Data Tabel 1.1 menjelaskan bahwa variabel CAR, NPL, NIM, GWM dan LDR menimbulkan pengaruh terhadap pertumbuhan laba yang sejalan dengan
asumsi, tetapi pada tahun tertentu, rasio-rasio tersebut berlawanan dengan asumsi. Nilai CAR yang mengalami kenaikan atau penurunan memiliki pengaruh
bervariasi terhadap pertumbuhan laba. CAR yang semakin tinggi seharusnya mengakibatkan pertumbuhan laba menurun, tetapi pada tahun 2006 dan 2008,
CAR bergerak searah dengan pertumbuhan laba. CAR di tahun 2006 meningkat menjadi 21,27 dan pertumbuhan laba juga mengalami kenaikan 19,78.
Variabel NPL juga mengalami hal yang sama dengan CAR. NPL yang merupakan kredit bermasalah akan menurunkan pertumbuhan laba bank, tetapi pada tahun
2008, NPL mengalami penurunan menjadi 3,20 yang diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba menjadi 20,69.
NIM memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba, namun variabel NIM juga tidak selalu sesuai dengan asumsi yang ada. NIM turun
menjadi 5,70 dan pertumbuhan laba meningkat menjadi 22,94 pada tahun 2007. Penulis tertarik untuk mengkaji fenomena ini lebih lanjut melalui penelitian
mengenai “Pengaruh Aspek Capital, Asset, Earning dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Di Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah aspek Capital, Assets, Earning, dan Liquidity mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada Bank Umum di Indonesia?
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan laba Yuwono, 2002:162. Penelitian ini menggunakan aspek Capital, Assets, Earning,
dan Liquidity yang berfokus pada kinerja keuangan bank. Capital Adequacy Ratio CAR adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko. Rasio modal yang lebih tinggi akan mengurangi tingkat aktivitas bisnis dan akan mengakibatkan turunnya laba bank Hardanto, 2006:36. Non
Performing Loans NPL adalah perbandingan antara kualitas aktiva produktif bermasalah kredit bermasalah terhadap aktiva produktif kredit, surat berharga,
penyertaan dan penanaman lainnya. Semakin besar jumlah kredit bermasalah dari seluruh kredit yang diberikan akan dapat menurunkan tingkat laba bank Retnadi
dan Eko, 2006:8. Net Interest Margin NIM adalah perbandingan antara pendapatan bunga
bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Kenaikan pendapatan dari periode ke periode akan meningkatkan pertumbuhan laba perusahaan Yuwono, 2002:162.
Biaya OperasionalPendapatan Operasional BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasibiaya intermediasi terhadap
pendapatan operasional yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi bank tersebut. Kenaikan pendapatan dari periode ke
periode akan meningkatkan pertumbuhan laba perusahaan Yuwono, 2002:162.
Universitas Sumatera Utara
NPL X
2
NIM X
3
BOPO X
4
GWM X
5
LDR X
6
CAR X
1
Giro Wajib Minimum GWM adalah perbandingan antara giro pada Bank Indonesia terhadap seluruh dana yang berhasil dihimpun. Kebijakan kenaikan
GWM akan langsung berpengaruh pada biaya dana yang pada akhirnya akan menurunkan laba bank Retnadi dan Eko, 2006:209. Loan to Deposit Ratio
LDR adalah perbandingan antara seluruh kredit yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap Dana Pihak Ketiga. Semakin tinggi rasio LDR memberikan
indikasi semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dilain pihak semakin besar jumlah kredit yang diberikan diharapkan bank
akan mendapatkan laba yang tinggi pula Margaretha, 2007:60.
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual.
Sumber : Yuwono 2002, Hardanto 2006, Retnadi dan Eko 2006,
Margaretha 2007 dimodifikasi.
Pertumbuhan Laba
Y
Universitas Sumatera Utara
D. Hipotesis