Amerika, Australia, RRC, dan penjualan di dalam negeri domestik. Perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara tunai dan kredit.
Penjualan secara kredit harus segera diselesaikan dalam waktu 20 hari setelah barang dikirimkan.
Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan penulis, penulis menemukan permasalahan yang berhubungan dengan pengendalian intern
pembelian, penjualan dan persediaan. Adanya penyimpangan dalam pendelegasian wewenang yang dilakukan oleh bagian pembelian, bagian
penjualan, dan bagian gudang. Keadaan ini mengakibatkan kemungkinan terjadinya penyelewengan, kecurangan dan manipulasi terhadap
pembelian, penjualan dan persediaan. Keadaan ini tentu akan sangat merugikan perusahaan karena akan berdampak terhadap pembelian,
penjualan dan persediaan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul “Evaluasi Pengendalian Intern Atas Pembelian, Penjualan Dan Persediaan Pada
PT. Indonesia Asahan Aluminium Inalum Kuala Tanjung.”
B. Perumusan Masalah
Setiap perusahaan dalam mencapai tujuan selalu menghadapi berbagai masalah yang dapat mengurangi kelancaran operasional
perusahaan. Sesuai dengan judul yang ditetapkan dalam penulisan tugas akhir ini, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu:
”Bagaimanakah penerapan pengendalian intern pembelian, penjualan dan
Universitas Sumatera Utara
persediaan pada PT. Indonesia Asahan Aluminium Inalum Kuala Tanjung?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian oleh penulis adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan sistem pengawasan intern
pembelian, penjualan dan persediaan yang diterapkan oleh perusahaan.
2. Manfaat Penelitian :
a. Bagi penulis
Sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai pengawasan intern pengeluaran kas.
b. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan untuk kemajuan perusahaan tersebut terutama dalam sistem pengendalian intern pembelian, penjualan
dan persediaan. c.
Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian
selanjutnya yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang dimiliki perusahaan tidak
boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk persediaan tersebut.
Menurut Prasetyo 2006 : 65, ”Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam satu periode usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan proses produksi menunggu masa penggunaannya pada proses
produksi”. Menurut Warren Reeve 2005 : 452, ” Persediaan juga
didefenisikan sebagai aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau yang dalam perjalanan dalam
bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Stice dan Skousen 2009 : 571, ”Persediaan adalah istilah yang diberikan untk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal
perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual”.
Kesimpulannya persediaan merupakan suatu istilah yang menunjukkan segala ssuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses
yang berutujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupuna da masalah lain.
Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu:
1. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi.
2. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.
3. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena
membeli dalam jumlah yang banyak ada diskon. 4.
Untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga. 5.
Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan
pengiriman. 6.
Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.
Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan
pembelian, persiapan, dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya
Universitas Sumatera Utara
persediaan bahan baku atau barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian, pengiriman, penerimaan, penyimpanan,
dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk dijual. Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi
perusahaan, karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi
yang ditanamkan dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.
Menurut Hansen dan Mowen 2005 : 584, ” Adapun biaya yang timbul karena persediaan adalah :
1. Biaya penyimpanan
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. Terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi langsung dengan kuatitas
persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas persediaan semakin banyak.
2. Biaya pemesanan
Setiap kali suatu bahan baku dipesan, perusahaa harus menanggung biaya pemesanan. Biya pemesanan total per periode sama dengan
jumlah pesananan yang dilakukan dalam satu periode biaya per pesanan.
3. Biaya penyiapan
Biaya penyiapan diperlukan apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri. Biaya penyiapan total per periode adalah
Universitas Sumatera Utara
jumlah penyiapan yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per penyiapan.
4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan
Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi permintaan proses produksi. Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam
praktek terutama dalam kenyatan bahwa biaya ini merupakan opportunity cost yang sulit diperkirakan secara ojektif.
2. Jenis-jenis Persediaan
Jenis-jenis persediaan akan berbeda dengan bidang atau kegiatan normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha perusahaan
dapat berbentuk perusahaan industri manufacture, perusahaan dagang, ataupun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis persediaan
yang dimiliki adalah persediaan bahan baku row material, barang dalam proses work in process, persediaan barang jadi finished goods, serta
bahan pembantu yang akan digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan dagang maka persediaannya hanya satu yaitu bang dagang.
Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis persediaan tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan
secara garis besar yaitu: 1.
Persediaan bahan baku row material Merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam
proses produksi. Beberapa baha baku diperoleh dari sumber- sumber alam. Akan tetapi lebih sering bahan baku diperoleh dari
Universitas Sumatera Utara
perusahaan lain yang merupakan bahan baku dari perusahaan lain dan merupakan produk akhir pemasok bahan baku. Sebagai contoh
kertas cetak merupakan bahan baku dari perusahaan percetakan. Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk
mencukupi seluruh bahan baku yang digunakan dalam produksi, namun sebutan ini sering kali dibatasi untuk barang-barang yang
secara fisik dimasukkan dalam produk yang dihasilkan. Istilah bahan penolong atau bahan pembantu factory supplies digunakan
untuk menyebut bahan tambahan yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan
dalam produk. 2.
Barang dalam proses goods in process Yang disebut juga pekerjaan dalam proses work in proses terdiri
dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual.
3. Barang jadi finish goods
Merupakan produkbarang yang telah selesai diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual.
Untuk persediaan barang setengah jadi atau barang jadi harus dipahami bahwa mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu perusahaan
merupakan barang jadi bagi perusahaan lain karena proses produksi bagi perusahaan tersebut hanya sampai disitu. Namun dapat saja terjadi barang
setengah jadi atau barang jadi bagi suatu perusahaan merupakan bahan
Universitas Sumatera Utara
baku bagi perusahaan lainnya. Jadi, untuk menentukan apakah persediaan tersebut merupakan bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi
perusahaan, harus dilihat apakah persediaan tersebut sebagai input atau output dari perusahaan atau hasil dari bagian yang mana dari proses
perusahaan tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan barang
dagang tidak berhubungan dengan tingkat peyelesaian seperti pada perusahaan industri, sebab persediaan barang dagang dapat berupa
persediaan bahan baku, barang setengah jadi, ataupun barang jadi. Selain jenis-jenis persediaan yang telah dijelaskan diatas
berdasakan jenis, untuk perusahaan jasa persediaannya secara eksplisit sulit didefinisikan, namun persediaannya dapat diartikan sebagai besarnya
biaya jasa yang meliputi upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belum dikeluarkan dalam menangani pemberian jasa.
3. Prosedur Penjualan
Prosedur merupakan metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan. Mulyadi 2008 : 5 memberikan definisi prosedur adalah : ”Suatu
urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
Universitas Sumatera Utara
Adapun maksud dari kegiatan klerikal tersebut adalah kegiatan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku, jurnal dan buku besar
yaitu: menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih mensortasi, memindah dan membandingkan. Prosedur tersebut
melibatkan beberapa orang atau bagian yang bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan. Prosedur ini dibuat untuk menjamin bahwa
semua urutan kegiatan dilakukan. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa prosedur adalah
rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih dan disusun untuk menjamin adanya
perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.
Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan dalam penjualan barang secara seragam dalam transaksi perusahaan. Kegiatan
penjualan terdiri dari transaksi penjualan dalam bentuk barang ataupun jasa, baik secara tunai maupun kredit. Dalam transaksi penjualan kredit,
jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu, maka perusahaan
mempunyai piutang kepada langganannya. Kegiatan penjualan kredit ditangani oleh perushaan melalui sistem
penjualan kredit. Jika salah satu sumber pendapatan perusahaan yang terpenting adlah penjualan, maka salah satu bentuk nyata dari pendapatan
itu adalah dalam bentuk kas dan uang tunai.
Universitas Sumatera Utara
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu
sebelum barang diserahkan oleh penjual kepada pembeli dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh perusahaan.
Prosedur pencatatan penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan ke dalam buku jurnal penjualan. Prosedur ini dilaksanakan oleh
bagian akuntansi dengan cara mencatat faktur penjualan tunai lembar pertama yang diterima ke dalam buku jurnal penjualan. Dengan demikian
prosedur pencatatan penjualan ini terdiri dari kegiatan klerikal berikut ini: 1.
Menulis data tanggal penjualan, jenis kode, kuantitas, harga satuan, dan harga total dlam jurnal penjualan.
2. Membandingkan jumlah harga yang harus dibayar oleh
pembeli yang tercantum dalm faktur penjualan tunai dengan jumlah tunai yang diterima oleh kasir sesuai dengan yang
tercantum dalam piata register kas. 3.
Memberi kode rekening buku besar yang harus didebit dan dikredit akibat transaksi penjualan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Prosedur Pembelian
Langkah-langkah transaksi pembelian mencakup prosedur sebagai berikut:
1. Pada saat persediaan bahan baku menunjukkan batas minimal,
bagian gudang menulis surat permintaan pembelian purchase requestion rangkap 3 tiga dan untuk barang-barang yang
tidak diselenggarakan sistem persediaan di gudang maka surat permintaan diajukan oleh masing-masing yang membutuhkan.
Surat permintaan pembelian yang sudah ditandatangani oleh kepala bagian yang membutuhkan dan selanjutnya
didistribusikan sebagai berikut: Lembar 1 untuk bagian pembelian
Lembar 2 untuk bagian hutang Lembar 3 untuk bagian gudang atau bagian yang membutuhkan
sebagai arsip dan disimpan menurut nomor. 2.
Atas dasar surat permintaan pembelian atau anggaran pembelian, fungsi pembelian menulis surat permintaan
penawaran harga kepada beberapa pemasok. 3.
Jawaban dari pemasok yang merupakan penawaran harga diseleksi oleh bagian pembelian untuk menentukan pemasok
mana yang menawarkan harga yang paling menguntungkan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Setelah bagian pembelian menetukan pemasok yang cocok,
selanjutna menulis order pembelian rangkap 6 enam dan didistribusikan sebagai berikut:
Lembar 1 dan 2 untuk pemasok, lembar 2 akan dikembalikan oleh pemasok sebagai pemberitahuan,
Lembar 3 untuk bagian hutang, Lembar 4 untuk bagian gudang,
Lembar 5 untuk bagian penerimaan barang, Lembar 6 untuk arsip bagian pembelian nomor urut digabung
dengan lembar ke dua atau dipisahkan menurut abjad. 5.
Bagian penerimaan barang memeriksa kuantitas dan kualitas barang yang dikirim pemasok. Apabila barang yang dikirim
pemasok sesuai dengan surat order pembelian, bagian penerimaan barang menulis laporan penerimaan barang
rangkap 3 tiga dan didistribusikan sebagai berikut: Lembar 1 untuk bagian pembelian,
Lembar 2 untuk bagian penerimaan barang sebagai arsip berdasarkan nomor,
Lembar 3 untuk bagian gudang bersama dengan barang. 6.
Bagian gudang mencocokkan barang yang diterima dengan laporan, penerimaan barang mencatat laporan penerimaan
dalam kartu gudang dan kartu barang kemudian menyerahkan
Universitas Sumatera Utara
laporan penerimaan barang yang sudah ditandatangani kepala bagian gudang ke bagian hutang.
7. Faktur pembelian diterima oleh bagian pembelian, diperiksa
dan dicocokkan denga order pembelian kemudian diberikan persetujuan atas faktur tersebut dan selanjutnya diserahkan ke
bagian hutang. 8.
Bagian hutang memeriksa faktur pembelian, mencocokkannya dengan order pembelian, laporan penerimaan barang dan
permintaan pembelian. Apabila sesuai, bagian hutang membuat voucher rangkap 3 tiga dn didistribusikan sebagai berikut:
Lembar 1 dan 2 disimpan dalam arsip untuk bagian hutang dan disimpan dalam arsip berdasar tangal jatuh tempo. Lembar 3
untuk bagian akuntansi buku besar.
5. Sistem Pengendalian Intern a. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern
Pengertian pengendalian intern banyak didefinisikan oleh para ahli dengan kalimat-kalimat yang berbeda, tetapi memiliki pengertian yang
sama. Menurut Wikipedia Indonesia, ”Pengendalian intern atau kontrol
intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk
membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.”
Universitas Sumatera Utara
Tujuan pengendalian intern menurut definisi tersebut adalah: 1
Menjaga kekayaan organisasi 2
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3
Mendorong efisiensi, dan 4
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
b. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
Menurut Romney 2006 : 231 lima komponen Model Pengendalian Internal COSO yang saling berhubungan, yaitu:
1 Lingkungan Pengendalian
Inti dari bisnis apa pun adalah orang-orangnya, ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi serta lingkungan
tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak.
Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini: a
Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika Merupakan hal yang penting bagi pihak manajemen untuk
menciptakan struktur organisasional yang menekankan pada integritas dan nilai-nilai etika. Perusahaan dapat mengesahkan
integritas sebagai prinsip dasar beroperasi, dengan cara secara aktif mengajarkan dan mempraktikkannya.
b Filosofi pihak manjemen dan gaya beroperasi
Universitas Sumatera Utara
Semakin bertangung jawab filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi mereka, semakin besar kemungkinannya para
pegawai akan berprilaku secara bertanggung jawab dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Apabila pihak
manjemen menunjukkan sedikit perhatian atas pengendalian internal, maka para pegawai akan menjadi kurang rajin an
efektif dalam mencapai tujuan pengendalia tertentu. c
Struktur organisasional Struktur organisasional perusahaan menetapkan garis otoritas
dan tanggung jawab, serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasinya.
Aspek–aspek penting struktur organisasi termasuk sentralisasi atau desentralisasi otoritas, penetapan tanggung jawab untuk
tugas-tugas tertentu, cara alokasi tanggung jawab mempengaruhi permintaan informasi pihak manajemen, dan
organisasi fungsi sistem informasi dan akuntansi. d
Badan audit dewan komisaris Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur
pengendalian internal perusahaan, proses pelaporan keuangannya, dan kepatuhannya terhadap hukum,peraturan,
dan standar yang terkait.komite tersebut bekerja dekat dengan auditor eksternal dan internal perusahaan. Salah satu tanggung
jawab komite ini adalah menyediakan peninjauan independen,
Universitas Sumatera Utara
atas nama pemegang saham perusahaan, terhadap tindakan para manajer perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk memeriksa
integritas manajemen dan meningkatkan kepercayaan publik yang berinvestasi, atas kesesuaian pelapora keuangan.
e Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
Pihak manajemen harus memberikan tanggung jawab untuk tujuan bisnis tertentu ke departemen dan individu yang terkait,
serta kemudian membuat mereka bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut. Otoritas dan tanggung jawab dapat
diberikan melalui deskripsi pekerjaan secara formal, pelatihan pegawai, dan rencana operasional, jadwal, dan anggaran.salah
satu hal yang sangat penting adalah peraturan menangani masalah seperti standar etika berprilaku, praktik bisnis yang
dapat dibenarkan, peraturan persyaratan, dan konflik kepentingan.
f Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
Kebijakan dan praktik-praktik mengenai pengontrakan, pelatihan, pengevaluasian, pemberian kompensasi, dan promosi
pegawai mempengaruhi kemampuan organisasi untuk meminimalkan ancaman, risiko, dan pajanan. Para pegawai
harus dipekerjakan dan dipromosian berdasarkan seberapa baik mereka memenuhi persyaratan pekerjaan mereka. Data riwayat
hidup, surat referensi, dan pemeriksaan atas latar belakang,
Universitas Sumatera Utara
merupakan cara-cara yang penting untuk mengevaluasi kualifikasi para pelamar pekerjaan. Program pelatihan harus
membuat pegawai baru mengetahui dengan baik tanggung jawab mereka, dan juga kebijakan serta prosedur organisasi.
Terakhir, kebijakan yang berhubungan dengan kondisi bekerja, pemberian kompensasi, insentif bekerja, dan kemajuan karir
dapat merupakan dorongan yang kuat dalam mendorong pelayanan yang efisien dan kesetiaan.
g Pengaruh-pengaruh eksternal
Pengaruh-pengaruh eksternal yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah termasuk persyaratan yang dibebankan
oleh bursa efek, oleh Financial accounting Standards Board FASB, dan oleh Securities and Exchange Commision SEC.
Termasuk dalam pengaruh eksternal juga persyaratan peraturan lembaga, seperti bank, sarana umum utility, dan perusahaan
asuransi.
2 Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh
pihak manajemen untuk mengatasi risiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan.
Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
a Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
Para pegawai melaksanakan tugas dan membuat keputusan yang mempengaruhi aset perusahaan. Oleh karena pihak
manajemen kekurangan waktu dan sumber daya untuk melakukan supervisi setiap aktivitas dan keputusan, mereka
membuat kebijakan untuk diikuti oleh para pegawai, dan kemudian memberdayakan mereka untuk melaksanakannya.
b Pemisahan tugas
Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Seorang
pagawai seharusnya tidak berada dalam posisi untuk melakukan penipuan dan menyembunyikan penipuan atau
kesalahan yang tidak disengaja. Pemisahan yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut ini dipisahkan:
• Otorisasi, menyetujui transaksi dan keputusan
• Pencatatan, mempersiapkan dokumen sumber,
memelihara catatan jurnal, buku besar, dan file lainnya, mempersiapkan rekonsiliasi, serta mempersiapkan
laporan kinerja •
Penyimpanan, menangani kas, memelihara tempat penyimpanan persediaan, menerima cek yang masuk
dari pelanggan, menulis cek atas rekening bank organisasi.
Universitas Sumatera Utara
c Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
Desain da penggunaan catatan yang mamadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh
data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan
yang efisien, meminimalkan kesalahan pencatatan, dan memfasilitasi peninjauan serta verifikasi. Dokumen-dokumen
yang dipergunakan untuk memindahkan aset ke orang lain, harus memilki ruang untuk tanda tangan pihak penerima aset.
Dalam rangka mengurangi kesempatan penggunaan dokumen untuk penipuan, dokumen harus diberikan nomor urut yang
telah dicetak lebih dahulu, agar setiap dokumen dapat dipertanggungjawabkan. Jejak audit yang baik memfaslitasi
pelacakan ke setiap transaksi melalui sistem, perbaikan kesalahan, dan verifikasi output sistem.
d Penjagaan aset dan catatan yang memadai
Ketika orang berfikir tentang penjagaan aset, mereka seringa kali berfikir tentang kas dan aset fisik, seperti persediaan dan
perlengkapan. Akan tetapi, di masa sekarang ini, salah satu aset terpenting perusahaan adalah informasi. Oleh sebab itu, harus
diambil langkah-langkah untuk menjaga baik aset berupa informasi maupun fisik. Prosedur-prosedur berikut ini menjaga
aset pencurian, penggunaan tanpa otorisasi, dan vandalisme:
Universitas Sumatera Utara
• Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif
• Memelihara catatan aset, termasuk informasi, secara
akurat •
Membatasi akses secara fisik ke aset •
Melindungi catatan dan dokumen •
Mengendalikan lingkungan •
Pembatasan akses ke komputer, file komputer, dan informasi
e Pemeriksaan independen atas kinerja
Pemeriksaan internal untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat adlah elemen pengendalian
lainnya yang penting. Pemeriksaan ini harus independen, karena pemeriksaan umumnya akan efektif apabila
dilaksanakan oleh orang lain yang tidak bertanggug jawab atas jalannya operasi yang diperiksa.
3 Penilaian Resiko
Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi
dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga
harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait. Penilaian resiko merupakan proses
identifikasi dan analisis risiko yang dapat menghambat atau
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan, serta menentukan cara bagaimana risiko itu ditangani. COSO mengarahkan kita
melakukan identifikasi terhadap risiko internal maupun eksternal dari aktivitas suatu entity atau individu. Pada tahap ini terdapat cost-benefit
consideration yang memperhitungkan cost dan benefit yang akan dihasilkan dari suatu penerapan control. Artinya, jika biaya untuk
pengendalian intern terlalu besar, maka sistem pengendalian intern tersebut sudah tidak punya makna positif lagi.
4 Informasi dan Komunikasi
Di sekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi
untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya. Komponen
ini menjelaskan bahwa sistem informasi sangat penting bagi keberhasilan atau peningkatan mutu operasional organisasi. Informasi,
baik yang diperoleh dari eksternal maupun dari pengolahan internal merupakan potensi strategis potential strategic. Sistem informasi
hendaknya terintegrasiterpadu integrated systems, dan menjamin kebutuhan terhadap kualitas data. Sistem informasi harus dapat
memberikan data yang memiliki karakteristik: a
Relative to established objectives berhubungan dengan sasaran b
Accurate and in sufficient detail akurat dan terinci
Universitas Sumatera Utara
c Understandable and in a usable form mudah dipahami
digunakan. Komunikasi membahas mengenai perlunya penyampaian semua hal-
hal yang berhubungan kebijakan pimpinan kepada seluruh anggota organisasi. Semua pegawai harus paham tentang kondisi perusahaan,
kebijakan pimpinan, tentang internal control, competitive, dan keadaan ekonomi. Kebijakan manajemen harus diinformasikan, harus
disampaikan dengan jelas, dibuat police manual, tata administrasi pengunaan surat menyurat, memo, perintah kerja, standard
pelaporan, adanya risiko yang mungkin timbul karena adanya bidang baru, perubahan sistem, atau teknologi baru, perkembangan pesat
organisasi entitas, aspek-aspek hukum yang harus diperhatikan, sebagainya. Segala sesuatunya harus dikomunikasikan kepada
berbagai pihak dan seluruh personil.
5 Pengawasan
Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis,
berubah sesuai tuntutan keadaan. Komponen pemantauan atau pengawasan dijelaskan dalam COSO untuk memastikan kehandalan
sistem dan internal cotrol dari waktu ke waktu. Pengawasan merupakan proses yang menilai kualitas dari kinerja sistem dan
internal control dari waktu ke waktu, yang dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
melakukan aktivitas monitoring dan melakukan evaluasi secara terpisah. Pada hakekatnya terdapat dua mekanisme pemantauan, yaitu:
a yang bersifat on going monitoring activities, yaitu pengawasan yang langsung dilakukan oleh masing-masing atasan pihak yang
bersangkutan berdasakkan jenjang hirarki jabatan, dan b a separate monitoring ativities, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh fungsi
audit. Pada masa Orde Baru kedua jenis pengawasan ini sering disebut dengan istilah pengawasan melekat oleh atasan dan pengawasan
fungsional. Contoh aktivitas pengawasan:
• Manajemen me-review pengeluaran aktual dengan pengeluaran
yang dianggarkan pada unit yang dipimpinnya. •
Dilakukannya pada suatu unit oleh fungsi audit.
Universitas Sumatera Utara
6. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 1.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Tahun Nama Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 2005
Ismunandar Pengawasan Intern
Persediaan Pada perusahaan Umum
BULOG Divisi Regional Sumatera
Utara. Penelitian ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan
pengawasan intern persediaan pada
perusahaan umum BULOG Divisi Regional
Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan umum
pengawasan intern, dan telah memenuhi unsur-
unsur pengawasan intern.
2 2009
Hesti Armaya Manik
Pengendalian Intern Atas Persediaan Pada
PT Indoteras Sumatera Medan
Penelitian ini menunjukkan bahwa
secara keseluruhan sistem pengendalian intern
terhadap pesediaan yang terjadi pada PT Indoteras
Sumatera Medan belum berjalan dengan baik
karena jumlah karyawan yang bertugas dibagian
gudang masih sedikit dan belum diimbangi dengan
kegiatan yang terjadi di gudang, sehingga masih
sering terjadi kehilangan barang dan kecurangan
dan manipulasi data persediaan. Metode
penilaian persediaan yang digunakan oleh
perusahaan adalah metode rata-rata dan saat
ini belum menghasilkan nilai persediaan akhir dan
laba kotor yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
7. Kerangka Konseptual
Gambar 1.1 Kerangaka Konseptual
Penjelasan: Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway
Commission COSO memperkenalkan adanya lima komponen
pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian, Aktivitas Pengendalian, Penilaian Resiko, Informasi dan Komunikasi, serta
Pengawasan.
Pembelian Persediaan
Penjualan
Persediaan Barang Jadi
Persediaan Bahan Baku
Pengendalian Intern Evaluasi
Efektif Sesuai Standar PT Indonesia Asahan
Aluminium Inalum Kuala Tanjung
Universitas Sumatera Utara
Komponen pengendalian intern menurut COSO ini merupakan variabel yang akan digunakan oleh penulis untuk meneliti mengenai
pengendalian intern. Selanjutnya konsep tersebut akan dikombinasikan dengan pembelian, penjualan dan persediaan pada PT. Indonesia Asahan
Aluminium Inalum Kuala Tanjung apakah penerapan pengendalian intern terhadap pembelian, penjualan dan persediaannya sudah cukup
efektif atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah berbentuk deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan tentang karakteristik dan keadaan
sebenarnya dari suatu objek penelitian.
B. Jenis Data
1. Data primer, merupakan data yang secara langsung diperoleh dari
perusahaan, baik melalui teknik wawancara maupun observasi yang kemudian akan diolah lebih lanjut oleh penulis. Misalnya
melakukan tanya jawab langsung kepada pihak perusahaan. 2.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi
diperusahaan.
C. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dikumpulkan penulis menggunakan metode deskriptif yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun,
Universitas Sumatera Utara
diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
D. Teknik dan Pengumpulan Data
1. Teknik observasi, yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung
tehadap objek penelitian, dalam hal ini sistem pengendalian intern atas pembelian, penjualan dan persediaan pada PT. Indonesia
Asahan Aluminium Inalum Kuala Tanjung. 2.
Teknik wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan beberapa pihak yang berkompeten dan
berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan, seperti pihak bagian gudang, bagian penjualan dan bagian pembelian.
3. Studi Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengkopian
atas data-data sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian Objek penelitian adalah PT. Indonesia Asahan Aluminium