63
Seni Budaya SD KK C
Kegiatan Pembelajaran 3
Mengenal Tari Daerah
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi pada kegiatan pembelajaran ini Saudara dapat mengenal ruang lingkup tari daerah sebagai sarana pembelajaran seni budaya tari
dalam rangka mencintai budaya tanah air
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
. Menunjukkan sikap apresiasi terhadap tari masing‐masing daerah . Menunjukkan keunikan terhadap tari masing‐masing daerah
C. Uraian Materi
1. Pengetahuan tari
Tari adalah sebuah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak. Menurut Pangeran Suryodiningrat ahli tari Jawa dalam buku Babad lan Mekaring
Joget Jawi memberikan definisi bahwa tari adalah gerakan‐gerakan dari seluruh
bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Sedangkan menurut Soedarsono tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan lewat gerak‐gerak ritmis yang indah. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tari intinya adalah gerak sebagai
elemen pertama dan ritme merupakan elemen ke dua.
Tari tradisional adalah tari yang mengalami perjalanan panjang dan menurut sejarahnya tari tersebut bertahan dengan pola‐pola tradisi yang ada. Tari tradisi
hidup dan tumbuh di tengah‐tengah masyarakat pendukungnya. Menurut Soedarsono menjelaskan tari tradisional ialah tari yang telah mengalami
perjalanan panjang dalam sejarahnya, yang selalu bertumpu pada pola‐pola tradisi yang telah ada.
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 3
64
Kata tradisi dalam perbincangan umum, sering diartikan sebuah kebiasaan. Tradisi adalah suatu kebiasaan yang sifatnya turun temurun, berulang‐ulang
dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam kurun waktu yang panjang. Di dalam suatu tradisi terkandung nilai‐nilai dan norma‐norma yang mengikat bagi
masyrakatnya. Bertitik tolak dari pandangan umum maka tari tradisional adalah tarian yang tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah atau suatu
komunitas, sehingga kemudian menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat bersangkutan.
Pendapat Soedarsono menunjukan bahwa keberadaan tari tradisional merupakan tarian yang mengalami perkembangan yang cukup panjang, mulai
dari masa lalu sampai masa sekarang. Tari ini dapat dikaitkan dengan corak dan ragam budaya daerah yang menaungi keberadaan tarian tersebut. Tari
tradisional yang dimaksudkan, adalah tarian yang berumur cukup lama, yang diakui oleh masyarakat secara umum atas dasar konveksi masyarakat di
daerahnya. Bentuk gerakannya memiliki cirri khas berdasarkan aturan‐aturan yang bisa digunakan oleh masyarakat setempat.
yus Rusliana menjelaskan tari tradisional bertujuan untuk menunjukan sekelompok khasanah tari yang sudah cukup lama berkembang sebagai warisan
leluhur kita, yang pada umumnya telah memiliki prisip‐prinsip aturan yang sesuai dengan wilayah atau kedaerahannya. Artinya tarian yang hidup dan
didukung oleh masyarakat daerah secara turun temurun dan telah dianggap milik masyarakat daerah, serta lebih komunikatif dan relative mudah dimengerti
baik dalam bentuk tarinya maupun sarananya yang bertemakan kehidupan rakyat. Pada umumnya tari tradisional yang terdapat di masing‐masing daerah
jelas memperlihatkan ciri‐ciri khas daerah dimana dia hidup, punya aturan yang jelas yang dianggap milik masyarakat itu sendiri, secara turun temurun
berkembang, komunikatif berdasarkan kesederhanaannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tari‐tari yang berkembang di masing‐masing daerah yang dianggap tari tradisional oleh masyarakatnya
memiliki suatu aturan yang didasarkan atas kesepakatan masyarakat, karena tari tradisional tersebut memiliki hubugan yang erat dengan budaya adat
istiadatnya. Tari tradisional juga memiliki falsafah adat melalui simbol‐simbol
DRAFT
65
Seni Budaya SD KK C
gerakan tarinya, sehingga apa yang dilakukan dalam pertunjukannya merupakan sebuah bentuk aturan dalam tatanan hidup masyarakatnya, sebagai
salah satu wujud wahana komunikasi melalui gerakan tubuh.
Secara bentuk, tari tradisional ini mempunyai bentuk gerak sangat sederhana, geraknya belum begitu digarap secara koreografis, iringan musiknya juga
sederhana, serta kostum dan riasnya juga masih dalam bentuk sederhana. Menurut Salmurgianto, Tari yang bersifat tradisional bisa digolongkan pada tari
primitive tari sederhana dengan bentuk geraknya sangat sederhana, yang masih belum tergarap secara koregrafis, kalau dilihat music pengiringnya juga
sangat sederhana, pada waktu itu hanya memakai suara manusia dan alat pukulan gendang, pakaian dan riasnya juga sangat sederhana.
Sudarsono Menjelaskan Tarian sederhana yang dimaksudkan adalah bentuk geraknya sangat sederhana hanya terdiri dari atas depakan‐depakan kaki,
langkah‐langkah kaki yang sederhana, ayunan tubuh, serta gerakan‐gerakan kepala dengan tekanan tertentu. Tarian ini lebih merupakan ungkapan
kehendak atau, semua gerak dimaksudkan untuk tujuan tertentu. Tari tradisional kalau dilihat bentuk penyajiannya, disajikan dengan bentuk‐bentuk
gerak yang sangat sederhana, geraknya hanya lebih dominan depakan‐depakan kaki yang diiringi dengan tekanan‐tekanan pada bagian tangan dan kepala.
Semua gerakan yang dilakukan juga punya maksud tertentu dengan alasan yang berkaitan dengan kehendak masyarakat.
Tari tradisional yang dimaksud dapat digolongkan pada tari primitive sederhana yang lebih merupakan ungkapan kehendak atau keyakinan , semua
gerak yang dimaksudkan untuk tujuan tertentu seperti misalnya untuk upacara adat upacara batagak penghulu . Pada awalnya tarian tersebut sering
dilaksanakan atas permintaan masyarakatnya, kehendak masyarakat, sesuai dengan keyakinan masyarakatnya.
Soedarsono menambahkan Secara garis besar seni pertunjukan ritual memiliki ciri‐ciri khas yaitu:
diperlukan tempat pertunjukan yang dipilih, yang biasanya dianggap sakral;
diperlukan pemilihan hari serta saat yang terpilih yang biasanya juga dianggap sakral;
diperlukan pemain yang terpilih, biasanya mereka yang dianggap suci, atau yang telah membersihkan diri secara
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 3
66
spiritual; diperlukan seperangkat sesaji, yang kadang‐kadang sangat banyak
jenis dan macamnya; tujuan lebih dipentingkan dari pada penampilannya
secara estetis; dan diperlukan busana yang khas. Kalau diperhatikan secara
detail bentuk pertunjukan tari tradisional tersebut lebih banyak kepada kajian isi dan maksudnya, lengkap dengan seperangkat tatanan yang telah ditetapkan
oleh masyarakat daerah sebelumnya.
Tari tradisional yang berkembang di lingkungan rakyat atau daerah juga berhubungan dengan kepercayaan‐kepercayaan animistik prasejarah dan ritual.
Pertunjukan diadakan pada masa‐masa tenggang yang tak tetap dan untuk kejadian‐kejadian khas. Para pemain adalah orang‐orang desa setempat yang
berperan atau menari sebagai hobi atau untuk mendapatkan prestise; mereka bukan pemain professional. Siapa saja boleh hadir dengan Cuma‐cuma. Bentuk‐
bentuk pertunjukan cenderung relative sederhana dan tingkat artistik dari pertunjukan bisa rendah.
Peranan tari di tengah‐tengah masyarakat bukan saja sebagai sarana kepuasan estetis saja, tetapi lebih dalam lagi sebagai sarana dalam upacara agama dan
adat. Salmurgianto menambahkan secara luas tari berfungsi sebagai sarana upacara adat, sebagai sarana untuk mengungkapkan kegembiraan atau
pergaulan, dan juga berfungsi sebagai seni tontonan.
Tari tradisional disajikan untuk kepentingan masyarakat daerah dimana lahirnya tari tersebut dan berfungsi untuk upacara adat daerah. Artinya tari
tradisi daerah merupakan milik masyarakat daerah, dan mengungkapkan tata kehidupan masyarakat daerah yang bersangkutan. Tari tradisional pada
umumnya berfungsi sebagai sarana upacara adat yang sifatnya menghibur masyarakat, atas kehendak masyarakat yang diungkapkan tentang tata
kehidupan masyarakatnya.
Di ndonesia menurut fungsinya tarian dibagi menjadi tiga kelompok, yakni tari upacara, tari hiburan dan tari tontonan. Tari hiburan sering disebut orang
dengan tari sosial. Karena tari hiburan tersebut lahir di lingkungan sosial daerah setempat di mana keberadaan tari itu hidup. Kalau diperhatikan keberadaan tari
tradisional yang berkembang di daerah setempat, hidup dan masih bertahan sampai saat ini walaupun kehidupannya sangat memprihatinkan, kehadiranya di
DRAFT
67
Seni Budaya SD KK C
tengah‐tengah masyarakat masih dinantikan oleh masyarakatnya. Sifatnya juga menghibur masyarakat, penanpilannya sering di lakukan pada saat upacara‐
upacara adat berlangsung. Tarian tersebut juga dapat dikatakan tarian sosial, karena tari itu lahir di lingkungan sosial dimana tari itu hidup dan ditampilkan.
Tari yang berkembang di ndonesia berfungsi sebagai sarana upacara, sarana hiburanpergaulan dan sebagai sarana tontonanpertunjukan. Pada umumnya
tarian tradisional berfungsi sebagai sarana hiburan di dalam upacara adat
upacara batagak penghulu , artinya kehadiran tari trdisional tersebut dalam upacara adat upacara batagak penghulu memang untuk menghibur
masyarakat yang menonton dan menyaksikan upacara tersebut. yus Rusliana menambahkan, Tarian hiburan hanya menitikberatkan untuk kepuasan
pelakunya sendiri atau semata‐mata bukanlah menitikberatkan pada segi artistiknya. Pada dasarnya tarian hiburan ini tidaklah bertujuan untuk ditonton
walau terkadang banyak kekayaan tari hiburan ini yang relative bernilai. Namun karena pada umumnya tari hiburanpergaulan ini lebih mementingkan
kepuasan individual pelakunya. Otomatis pula sifat spontanitas dan improvisasi akan menonjol sekali. Bagi penonton yang melihatnya juga terhibur dan tidak
merasa dibebani setelah melihatnya, hanya sebagai penghibur saja.
Tari tradisional yang lahir dan dilahirkan oleh masyarakat setempat mempunyai pandangan tersendiri bagi masyarakatnya. Tari itu hadir dan dilahirkan oleh
masyarakat, yang merupakan kehendak masyarakat. Jadi berarti tari itu hadir dengan maksud tertentu dan tujuan yang jelas. Oleh karena tari adalah ekspresi
jiwa manusia yang disampaikan lewat simbol‐simbol gerak tari, maka jelas tari tersebut juga mempunyai maksud tertentu yang orientasinya dari masyarakat
dan kembali untuk masyarakat.
2. Jenis Tari Daerah