanya orang Jawa. Sebaliknya, Candrakirana atau Galuh yang ditinggal, kekasihnya terlalu lama, selalu berupaya menemukannya dengan cara menyamar sebagai seorang kesatria. Peristiwa semacam ini berulang kali terjadi dengan nama samaran yang bermacammacam. Nama Panji Semirang di Bali sangat terkenal sebagai nama samaran Galuh untuk mendapatkan kembali kekasihnya. Bahkan tokoh ini digarap pula dalam bentuk tari kekebyaran yang sangat lincah dengan nama Tari Panji Semirang juga. nti ceritera Tari Legong Keraton yang mengambil satu bagian dari cerita Panji versi Bali menggambarkan peristiwa ketika Galuh yang menyamar sebagai Putri Rangkesari atau Langkesari tersesat di jalan dan diketemukan oleh Prabu Lasem. Prabu Lasem bermaksud akan menikahi Rangkesari, walaupun ia telah memiliki , yaitu abdi perempuan Prabu Lasem. Walaupun motif hiasan busananya sama dengan kedua penari Legong yang memerankan Prabu Lasem dan Putri Rangkesati, tetapi warna dasarnya selalu berbeda, yaitu merah kecoklatan. Pada bagian awal ia memerankan Condong yang menyampaikan dua buah kipas kepada kedua tuan dan tuan putrinya, dan pada bagian akhir ia memerankan seekor burung, gagak DRAFT 113 Seni Budaya SD KK C yang melambangkan nasib buruk atas diri Prabu Lasem. Ketika memerankan burung gagak, penari Condong ini tetap menari dengan teknik tari putri tetapi sangat dinamis serta menggunakan busana Condong, sambil kedua belah tangannya memegang serta memainkan sayap burung yang dibuat dari kulit. Legong Keraton yang ditampilkan oleh Puri Peliatan sebagai sajian kedua dibawakan oleh gadis‐gadis cilik yang berparas cantik. Repertoar ini diawali oleh masuknya penari Condong ke panggung pertunjukan. Walaupun gamelan yang mengiringi adalah gamelan Semar Pagulingan, tetapi lagu‐lagu yang mewarnai pertunjukan Legong Keraton tetap lagu‐lagu yang lazim dimainkan dengan gamelan Palegongan. Ciri khas dari Legong adalah penutup kepala yang berbentuk gelung yang dihiasi dengan rangkaian bunga kamboja yang disusun menjulang ke atas. Setelah menari sejenak,Condong melangkah maju serta berjongkok sambil mengambil dua buah kipas yang telah tersedia sebelumnya. Sesaat kemudian tampillah Raja Lasem dan Putri Rangkesari yang berbusana kembar. Tubuh kedua penari ini lebih tinggi sedikit dari penari Condong. Keduanya mengenakan busana berlatar hijau tua. Kain panjangnya dihiasi dengan motif geometris berukuran agak besar, sedangkan baju lengan panjangnya dihias dengan motif geometris yang lebih kecil. Pada bagian awal yang iringannya disebut sebagai bagian pengawit itu belum bisa dibedakan mana yang memainkan Prabu Lasem dan mana yang memainkan Putri Rangkesari, oleh karena keduanya menari dalam komposisi kelompok serempak atau unison sehingga memberi kesan keduanya sebagai dua orang putri kembar. Ekspresi wajah juga belum tampak jelas. Kemudian Condong menyerahkan kedua kipas kepada Prabu Lasem dan Rangkesari. Begitu kipas mereka terima, kedua penari Legong itu mulai tampak memainkan peranan yang berbeda, dan mulailah bagian utama dari pertunjukan Legong Keraton ditampilkan yang bagian iringannya disebut sebagai bagian pengawak. Kedua penari yang berbusana kembar yang memainkan Prabu Lasem dan Rangkesari yang menggunakan teknik tari putri yang sama ini mulai DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 114 bergerak dalam komposisi berpasangan. Penari yang memerankan Prabu Lasem mulai tampil agak gagah, sedangkan yang memerankan Putri Rangkesari mulai tampil sebagai seorang putri yang halus. Bagi penonton yang memahami bahasa Kawi bisa mengikuti ceritera yang dipentaskan yang dibawakan oleh juro tandak yang duduk di tengah‐tengah para penabuh gamelan. Adegan duet antara Prabu Lasem dan Rangkesari iniadalah adegan penting yang disebut pangipukyang menggambarkan adegan percintaan. Dalam adegan pangipukini yang semula Rangkesari tampak menolak cinta Prabu Lasem mulai luluh. Bahkan ketika Prabu Lasem berniat menghadapi kemarahan Raja Daha ayah Rangkesari serta Panji tunangannya, sang putri sangat tersentuh hatinya dan menangis.Sebagai seorang kesatria Prabu Lasem pantang mundur, walaupun ia tahu bahwa niatnya untuk mempersunting Putri, Rangkesari harus dibayar dengan nyawanya. Setelah berpamitan, Rangkesari meninggalkan pentas, yang disusul dengan hadirnya penari Condong yang memainkan seekor burung gagak yang dalam tradisi Bali merupakan perlambang kematian Prabu Lasem tahu bahwa kehadiran siburung gagak merupakan pertanda akan kematiannya. Oleh karena itu ia marah sekali. Perang tanding Jantara keduanya tak dapat dielakkan. Dengan bersenjatakan kipas akhirnya Prabu Lasem tampil sebagai pemenang. Adegan yang seru yang merupakan kelimaks ini diiringi oleh bagian iringan gamelan yang disebut pengecet. Kebyar Terompong qq Tari Kebyar Terompong yang juga sering disebut sebagai Kebyar Duduk ciptaan penari besar Nyoman Mario. Sejak tari ini diciptakan pada tahun sampai sekarang tetap merupakan repertoar yang sangat menarilk bukan saja bagi masyarakat ndonesia, tetapi juga bagi para wisatawan. mancanegara. Maka tepatlah julukan yang diberikan oleh John Coast kepada Mario sebagai The Great.Mario. Kehadiaran Kebyar dikancah seni pertunjukan Bali ternyata bukan merupakan peristiwa budaya melulu, namun ada keterkaitannya dengan perkembangan politik di tanah air. Ketika di Pulau Jawa pada awal abad ke‐ DRAFT 115 Seni Budaya SD KK C , tepatnya pada tahun oraganisasi budaya Budi Utomo memperjuangkan kebudayaan nasional di Bali terjadi peristiwa yang lain. Di Bali keadaannya sangat berlainan dengan di Jawa. Oleh karena kegigihan raja‐raja Bali dalam mempertahahkan kemerdekaannya, tahun lebih merupakan tahun kapan Belanda bisa benar‐benar secara resmi menguasai seluruh Pulau Bali. Pemerintah Belanda mengalihkan pusat kuasaannya ke Bali Utara hingga Singaraja berangsur‐ angsur, menjadi kota pelabuhan besar. mengungguli Denpasar. Desa‐desa Bali Utara mendapat peluang untuk mengembangkan keseniannya, yang sampai awal abad ke‐ tak pernah terdengar gaungnya. Sebagai contoh, Desa Jagaraga dan Bungkulan mengalami perkembangan yang baik sekali dalam permainan instrumen gamelan tua terompong dengan sangat bagus. Selanjutnya pada tahun para seniman Desa Jagaraga mampu melahirkan sebuah karya tari yang disebut Kebyar Legong yang dibawakan oleh dua orang gadis berbusana pria, yang menyajikan interpretasi gerak dari bunyi gamelan yang merangsangnya. Disamping itu juga lahir sebuah komposisi gamelan yang, berirama cepat dan sering menghentak bak gemerlapnya kilat di langit yang disebut Kebyar. Pada awal dasawarsa ketiga abad ke‐ Raja Tabanan mendatangkan seperangkat gamelan Kebyar ke kerajaannya ebagai pemeriah upacara Palebon atau Ngaben. Ketika itu, Nyoman Mario menyaksikan permainan gamelan yang begitu menyengat telinganya. Dari pengalaman yang sangat mengesankan itu akhirnya ia berhasil menciptakan sebuah tari yang disebut Kebyar Duduk pada tahun . Ciri khas dari tari ini selain dalam menari digunakan posisi duduk, sesekali ia memainkan instrumen terompong. Dalam berbusana, Mario meniru busana penari Kebyar Legong. Oleh karena itu Kebyar Duduk ciptaan Mario ini juga dikenal dengan nama Kebyar Terompong. Oleh karena busana Kebyar Terompong meniru busana Kebyar Legong yang ditarikan oleh penari wanita, serta perbendaharaan gerak tarmya agak bernuansa feminin, maka Tari Kebyar Terompong bisa pula dibawakan oleh seorang penari wanita yang memiliki kelincahan yang menonjol. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 116 Kebyar Terompong ditampilkan oleh Puri Peliatan sebagai repertoar ketiga yang dibawakan oleh seorang penari pria: Cara mengenakan kain sangat khas, yaitu ujung kain yang berada di sebelah kiri dibiarkan memanjang yang sesekali bisa dijinjiing serta dikibaskan ke samping kiri dan bahkan kadang‐ kadang juga dilemparkan serong ke atas. Kain panjang yang berlatar merah tua dan ditebari dengan motif khas yang berwarna kuning keemasan membungkus tubuh bagian bawah. Adapun tubuh bagian atas hanya dibalut busana sampai sebatas dada bagian atas, hingga terkesan sebagai busana wanita dengan warna yang didominasi oleh warna kuning keemasan. Kepala hanya mengenakan ikat kepala dari kulit yang terkesan sederhana tetapi cukup artistik. Penari selalu membawa kipas yang dimaihkait hampir sepanjang pertunjukan, kecuali apabila ia sedang memainkan terompong dengan dua batang alat pemukulnya. Legong Jobog rr Legong sebagai sebuah genre tari yang bisa dibawakan oleh dua atau tiga orang gadis penari yang berbusana sama serta ditarikan dengan teknik tari yang sama, ternyata bisa pula menyajikan berbagai ceritera. Ada Legong klasik yang, dikenal. oleh masyarakat Bali yang namanya biasanya dikaitkan dengan ceritera yang dibawakan, yaitu sebagai berikut: Lasem adalah Legong yang membawakan ceritera Panji yang menggambarkan ketika Prabu Lasem menggrung Putri Rangkesari dari Kerajaan Daha. Legong Lasem inilah yang sampai sekarang merupakan Legong yang paling bahyak ditampilkan baik bagi masyarakat Bali maupun bagi para wisatawan mancanegara. Di kalangan luas Legong inilah yang lazim disebut sebagai Legong Keraton. Kutir atau kuntir adalah Legong yang menceritakan dua orang kakak beradik Bali jawa:Subali dan Sugriwa pada waktu masih kecil. Jobog adalah Legong mengisahkan perang tanding antara Bali Jawa: Subali dan Sugriwa yang telah berubah. wujud menjadi dua orang kesatria kera oleh karena keduanya memperebutkan sebuah kotak DRAFT 117 Seni Budaya SD KK C kecil yang indah ,sekali yang disebut Cupu Manik Astagina milik ibunya pertikaian yang lebih seru terjadi oleh karena kesalahfahaman. Legodbawa adalah Legong yang mengisahkan ketika Dewa Brahma dan Dewa Wisnu dalam wujud api dan air saling mengaku sebagai dewa yang paling kuat. Pertikaian ini berakhir ketika Dewa Siwa melerainya. Sudarsana adalah Legong yang mengisahkan ceritera Calonarang yang berkisar pada pertikaian antara sifat baik dan buruk. Smaradahana adalah Legong yang menceritakan tentang Bathara Smara dan Bathari Ratih yang dibakar oleh Bathara Siwa oleh karena keduanya telah berulah hingga menyebabkan kemarahan Bathara Siwa. Candra Kania adalah Legong yang menceritakan tentang bulan dan matahari. Raja Cina adalah Legong yang mengisahkan seorang Raja Cina dan seorang putri. Kuntul adalah Legong yang menceritakan dua ekor burung bangau. Kupu‐Kupu Taruma dalah Legong yang menggambarkan dua ekor kupu‐ kupu yang sedang berlaga memperagakan sayap mereka. GuwakMacok adalah Legong yang menceritakan tentang burung gagak. Gadung Melatiadalah Legong yang menceritakan tenntang bunga gadung yang berbau wangi. Bramana adalah Legong yang mengisahkan dua ekor kumbang yang sedang bercinta yang juga disebut tamulilingan. Bapang adalah Legong yang mendemonstrasikan tingkah dua orang kesatria gagah atau bapang. Pelayon adalah Legong yang hanya dalam bentuk pengawak saja yang bisa diisi dengan cerita Lasem atau yang lain. Legong Jobog merupakan repertoar keempat setelah Kebyar Terompong yang disajikan oleh Purl Pellatan. Legong yang lebih dinamis dari Legong DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 118 Keraton atau Legong Lasem tersebut di atas hanya ditarikan oleh dua orang penari putri yang telah dewasa. Walaupun busana keduanya sama serta menarikan teknik tari putri yang sama, namun penampilan keduanya sedikit agak berbeda, hingga bagi penonton yang mengetahui ceritera yang dibawakan akan dengan mudah mengetahui penari yang mana yang memerankan Bali Jawa: Subali dan yang mana yang memerankan Sugriwa. Mereka masing‐masing mengenakan kain prada berlatar ungu tua serta baju lengan panjang berlatar serta bermotif yang sama pula. Adapun penutup serta perhiasan kepala Bali: gelung mereka mirip dengan penutup kepala Legong Keraton yang dipenuhi dengan bunga‐bunga kamboja segar berwarna putih yang membentuk dua kerucut kembar. Dua penari putri kembar yang ditampilkan sangat gagah dan dinamis namun tetap feminin ini menggambarkan dua orang kesatria kera kembar Bali dan Sugriwa dari wiracarita Ramayana. Dua saudara kembar iri terpaksa harus terlibat dalam perang tanding yang sangat seru tidak lain oleh karena kesalah fahaman yang terjadi di antara mereka berdua. Perang tanding ini merupakan salah satu bagian dari wiracarita Ramayana yang sangat tnenarik Syahdan pada suatu hari seorang raja raksasa bernama Mahesasura ingin mempersunting seorang putri resi bernama Dewi Tara. Sudah barang tentu sang ayah tidak rela melepas putrinya begitu saja untuk dinikah oleh seorang raksasa yang ganas dan rakus itu.Satu‐satunya cara untuk menolak secara halus adalah dengan mengadakan sebuah sayembara. Barang siapa yang mampu mengalahkan Mahesasura akan berhak mempersuting Dewi Tara. Namun apabila tidak ada yang mampu mengalahkannya, dengan rela sang resi akan menyerahkan putrinya kepada Mahesasura. Berita sayembara sampai ke telinga Bali dan Sugriwa. Bali yang lebih tua dan lebih sakti merasa lebih berhak mengikuti sayembara itu. Apabila ia gagal, barulah Sugriwa diminta untuk meneruskan mengikuti sayembara. Bali segera menghadap sang resi serta menyatakan niatnya untuk mengikuti sayembara. Sang resi sangat gembira, sebab walaupun Bali berwujud kesatria kera, tetapi sebenamya ia adalah seorang putra raja yang baik. Bali mengajak adiknya untuk pergi ke Kerajaan Kiskenda tempat Mahesasura DRAFT 119 Seni Budaya SD KK C berkuasa. Kerajaan itu berada di dalam sebuah goa. Sebelum Bali masuk ke dalam goa untuk menantang Mahesasura, ia berpesan kepada adiknya untuk berjaga‐jaga di luar pintu goa. Apabila di akhir perang tanding itu dari mulut goa mengalir darah daerah, berarti Mahesasura telah tewas. Akan tetapi apabila yang mengalir.adalah darah putih, itu pertanda bahwa ialah yang gugur di medan Jaga, dan Dewi Tara akan jatuh ke tangan Mahesasura. Sesampai di dalam goa, Bali langsung menantang Mahesasura. Perang antara keduanya terjadi sangat seru. Masingmasing memperlihatkan kesaktiannya. Rupanya Bali mampu mengungguli lawannya serta menghancurkan kepala Mahesasura. Darah, segar bercampur otak dengan derasnya mengalir dari kepala Mahesasura yang hancur, serta mengucur ke pintu goa. Sugriwa sangat terperanjat bercampur haru menyaksikan darah merah bercampur wama putih yang ia kira darah putih. Darpiesan sang kakak ia ingat, bahwa apabila darah putih yang mengalir di pintu goa, itu adalah pertanda bahwa sang kakak telah tewas. Tanpa berpikir panjang Sugriwa menutup pintu goa dengan sebongkah batu besar. Sugriwa bergegas menjumpai sang resi serta melapor bahwa Mahesasura telah tewas bersama dengan kakaknya. Oleh karena ancaman dari Mahesasura telah tiada lagi, maka sang resi merelakan putrinya untuk dipersunting oleh Sugriwa Namun belum begitu lama Sugriwa memadu kasih dengan Dewi Tara, Bali datang dengan marah sekali. a menuduh Sugriwa telah berbuat curang dengan menutup pintu goa setelah Mahesasura tewas. Sudah barang tentu Sugriwa sangat terperanjat menyaksikan kakaknya masih hidup. a menjelaskan kepadanya, bahwa dengan menyaksikan darah yang mengalir ke pintu goa berwarna merah dan putih, ia menyangka bahwa Mahesasura telah tewas bersama kakaknya. Sugriwa memohon maaf atas kekhilafan itu. Namun demikian dengan sangat marah Bali menolak alasan adiknya, bahkan dengan keras ia menuduh adiknya sangat licik. Perang tanding antara dua kesatria kera kakak‐beradik ini sudah tak bisa dicegah lagi. Keduanya sama‐sama sakti. Namun ternyata Bali lebih memiliki keunggulan kesaktian dari pada sang adik. Kekawin Ramayana sangat jelas DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 120 menggambarkan perang tanding kedua bersaudara kembar ini sebagai berikut: Makin galak, saling serang, merobek hidung dengan kuku yang kokoh. Dengan cepat dan ganas menghimpit, saling tekan dengan lutut sambil menarik ekor. Kadang kadang saling tinju dagu, saling gigit dengan gigi tajam. Bermacam‐macam manakala yang mereka cobakan, sama‐sama memutar otak. Yang sangat unik dalam pertunjukan Legortg Jobog ‐ini, penggambaran kedua kesatria kera itu tidak dalam wujud dua kesatria yang gagah perkasa, tetapi dalam wujud dua penari. Legong kembar yang cantik, gagah, dan dinamis. Dalam wiracarita Ramayana Sugriwa diceritakan terpaksa meminta bantuan kepada Runtuk mengalahkan Bali Jawa:Subali ,oleh karena ia merasa tak bakal mampu menandinginya. Rama sebagai titisan Dewa ‐Wisnu mengetahui, bahwa Sugriwa tidak bersalah. Maka dengan senang hati ia bersedia membantunya, asal Sugriwa juga bersedia membantu dalam mencari dan merebut kembali Sita dari.tangan Rawana. Legong Jobog di Bali merupakan Legong yang langka. Tari yang dipertunjukkan di Puri Peliatan ini Mei dibawakan oleh dua orang gadis yang sangat lincah dan dinamis hingga gerak jatuh bergelimpangan pun dapat dilakukan dengan bagus. Seperti pada genre‐genre drama tari yang lain, kedua penari yang memerankan Sugriwa dan Bali menggunakan ranting dedaunan sebagai senjatanya. Barong Nandini ss Barong Nandini yang merupakan pertunjukan wisata yang disajikan oleh Purl Peliatan adalah sebuah nama drama tari yang menampilkan sebuah legenda Bali. nspirasi pemberian nama pada drama tari ini jelas mengacu kepada tradisi kemasan pertunjukan wisata yang telah berhasil yaitu Barongand Kris Dance yang membawakan ceritera Kuntisraya, yang dewasa ini telah lebih dari sembilan tempat di Bali yang menyajikan pertunjukan ini. Apabila dalam drama tari yang membawakan ceritera Kuntisraya tokoh Barong ditampilkan sebagai penjelmaan Sahadewa yang berwatak baik ketika melawah Kalika pengikut Durga yang berwatak buruk, dalam Barong DRAFT 121 Seni Budaya SD KK C Nandini, binatang mitologi pelindung masyarakat indu Dharma ini dipergunakan sebagai perwujudan seekor sapi sakti orang bernama Nandini. Sapi sakti bernama Lembu Nandini dalammitologi indu adalah nama kendaraan Dewa Siwa adalah milik Begawan Wasista. Kesaktiannya, sapi ini bisa dimintai apa saja oleh pemiliknya. Cerita ringkas yang memberibingkai kemasan pertunjukan Barong Nandini adalah sebagai berikut. Syahdan pada suatu ketika ada seorang raja dari kerajaan Yodyanegara bernama Sumitra sedang bercakap‐cakap dengan para abdinya. Sang raja merencanakan untuk berburu disebuah hutan. a memerintahkan kedua abdinya memanggil para prajurit untuk mengawal sang raja. Perjalanan perburuan dengan menelusuri segala penjuru hutan ternyata tidak menghasilkan apa‐apa. Tak seekor binatang pun yang betkeliaran di hutan. a beserta para prajurit pengawal memutuskan berhenti sejenak untuk melepas lelah, haus, dan lapar. Ketika sang‐ raja beserta para prajurit pengawalnya melanjutkan perjalanan, tibalah mereka di sebuah pertapaan yang indah permai dan terkesan sangat tentram. Di dalam pertapaan itu tinggallah seorang pendeta bernama Begawan Wasista. Sang begawan telah berhasil dalam bertapa, dan sebagai karunia, ia mendapatkan anugerah dari Dewa Siwa seekor sapi sakti bernama Lembu Nandini. Lembu Nandini ini memiliki kekuatan supranatural yang menakjubkan. Segala permintaan Sang Begawan Wasista selalu bisa dipenuhinya. Begawan Wasista menanyakan kepada Raja Sumitra, apakah sebenarnya keinginan sang raja datang ke pertapaan itu. Dengan rendah hati sang raja menceritakan bahwa seharian ia beserta para prajurit pengawalnya sedang berburu, akan tetapi tak seekor binatang pun didapatkannya. Rasa penat, haus, dan lapar adalah siksaan yang sangat berat pada saat itu. a hanya memohon kepada Begawan Wasista agar diberi makan dan minum sekedarnya. Sang Begawan menjawab bahwa permintaan sang raja akan segera dipenuhinya. a kemudian memanggil Lembu Nandini serta meminta kepada sapi sakti itu agar menyediakan makan dan minum yang melimpah bagi para tamunya. Dalam waktu sekejap makan dan minum DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 122 yang sedap telah terhidang dihadapan sang raja beserta para prajurit pengawalnya. Seraya menyantap hidangan yang sangat lezat itu, Raja Sumitra menanyakan kepada Begawan Wasista, dari mana ia bisa menyediakan makan dan minum yang melimpah ruah dalam waktu sekejap mata. Dengan tanpa kecurigaan sedikitpun Begawan Wasista menjawab, bahwa Lembu Nandinilah yang telah menyediakannya dengan kesaktian supranaturalnya. Sang raja sangat tercengang mendengar jawaban Sang Begawan: atinya mulai bergejolak ingin memiliki sapi itu. Sang raja mengatakan, bahwa Lembu Nandini yang sakti dan keramat itu sebenarnya kurang layak tinggal di sebuah hutan yang sepi. a berharap agar Sang Begawan merelakan sapi saktinya untuk dibawa ke istana Yodyanegara agar mendapatkan tempat serta pemeliharaan yang baik. Dengan tersenyum Begawan Wasista menjawab, ia tak berkeberatan memenuhi permintaan sang raja apabila Lembu Nandini sendiri bersedia tinggal di istana. Sang raja dengan gembira memerintahkan kepada para. prajutitnya untuk menuntun Lembu Nandini ke istana Yodyanegara. Ternyata Lembu Nandini menolak dengan keras kemauan sang raja. Dengan kekuatan supranaturalnya, Lembu Nandirti menciptakan seorang raksasa menakutkan yang berwujud Rangda untuk melawan raja beserta para prajuritnya Raja Sumitra beserta para prajuritnya tak mampu menghadapi raksasa yang ganas dan menakutkan itu. Maka gagallah Raja Sumitra memiliki Lembu Nandini. Barong Nandini diawali dengan tampilnya dua abdi palawak yang memberi pengantar tentang apa yang akan terjadi di atas pentas. Dua abdi yang sekaligus juga berfungsi sebagai juru tafsir dialog yang kadang diungkapkan oleh peranan‐peranan utama dengan bahasa Kawi, pada berbagai drama tari Bali mereka itu bernama Kartala dan Wujil. Perlu diperhatikan, walaupun dalam drama tari Barong Nandini ditampilkan dua tokoh mitologi Bali yaitu Barong dan Rangda, namun dalam pertunjukan ini keduanya benar‐benar hanya ditampilkan sebagai tokoh yang disesuaikan degan cerita yang ditampilkan. Barong memang tetap dipergunakan sebagai peranan yang baik dan sakti. Akan tetapi Rangda yang dalam tradisi indu Dharma selalu tampil DRAFT 123 Seni Budaya SD KK C sebagai makhluk mitologi yang mewakili kekuatan negatif, dalam Barong Nandini ditampilkan sebaliknya. Rangda dipergunakan sebagai perwujudan kesaktian Barong, Nandini,yang berarti membawakan peranan yang baik. ni berarti bahwa pandangan rwa bhineda yang merupakan pandangan masyarakat Bali tentang adanya dua sifat yang berbeda yang selalu ada dijagat ini yang dilambangkan dalam wujud Barong dan Rangda, telah dihilangkan. Akhir pertunjukan yang merupakan klimaks pertunjukan Barong Nandini berupa perkelahian antara Rangda dengan sejumlah penari keris yang menggambarkan pengikut Raja Sumitra. Dalam pertunjukan ini penari keris juga lebih ditampilkan sebagai gambaran prajurit Raja Sumitra yang gagah berani, dan bukan pengikut Barong seperti yang ditampilkan dalam pertunjukan wisata Barong and Kris Dance. Yang berbeda pula dengan penampilan Barong and Kris Dance para prajurit Raja Sumitra ketika sedang mengawal raja ditampilkan dengan gaya Tari Baris yang sangat gagah. Mereka baru berubah menjadi penari keris ketika menghadapi kesaktian Barong Nandini yang berwujud Rangda. ni berarti bahwa kehadiran pariwisata di Bali telah memacu kreativitas para seniman untuk menghadirkan pertunjukan wisata yang penuh variasi, dan yang ditanggalkan nilai‐nilai sakral, magis, dan simbolisnya. TopengTua tt Topeng Tua sebenarnya merupakan bagian dari pertunjukan tari topeng yang agak sakral Bali: bebali yang disebut Topeng Pajegan. Topeng Pajegan merupakan sebuah mono drama yang menampilkan beberapa karakter, akan tetapi hanya diborong Bali: dipajeg oleh seorang penari saja. Mengenai asal‐usul Topeng Pajegan sebenarnya masih perlu dipertanyakan, oleh karena masyarakat tradisional biasanya melakukan pelacakan dengan dasar mitologi atau legenda, dan selalu dikaitkan dengan tokoh sejarah yang terkenal. Sebagai contoh, masyarakat Bali dalam melacak asal‐usul drama tari yang dianggap tertua dituangkan dalam sebuah lontar yang disebut Lontar Candrasengkala. Mengenai penciptaan Gambuh yang ditempatkan sebagai drama tari tertua itu diberitakan sebagai berikut. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 124 Sri Udayana sukaangetoni wwan jawa mangigel, sira anunggalaken sasolahan jawa m wangBali angabungaken ngaran gambuh kala isaka lawang apit lawang. Adapun artinya Raja Udayana senang keluar menyaksikan orang Jawa menari, ia menyatukan gerak‐gerak tari Jawa dan Bali, digabungkan dan disebut Gambuh, pada tahun kronogram pintu diapit pintu, yaitu tahun Saka atau Masehi. Dari kutipan Lontar Candrasengkala tersebut di atas jelas bahwa yang dianggap sebagai pencipta drama tari Gambuh adalah Raja Udayana yang dilakukan pada tahun M. Mengingat Gambuh hampir selalu membawakan cerita Panji, cara melegitimasikan drama tari tertua yang dianggap sangat klasik itu kurang cocok, oleh karena cerita Panji baru masuk ke Bali pada akhir abad ke‐ . Cara ini serupa dengan yang dilakukan oleh kalangan istana Surakarta dalam upayanya untuk menempatkan waktu kapan serta siapa pencipta Tari Bedhaya Ketawang yang dianggap sangat sakral. Menurut kitab Wedhapradangga Tari Bedhaya Ketawang dicipta oleh Sultan Agung raja ketiga dan terbesar dari dinasti Mataram slam bersama Kangjeng Ratu Kencanasari, Dewi Penguasa Laut Selatan. Maka tak mengherankan apabila di Bali dalam melacak asal‐usul pertunjukan Tari Topeng juga demikian. Bandem dan deBoer mengkaitkan Topeng Pajegan dengan sebuah bangunan suci Pura Penataran Topeng di Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Di pura ini sampai sekarang tersimpan beberapa lontar boneka‐boneka wayang kulit,serta beberapa buah topeng. Topeng‐topeng yang disimpan di bangunan suci ini konon dianggap sangat sakral. Ada dua kelompok topeng di pura ini. Kelompok pertama yang berjumlah delapan buah adalah yang lebih tua. Beberapa lontar memuat cerita yang berkadar legenda yang menceritakan tentang keluarga Jelantik yang hidup pada masa pemerintahan Dalem Raja Batu Renggong ‐ sampai pada tahun , ketika keluarga Jelantik pindah dari Klungkung ke Blahbatuh. Diceritakan bahwa pada suatu ketika Dalem Batu Renggong mengirim sebuah pasukan untukmenyerang Kerajaan Blambangan di Jawa Timur pada abad ke‐ . Pasukan Dalem Batu Renggong dipimpin oleh dua orang patih DRAFT 125 Seni Budaya SD KK C bemama Patih Ularan dan Patih Jelantik, yang konon merupakan cikal‐bakal dari keluarga Jelantik di Blahbatuh sekarang ini. Pasukan Bali berhasil menundukkan Blambangan serta menjarah kekayaan istana. Patih Jelantik tewas dalam perang ini. Patih Ularan membawa banyak rampasan perang, antara lain sekeranjang topeng. Topeng‐topeng itu diserahkan kepada raja, tetapi cukup lama tak pemah dimanfaat kan dalam pertunjukan. Para keturunan Patih Jelantik banyak yang mengabdi kepada raja. Ketika Dalem Dimade cucu Dalem Batu Renggong memerintah antara tahun sampai , salah seorang keturunan mendiang Patih Jelantik berhasil menduduki jabatan sebagai patih pula dengan gelar Patih Gusti Pering Jelantik. Patih inilah yang menurut Jontardikatakan sebagai tokoh yang berhasil menggubah tari yang dibawakan dengan topeng‐topeng keramat itu, dan pertunjukan perdananya diberi nama Topeng Pajegan. J Soncm setelah peristiwa itu, setiap Odalan Topeng Pajegan dipertunjukkan. Dengan demikian menurut pembagian tari berdasarkan atas tingkat kesakralannya, Topeng Pajegan sebagai mono drama ditempatkan dalam kategori wali atau sakral, oleh karena dalam upacara Odalan tari ini dipergelarkan di bagian jeroan yaitu bagian paling dalam dan paling sakral dari pura. Rupanyapanya Topeng Pajegan bukan hanya untuk upacara Odalan saja, akan tetapi juga sering dipergunakan untuk melengkapi upacara pemikahan, pembakaran mayat, pasah gigi, serta lainnya. Apabila diselenggarakan di rumah, tari topeng yang unik ini dipertunjukkan di sanggah yaitu bangunan suci dari rumah sebuah keluarga. Sudah barang tentu jika Topeng Pajegan dipertunjukkan untuk melengkapi upacara pernikah, pembakaran mayat, dan ain‐lainnya, kedudukannya bukan sebagai pertunjukan wali lagi, akan tetapi bergeser menjadi pertunjukan bebali. Salah seorang tokoh yang ditampilkan dalam pertunjukan Topeng Pajegan adalah seorang pria yang sudah sangat tua, yang disebut Topeng Tua. Penampilannya sangat menarik, serta banyak tingkah lakunya yang mengundang tawa penonton. Pada pertunjukan di Puri Agung Saren Ubud ketika itu ia tampil menuju ke lantai pentas dengan berjalan tertatih‐tatih DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 126 menuruni trap yang cukup tinggi dengan gerak yang sangat lambat. Sesekali ia berhenti dengan menata nafasnya yang tampak terengah‐engah. Wajahnya yang pucat serta rambut lebat yang putih pekat menambah penampilan ketuaannya. Setelah sampai di tengah lantai pentas ia meraba‐ raba kain dengan tangan kanannya, dan kemudian dipegangnya serta dipergunakan sebagai kipas untuk menyejukkan tubuhnya yang terkesan penuh keringat. Berkali kali ia mengusap wajahnya yang terkesan penuh keringat. Tubuh yang sedikit dibongkokkan serta gerak torso ke depan dan ke belakang benar‐benar mengesankan kerentaannya. Dengan gemetar kemudian tangan kanannya mengusap rambutnya yang putih dan lebat itu sambil sesekali berhenti seperti mendapatkan sesuatu. Rupanya seekor kutu telah terpegang. Dengan gerak vacuum mimicry, yaitu gerak yang menirukan memegang sestJ.atu tetapi tidak ada barangnya, ia menggambarkan bagaimana ia membunuh seekor kutu yang menghuni dan mengganggu rambutnya tanpa ijin ini dengan mempertemukan kuku ibu jari tangan kiri dan tangan kanannya. Pertunjukan Topeng Tua lebih banyak diwarnai oleh gerak‐gerak pantomim daripada gerak tari. Kijang Kencana uu Tari Kijang Kencana yang dibawakan oleh empat gadis cilik yang berbusana serba kuning keemasan serta berpenutup kepala kuning yang dilengkapi dengan sepasang tanduk. Dengan langkah kecil‐kecil setengah berlari, mereka menuruni trap pintu gerbang istana menuju ke tengah lantai pentas. Empat gadis cilik yang berwajah manis itu sangat serasi menarikan kijang kencana yang dari segi karakter gerak yang bemuansa feminin memang sangat cocok apabila ,ditarikan oleh wanita. Tari ini merupakan garapan baru yang mendapatkan inspirasi dari tari kijang yang terdapat pada Sendratari Ramayana, penjelmaan raksasa Marica yang diutus oleh Raja Rawana untuk memisahkan Sita dari Rama dan Laksmana. Tari yang sangat linc::ah ini dicipta oleh Gusti Ngurah Suparta. anya saja oleh karena di Bali telah terjadi kebiasaan apabila ada sebuah karya tari baru digemari oleh masyarakat luas, masyarakat merasa bahwa tari itu juga merupakan milik mereka, maka jarang sekali disebutkan siapa penciptanya. Walaupun DRAFT 127 Seni Budaya SD KK C tari ini merupakan karya baru dengan banyak menampilkan gerak‐gerak partial mimicry yaitu gerak gerak yang menirukan tingkah penting dari kijang seperti berlari serta menoleh dengan tekanan, namun repertoar ini tetap memiliki rasa Bali. al ini juga disebabkan oleh iringan tarinya yang meskipun merupakan komposisi yang khusus untuk mengiringi tari ini, akan tetapi dituangkan dengan gamelan Gong Kebyar dengan teknik permainan kekebyaran yang khas Bali. Jauk vv Tari Jauk sudah tua usianya, namun sampai kini tak ada selembar lontar pun yang memberikan informasi tentang asal‐usulnya. ni berarti bahwa tari Jauk tidak dianggap sebagai tari yang memiliki kaitan kuat dengan religi atau adat. anya dalam pertunjukan Topeng Pajegan, Jauk ditampilkan pada bagian awal sebagai salah seorang sosok pria gagah. Namun demikian, oleh karena penampilan tari bertopeng yang gagah dan galak ini sangat menarik, maka dalam berbagai program pertunjukan, Tari Jauk kebanyakan dibawakan dalam bentuk tari tunggal. Apabila ia tampil sebagai tari tunggal, penampilannya. tidak mewakili satu karakter pun darl wiracarita atau babad Bali yang biasa disajikan dalam bentuk drama tari. a lebih tampil sebagai seorang pria gagah dan galak yang menirukan berbagai tingkah laku manusia. Penampilan Jauk sebagai repertoar ketiga Purl Agung Saren Ubud yang gagah dan galak ini menjadi sangat galak oleh karena penari selain mengenakan topeng berwarna panas dengan mata melotot serta bibir terbuka, ia mengenakan kaus tangan putih yang pada bagian ujung‐ujung jarinya diperpanjang dengan kuku‐kuku tiruan yang sangat panjang. Dengan sedikit gerak saja kuku‐kuku itu akan bergetar hingga menambah keganasan Jauk. Busananya selalu berwama gelap. Ciri lain darl busana Jauk adalah penutup kepalanya yang berbentuk seperti pagoda yang penuh hiasan. Ada dua macam topengJauk, yaitu yang berwama putih atau cerah dengan bibir yang agak terbuka dan tersenyum, dan yang berwama panas atau merah tua kecoklatan dengan bibir yang terbuka ebar. Topeng Jauk yang berwama putih walaupun matanya melotot, namun ia tidak mengesankan menakutkan. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 128 a hanya terkesan agak galak. Jauk semacam ini lazim disebut sebagai Jauk Manis. Walaupun ketika Jauk ini menuruni trap pintu istana hanya dengan langkah perlahan‐lahan, namun oleh karena topengnya yang terkesan menantang serta kuku‐kukunya yang selalu bergetar, ia tampak sangat garang. Penampilan Jauk tunggal yang ditarikan dengan gerak‐gerak improvisasi yang sering menirukan gerak gerak keseharian, banyak mengundang tawa. Pada saat‐saat tertentu ia hanya diiringi oleh bunyi gendang yang mengikuti segala tingkahnya. Pemain gendang memang harus dengan cekatan mampu mengikuti gerak‐gerak sang penari, hingga pada saat‐saat semacam ini seolah‐olah terjadi adu ketrampilan antara penari dengan pemain gendang. Pada pertunjukan wisata, penari Jauk yang harus pandai menirukan berbagai tingkah laku manusia ini selalu mengawasi penonton untuk dijadikan sumber: gerakgerak yang diimprovisasikan. Apabila ada seorang wisatawan mancanegara yang cantik, tak segan‐segan ia mendekatinya serta melakukan gerak‐gerak feminin seolah‐olah ia menirukan tingkah laku wanita asing itu. Kemudian ia menggodanya dengan mendekatinya. Dengan gerak‐gerak penguat ekspresi baton signal ,ia menudingnya, serta menatapnya dengan tajam, hingga penariJauk ini tampak seperti mengajak berdialog. Kemudian sang penari dengan gerak‐ gerak menirukan memeluk vacuum mimicry , menggoyang‐goyangkan tubuhnya sendiri. Tingkah semacam ini selalu mengundang ledakan tawa yang meriah sekali. Selain itu penari Jauk kadang‐kadang menggerak‐.gerakkan kedua tangannya di depan wajah, seolah‐olah ia sedang mengenyahkan seekor lalat yang beterbangan mengganggu wajahnya. Anak kecil sering pula menjadi sasaran untuk diajak melakukan adegan yang cukup menarik. Apabila ia mendapatkan anak kecil dari mancanegara duduk di depan, biasanya ia diajak naik ke lantai pentas. Semula penari Jauk itu berada di belakang si anak sambil menarik‐narik kedua lengannya untuk diangkat ke atas dalam posisi seperti yang dilakukan olehpenari Bali. Kepala si anak juga dipegang serta diarahkan lurus ke depan seperti layaknya penari Jauk mengarahkan DRAFT 129 Seni Budaya SD KK C pandangan topengnya. Gamelan segera dimainkan. Si anak kecil itu diminta untuk mengikuti gerak penari Jauk yang memegangi kedua tangan sianak dari belakang. Setelah si anak tampak bisa mengikuti irama gamelan,penari Jauk melepaskannya serta berada di depan si anak. a meminta si anak menirukan tari yang diperagakannya. Adegan semacam ini temyata sangat berhasil dalam mewamai daya tarik pertunjukan yang selalu disambut dengan ledakan tepuk tangan dari para wisatawan yang menyaksikan. Sendratari Bimanyu The Ballet of Bimanyu . Sebagai puncak acara sajian pertunjukan wisata yang ditampilkan oleh Puri Agung Saren Ubud adalah Sendratari Bimanyu yang kepada para wisatawan mancanegara diperkenalkan dengan istilah The Ballet of Bimanyu Gawa:Abimanyu . Sendratari yang merupakan drama tari tanpa dialog verbal ini menceritakan sebuah peristiwa kecil dari wiracarita Mahabharata yang menggam barkan liku‐liku upaya Bimanyu putra Arjuna untuk mempersunting Siti Sunari Jawa:SitiSundari , putri Prabu Kresna. Kedua sejoli ini sebelum dipertunangkan telah menjalin asmara dengan sembunyi sembunyi. Ceritera cuplikan dari Mahabharata ini bisa diikuti secara lengkap pada pertunjukan wayang wong gaya Yogyakarta lakon Pregiwa‐Pregiwati. Rupanya htrbungan kedua sejoli ini diketahui oleh Satyaki Jawa: Setyaki atau Sencaki , adik ipar Kresna. Satyaki sangat marah menyaksikan kemenakannya diganggu oleh Bimanyu. a menghajar Bimanyu, akan tetapi temyata putra Arjuna ini cukup sakti. Setelah upaya meluapkan kemarahannya tidak menghasilkan seperti yang diharapkan, Satyaki menghentikan keberangannya. Bimanyu dengan serta merta menjelaskan kepada sang paman, bahwa ia bermaksud baik‐baik untuk mempersunting Siti Sunari. a memohon maaf kepada pamannya, bahwa darah mudanya yang meriggelegak telah menyebabkan ia tak sabar lagi menunggu peristiwa penting yang diharapkan, yaitu peresmian pernikahannya dengan sang putri. Satyaki memahami laporan Bimanyu, serta minta maaf atas kemarahannya yang tak terkendali. Satyaki memang terkenal sebagai seorang kesatria yang cepat naik darah serta lekas bertindak tanpa berpikir DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 130 panjang terlebih dahulu. Dalam peristiwa romantis ini Satyaki berjanji kepada Bimanyu bahwa ia tak akan membuka rahasia peristiwa kasih antara Bimanyu dengan kemenakannya. Namun agar peristiwa kasih itu tetap menjadi rahasia, Satyaki menganjurkan kepada Bimanyu agar segera meninggalkan istana, pergi ke Desa Suralaya untuk mendapatkan perlindungan di Gatutkaca putra Bima. Satyaki mengatakan bahwa Gatutkaca pasti bakal bersedia membantu Bimanyu untuk melamar Siti Sunari. Bimanyu yang ditarikan dengan gaya dan teknik Tari Baris tampil sangat gagah. Di Bali memang ada beberapa drama tari yang bisa mengambil bentuk serta gaya tari yang tidak terikat pada karakterisasi para pemegang peranan penting untuk menampilkan sebuah drama tari baru. Dahulu garapan drama tari demikian yang menggunakan teknik Tari Baris yang gagah untuk menampilkan seorang kesatria halus seperti Arjuna dan Bimanyu disebut Baris Melampahan, yang secara harfiah berarti Baris Yang Membawakan Ceritera atau Drama Tari Baris. Dewasa ini rupanya istilah ini sudah tidak dipergunakan lagi, dan yang lebih memasyarakat adalah istilah Prembon. stilah Prembon sendiri memiliki arti yang ditambahkan. Sendratari Bimanyu diawali dengan adegan ketika Bimanyu yang diikuti oleh dua abdi setianya yang bernama Kartala dan Wujil sedang bergegas menuju ke Desa Suralaya. Dalam sendratari ini kedua abdi yang juga pelawak itu sebenarnya juga berfungsi sepagai juru ceritera serta komentator dari pertunjukan. Maka dari itu, walaupun sendratari merupakan drama tari tanpa dialog verbal, akan tetapi penonton yang memahami bahasa Bali tetap bisa mengikuti jalannya ceritera dengan mudah. Ketika malam tiba, Bimanyu beserta kedua abdinya mancari tempat untuk mengaso. Bimanyu mengira bahwa tempat itu adalah sebuah tempat yang nyaman karena sepi. Akan tetapi ternyata tempat yang lengang itu adalah sebuah kuburan. Kuburan itu adalah tempat tinggal Dewi Durga yang mempunyai pengikut setia bernama Kalika serta sejumlah murid wanita cantik tetapi yang memiliki kekuatan menghancurkan. Kalika yang berwujud raksasa perempuan berkepala besar, botak, gigi‐gigi menyeringai, serta kuku‐kuku panjang yang sangat menakutkan itu, sangat marah ada seorang kesatria DRAFT 131 Seni Budaya SD KK C berserta dua abdinya tidur nyenyak di kuburan tempat tinggalnya tanpa ijin. a memanggil empat orang murid perempuan yang di Bali lazim disebut dengan istilah sisia untuk menggoda sang kesatria. Keempat gadis penari itu mengenakan kain kombinasi kuning dan putih, rambut terurai, serta masing‐masing membawa selembar kain putih yang sering dipergunakan sebagai kerudung kepala. Para gadis pengikut Kalika ini menari dengan gaya dan teknik Tari Gabor. Dalam tradisi Bali Tari Gabor di beberapa desa berfungsi sebagai tari persembahan kepada dewa yang sedang diundang untuk turun ke pura pada upacara Odalan. Ternyata Kalika beserta keempat pengikutnya tak berhasil mengusik Bimanyu yang sakti itu. Kalika beserta para pengikutnya bergegas meninggalkan tempat itu untuk melapor kepada Dewi Durga bahwa ada seorang kesatria sakti berada di kuburan. Durga yang ditampilkan dengan wujud Rangda sangat garangnya bergegas menuju ke tengah pentas. Raksasa perempuan berpayudara besar dengan topengnya yang berwarna putih, mata melotot, gigi‐gigi putih menyeringai yang dilengkapi dengan dua pasang taring panjang yang mencuat keluar, lidah sangat panjang bergelantungan sampai ke pusar, serta rambut putih panjang sampai menyentuh lutut, sungguh merupakan sosok sangat menakutkan. Lebih‐lebih kuku‐kuku panjangnya yang slalu bergetar serta baju dan celana panjang yang bermotif loreng‐loreng. Rangda selalu menenteng selembar kain putih yang dalam tradisi Bali merupakan sumber kekuatan magisnya. Dengan ganasnya ia menyerang Bimanyu. Akan tetapi Bimanyu putra Arjuna ini ternyata sangat sakti. Durga tak berhasil mengusiknya. Dalam suasana yang tegang ini terjadi dialog antata keduanya dengan gerak‐gerak penguat ekspresi baton signal. Lewat sang punakawan Bimanyu mengatakan bahwa ia adalah putra Arjuna dari keluarga Pandawa. Durga tidak begitu saja mempercayai pengakuan Bimanyu. a meminta kepadanya untuk membuktikan bahwa ia benar‐benar putra Arjuna dengan memperagakan ketangkasannya. Dengan gesitnya Bimanyu menari dengan gaya Tari Baris. a benar‐benar tampil memukau, hingga Dewi Durga percaya bahwa Bimanyu adalah putra Arjuna. Derigan harunya Durga memeluk sang DRAFT Kegiatan Pembelajaran 3 132 kesatria serta menunjukkan arah menuju ke Desa Suralaya untuk menjumpai Gatutkaca. Adegan ini adalah adegan terakhir dari Sendratari Bimanyu.

D. Aktivitas Pembelajaran