Rentabilitas Earnings Likuiditas Liquidity

3. Bank harus memperbesar cadangan untuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang diklasifikasikan sesuai ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. 4. Return on Asset ROA akan menurun.

F. Rentabilitas Earnings

Aspek rentabilitas merasio komponen-komponen sebagai berikut Triandaru, 2008:54: 1. Pengembalian atas aktiva Return On Assets – ROA. 2. Pengembalian atas ekuitas Return On Equity – ROE. 3. Margin bunga bersih Net Interest Margin – NIM. 4. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO. 5. Pertumbuhan laba operasional. 6. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan. 7. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. 8. Prospek laba operasional. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Net Interest Margin NIM Net Interest Margin NIM pada dasarnya adalah perbedaan antara pendapatan bunga pinjaman, sekuritas dan beban bunga deposito, dana pinjaman. Kenaikan pendapatan dari periode ke periode akan meningkatkan pertumbuhan laba perusahaan Yuwono, 2002:162. Biaya operasional yang tinggi menjadi penghambat bank untuk memangkas bunga kredit. Bank Indonesia akan Universitas Sumatera Utara mengatur standar perhitungan margin bunga bersih perbankan agar lebih proporsional dan wajar terhadap semua komponen biaya guna mendorong penurunan bunga kredit turun lebih cepat. 2. Rasio Biaya OperasionalPendapatan Operasional Rasio BOPO Biaya Operasional Pendapatan Operasional, yaitu rasio biaya operasional yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan operasional. Kenaikan pendapatan dari periode ke periode akan meningkatkan pertumbuhan laba perusahaan Yuwono, 2002:162. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.

G. Likuiditas Liquidity

Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Bank wajib menyediakan likuiditas yang cukup dan mengelolanya dengan baik, karena apabila likuiditas tersebut terlalu kecil maka akan mengganggu kegiatan operasional bank, namun demikian likuiditas juga tidak boleh terlalu besar, karena apabila jumlah likuditas terlalu besar maka akan menurunkan efisiensi bank sehingga berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas. Universitas Sumatera Utara Aspek likuiditas merasio komponen-komponen sebagai berikut Triandaru, 2008:54: 1. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid dari 1 bulan. 2. 1 – month maturity mismatch ratio. 3. Rasio pinjaman terhadap Dana Pihak Ketiga Loan to Deposit Ratio – LDR. 4. Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang. 5. Ketergantungan pada dana antarbank dan deposan inti. 6. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas Assets and Liability Management – ALMA. 7. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya. 8. Stabilitas Dana Pihak Ketiga DPK. Rasio likuiditas yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu Giro Wajib Minimum dan Loan to Deposit Ratio. Reserve Requirement atau lebih dikenal juga dengan Likuiditas Wajib Minimum atau giro dipelihara dalam bentuk giro di Bank Indonesia bagi semua bank Margaretha, 2007:59. Mulai bulan Juli 2004, BI mengenakan kenaikan GWM berdasarkan jumlah DPK yang dimiliki setiap bank. Tujuan utama pengenaan GWM tambahan ini adalah untuk mengurangi likuiditas bank-bank besar Retnadi dan Eko, 2006:260. GWM merupakan perbandingan giro pada Bank Indonesia terhadap seluruh dana yang berhasil dihimpun atau disebut juga perbandingan jumlah alat likuid terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga. Kebijakan kenaikan GWM akan langsung berpengaruh pada biaya dana yang pada akhirnya akan menurunkan laba Universitas Sumatera Utara bank Retnadi dan Eko, 2006:209. Alat likuid terdiri dari kas ditambah saldo rekening giro di Bank Indonesia. Dana Pihak Ketiga terdiri dari giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan kewajiban jangka pendek lainnya. Dana Pihak Ketiga DPK meliputi seluruh DPK dalam Rupiah ataupun valuta asing pada seluruh kantor bank yang bersangkutan di Indonesia. Rasio Loan to Deposit Ratio LDR berkaitan dengan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. LDR = 110 atau 110 dirasio tidak sehat. LDR 110 dirasio sehat Loen dan Sonny, 2008:119. Rasio LDR yang semakin tinggi memberikan indikasi semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun di lain pihak semakin besar jumlah kredit yang diberikan diharapkan bank akan mendapatkan laba yang tinggi pula Margaretha, 2007:60. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN