Teknologi Penurunan Kandungan Mangan Mn dalam Air

b. Pemurnian Air Pemanfaatan sekam untuk menjernihkan air. Pemanfaatan sekam padi untuk menjernihkan air yaitu melalui proses filtrasipenyaringan partikel, koagulasi dan adsorpsi. Akan tetapi karbon yang terkandung didalam sekam padi berfungsi sebagai koagulan pembantu dengan menyerap atau menurunkan logam – logam pada air yang tercemar. c. Bahan Bakar Pembakaran merupakan satu metode yang umum dan sering digunakan dalam proses akhir pengolahan sekam padi. Sekam padi yang dibakar secara langsung untuk meneruskan aliran uapnya atau digunakan didalam generator untuk menghasilkan tenaga penguat dengan minyak ter yang memiliki nilai bahan bakar. d. Bahan Bangunan Manfaat sekam padi sebagai bahan bangunan berhubungan dengan pengerasan balok, batu bata, ubin, batu tulis dan sifat lunak Luh,1991.

2.4 Teknologi Penurunan Kandungan Mangan Mn dalam Air

Menurut Kusnaedi 2010, beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar mangan Mn dalam air adalah: 1. Oksidasi Cara oksidasi ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu a. Oksidasi dengan udara aerasi Mn dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi yaitu Mn menjadi Mn 2 O 3 yang tidak larut dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan dan Universitas Sumatera Utara penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan udara biasa disebut aerasi yaitu dengan cara memasukkan udara dalam air. b. Oksidasi dengan khlorine khlorinasi Khlorine, Cl 2 dan ion hipoklorit OCl - adalah bahan oksidator vang kuat, sehingga meskipun pada pH rendah dan oksigen terlarut sedikit dapat mengoksidasi dengan cepat.Untuk melakukan khlorinasi, khlorin dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan ke dalam air yang jumlahnya diatur rnelalui orifice flowmeter atau dosimeter yang disebut khlorinator. Pemakaian kaporit atau kalsium hipokhlorit untuk mengoksidasi atau menghilangkan mangan relatif sangat mudah karena kaporit berupa serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air. c. Oksidasi dengan kalium permanganat Dalam proses oksidasi Mn dengan kalium permanganat, kebutuhan akan kalium permanganat cukup sedikit. Selanjutnya dalam proses akan terbentuk mangan dioksida yang berlebihan. Mangan dioksida ini berfungsi sebagai oksidator yang dapat mengoksidasi Mn dalam air tersebut. 2. Pertukaran Ion Penurunan mangan dengan cara pertukaran ion yaitu dengan cara mengalirkan air baku yang mengandung Mn melalui suatu media pertukaran ion sehingga Mn akan bereaksi dengan media penukar ionnya. Sebagai media penukar ion vang sering dipakai zeolit alami yang merupakan senyawa hydrous silikat aluminium dengan kalsium dan natrium.Selain bahan penukar ion alami ada juga penukar ion tiruan resin sintetis yang mempunyai sifat-sifat yang lebih khusus. Ditinjau dari siklus penukar ionnya, ada dua tipe yaitu: penukar ion dengan siklus Na yang Universitas Sumatera Utara regenerasinya dengan memakai larutan NaCl, dan penukar ion dengan siklus H yang regenerasinya dengan menggunakan larutan HCl. 3. Filtrasi Kontak Ada dua cara yang banyak dipakai, yaitu: a. Filtrasi dengan media filter yang mengandung MnO 2 Air baku yang mergandung Mn dialirkan ke suatu filter yang medianya mengandung MnO 2 .nH 2 O. Selama mengalir melalui media tersebut Mn yang terdapat dalam air baku akan teroksidasi menjadi bentuk Mn 2 O 3 oksigen terlarut dalam air, dengan oksigen sebagai oksidator. b. Dengan mangan zeolit Air baku yang mengandung Mn dialirkan melalui suatu filter bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolit K 2 Z.MnO.Mn 2 O 7 . Mangan zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan mangan yang ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk mangandioksida yang tak larut dalam air. 4. Soda Lime Proses ini merupakan gabungan antara proses pemberian zat alkali untuk menaikkan pH dengan proses aerasi. Dengan menaikkan pH air baku sampai harga tertentu maka reaksi oksidasi mangan dengan cara aerasi dapat berjalan lebih cepat. Zat alkali yang sering dipakai yaitu CaO atau larutan kapur [CaOH 2 ] dan soda api [NaOH] atau campuran antara keduanya. Cara penambahan zat alkali yakni sebelum proses aerasi. Untuk oksidasi mangan efektif pada pH 10. Oleh Universitas Sumatera Utara karena pH air baku menjadi tinggi, maka setelah Mn nya dipisahkan, air olahan harus dinetralkan kembali. 5. Bakteri Pada saringan pasir lambat, pada saat operasi dengan kecepatan 10-30 meterhari, setelah operasi berjalan 7-10 hari, maka pada permukaan atau dalam media filternya akan tumbuh dan berkembang biak bakteri yang dapat mengoksidasi mangan yang ada dalam air. Bakteri mendapatkan energi aktivasi yang dihasilkan oleh reaksi oksida mangan, untuk proses perkembangbiakannya. Dengan didapatkannya energi tersebut maka jumlah sel bakteri juga akan bertambah dan bertambah pula kemampuan mengoksidasi sedangkan mangan yang telah teroksidasi akan tersaringtertinggal dalam filter. Yang termasuk dalam grup Bakteri ini yang banyak dijumpai yaitu: Crenothrix yang dapat menghilangkan mangan. 6. Koagulasi dengan Penambahan Koagulan Mangan banyak terdapat dalam air tanah dan umumnya berada dalam bentuk senyawa valensi 2 atau dalam bentuk ion Mn 2+ . Lain halnya jika mangan tersebut berada dalam air dalam bentuk senyawa organik dan koloid, misalnya bersenyawa dengan zat warna organik atau asam humus humic acid, maka keadaan yang demikian susah dihilangkan baik dengan cara aerasi, penambahan khlorine maupun dengan penambahan kalium pelmanganat. Untuk menghilangkan zat mangan seperti pada kasus tersebut, perlu dilakukan koagulasi dengan membubuhkan bahan koagulan, misalnya aluminium sulfat, Al 2 SO 4 .nH 2 O dalam air yang mengandung koloid. Dengan pembubuhan koagulan tersebut, koloid Universitas Sumatera Utara dalam air menjadi bergabung dan membentuk gumpalan flock- kemudian mengendap.Setelah koloid senyawa mangan mengendap, kemudian air disaring dengan saringan pasir cepat atau saringan pasir lambat.

2.5 Kerangka Konsep