Kualitas Aset Asset Quality

merasio prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan. Semakin besar CAR maka akan semakin besar daya tahan bank yang bersangkutan dalam menghadapi penyusutan rasio harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Perasioan Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi rasio CAR menunjukkan semakin sehat bank tersebut. Rasio modal yang lebih tinggi akan mengurangi tingkat aktivitas bisnis dan akan mengakibatkan turunnya laba bank Hardanto, 2006:36.

E. Kualitas Aset Asset Quality

Non Performing Loans NPL adalah perbandingan antara kualitas aktiva produktif bermasalah kredit bermasalah terhadap aktiva produktif. Semakin besar jumlah kredit bermasalah dari seluruh kredit yang diberikan akan dapat menurunkan tingkat laba bank Retnadi dan Eko, 2006:8. Kualitas aset adalah kualitas aktiva produktif. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif Judisseno, 2002:135. Aspek kualitas aset merasio komponen-komponen sebagai berikut Triandaru, 2008:53: 1. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan total aktiva produktif. 2. Debitor inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit. Universitas Sumatera Utara 3. Perkembangan aktiva produktif bermasalah non performing asset dibandingkan aktiva produktif. 4. Tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP. 5. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif. 6. Sistem kaji ulang review internal terhadap aktiva produktif. 7. Dokumentasi aktiva produktif. 8. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. Non Performing Loan NPL merupakan salah satu indikator kesehatan kualitas aset bank. Perasioan kualitas aset merupakan perasioan terhadap kondisi aset bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Istilah Non Performing Loan disebut juga kredit bermasalah. Kredit bermasalah adalah kredit yang kategori kolektibilitasnya di luar kolektibilitas kredit lancar dan kredit dalam perhatian khusus. Kredit bermasalah mencakup kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah adalah sebagai berikut Loen dan Sonny, 2008:107: 1. Faktor Eksternal a. Keadaan ekonomi secara makro b. Fluktuasi kurs yang mencolok c. Peraturankebijakan pemerintah d. Persaingan dalam suatu sektor industri Universitas Sumatera Utara e. Persaingan tidak sehat dan budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme f. Sistem perpajakan yang menghambat investasi 2. Faktor Internal Nasabah Bank a. Mismanagement b. Kesulitan keuangan c. Kesalahan dalam produksi d. Kesalahan dalam strategi pemasaran e. Sengketa antara pemilik dengan direksi perusahaan 3. Faktor Internal Bank a. Mark up yang dilakukan dengan sengaja b. Feasibility study yang direkayasa c. Kolusi antara pejabat bank dengan nasabah d. Kurang ketatnya monitoring kredit dan supervise proyek e. Kurangnya keahlian dalam menganalisis kredit f. Surat sakti pemilik bank atau KKN dengan elite politik g. Kesalahan dalam memilih sektor industri yang dibiayai dengan fasilitas kredit. Implikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah tersebut adalah Loen dan Sonny, 2007:95: 1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikan sehingga mengurangi perolehan laba. 2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif atau Bad Debt Ratio menjadi semakin besar sehingga memperburuk kinerja bank. Universitas Sumatera Utara 3. Bank harus memperbesar cadangan untuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang diklasifikasikan sesuai ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. 4. Return on Asset ROA akan menurun.

F. Rentabilitas Earnings