untuk merakit pulpen adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengambil komponen-komponen pulpen dari wadahnya, menggabungkan bagian bawah
pulpen, pegas, isi, dan bagian atasnya sehingga merupakan suatu pulpen yang lengkap. Gerakan-gerakan mengambil, menggabungkan bagian bawah, pegas, dan
seterusnya bisa merupakan elemen-elemen pekerjaan, dan jumlah dari waktu gerakan-gerakan ini keseluruhan adlah waktu siklus perakitan pulpen.
Pada garis besarnya pengukuran waktu kerja dapat dikelompokkan atas dua bagian yakni pengukuran waktu kerja secara langsung karena pengukurannya
dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan yang diukur dijalankan dan tidak langsung karena si pengamat tidak berada di tempat pekerjaan yang
diukur. Stop watch dan work sampling termasuk didalam cara pengukuran kerja secara langsung sedangkan metode yang termasuk dalam pengukuran waktu kerja
tidak langsung adalah work factor WF, Motion Time Measurement MTM, Basic Motion Time BMT, dan MOST Maynard Operation Sequence
Technique.
11
3.5. Maynard Operation Sequence Technique MOST
12
MOST merupakan salah satu dari teknik penetapan waktu baku dengan data waktu gerakan. Konsep ini diperkenalkan oleh salah satu pakar Teknik
Industri, Kjell Zandin pada akhir tahun 1960 yang bekerja pada perusahaan HB. Maynard dan Company. Ia mengamati data waktu gerakan MTM Method Time
11
Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi,Studi Gerak dan Waktu, Surabaya,2000, hal 118.
12
Benjamin W. Niebel, Methods, Standards, and Work Design, McGraw Hill,2003, hal 508.
Universitas Sumatera Utara
Measurement dan mendeteksi adanya pola gerakan dari data waktu gerakan MTM. MOST adalah salah satu teknik pengukuran kerja yang disusun
berdasarkan urutan sub-sub aktivitas atau gerakan. Sub-sub aktivitas ini pada dasarnya diperoleh dari gerakan-gerakan yang memiliki pola-pola berulang seperti
menjangkau, memegang, bergerak dan memposisikan objek serta pola-pola tersebut diidentifikasikan dan diatur sebagai suatu urutan kejadian yang diikuti
dengan perpindahan objek. Untuk tiap tipe gerakan bisa terjadi urutan gerakan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan model urutan kegiatan dalam metode MOST. Secara umum MOST memiliki dua model yakni
13
1. Model-model urutan dasar Basic Sequence Model
:
Model ini terdiri dari 3 urutan gerakan, yaitu: a. Urutan gerakan umum The General Move Sequence
Model ini dipakai bila terjadi perpindahan objek dengan bebas. Maksudnya dibawah kendali manual, objek berpindah tanpa hambatan.
Contohnya sebuah kotak diangkat dipindahkan dari bawah meja ke atas meja.
Karakteristik dari model ini dapat dilihat pada urut-urutan sub aktivitas sebagai berikut:
a. Menjangkau obyek dengan satu atau dua tangan pada jarak tertentu,
dengan atau tanpa gerakan badan. b.
Mengendalikan obyek dengan tangan tanpa alat.
13
Petra Christian University Jakarta,2004
Universitas Sumatera Utara
c. Memindahkan obyek dalam jarak tertentu ke tempat yang dituju, dengan
atau tanpa gerakan badan. d.
Menempatkan obyek. e.
Kembali ke tempat semula. Urutan model tersebut dinyatakan dalam huruf-huruf yang menyatakan
sub-sub aktivitas juga dinamakan parameter dengan tambahan parameter untuk gerakan badan.
Model urutan gerakan umum ini adalah : A B G A B P A, dimana: A = Action Distance jarak tempuh untuk melakukan tindakan. Parameter ini
meliputi semua gerakan jari, tangan dan kaki baik dalam keadaaan membawa beban atau tidak.
B = Body Motion Gerakan badan. Parameter ini berhubungan dengan gerakan vertikal badan atau gerakan yang diperlukan untuk mengatasi gangguan
terhadap gerakan badan. G = Gain Control Pengendalian atau mengendalikan objek. Parameter ini
mencakup semua gerakan manual yang dipakai untuk mengendalikan objek. P = Place Menempatkan. Parameter ini merupakan tahap akhir dari kegiatan
memindahkan yaitu dengan mengatur sebelum melepaskan kendali terhadap objek.
Perpindahan obyek pada model ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: memperoleh meletakkan kembali
A B G A B P
A i. Bagian pertama, yaitu memperoleh, menggambarkan tindakan menjangkau
obyek dengan gerakan badan jika diperlukan, dan pengendalian terhadap
Universitas Sumatera Utara
obyek. Parameter A menunjukkan jarak dari tangan atau badan untuk menjangkau obyek, sedangkan B menyatakan kebutuhan-kebutuhan dari
gerakan badan pada saat bertindak. Derajat kesulitan ditentukan oleh parameter G, yaitu tingkat pengendalian yang diperlukan terhadap obyek.
ii. Bagian meletakkan menggambarkan tindakan untuk memindahkan obyek ke suatu lokasi. Seperti sebelumnya, parameter A dan B menunjukkan jarak dari
tangan atau badan untuk membawa obyek, sedangkan penempatan obyek dinyatakan oleh parameter P.
iii. Bagian ketiga menunjukkan jarak yang ditempuh operator untuk kembali ke tempat kerja semula.
Untuk mengetahui besarnya indeks yang diberikan pada bagian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Data Indeks untuk Urutan Gerakan Umum
Sumber: Niebel, “Methods, Standards, and Work Design”
b. Urutan gerakan terkendali The Controlled Move Sequence Model ini menggambarkan perpindahan objek secara manual dikendalikan
oleh satu jalur. Gerakan objek dibatasi satu arah karena kontak atau menempel
Universitas Sumatera Utara
dengan objek lainnya. Contoh pekerjaan dengan gerakan terkendali adalah mendorong kotak yang cukup berat di atas meja kerja.
Urutan sub aktivitas dari model ini adalah: a.
Menjangkau obyek dengan satu atau dua tangan pada jarak tertentu dengan atau tanpa gerakan badan.
b. Mengendalikan obyek tanpa alat.
c. Memindahkan obyek dalam keadaan terkendali.
d. Waktu untuk memproses obyek jika ada.
e. Mengatur obyek yang diikuti dengan gerakan terkendali atau akhir dari
proses. f.
Kembali ke tempat kerja. Urutan model tersebut dinyatakan dalam huruf-huruf yang menyatakan sub-
sub aktivitas, maka urutan tersebut adalah: A B G M X I A
dimana parameter A, B, dan G sama dengan model urutan gerakan umum. Sedangkan parameter lainnya adalah :
M = Move Controlled Gerakan terkendali. Parameter ini mencakup semua gerakan manual yang diarahkan atau gerakan dari objek dalam jalur yang
terkendali. X = Process Time Waktu proses. Parameter ini termasuk bagian dari kerja yang
terkendali karena diproses atau dimesin bukan aktivitas manual.
Universitas Sumatera Utara
I = Gerakan Mengurut, mengatur, atau penyesuaian. Parameter ini berhubungan dengan aktivitas manual yang termasuk juga gerakan terkendali atau akhir
dari waktu proses untuk mengatur objek yang sesuai dengan keinginan. Model ini dipakai jika terdapat salah satu dari dua kondisi berikut ini, yaitu:
i. Obyek atau peralatan dibatasi, oleh karena obyek atau peralatan tersebut
menempel dengan obyek lain, seperti tombol, tuas atau engkol, atau karena obyek atau peralatan tersebut dikendalikan selama bergerak dengan
bersentuhan terhadap permukaan dari obyek yang lain, misalnya mendorong peti di atas lantai.
ii. Kasus lain misalnya obyek tidak berpindah secara bebasdari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Seperti halnya pada model urutan gerakan umum, maka pada model inipun kita bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
memperoleh memindahkan atau menjalankan kembali A B G
M X I A Bagian memperoleh dan kembali sama dengan urutan gerakan umum. Perbedaan
yang mendasar adalah aktivitas yang sesudah parameter G. Bagian ini menggambarkan tindakan untuk memindahkan obyek melalui jalur terkendali atau
menjalankan panel-panel kendali. Pada umumnya pemindahan obyek terdiri dari model dengan urutan parameter M dan I, dengan menjalankan mesin terdiri dari
parameter M dan X. Untuk mengetahui besarnya indeks yang diberikan pada bagian ini, dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3. Data Indeks untuk Urutan Gerakan Terkendali
Sumber: Niebel, “Methods, Standards, and Work Design”
c. Urutan Pemakaian Peralatan The Tool Use Sequence Model ini dikembangkan dari model urutan gerakan umum, dengan
tambahan parameter-parameter tertentu yang menunjukkan kegiatan yang memadai peralatan atau untuk kasus-kasus tertentu, dengan proses mental.
Ada lima aktivitas dalam model ini, yaitu: a.
Menjangkau obyek. b.
Menempatkan obyek atau alat. c.
Memakai alat. d.
Melepaskan alat atau obyek. e.
Kembali ke tempat kerja. Kelima aktivitas tersebut menjadi dasar aktivitas penanganan dan
pemakaian alat. Model ini terdiri dari rangkaian huruf yang mewakili sub- sub aktivitas di atas, yaitu:
mendapat obyektempatkan obyekmemakai alatmelepas obyek kembali A B G A B P A B G A
Universitas Sumatera Utara
Model urutan ini adalah : A B G A B P . . . A B G A Ruang kosong pada model di atas merupakan tempat untuk mengisi parameter-
parameter berikut : C = Cut Memotong. Parameter ini menggambarkan kegiatan memotong atau
membuang bagian dari suatu objek dengan menggunakan bagian yang tajam dari perkakas tangan.
S = Surface Treat Perlakuan pada permukaan, misalnya membuang material yang tidak dikehendaki dari permukaan objek.
M = Measure Mengukur. Parameter ini berhubungan dengan kegiatan untuk menentukan karakteristik fisik tertentu dari suatu objek dengan
membandingkannya dengan alat ukur standar. R = Record Mencatat. Parameter ini mencakup kegiatan manual dengan pensil,
pena atau kapur atau alat tulis lainnya dengan maksud mencatat informasi. T = Think Berpikir. Parameter ini berhubungan dengan kegiatan mata dan
aktivitas mental untuk mendapatkan informasi membaca atau memeriksa suatu objek.
Untuk mengetahui besarnya indeks yang diberikan pada bagian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4. Data Indeks untuk Urutan Pemakaian Peralatan
Sumber: Niebel,” Methods, Standards, and Work Design”
2. Model urutan penanganan peralatan Model ini terdiri dari 3 bagian, yakni:
a. Pemindahan dengan Crane Manual The Manual Crane Sequence Model ini dipakai jika ada aktivitas pemindahan barang dengan
menggunakan crane secara manual. Seperti pada model-model sebelumnya, semua kegiatan manual dapat diidentifikasikan dengan urutan kejadian yang
Universitas Sumatera Utara
tertentu dengan pengulangan dari satu siklus ke siklus lainnya, tanpa memperhatikan deskripsi, urutan atau nama obyek yang akan dipindahkan.
b. Pemindahan dengan Crane Listrik Diesel The Power Crane Sequence Model ini berhubungan dengan perpindahan objek dengan bantuan Crane
listrik atau diesel. c. Pemindahan dengan Truk The Truck Sequence
Model ini menitikberatkan pada pemindahan material secara horizontal dari satu lokasi ke lokasi yang lain dengan menggunakan peralatan yang
beroda. Peralatan yang beroda dapat dibagi dua yakni truk yang dikendarai dan yang disorong.
Pemindahan material dengan truck terdiri dari aktivitas-aktivitas berikut ini:
a. Operator berjalan menuju truck A
b. Operator duduk jika dikendarai dan menjalankan truck B
c. Truck dijalankan menuju material yang akan ditangani T
d. Material diangkut ke atas truck dengan menggunakan alat angkut, seperti
fork L e.
Truck dijalankan menuju penempatan material T f.
Material diturunkan dari truck dan ditempatkan ke lokasi akhir dengan menggunakan fork L
g. Truck dipindahkan ke lokasi lain dan diparkir T
h. Operator kembali ke lokasi semula atau ke lokasi yang lain A
Aktivitas-aktivitas di atas digambarkan denganmodel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
A B T L T L T A dimana:
A = Jarak yang ditempuh oleh operator ke atau dari truck. B = Aktivitas penyiapan truck untuk siap berangkat ditambah aktivitas parkir
setelah mangakhiri pemindahan bahan. T = Pergerakan truck dengan atau tanpa beban.
L = Pengambilan material pada lokasi awal atau penempatan material pada lokasi akhir dengan menggunakan fork atau alat pengangkut lainnya.
Waktu yang diperoleh dari pengukuran memakai metode MOST adalah waktu normal. Untuk mencari waktu standar, waktu normal yang diperoleh diberi
kelonggaran. Kelonggaran yang diberikan adalah untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan kelelahan dan hambatan yang tidak terhindarkan.
Unit waktu yang digunakan dalam tabel-tabel tersebut adalah sebesar perkalian 0.00001 jam dan unit satuan ini dikenal sebagai TMU Time
Measurement Unit
14
Sebagai tambahan berikut ini akan diuraikan mengenai hakekat daripada metode MOST. MOST terutama berkaitan dengan gerakan-gerakan yang
membentuk suatu operasi. Waktu atau nilai-nilai indeks untuk tiap gerakan itu telah ditentukandihitung dan telah disiapkan sebagai kartu data bagi pengukur
. 1 TMU
= 0.00001 jam ;1 Jam
= 100000 TMU = 0.0006 menit
;1 Menit = 1667 TMU
= 0.036 detik ;1 Detik
= 27.8 TMU
14
Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi,Studi Gerak dan Waktu, Surabaya,2000, hal 251.
Universitas Sumatera Utara
waktu. Pengukur waktu harus mengidentifikasi pola-pola gerakan dan harus memberikan indeks yang cocok kepada setiap parameter model urutan kerja.
Oleh karena nilai-nilai indeks MOST menunjukkan waktu, maka hal ini akan dengan cepat menunjukkan panjang waktu kerja yang dibutuhkan.
MOST merupakan teknik yang sensitif dalam penentuan metode kerja. Dalam hal ini MOST sensitif terhadap waktu yang diperlukan oleh metode-metode
kerja yang berbeda-beda. Gambaran seperti ini sangat efektif dalam mengevaluasi metode kerja dalam hubungannya dengan waktu dan ongkos. Metode MOST
merupakan metode yang lebih ekonomis dan tidak melelahkan. MOST dibentuk dari nilai-nilai waktu atau interval waktu yang
diperhitungkan secara statistik. Hal ini sangat bermanfaat dalam perhitungan waktu kerja yang dilaksanakan secara manual, karena kerja manual meliputi
variasi dari suatu siklus ke siklus lainnya. Oleh karena diperhitungan secara statistik, maka nilai-nilai waktu dalam MOST sesuai digunakan untuk pekerjaan
yang bervariasi.
3.6. Pengukuran Kerja