Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.
2. Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan
pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan
laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
Analisis yang digunakan untuk menentukan pertumbuhan laba dalam penelitian ini adalah analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan
analisis yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Salah satu bagian dari analisis fundamental adalah analisis rasio yaitu analisis dengan menggunakan hubungan
matematis antarvariabel keuangan yang satu dengan yang lain. Menurut Sartono 2001 dalam Yuniastuti 2009, analisis rasio dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan finansial masa lalu, masa sekarang dan untuk memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang.
D. Permodalan Capital
Bank dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari modal yang harus dimilikinya. Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam
rangka pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian Judisseno, 2002:131.
Universitas Sumatera Utara
Modal bank terdiri dari Loen dan Sonny, 2008:96: i.
Modal Inti a.
Modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya;
b. Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima bank sebagai
akibat dari harga saham yang melebihi nominal; c.
Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan yang mendapat persetujuan RUPS atau rapat umum anggota bagi
bank yang berbadan hukum koperasi; d.
Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu yang mendapat persetujuan RUPS atau rapat umum
anggota bagi bank yang berbadan hukum koperasi; e.
Laba ditahan, yaitu laba bersih yang oleh RUPS atau rapat umum anggota diputuskan untuk tidak dibagi;
f. Laba tahun lalu, yaitu 50 dari laba bersih tahun-tahun lalu dan belum
ditentukan penggunaannya oleh RUPS atau rapat umum anggota; g.
Laba tahun berjalan, yaitu 50 dari laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran pajak;
h. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan.
ii. Modal Pelengkap
a. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih
perasioan kembali aktiva tetap setelah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak;
Universitas Sumatera Utara
b. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan yang
dibentuk dengan membebani laba rugi tahun berjalan; c.
Modal kuasi, yaitu modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal;
d. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman dari anak perusahaan yang harus
memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Aspek permodalan merasio komponen-komponen sebagai berikut
Triandaru, 2008:53: 1.
Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM terhadap ketentuan yang berlaku.
2. Komposisi permodalan.
3. Tren ke depan atau proyeksi KPMM.
4. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan modal bank.
5. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal
dari keuntungan laba ditahan. 6.
Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha. 7.
Akses kepada sumber permodalan. 8.
Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan. Ketentuan modal minimum bank yang berlaku di Indonesia mengikuti
standar Bank for International Settlement BIS. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8 dari Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko ATMR. CAR menunjukkan seberapa besar modal bank telah memadai untuk menunjang kebutuhannya dan sebagai dasar untuk
Universitas Sumatera Utara
merasio prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan. Semakin besar CAR maka akan semakin besar daya tahan bank yang bersangkutan dalam
menghadapi penyusutan rasio harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Perasioan Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin
tinggi rasio CAR menunjukkan semakin sehat bank tersebut. Rasio modal yang lebih tinggi akan mengurangi tingkat aktivitas bisnis dan akan mengakibatkan
turunnya laba bank Hardanto, 2006:36.
E. Kualitas Aset Asset Quality