Analisa Deskriptif Variabel Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisa Deskriptif Variabel Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

1. Deskripsi Rasio Variabel Capital Adequacy Ratio pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 Tabel 4.1 Capital Adequacy Ratio pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 No. Nama Bank CAR Rata-rata 2006 2007 2008 1. Bank Agroniaga 15,03 17,27 13,51 15,27 2. Bank Antardaerah 16,87 16,02 17,72 16,87 3. Bank Artha Graha Internasional 11,38 12,24 14,93 12,85 4. Bank Bukopin 15,79 12,84 11,20 13,28 5. Bank Bumi Arta 41,02 34,30 31,15 35,49 6. Bank Capital Indonesia 56,82 50,37 28,40 45,20 7. Bank Central Asia 22,10 19,20 15,80 19,03 8. Bank CIMB Niaga 16,65 17,03 15,59 16,42 9. Bank Commonwealth 21,71 15,39 14,52 17,21 10. Bank Danamon 20,80 20,30 15,40 18,83 11. Bank Dipo Internasional 20,20 23,04 30,38 24,54 12. Bank Ekonomi Raharja 14,00 13,13 14,03 13,72 13. Bank Ekspor Indonesia 73,72 57,76 39,09 56,86 14. Bank Ganesha 18,12 20,83 21,10 20,02 15. Bank Himpunan Saudara 1906 21,41 14,99 12,75 16,38 16. Bank ICB Bumiputera 12,91 11,86 11,78 12,18 17. Bank Index Selindo 15,98 12,76 16,21 14,98 18. Bank Internasional Indonesia 24,12 21,33 19,93 21,79 19. Bank Jasa Jakarta 22,16 21,90 23,60 22,55 20. Bank Mandiri 25,30 21,10 15,70 20,70 21. Bank Mayapada Internasional 13,78 28,70 22,81 21,76 22. Bank Mega 16,61 11,84 16,09 14,85 23. Bank Negara Indonesia 15,30 15,70 13,50 14,83 24. Bank OCBC NISP 17,07 16,15 17,01 16,74 25. Bank Pan Indonesia 29,47 21,58 20,31 23,79 26. Bank Permata 13,50 13,30 10,80 12,53 27. Bank Sinarmas 14,27 10,01 9,23 11,17 Universitas Sumatera Utara No. Nama Bank CAR Rata-rata 2006 2007 2008 28. Bank Swadesi 26,55 20,66 33,27 26,83 29. Bank Swaguna 11,92 233,10 249,56 164,86 30. Bank Tabungan Negara 18,23 21,86 16,14 18,74 31. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 29,46 24,00 23,67 25,71 32. Bank UOB Buana 30,40 27,20 24,90 27,50 33. Bank Victoria Internasional 20,27 15,43 22,77 19,49 34. Citibank N.A. 21,56 20,79 24,12 22,16 35. HSBC 15,06 14,62 12,00 13,89 Rata-rata per tahun 22,27 26,53 25,68 24,83 Sumber: Hasil penelitian, 2009 data diolah Tabel 4.1 menggambarkan rasio variabel Capital Adequacy Ratio CAR pada masing-masing Bank Umum di Indonesia selama periode penelitian tahun 2006 - 2008. Rasio CAR pada tabel di atas berfluktuasi walaupun ada beberapa bank yang memiliki CAR stabil pada tahun penelitian. Rasio CAR rata-rata per bank yang tertinggi dimiliki oleh Bank Swaguna yaitu sebesar 164,86 dan rasio CAR terendah dimiliki oleh Bank Sinarmas yaitu sebesar 11,17. Rasio CAR pada tahun 2006 yang tertinggi yaitu sebesar 73,72 dan terendah yaitu sebesar 11,38. Rasio CAR pada tahun 2007 yang tertinggi yaitu sebesar 233,10 dan terendah yaitu sebesar 10,01. Rasio CAR pada tahun 2008 yang tertinggi yaitu sebesar 249,56 dan terendah yaitu sebesar 9,23. Rasio CAR rata-rata pada tahun 2006 sebesar 22,27. Bank yang memiliki rasio CAR di atas 22,27 sebanyak 9 bank atau sekitar 25,71. Bank yang memiliki rasio CAR di bawah 22,27 sebanyak 26 bank atau sekitar 74,29. Rasio CAR rata-rata pada tahun 2007 sebesar 26,53. Bank yang memiliki rasio CAR di atas 26,53 sebanyak 6 bank atau sekitar 17,14. Bank yang memiliki rasio CAR di bawah 26,53 sebanyak 29 bank atau sekitar Universitas Sumatera Utara 82,86. Rasio CAR rata-rata pada tahun 2008 sebesar 25,68. Bank yang memiliki rasio CAR di atas 25,68 sebanyak 5 bank atau sekitar 14,29. Bank yang memiliki rasio CAR di bawah 25,68 sebanyak 30 bank atau sekitar 85,71. Bank Indonesia menetapkan besarnya rasio CAR minimum yaitu 8. Bank Umum yang menjadi sampel dalam penelitian ini semuanya memenuhi persyaratan tersebut. CAR menunjukkan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang terjadi Loen dan Sonny, 2008:122. 8. Deskripsi Rasio Variabel Non Performing Loan pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 Tabel 4.2 Non Performing Loan pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 No. Nama Bank NPL Rata-rata 2006 2007 2008 1. Bank Agroniaga 4,32 4,67 3,59 4,19 2. Bank Antardaerah 1,29 1,05 1,28 1,21 3. Bank Artha Graha Internasional 4,85 2,55 2,70 3,37 4. Bank Bukopin 3,71 3,57 4,87 4,05 5. Bank Bumi Arta 1,82 1,78 1,46 1,69 6. Bank Capital Indonesia 0,00 0,00 0,82 0,27 7. Bank Central Asia 1,30 0,80 0,60 0,90 8. Bank CIMB Niaga 3,47 1,94 1,42 2,28 9. Bank Commonwealth 0,34 0,56 1,03 0,64 10. Bank Danamon 3,30 2,30 2,30 2,63 11. Bank Dipo Internasional 3,73 3,33 3,52 3,53 12. Bank Ekonomi Raharja 2,52 2,06 0,83 1,80 13. Bank Ekspor Indonesia 0,49 0,62 3,79 1,63 14. Bank Ganesha 1,80 1,34 1,14 1,43 15. Bank Himpunan Saudara 1906 0,90 0,45 0,56 0,64 16. Bank ICB Bumiputera 4,74 4,56 4,25 4,52 17. Bank Index Selindo 1,02 0,01 0,50 0,51 Universitas Sumatera Utara No. Nama Bank NPL Rata-rata 2006 2007 2008 18. Bank Internasional Indonesia 3,86 2,34 1,54 2,58 19. Bank Jasa Jakarta 1,17 0,78 0,87 0,94 20. Bank Mandiri 5,90 1,50 1,10 2,83 21. Bank Mayapada Internasional 0,21 0,14 2,07 0,81 22. Bank Mega 1,19 1,05 0,79 1,01 23. Bank Negara Indonesia 6,60 4,00 1,70 4,10 24. Bank OCBC NISP 1,99 2,12 1,75 1,95 25. Bank Pan Indonesia 2,60 1,76 2,15 2,17 26. Bank Permata 3,30 1,50 1,10 1,97 27. Bank Sinarmas 2,51 1,72 0,01 1,41 28. Bank Swadesi 1,18 1,47 1,64 1,43 29. Bank Swaguna 2,56 1,89 1,91 2,12 30. Bank Tabungan Negara 1,77 2,81 2,66 2,41 31. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 0,19 0,16 0,09 0,15 32. Bank UOB Buana 2,70 2,70 2,10 2,50 33. Bank Victoria Internasional 0,00 0,20 0,44 0,21 34. Citibank N.A. 4,79 7,01 8,29 6,70 35. HSBC 1,00 0,79 1,33 1,04 Rata-rata per tahun 2,37 1,87 1,89 2,05 Sumber: Hasil penelitian, 2009 data diolah Tabel 4.2 menggambarkan rasio variabel Non Performing Loan NPL pada masing-masing Bank Umum di Indonesia selama periode penelitian tahun 2006 - 2008. Rasio NPL pada tabel di atas tidak begitu berfluktuasi, beberapa bank cenderung memiliki NPL yang stabil pada tahun penelitian. Rasio NPL rata- rata per bank yang tertinggi dimiliki oleh Citibank N.A.yaitu sebesar 6,70 dan rasio NPL terendah dimiliki oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional yaitu sebesar 0,15. Rasio NPL pada tahun 2006 yang tertinggi yaitu sebesar 6,60 dan terendah yaitu sebesar 0,00. Rasio NPL pada tahun 2007 yang tertinggi yaitu sebesar 7,01 dan terendah yaitu sebesar 0,00. Rasio NPL pada tahun 2008 yang tertinggi yaitu sebesar 8,29 dan terendah yaitu sebesar 0,01. Universitas Sumatera Utara Rasio NPL rata-rata pada tahun 2006 sebesar 2,37. Bank yang memiliki rasio NPL di atas 2,37 sebanyak 17 bank atau sekitar 48,57. Bank yang memiliki rasio NPL di bawah 2,37 sebanyak 18 bank atau sekitar 51,43. Rasio NPL rata-rata pada tahun 2007 sebesar 1,87. Bank yang memiliki rasio NPL di atas 1,87 sebanyak 10 bank atau sekitar 28,57. Bank yang memiliki rasio NPL di bawah 1,87 sebanyak 25 bank atau sekitar 71,43. Rasio NPL rata-rata pada tahun 2008 sebesar 1,89. Bank yang memiliki rasio NPL di atas 1,89 sebanyak 13 bank atau sekitar 37,14. Bank yang memiliki rasio NPL di bawah 1,89 sebanyak 22 bank atau sekitar 62,86. Bank Indonesia mensyaratkan rasio NPL maksimal 5. NPL merupakan perbandingan antara kredit bermasalah dengan total kredit. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter mengeluarkan ketentuan bahwa setiap bank yang memberikan kredit wajib membentuk cadangan aktiva yang diklasifikasikan. Cadangan yang dibentuk tersebut harus diambil dari modal bank, akibatnya semakin meningkatnya kredit bermasalah di suatu bank, semakin besar cadangan yang harus dibentuk dan pada akhirnya akan menghabiskan modal bank. Kredit bermasalah yang besar dapat mengakibatkan modal bank menjadi negatif Loen dan Sonny, 2008:112. Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa ada bank yang melanggar ketentuan besarnya NPL seperti Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan Citibank. Universitas Sumatera Utara 9. Deskripsi Rasio Variabel Net Interest Margin pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 Tabel 4.3 Net Interest Margin pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 No. Nama Bank NIM Rata-rata 2006 2007 2008 1. Bank Agroniaga 3,41 4,03 4,07 3,84 2. Bank Antardaerah 6,40 5,10 6,40 5,97 3. Bank Artha Graha Internasional 3,88 3,67 3,74 3,76 4. Bank Bukopin 5,18 4,27 4,80 4,75 5. Bank Bumi Arta 7,82 5,63 5,35 6,27 6. Bank Capital Indonesia 5,08 4,52 4,36 4,65 7. Bank Central Asia 7,20 6,10 6,60 6,63 8. Bank CIMB Niaga 5,61 5,43 5,77 5,60 9. Bank Commonwealth 3,78 4,25 2,93 3,65 10. Bank Danamon 9,60 10,40 11,10 10,37 11. Bank Dipo Internasional 3,86 5,90 5,60 5,12 12. Bank Ekonomi Raharja 3,95 4,28 7,10 5,11 13. Bank Ekspor Indonesia 6,45 5,02 4,94 5,47 14. Bank Ganesha 7,41 5,27 5,16 5,95 15. Bank Himpunan Saudara 1906 9,84 12,37 10,46 10,89 16. Bank ICB Bumiputera 7,00 6,96 5,17 6,38 17. Bank Index Selindo 4,77 6,14 6,92 5,94 18. Bank Internasional Indonesia 12,26 8,88 8,02 9,72 19. Bank Jasa Jakarta 4,03 4,54 4,27 4,28 20. Bank Mandiri 4,70 5,20 5,50 5,13 21. Bank Mayapada Internasional 6,16 6,85 7,57 6,86 22. Bank Mega 3,32 5,06 5,44 4,61 23. Bank Negara Indonesia 5,20 5,00 6,30 5,50 24. Bank OCBC NISP 4,76 4,99 5,40 5,05 25. Bank Pan Indonesia 5,05 5,81 4,74 5,20 26. Bank Permata 6,40 7,00 6,20 6,53 27. Bank Sinarmas 2,03 2,29 3,83 2,72 28. Bank Swadesi 3,92 3,72 5,44 4,36 29. Bank Swaguna 7,88 9,15 8,22 8,42 30. Bank Tabungan Negara 5,13 5,31 5,08 5,17 31. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 11,64 13,84 11,40 12,29 32. Bank UOB Buana 7,70 7,20 7,20 7,37 33. Bank Victoria Internasional 2,71 2,56 2,61 2,63 Universitas Sumatera Utara No. Nama Bank NIM Rata-rata 2006 2007 2008 34. Citibank N.A. 8,26 8,50 8,50 8,42 35. HSBC 10,00 9,51 8,72 9,41 Rata-rata per tahun 6,07 6,14 6,14 6,11 Sumber: Hasil penelitian, 2009 data diolah Tabel 4.3 menggambarkan rasio variabel Net Interest Margin NIM pada masing-masing Bank Umum di Indonesia selama periode penelitian tahun 2007 - 2008. Rasio NIM pada tabel di atas cenderung stabil pada tahun penelitian. Rasio NIM rata-rata per bank yang tertinggi dimiliki oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional yaitu sebesar 12,29 dan rasio NIM terendah dimiliki oleh Bank Sinarmas yaitu sebesar 2,72. Rasio NIM pada tahun 2006 yang tertinggi yaitu sebesar 12,26 dan terendah yaitu sebesar 2,03. Rasio NIM pada tahun 2007 yang tertinggi yaitu sebesar 13,84 dan terendah yaitu sebesar 2,29. Rasio NIM pada tahun 2008 yang tertinggi yaitu sebesar 11,40 dan terendah yaitu sebesar 2,61. Rasio NIM rata-rata pada tahun 2006 sebesar 6,07. Bank yang memiliki rasio NIM di atas 6,07 sebanyak 16 bank atau sekitar 45,71. Bank yang memiliki rasio NIM di bawah 6,07 sebanyak 19 bank atau sekitar 54,29. Rasio NIM rata-rata pada tahun 2007 sebesar 6,14. Bank yang memiliki rasio NIM di atas 6,14 sebanyak 12 bank atau sekitar 34,29. Bank yang memiliki rasio NIM di bawah 6,14 sebanyak 23 bank atau sekitar 65,71. Rasio NIM rata-rata pada tahun 2008 sebesar 6,14. Bank yang memiliki rasio NIM di atas 6,14 sebanyak 15 bank atau sekitar 42,86. Bank yang memiliki rasio NIM di bawah 6,14 sebanyak 20 bank atau sekitar 57,14. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Universitas Sumatera Utara adalah bank yang memiliki NIM paling tinggi, sangat berbeda dengan NIM bank- bank lainnya. Menurut Triandaru 2008:62, NIM merupakan perbandingan pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih adalah besarnya pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga interest bearing assets. Kenaikan pendapatan dari periode ke periode akan meningkatkan pertumbuhan laba perusahaan Yuwono, 2002:162. 10. Deskripsi Rasio Variabel Biaya OperasionalPendapatan Operasional pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 Tabel 4.4 Biaya OperasionalPendapatan Operasional pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 No. Nama Bank BOPO Rata-rata 2006 2007 2008 1. Bank Agroniaga 103,53 100,96 99,68 101,39 2. Bank Antardaerah 91,87 92,29 86,77 90,31 3. Bank Artha Graha Internasional 95,33 96,85 93,47 95,22 4. Bank Bukopin 67,97 66,34 69,86 68,06 5. Bank Bumi Arta 80,18 77,70 86,60 81,49 6. Bank Capital Indonesia 78,69 80,35 88,36 82,47 7. Bank Central Asia 66,13 66,70 66,80 66,54 8. Bank CIMB Niaga 61,06 78,58 88,66 76,10 9. Bank Commonwealth 98,53 87,46 93,56 93,18 10. Bank Danamon 48,90 47,90 54,10 50,30 11. Bank Dipo Internasional 81,34 76,55 79,92 79,27 12. Bank Ekonomi Raharja 86,26 80,27 76,69 81,07 13. Bank Ekspor Indonesia 58,04 56,96 67,34 60,78 14. Bank Ganesha 100,59 94,17 96,24 97,00 15. Bank Himpunan Saudara 1906 87,61 80,70 82,42 83,58 16. Bank ICB Bumiputera 95,56 95,56 96,81 95,98 17. Bank Index Selindo 91,21 83,04 88,08 87,44 18. Bank Internasional Indonesia 90,68 96,29 76,64 87,87 19. Bank Jasa Jakarta 83,02 74,64 78,07 78,58 Universitas Sumatera Utara No. Nama Bank BOPO Rata-rata 2006 2007 2008 20. Bank Mandiri 48,90 47,00 42,30 46,07 21. Bank Mayapada Internasional 88,91 88,46 90,63 89,33 22. Bank Mega 93,48 79,21 83,15 85,28 23. Bank Negara Indonesia 84,90 93,00 90,20 89,37 24. Bank OCBC NISP 87,98 88,19 86,12 87,43 25. Bank Pan Indonesia 78,25 73,74 84,56 78,85 26. Bank Permata 90,00 84,80 88,90 87,90 27. Bank Sinarmas 91,13 97,03 98,18 95,45 28. Bank Swadesi 91,12 90,80 80,52 87,48 29. Bank Swaguna 100,73 91,03 68,89 86,88 30. Bank Tabungan Negara 87,56 85,57 86,18 86,44 31. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 79,82 73,44 77,53 76,93 32. Bank UOB Buana 126,94 69,60 80,00 92,18 33. Bank Victoria Internasional 86,88 85,59 92,23 88,23 34. Citibank N.A. 67,53 64,17 81,71 71,14 35. HSBC 65,00 63,62 62,75 63,79 Rata-rata per tahun 83,88 80,24 81,83 81,98 Sumber: Hasil penelitian, 2009 data diolah Tabel 4.4 menggambarkan rasio variabel Biaya OperasionalPendapatan Operasional BOPO pada masing-masing Bank Umum di Indonesia selama periode penelitian tahun 2006 - 2008. Rasio BOPO pada tabel di atas sangat berfluktuasi, hanya sedikit bank yang memiliki BOPO stabil pada tahun penelitian. Rasio BOPO rata-rata per bank yang tertinggi dimiliki oleh Bank Agroniaga yaitu sebesar 101,39 dan rasio BOPO terendah dimiliki oleh Bank Mandiri yaitu sebesar 46,07. Rasio BOPO pada tahun 2006 yang tertinggi yaitu sebesar 126,94 dan terendah yaitu sebesar 48,90. Rasio BOPO pada tahun 2007 yang tertinggi yaitu sebesar 100,96 dan terendah yaitu sebesar 47,00. Rasio BOPO pada tahun 2008 yang tertinggi yaitu sebesar 99,68 dan terendah yaitu sebesar 42,30. Universitas Sumatera Utara Rasio BOPO rata-rata pada tahun 2006 sebesar 83,88. Bank yang memiliki rasio BOPO di atas 83,88 sebanyak 21 bank atau sekitar 60,00. Bank yang memiliki rasio BOPO di bawah 83,88 sebanyak 14 bank atau sekitar 40,00. Rasio BOPO rata-rata pada tahun 2007 sebesar 80,24. Bank yang memiliki rasio BOPO di atas 80,24 sebanyak 20 bank atau sekitar 57,14. Bank yang memiliki rasio BOPO di bawah 80,24 sebanyak 15 bank atau sekitar 42,86. Rasio BOPO rata-rata pada tahun 2008 sebesar 81,83. Bank yang memiliki rasio BOPO di atas 81,83 sebanyak 21 bank atau sekitar 60,00. Bank yang memiliki rasio BOPO di bawah 81,83 sebanyak 14 bank atau sekitar 40,00. Predikat bank berdasarkan rasio BOPO adalah sebagai berikut: a. Sehat : ≤ 93,52 a. Cukup sehat : 93,53 x ≤ 94,72 b. Kurang sehat : 94,72 x ≤ 95,92 c. Tidak sehat : 95,92 Bank yang dapat dikategorikan sehat pada tahun 2006 sebanyak 28 bank atau sekitar 80,00. Bank yang dapat dikategorikan sehat pada tahun 2007 sebanyak 29 bank atau sekitar 82,86. Bank yang dapat dikategorikan sehat pada tahun 2008 sebanyak 30 bank atau sekitar 85,71. Rasio BOPO yang semakin tinggi menunjukkan bahwa bank belum dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan efisien karena beban operasionalnya masih tinggi. Universitas Sumatera Utara 11. Deskripsi Rasio Variabel Giro Wajib Minimum pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 Tabel 4.5 Giro Wajib Minimum pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 No. Nama Bank GWM Rata-rata 2006 2007 2008 1. Bank Agroniaga 8,36 7,71 8,15 8,07 2. Bank Antardaerah 6,81 7,36 5,03 6,40 3. Bank Artha Graha Internasional 7,08 7,11 8,15 7,45 4. Bank Bukopin 12,44 14,64 13,70 13,59 5. Bank Bumi Arta 6,63 12,00 6,00 8,21 6. Bank Capital Indonesia 8,15 7,03 5,37 6,85 7. Bank Central Asia 8,51 15,08 6,13 9,91 8. Bank CIMB Niaga 8,62 11,77 5,24 8,54 9. Bank Commonwealth 13,00 12,00 9,00 11,33 10. Bank Danamon 6,82 7,70 8,30 7,61 11. Bank Dipo Internasional 8,42 9,04 9,34 8,93 12. Bank Ekonomi Raharja 11,48 13,58 6,86 10,64 13. Bank Ekspor Indonesia 6,31 6,23 5,66 6,07 14. Bank Ganesha 11,77 11,91 6,59 10,09 15. Bank Himpunan Saudara 1906 8,93 7,80 7,10 7,94 16. Bank ICB Bumiputera 7,28 9,33 5,19 7,27 17. Bank Index Selindo 8,04 7,03 4,01 6,36 18. Bank Internasional Indonesia 13,18 12,64 12,62 12,81 19. Bank Jasa Jakarta 7,00 7,03 5,06 6,36 20. Bank Mandiri 13,68 11,38 19,61 14,89 21. Bank Mayapada Internasional 7,21 6,31 5,33 6,28 22. Bank Mega 11,09 11,17 5,33 9,20 23. Bank Negara Indonesia 7,28 14,74 6,70 9,57 24. Bank OCBC NISP 11,17 11,26 6,21 9,55 25. Bank Pan Indonesia 8,32 7,14 5,02 6,83 26. Bank Permata 8,00 8,30 5,20 7,17 27. Bank Sinarmas 6,82 15,46 9,11 10,46 28. Bank Swadesi 8,06 8,06 5,11 7,08 29. Bank Swaguna 6,00 31,65 5,28 14,31 30. Bank Tabungan Negara 8,64 10,72 6,41 8,59 31. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 9,75 6,20 5,07 7,01 32. Bank UOB Buana 7,17 7,20 5,10 6,49 33. Bank Victoria Internasional 9,33 9,15 5,16 7,88 Universitas Sumatera Utara No. Nama Bank GWM Rata-rata 2006 2007 2008 34. Citibank N.A. 8,15 9,42 6,22 7,93 35. HSBC 10,00 9,51 8,72 9,41 Rata-rata per tahun 8,84 10,42 7,06 8,77 Sumber: Hasil penelitian, 2009 data diolah Tabel 4.5 menggambarkan rasio variabel Giro Wajib Minimum GWM pada masing-masing Bank Umum di Indonesia selama periode penelitian tahun 2006 - 2008. Rasio GWM pada tabel di atas cukup berfluktuasi, bank-bank memiliki GWM yang tidak stabil pada tahun penelitian. Rasio GWM rata-rata per bank yang tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri yaitu sebesar 14,89 dan rasio GWM terendah dimiliki oleh Bank Ekspor Indonesia yaitu sebesar 6,07. Rasio GWM pada tahun 2006 yang tertinggi yaitu sebesar 13,68 dan terendah yaitu sebesar 6,00. Rasio GWM pada tahun 2007 yang tertinggi yaitu sebesar 31,65 dan terendah yaitu sebesar 6,20. Rasio GWM pada tahun 2008 yang tertinggi yaitu sebesar 19,61 dan terendah yaitu sebesar 4,01. Rasio GWM rata-rata pada tahun 2006 sebesar 8,84. Bank yang memiliki rasio GWM di atas 8,84 sebanyak 11 bank atau sekitar 31,43. Bank yang memiliki rasio GWM di bawah 8,84 sebanyak 24 bank atau sekitar 68,57. Rasio GWM rata-rata pada tahun 2007 sebesar 10,42. Bank yang memiliki rasio GWM di atas 10,42 sebanyak 15 bank atau sekitar 42,86. Bank yang memiliki rasio GWM di bawah 10,42 sebanyak 20 bank atau sekitar 57,14. Rasio GWM rata-rata pada tahun 2008 sebesar 7,06. Bank yang memiliki rasio GWM di atas 7,06 sebanyak 11 bank atau sekitar 31,43. Bank yang memiliki rasio GWM di bawah 7,06 sebanyak 24 bank atau sekitar 68,57. Universitas Sumatera Utara Kebijakan GWM digunakan untuk mengendalikan uang beredar dan ekspansi kredit Loen dan Sonny, 2008:6. Bank Indonesia mengubah besarnya GWM setiap tahun. GWM tahun 2008, berdasarkan PBI no. 1025PB2008 tanggal 23 Oktober 2008 terdiri dari: a. GWM Utama : 5 x Dana Pihak Ketiga c. GWM Sekunder diberlakukan apabila Dana Pihak Ketiga Rp 1 triliun. 1 Rupiah : 2,5 2 Valuta asing : 1 12. Deskripsi Rasio Variabel Loan to Deposit Ratio pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 Tabel 4.6 Loan to Deposit Ratio pada Bank Umum tahun 2006 – 2008 No. Nama Bank LDR Rata-rata 2006 2007 2008 1. Bank Agroniaga 82,26 77,02 94,60 84,63 2. Bank Antardaerah 64,67 64,22 77,79 68,89 3. Bank Artha Graha Internasional 79,52 82,22 93,47 85,07 4. Bank Bukopin 58,86 65,26 83,60 69,24 5. Bank Bumi Arta 45,51 51,99 59,86 52,45 6. Bank Capital Indonesia 84,26 73,26 67,72 75,08 7. Bank Central Asia 40,30 43,60 53,80 45,90 8. Bank CIMB Niaga 84,69 79,35 87,93 83,99 9. Bank Commonwealth 42,12 59,07 47,09 49,43 10. Bank Danamon 75,50 88,10 86,40 83,33 11. Bank Dipo Internasional 85,78 83,84 76,08 81,90 12. Bank Ekonomi Raharja 42,40 52,05 61,41 51,95 13. Bank Ekspor Indonesia 87,50 105,06 101,69 98,08 14. Bank Ganesha 85,12 78,16 78,08 80,45 15. Bank Himpunan Saudara 1906 84,57 93,87 102,19 93,54 16. Bank ICB Bumiputera 87,42 84,50 90,44 87,45 17. Bank Index Selindo 55,21 73,33 81,99 70,18 18. Bank Internasional Indonesia 58,45 77,06 80,97 72,16 19. Bank Jasa Jakarta 80,26 85,23 83,55 83,01 20. Bank Mandiri 57,20 54,30 59,20 56,90 Universitas Sumatera Utara No. Nama Bank LDR Rata-rata 2006 2007 2008 21. Bank Mayapada Internasional 85,35 103,88 100,22 96,48 22. Bank Mega 45,34 46,74 64,67 52,25 23. Bank Negara Indonesia 49,20 60,60 68,60 59,47 24. Bank OCBC NISP 82,17 89,14 76,69 82,67 25. Bank Pan Indonesia 80,47 92,36 78,93 83,92 26. Bank Permata 83,10 88,00 81,80 84,30 27. Bank Sinarmas 93,33 80,02 79,34 84,23 28. Bank Swadesi 54,89 62,16 83,11 66,72 29. Bank Swaguna 77,58 98,01 67,71 81,10 30. Bank Tabungan Negara 83,75 92,38 101,83 92,65 31. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 96,43 89,18 91,61 92,41 32. Bank UOB Buana 83,00 95,20 91,60 89,93 33. Bank Victoria Internasional 51,94 55,92 53,46 53,77 34. Citibank N.A. 78,46 70,79 79,47 76,24 35. HSBC 65,00 65,92 67,29 66,07 Rata-rata per tahun 71,19 76,05 78,69 75,31 Sumber: Hasil penelitian, 2009 data diolah Tabel 4.6 menggambarkan rasio variabel Loan to Deposit Ratio LDR pada masing-masing Bank Umum di Indonesia selama periode penelitian tahun 2006 - 2008. Rasio LDR pada tabel di atas berfluktuasi, bank-bank mengalami perubahan LDR yang cukup signifikan pada tahun penelitian. Rasio LDR rata-rata per bank yang tertinggi dimiliki oleh Bank Ekspor Indonesia yaitu sebesar 98,08 dan rasio LDR terendah dimiliki oleh Bank Central Asia yaitu sebesar 45,90. Rasio LDR pada tahun 2006 yang tertinggi yaitu sebesar 96,43 dan terendah yaitu sebesar 40,30. Rasio LDR pada tahun 2007 yang tertinggi yaitu sebesar 105,06 dan terendah yaitu sebesar 43,60. Rasio LDR pada tahun 2008 yang tertinggi yaitu sebesar 102,19 dan terendah yaitu sebesar 47,09. Rasio LDR rata-rata pada tahun 2006 sebesar 71,19. Bank yang memiliki rasio LDR di atas 71,19 sebanyak 21 bank atau sekitar 60,00. Bank Universitas Sumatera Utara yang memiliki rasio LDR di bawah 71,19 sebanyak 14 bank atau sekitar 40,00. Rasio LDR rata-rata pada tahun 2007 sebesar 76,05. Bank yang memiliki rasio LDR di atas 76,05 sebanyak 20 bank atau sekitar 57,14. Bank yang memiliki rasio LDR di bawah 76,05 sebanyak 15 bank atau sekitar 42,86. Rasio LDR rata-rata pada tahun 2008 sebesar 78,69. Bank yang memiliki rasio LDR di atas 78,69 sebanyak 20 bank atau sekitar 57,14. Bank yang memiliki rasio LDR di bawah 78,69 sebanyak 15 bank atau sekitar 42,86. LDR menunjukkan: a. Kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. b. Semakin tinggi rasio LDR menunjukkan semakin rendah kemampuan likuiditas bank tersebut. c. LDR ≥ 110 dinilai tidak sehat; LDR 110 dinilai sehat. 13. Deskripsi Rasio Variabel Pertumbuhan Laba pada Bank Umum tahun 2005 – 2008 Tabel 4.7 Pertumbuhan Laba pada Bank Umum tahun 2005 – 2008 No. Nama Bank Pertumbuhan Laba Rata- rata 2005-2006 2006-2007 2007-2008 1. Bank Agroniaga -142,27 37,61 -110,84 -71,83 2. Bank Antardaerah 59,99 13,87 -27,33 15,51 3. Bank Artha Graha Internasional 36,59 22,93 -28,26 10,42 4. Bank Bukopin 23,04 19,04 -1,60 13,49 5. Bank Bumi Arta 14,72 22,27 32,78 23,26 6. Bank Capital Indonesia 4,02 87,97 31,72 41,24 7. Bank Central Asia 17,92 5,79 28,67 17,46 Universitas Sumatera Utara No. Nama Bank Pertumbuhan Laba Rata- rata 2005-2006 2006-2007 2007-2008 8. Bank CIMB Niaga 18,43 132,87 -55,03 32,09 9. Bank Commonwealth -76,72 39,41 -94,28 -43,86 10. Bank Danamon 16,23 59,77 -27,72 16,09 11. Bank Dipo Internasional -21,27 14,71 -18,70 -8,42 12. Bank Ekonomi Raharja -0,004 28,37 35,82 21,40 13. Bank Ekspor Indonesia 3,66 13,07 -13,20 1,18 14. Bank Ganesha -210,31 -189,18 19,42 -126,69 15. Bank Himpunan Saudara 1906 72,08 141,39 19,15 77,54 16. Bank ICB Bumiputera 7,28 9,33 5,19 7,27 17. Bank Index Selindo 8,04 7,03 4,01 6,36 18. Bank Internasional Indonesia 13,18 12,64 12,62 12,81 19. Bank Jasa Jakarta -19,80 15,38 -9,40 -4,61 20. Bank Mandiri 301,49 79,51 22,25 134,42 21. Bank Mayapada Internasional 113,54 12,59 0,54 42,22 22. Bank Mega -8,91 243,26 -3,65 76,90 23. Bank Negara Indonesia 36,11 -53,37 36,08 6,27 24. Bank OCBC NISP 15,64 5,50 26,72 15,95 25. Bank Pan Indonesia 29,43 3,07 -17,70 4,93 26. Bank Permata 5,58 60,21 -9,34 18,82 27. Bank Sinarmas 86,22 24,36 123,57 78,05 28. Bank Swadesi -29,58 2,58 126,50 33,17 29. Bank Swaguna 6,86 -98,99 97,72 1,86 30. Bank Tabungan Negara -22,83 70,14 6,97 18,09 31. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 36,48 124,86 9,49 56,94 32. Bank UOB Buana 18,20 2,68 -23,33 -0,82 33. Bank Victoria Internasional 49,23 64,91 -28,84 28,43 34. Citibank N.A. 7,36 40,04 0,29 15,90 35. HSBC 39,00 57,57 30,19 42,25 Rata-rata per tahun 14,53 32,38 5,73 17,55 Sumber: Hasil penelitian, 2009 data diolah Tabel 4.7 menggambarkan rasio variabel Pertumbuhan Laba pada masing- masing Bank Umum di Indonesia selama periode penelitian tahun 2005 - 2008. Rasio Pertumbuhan Laba pada tabel di atas sangat berfluktuasi. Pertumbuhan Laba pada bank tidak hanya bernilai positif tetapi banyak juga bank yang Universitas Sumatera Utara memiliki Pertumbuhan Laba negatif. Rasio Pertumbuhan Laba rata-rata per bank yang tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri yaitu sebesar 134,42 dan rasio Pertumbuhan Laba terendah dimiliki oleh Bank Ganesha yaitu sebesar -126,69. Rasio Pertumbuhan Laba pada tahun 2005 - 2006 yang tertinggi yaitu sebesar 301,49 dan terendah yaitu sebesar -210,31. Rasio Pertumbuhan Laba pada tahun 2006 - 2007 yang tertinggi yaitu sebesar 243,26 dan terendah yaitu sebesar -189,18. Rasio Pertumbuhan Laba pada tahun 2007 - 2008 yang tertinggi yaitu sebesar 126,50 dan terendah yaitu sebesar -110,84. Rasio Pertumbuhan Laba rata-rata pada tahun 2005 - 2006 sebesar 14,53. Bank yang memiliki rasio Pertumbuhan Laba di atas 14,53 sebanyak 17 bank atau sekitar 48,57. Bank yang memiliki rasio Pertumbuhan Laba di bawah 14,53 sebanyak 18 bank atau sekitar 51,43. Rasio Pertumbuhan Laba rata-rata pada tahun 2006 - 2007 sebesar 32,38. Bank yang memiliki rasio Pertumbuhan Laba di atas 32,38 sebanyak 14 bank atau sekitar 40,00. Bank yang memiliki rasio Pertumbuhan Laba di bawah 32,38 sebanyak 21 bank atau sekitar 60,00. Rasio Pertumbuhan Laba rata-rata pada tahun 2007 - 2008 sebesar 5,73. Bank yang memiliki rasio Pertumbuhan Laba di atas 5,73 sebanyak 16 bank atau sekitar 45,71. Bank yang memiliki rasio Pertumbuhan Laba di bawah 5,73 sebanyak 19 bank atau sekitar 54,29. Pertumbuhan laba yang baik mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Dividen yang akan dibayar di masa yang akan datang besarnya sangat bergantung pada prospek pertumbuhan laba dan pertumbuhan perusahaan itu Universitas Sumatera Utara sendiri, semakin tinggi tingkat pertumbuhan laba perusahaan, maka semakin besar jumlah dividen yang akan dibayarkan di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan, apabila perusahaan masih mempunyai kelebihan laba setelah membiayai semua kesempatan investasi yang diterima, maka laba ini akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen kas.

G. Metode Regresi Linear Berganda