butiran karbon aktif yang berpori, maka molekul-molekul zat terlarut tertarik pada permukaan pori dan tertahan di tempat tersebut melalui gaya-gaya yang lemah.
Kemampuan karbon aktif untuk mengadsorpsi sejumlah besar adsorbat adalah karena struktur pori yang sangat terkembang yang dimiliki karbon aktif Siregar, 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan karbon aktif dengan kadar yang tinggi menyebabkan semakin tinggi pula penurunan kadar mangan Mn,
hal ini sesuai dengan Ambarwati dalam Jusmanizah 2011 yang mengatakan bahwa makin banyak karbon aktif yang ditambahkan makin besar penurunan kadar mangan
dan makin lama waktu kontak makin besar juga penurunan kadar mangannya. Demikian juga menurut Sembiring 2003, semakin lama waktu kontak dapat
memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organik dan logam dalam air akan turun apabila kontaknya
cukup. Waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit. Kadar karbon aktif pada keseluruhan perlakuan yaitu 1 gr, 2 gr, dan 3 gr
berpengaruh terhadap penurunan kadar mangan Mn namun apabila dibandingkan dengan Permenkes RI No.416 Tahun 1990, rata-rata kadar mangan Mn tersebut
belum memenuhi baku mutu persyaratan kesehatan air bersih karena masih melebihi 0,5 mgL.
5.3 Kadar Karbon Aktif yang Paling Tinggi untuk Menurunkan Kadar Mangan Air Sumur
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Kruskal Wallis terhadap kadar mangan Mn menunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang signifikan kadar mangan Mn
dengan berbagai kadar karbon aktif sekam padi yang diberikan, sedangkan untuk
Universitas Sumatera Utara
pengujian pasangan rata-rata yang berbeda nyata untuk kadar mangan Mn, digunakan uji beda nyata terkecil BNT. Perlakuan terbaik optimum terletak pada 3
gr karbon aktif sekam padi penurunan yang meningkat sebesar 49,67117 hingga rata-rata kadarnya menjadi 1,68893mgL, penurunan pada kadar 3 gr ini lebih tinggi
daripada kadar lainnyadalam menurunkan kadar mangan Mn di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95 karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu
tinggi.Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara di dalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut
hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi.Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben penyerap.Daya serap ditentukan oleh
luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktivasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan
pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang
aktif Sembiring, 2003. Karbon atau arang aktif yang digunakan pada penelitian ini ialah bahan yang
berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari material yang mengandung karbon yaitu terbuat dari sekam padi yang telah melalui dua proses aktivasi yaitu secara
kimia dan fisik.Sukardjo 1984 mengatakan bahwa semakin luas permukaan adsorben maka daya serap adsorben semakin besar.Karbon aktif ini berperan sebagai
adsorben yang menyerap logam-logam berat dengan penyerapan ion-ion bebas dalam
Universitas Sumatera Utara
air, fenol, zat racun, dan bahan dengan berat molekul yang tinggi seperti besi Fe dan mangan Mn.
5.4 Nilai Efisiensi Penggunaan Karbon Aktif Sekam Padi untuk Mengolah Air di Desa Amplas