Potensi Kebangkrutan Pada Sektor Perrbankan Syariah Untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis Dengan Menggunakan Model Altman Z-score Modefikasi (Studi Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014)

(1)

POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE MODIFIKASI (Studi Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Sharfina Putri Kartika 1111046100065

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(Studi Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 20f 0-20f4)

Skripsi

Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Ol,eh:

Sharfina Putri Kartika 1111046100065

Pembimhing

,

Ilwi Nur'aini lhsan. S.E.. M.M. i\-tP: 19771A21 20l4Lt 2 0ot

KONSENTRASI PERBAFTKAI\I SYARIAII

PROGRAM STUDr MUAMALAT (EKONOTfl rSLAM)

FAKT]LTAS SYARIAH DAI{ ITUKIIM

TIIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

Nama

Tempat/Tgl Lahir

NIM

Fakultas

Jurusan/Prodi

Sharfina Putri Kartika

Jakarta, 10 Oktober 1993

1111046100065

Syariah Dan Hukum

Perbankan Syariah/Mu amalat (Ekonomi Islam)

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

l.

Tidak

menggunakan

ide

orang

lain

tanpa mampu mengembangkan dan mempertan ggungi awabkannya.

2. Tidak melakukan plagiat dari naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli. 4. Tidak melakukan pemalsuan atau pemanipulasian data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka saya siap untuk dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 13 Oktober 2015

Yang Me

1


(5)

i ABSTRAK

Sharfina Putri Kartika, NIM: 1111046100065, Judul Skripsi Potensi Kebangkrutan Pada Sektor Perbankan Syariah Untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi (Studi Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014).

Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan dari bank umum syariah dan juga memprediksi potensi kebangkrutan dari bank umum syariah itu sendiri. Semakin awal potensi kebangkrutan diketahui, maka semakin baik untuk melakukan tidakan korektif dan antisipatif.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan target penelitian adalah 10 bank umum syariah di Indonesia yang telah berdiri dari tahun 2010-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Datanya ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank umum syariah yang telah dipublikasikan antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode RGEC dan model analisis Altman Z-Score modifikasi. Metode RGEC pengukurannya diwakili oleh rasio NPF, LR, ROA, NCOM, dan CAR. Model Altman pengukurannya akan diwakili oleh rasio net working capital to total asset, retained earning to total asset, earning before interest and tax to total asset, book value of equity to book value of debt.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesehatan bank umum syariah menggunakan

metode RGEC masuk kedalam kategori yang “sehat” selama tahun 2010-2014. Model Altman z-score juga menunjukkan bahwa bank umum syariah berada pada keadaan yang safe zone (tidak bangkrut) selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Hal ini karena z-score masing-masing BUS selama lima tahun terakhir nilainya ( >2,9).

Kata Kunci: Kebangkrutan, Model Altman Z-Score, Bank Umum Syariah, Net working Capital to Total Asset, Retained Earning to Total Asset, Earning Before Interest and Tax to Total Asset, Book Value of Equity to Total Sales, Risk Profile, GCG, Earning, dan Capital

Pembimbing : Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M. Daftar Pustaka : Tahun 1995 s.d 2015


(6)

ii

Alhamdulillahi Rabbil’alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Mumalat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis ingin menyampaikan banyak ucapan terimakasih kepada:

1. Ayah dan Mama tercinta, Bapak Mochamad Sayuti dan Ibu Foppy Kartika yang selalu memberikan doa, kasih sayang, kerja keras, dan pengorbanan yang tulus. Semoga kelulusan ini dan hasil skripsi ini bisa menjadi kebanggaan dan kado terindah untuk kalian yang pernah aku berikan.

2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

iii

3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag., selaku Dosen Penasehat Akademik.

6. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, ilmu, pengarahan, masukan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Noryamin Aini, M.A dan Ibu RR. Tini Anggraeni S.T., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan penilaian untuk skripsi ini dan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama proses perkuliahaan.

9. Adikku Emir Valdianto yang selalu memberikan doa, semangat, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doa yang tiada henti untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Yoki Herma Septa yang menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu memberikan motivasi, saran dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

iv semangat, bantuan, kasih sayang dan perhatian.

13. Sahabat terbaikku Bella dan Mitha yang selalu mendukung, dan selalu tersenyum untukku dari masa sekolah dahulu.

14. Teman-Teman PSB 2011 senang bisa menjadi bagian dari kalian, semoga pertemanan selalu terjalin dimasa depan dan kita semua dapat terus saling mendukung.

15. Teman-Teman KKN Pendekar yang selalu ada saat aku butuh, selalu memberikan canda dan tawa, memberika semangat, memberi doa, memberikan motivasi, saran, kritik.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasannya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu penulis menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi banyak pihak yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 27 Oktober 2015


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………... ii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GRAFIK ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………..... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah ………. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 9

E. Sistematika Penulisan ………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perbankan Syariah ……….. 13

B. Kebangkrutan ………. 19

C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ………... 22

D. Analisis Diskriminan ………. 29

E. Model Altman Z-Score ……….. 30

F. Penelitian Terdahulu ……….. 35


(10)

vi

B. Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data …………... 42

C. Metode Analisis Data ……… 42

D. Operasional Variabel Penelitian ……… 43

BAB IV PEMBAHASAN A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ………... 53

B. Penilaian Potensi Kebangkrutan Bank Umum syariah ……….. 63

C. Hasil Altman Z-Score Modifikasi ………. 75

D. Interpretasi Hasil Penelitian ……… 83

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 91

B. Saran ………... 92

DAFTAR PUSTAKA ………. 93 LAMPIRAN


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah ……… 3

Tabel 1.2 Indikator Utama Perbankan Syariah ………... 3

Tabel 2.1 Matrik Penilaian Profil Resiko ………... 24

Tabel.2.2 Peringkat Komposit Penilaian Faktor GCG ……… 25

Tabel 2.3 Penilaian Untuk Peringkat Rentabilitas (Earning) ……….. 26

Tabel 2.4 Penilaiaian Modal (Capital) ... 27

Tabel 2.5 Peringkat Komposit Penilaian Metode RGEC ……… 28

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu ……… 38

Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah ………. 41

Tabel 3.2 Kriteria Nilai NPF ……… 44

Tabel 3.3 Kriteria Nilai LR ………... 45

Tabel 3.4 Kriteria Nilai GCG ………... 45

Tabel 3.5 Kriteria Nilai ROA ………... 46

Tabel 3.6 Kriteria Nilai NCOM ………... 47

Tabel 3.7 Kriteria Nilai CAR ………... 48

Tabel 4.1 Hasil NPF BUS Tahun 2010-2014 ………. 54

Tabel 4.2 Hasil Liqudity Risk BUS Tahun 2010-2014 ………... 55

Tabel 4.3 Peringkat Seluruh Komponen Profil ……… 56

Resiko BUS Tahun 2010-2014 Tabel 4.4 Hasil dan Peringkat GCG Bank Umum Syariah ………. 58

Tabel 4.5 Hasil ROA Bank Umum Syariah ………... 59


(12)

viii Metode RGEC Tahun 2010-2014

Tabel 4.9 Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)………. 64

Tabel 4.10 Total Aktiva (Total Assets) ………... 65

Tabel 4.11 Hasil Net Working Capital to Total Assets (X1) ……….. 66

Tabel 4.12 Laba Ditahan (Retained Earning)……… 67

Tabel 4.13 Hasil Retained Earning to Total Asset (X2) ……… 68

Tabel 4.14 EBT (Laba Sebelum Pajak) ……… 70

Tabel 4.15 Hasil EBT (Laba Sebelum Pajak) to Total Asset ……… 71

Tabel 4.16 Nilai Buku Ekuitas (Book Value Of Equity)……… 72

Tabel 4.17 Nilai Buku Kewajiban (Book Value Of Debt) ………... 73

Tabel 4.18 Hasil Book Value of Equity to Book Value of Debt (X4) …... 74

Tabel 4.19 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2010 ……….. 76

Tabel 4.20 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2011 ……….. 77

Tabel 4.21 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2012 ……….. 78

Tabel 4.22 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2013 ……….. 79

Tabel 4.23 Perhitungan Z-Score BUS Tahun 2014 ……….. 80


(13)

ix

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Rata-Rata Nilai Z-Score BUS Tahun 2010-2014 ……… 81 Grafik 4.2 Nilai Z-Score Tertinggi Tahun 2010-2014 ………. 82


(14)

x

Lampiran 2 Angka-Angka Dalam Variabel Z-Score Bank Umum Syariah 2010-2014

Lampiran 3 Hasil Hitung Nilai Rasio Dari Variabel Z-Score X1, X2, X3, dan X4

Bank Umum Syariah 2010-2014

Lampiran 4 Hasil Hitung Nilai Z-Score Masing-Masing Bank Umum Syariah 2010-2014


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Perekonomian Indonesia tidak luput dari imbas dinamika pasar keuangan global. Termasuk pula imbas dari krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat, yang menerpa negara-negara lainnya dan kemudian meluas menjadi krisis ekonomi secara global yang dirasakan sejak semester kedua tahun 2008. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3.9% pada 2008 menjadi 2.2% pada tahun 2009. Perlambatan ini tentu saja pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja ekspor nasional, yang pada akhirnya berdampak kepada laju pertumbuhan ekonomi nasional.1

Krisis ekonomi yang berakibat pada guncangan sistem keuangan global ini sangat mempunyai dampak pada sektor perbankan di Indonesia, terutama untuk bank konvensional. Perbankan konvensional sangat mengalami dampak negatif dari krisis ekonomi global yang terjadi, dikarenakan bank konvensional Indonesia memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan sistem keuangan global. Selain itu, bank konvensional sangat rentan terhadap fluktuasi nilai tukar dan tingkat suku bunga. Bunga yang telah ditentukan ini jumlahnya lebih besar daripada jumlah bunga yang

1Dikutip dari Maikel Jefria do, Me keu Ba a g: Ba k “yariah Le ih Taha Me ghadapi

Krisis”, artikel diakses pada Okto er dari

http://finance.detik.com/read/2015/04/14/122700/2886801/5/menkeu-bambang-bank-syariah-lebih-tahan-menghadapi-krisis


(16)

diterima dari kredit, sehingga menimbulkan negative spread. Hal-hal tersebut mengakibatkan banyak bank konvensional yang mengalami kesulitan keuangan. Dapat dilihat pada Oktober 2008 Bank Mandiri Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, dan Bank Rakyat Indonesia Tbk meminta bantuan likuiditas dari pemerintah.

Berbeda dengan bank konvensional, perbankan syariah tidak terlalu mengalami dampak negatif dari krisis ekonomi global yang terjadi. Ini karena bank syariah tidak rentan dengan fluktuasi tingkat suku bunga, karena bank syariah beroperasi tidak berdasarkan sistem bunga. Eksposure pembiayaan perbankan syariah lebih diarahkan kepada akivitas perekonomian domestik sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global dan belum memiliki tingkat resiko transaksi yang tinggi.2 Hal tersebut membuat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah mulai meningkat. Ditandai dengan mulai bertambahnya jumlah bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) di Indonesia.

2 Dikutip dari Pertu uha Ba k “yariah di I do esia ”, artikel diakses ta ggal Februari 2015 dari http://artikelekis.blogspot.co.id/2014/07/pertumbuhan-bank-syariah-di-indonesia.html


(17)

3

Tabel 1.1

Jaringan Kantor Perbankan Syariah

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan(OJK), Statistik Perbankan Syariah, Nov-14

Data pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah bank umum syariah di Indonesia mengalami peningkatan dimana pada tahun 2008 bank syariah hanya ada 5 unit namun sekarang, sampai bulan November 2014 bank syariah yang ada di Indonesia sudah sebanyak 12 unit. Untuk unit usaha syariah memang mengalami penurunan, ini dikarenakan ada beberapa unit usaha syariah yang telah berubah menjadi bank umum syariah dan untuk jumlah bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) sama seperti bank umum syariah juga terus mengalami peningkatan.

Tabel 1.2

Indikator Utama Perbankan Syariah

(dalam milyar rupiah dan persentase)

Indikator Tahun Ket

2008 2009 2010 2011 2012 2013 Nov-14 Aset 49.555 66.090 97.519 145.467 195.018 242.276 261.927

Rp DPK 36.852 52.271 76.036 115.415 147.512 183.534 209.644 Pembiayaan 38.199 46.886 68.181 102.655 147.505 184.122 198.376 FDR 103,65 89,70 89,67 88,94 100,00 100,32 94,62

%

NPF 1,42 4,01 3,02 2.52 2,22 2,62 4,86

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan(OJK), Statistik Perbankan Syariah, Nov-2014 (www.ojk.go.id)

Data Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan terakhir indikator-indikator umum kinerja perbankan syariah. Perkembangan aset perbankan syariah meningkat sangat

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 Nov-14

Bank Umum Syariah 5 6 11 11 11 11 12

Unit Usaha Syariah 27 25 23 24 24 23 22

Bank Pembiayaan


(18)

signifikan dari akhir tahun 2008 sampai dengan November 2014 sebesar lebih dari 428.56%. Penghimpunan dana (DPK) dan pembiayaan mencapai peningkatan sebesar 468.88% dan 419.32%. Perkembangan ini menunjukkan hal yang sangat baik, karena dalam waktu kurang dari 10 tahun kinerja perbankan syariah menunjukkan hasil yang positif.

Jika dilihat dari rasio pembiayaan yang disalurkan dengan besarnya dana pihak ketiga (DPK) yang dinyatakan dalam nilai Financing to Deposit Ratio (FDR), maka bank syariah memiliki rata-rata FDR sebesar 95.27%. Bila dilihat FDR perbankan syariah tahun 2008, 2012 dan 2013 nilainya menunjukkan lebih dari 100%. Tingginya nilai FDR ini karena pembiayaan yang disalurkan pada tahun tersebut nilainya lebih besar dari dana pihak ketiga yang dihimpun. Hal yang perlu dicatat disini meskipun pembiayaan yang disalurkan pada tahun 2008, 2012 dan 2013 nilainya lebih besar dari DPK, tapi tingkat kegagalan bayar yang dinyatakan dalam rasio Non Performing Finance (NPF) pada tahun tersebut ternyata lebih rendah daripada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2014. Meskipun demikian nilai NPF dari tahun 2008 sampai November 2014 masih dikatakan aman karena nilainya masih di bawah batas mimimal 5%.

Meski pada masa krisis keuangan tersebut perbankan syariah dapat bertahan dan dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam kegiatan usahanya, namun bank syariah sebagai lembaga keuangan yang profit oriented tentu akan tetap menghadapi berbagai resiko yang tidak menutup kemungkinan mengancam eksistensinya. Bank


(19)

5

yang tidak mampu bersaing untuk mempertahankan kinerjanya lambat laun akan tergusur dari lingkungan industrinya dan akan mengalami kebangkrutan, demikian pula dengan perbankan syariah. Oleh karena itu untuk mengantisipasi berbagai resiko yang mungkin terjadi, diperlukan suatu tindakan sedini mungkin untuk mengukur kondisi serta tingkat kesehatan perbankan syariah itu sendiri. Sistem peringatan dini

(early warning system) untuk memprediksi adanya keadaan kesulitan keuangan

(financial distress) yang menuju ke arah kebangkrutan ada beberapa model analisis yang sering digunakan, salah satunya yang terkenal adalah model Altman Z-Score yang dikemukakan oleh Edward I. Altman pada tahun 1968.

Model analisis ini menggunakan rasio-rasio tertentu sebagai model prediksi dengan menggunakan teknik Multiple Discriminant Analysis (MDA). Rasio-rasio yang digunakan mencerminkan rasio likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas perusahaan. Dengan adanya kombinasi dari rasio-rasio tersebut, maka model analisis ini akan sangat membantu untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan dapat membantu juga dalam memprediksi potensi kebangkrutan yang mungkin dialami oleh sebuah perusahaan. Penilaian potensi kebangkrutan dimaksudkan untuk menilai keberhasilan perbankan dalam perekonomian Indonesia, dalam industri perbankan sendiri, mengukur tingkat kesehatan dari bank itu sendiri dalam menjaga fungsi intermediasi, serta untuk peringatan dini dalam mengahadapi perubahan di lingkungan bisnis perbakan itu sendiri atau perubahan ekonomi negara .


(20)

Berdasarkan uraian di atas, maka analisis untuk mengetahui keadaan perbankan syariah yang mempunyai fungsi strategis dan menjadi urat nadi bagi perekonomian Indonesia sangat penting dan dibutuhkan. Mengetahui kondisi perbankan syariah apakah dalam keadaan sehat atau dalam keadaan yang berpotensi mengalami kebangkrutan menjadi hal yang utama. Karena bila keadaan buruk suatu bank dapat diketahui sejak awal, maka akan lebih mudah bagi pihak internal bank dan pemerintah menyelamatkan kondisi bank tersebut dari hal yang paling buruk yaitu kebangkrutan. Maka, dari latar belakang masalah yang telah diungkapakan penulis memberi judul penelitian

POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z SCORE MODIFIKASI” (Studi Bank

Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014) B.Identifikasi Masalah

Masalah kebangkrutan pada suatu perusahaan termasuk bagi bank umum syariah merupakan sebuah resiko yang tidak dapat dihindarkan, namun resiko ini dapat diminimalisasi atau dicegah. Kebangkrutan sendiri merupakan akibat dari hasil kinerja negatif yang dilakukan oleh bank umum syariah. Untuk mengetahui kinerja bank umum syariah baik atau tidak dapat dilihat dari tingkat kesehatan bank umum syariah tersebut. Penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah dapat menggunakan model analisis RGEC yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia dan tertuang dalam


(21)

7

Peraturan Bank Indonesia No 13/PBI/2011 serta, Surat Edaran Bank Indonesia (SBI) No. 13/24/DPNP tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum.

Setelah melakukan pengukuran tingkat kesehatan bank, maka kemudian penulis melakukan analisis untuk memprediksi potensi kebangkrutan bank umum syariah tersebut. Model analisis yang digunakan adalah Multiple Discriminant Analysis

(MDA) atau yang lebih dikenal dengan nama model Altman z-score. Dalam penelitian ini model Altman z-score yang digunakan adalah model Altman z-score modifikasi. Menurut Ramadhani dan Lukviarman model Altman modifikasi ini dapat digunakan pada semua perusahaan seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang (emerging market).3 Ini karena dalam model Altman modifikasi variabel X5 (sales to total assets) dihilangkan, karena perusahaan non manufaktur tidak mempunyai akun sales (penjualan) dan mengganti X4 (market value of equity to book value of debt) menjadi book value of equity to book value of debt (nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban), dikarenakan banyak industri yang belum listing di bursa saham sehingga belum mempunyai nilai pasar saham.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti potensi kebangkrutan dari bank umum syariah di Indonesia menggunakan model Altman Z-Score modifikasi. Karena

3 Ayu “u i Ra adha i da Niki Lukviar a , Per a di ga A alisis Prediksi Ke a gkruta Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran Dan Umur Perusahaan Sebagai variable Penjelas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Siasat Bisnis Vol.13, no.1 (2009): h.18.


(22)

menurut penjelasan sebelumnya model Altman modifikasi ini dapat digunakan untuk perusahaan non manufaktur. Serta melengkapi penelitian ini dengan penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah di Indonesia menggunakan metode RGEC yang merupakan model analisis yang memang diterapkan dalam mengukur tingkat kesehatan bank di Indonesia.

C.Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada penilaian kondisi keuangan bank umum syariah dengan mengacu pada laporan keuangan dan laporan GCG bank umum syariah yang telah berdiri dari tahun 2010-2014. Untuk menilai tingkat kesehatan bank umum syariah dengan menggunakan metode RGEC, pada metode RGEC ini yang menjadi faktor penelitian ada empat yaitu, risk profile, good corporate governance, earning dan capital.

Selain menilai tingkat kesehatan bank umum syariah, penelitian ini juga memprediksi potensi kebangkrutan menggunakan model Altman Z-Score modifikasi. Rasio yang digunakan dalam model analisis Z-Score ini ada empat macam yaitu net working capital to total assets (modal kerja bersih terhadap aktiva), retained earnings to total assets (laba ditahan terhadap aktiva), earning before interest and tax to total assets (laba sebelum bunga dan pajak terhadap aktiva) dan book value of equity to book value of debt (nilai buku ekuitas terhadap nilai buku kewajiban).


(23)

9

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka pokok permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini agar dapat dijawab adalah:

a. Bagaimana tingkat kesehatan bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2014 menggunakan metode RGEC?

b. Bagaimana prediksi potensi kebangkrutan bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2014 menggunakan model Altman Z-score modifikasi?

D.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

a. menghitung, mengukur, menganalisis dan mengevaluasi tingkat kesehatan bank umum syariah di Indonesia periode 2010 sampai 2014 menggunakan metode RGEC.

b. menghitung, mengukur, menganalisis dan mengevaluasi prediksi potensi kebangkrutan bank umum syariah di Indonesia periode 2010 sampai 2014 menggunakan model Altman Z-Score modifikasi.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu:


(24)

a. Manfaat Teoritis:

1) Untuk mengetahui secara lebih lengkap dan jelas hal-hal apa saja yang mempengaruhi kondisi kesehatan dan kebangkrutan pada bank umum syariah dan dapat pula mempraktekkan dan membuktikan secara langsung teori-teori yang didapat semasa perkuliahan.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan dan bahan pembelajaran bagi para akademisi, khususnya yang berhubungan langsung dengan masalah prediksi kebangkrutan.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi bank umum syariah dalam mengambil keputusan atau kebijakan yang berkaitan dalam masalah keuangan.

2) Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan masukan untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan bank umum syariah, agar dapat terus bertahan dan bersaing dalam industri perbankan nasional.

3) Hasil penelitian memberikan informasi kondisi bank umum syariah di Indonesia khususnya bagi pihak ketiga karena dapat dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan ketika akan melakukan investasi, sehingga kerugian dari kesalahan investasi dapat diketahui sejak dini.

E.Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun


(25)

11

2012. Penulis menyusun lima bab uraian, dimana dalam tiap-tiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menyajikan landasan teori dalam penelitian yang didasarkan pada teori-teori yang relevan, lalu membahas review studi terdahulu yang fokus penelitiannya mirip dengan penelitian yang sedang dilakukan dan menggambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan operasional variabel yang digunakan dalam penelitian, sampel penelitian, jenis dan sumber data, serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian.


(26)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan interpretasi hasil penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian dan saran yang yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(27)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Umum Perbankan Syariah

1. Pengertian dan Fungsi Bank Syariah

Pengertian bank syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 pasal 1 butir 7 bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah.1 Perbankan syariah di Indonesia menurut kelembagaannya dapat dibagi tiga kelompok yaitu bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS).

Perkembangan landasan hukum yang mengatur segala tentang perbankan syariah di Indonesia secara singkat diawali oleh:2

a. Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan

Secara substansi undang-undang ini lebih banyak membahas tentang bank konvensional daripada bank syariah. Undang-undang ini hanya menyatakan dalam pasal 1 butir 12 bahwa bank boleh beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil.3

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah, diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah

2Dikutip dari artikel A dul Rasyid, Huku Per a ka “yariah di I do esia”, diakses pada 20 Oktober 2015 dari

http://business-law.binus.ac.id/2015/06/02/hukum-perbankan-syariah-di-indonesia.

3 Undang-Undang Repeblik Indonesia No. 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan, diakses pada 20 Oktober 2015 dari http://www.ojk.go.id/undang-undang-nomor-7-tahun-1992-tentang-perbankan-sebagaimana-diubah-dengan-undang-undang-nomor-10-tahun-1998


(28)

b. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

Undang-undang ini merupakan penyempurnaan dari UU No.7 Tahun 1992. Dalam undang-undang ini diatur secara jelas bahwa baik bank umum maupun BPR dapat menjalankan operasionalnya dan melakukan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).4

c. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Aspek baru yang diatur dalam undang-undang ini adalah terkait dengan tata kelola (corporate governance), prinsip kehati-hatian (prudential principles), menajemen resiko (risk menagement), penyelesaian sengketa, otoritas fatwa dan komite perbankan syariah serta pembinaan dan pengawasan perbankan syariah.5

4 Undang-Undang Repeblik Indonesia No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, diakses pada 20 Oktober 2015 dari http://www.ojk.go.id/undang-undang-nomor-7-tahun-1992-tentang-perbankan-sebagaimana-diubah-dengan-undang-undang-nomor-10-tahun-1998

5 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008, Tentang Perbankan Syariah, diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah


(29)

15

Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Dalam UU No. 21 Tahun 2008 pasal 3, tujuan perbankan syariah adalah “menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan

pemerataan kesejahteraan rakyat”.6

Fungsi bank selama ini dikenal sebagai intermediary (penghubung) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Selain menjalankan fungsi jasa keuangan seperti yang disebutkan tersebut, maka dalam bank syariah memiliki fungsi yang sedikit berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah bukan hanya berperan sebagai sebuah lembaga usaha, tapi juga berperan sebagai lembaga sosial.7 Menurut Sofyan Harahap fungsi bank syariah yaitu manajer investasi, investor, jasa keuangan, dan fungsi sosial:8

a. Manajer Investasi

Bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana dimana dana yang dikumpulkan tersebut disalurkan pada pembiayaan produktif, sehingga dana yang disalurkan tersebut memperoleh keuantungan yang dapat dibagihasilkan antara pihak bank syariah dengan pemilik dana.

6 Undang-U da g Repu lik I do esia No. Tahu 8, Te ta g Per a ka “yariah”, diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah 7 Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontenporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 54.

8 Sofyan S. Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah: Edisi Revisi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (LPFE – Usakti), 2004), h. 5–8.


(30)

b. Investor

Bank syariah menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut (dana pemilik bank maupun dana rekening investasi) dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah.

c. Jasa Keuangan

Bank syariah memberikan layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, dan lain sebagainya, hanya saja yang sangat diperhatikan adalah prinsip-prinsip syariah yang tidak boleh dilanggar.

d. Fungsi Sosial

Bank syariah memberikan pelayanan sosial melalui dana Qardh (pinjaman kebajikan) atau Zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. 9 Fungsi ini juga yang membedakan atara fungsi bank konvensional dengan fungsi bank syariah.

2. Laporan Keuangan Perbankan Syariah

Menurut Kasmir, laporan keuangan secara sederhana adalah “laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode

tertentu”.10 Dalam pernyataan standar akuntansi (PSAK) No 101 laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan

9 Sofyan S. Harahap, dkk, Akuntansi Per ankan Syariah”,h., 7-8


(31)

17

penggunaan dana zakat, Infaq dan shadaqah (ZIS), laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan, dan catatan atas laporan keuangan11.

Tujuan utama dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu, tujuan lainnya yang diungkapkan oleh Sri Nurhayati dan Wasilah adalah sebagai berikut:12

a. Meningkatkan kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah.

b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi harta, kewajiban, pendapatan, dan beban.

c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.

d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanaman modal dan pemilik dana syirkah temporer serta informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf.

11 Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No 101 Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta: IAI, 2007), h. 101.3.

12 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 93.


(32)

3. Pengguna Laporan Keuangan Bank Syariah

Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Maka dari itu, laporan keuangan dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi setiap pengguna dari laporan keuangan tersebut sehingga pengguna laporan keuangan tersebut dapat mengambil keputusan dalam investasi dan pendanaan.13

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan bank syariah yaitu: Shahibul maal (pemilik dana), kreditur, pembayar zakat, infak dan shadaqah, pemegang saham, otoritas pengawas syariah, pemerintah, lembaga penjamin simpanan dan masyarakat.14

4. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan secara cermat dan tepat untuk membantu mengetahui posisi keuangan perusahaan dan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan perusahaan.15 Sofyan S. Harahap mendefinisikan analisis laporan keuangan adalah “menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

13 Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer h. 85-86 14 Ikatan Akuntansi Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, h. 1.2 15 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 66.


(33)

19

maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.16

Alat yang digunakan dalam analisis laporan keuangan yang biasa digunakan adalah rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, analisis laba kotor, break even point dan rasio lainnya.17 Teknik analisis laporan keuangan ada dua jenis, yaitu teknik analisis horizontal dan teknik analisis vertikal. Teknik analisis horizontal adalah teknik analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya, sedangkan teknik analisis vertikal adalah analisis laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode atau satu saat saja dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut.18

B.Kebangkrutan (Bankruptcy)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2004 pasal 1 butir 1 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang. Menurut Sentosa Sembiring bangkrut mengacu pada “hukum kepailitan negara Anglo Saxon yang menyebutnya Bankruptcy yang berarti

16 Sofyan S. Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, h. 333. 17 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan,h.5.


(34)

ketidakmampuan membayar utang”19. Kata Bankruptcy kemudian bila diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia menjadi bangkrut.

Menurut Munawir secara garis besar penyebab kebangkrutan biasa dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal, baik yang bersifat khusus yang berkaitan langsung dengan perusahaan atau yang bersifat umum. 20

1. Faktor Internal adalah sebab-sebab yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri, yang meliputi sebab finansial dan non finansial:21

a. Sebab yang meliputi bidang finansial, yaitu:

1) Utang yang terlalu besar, menimbulkan beban tetap yang berat bagi perusahaan.

2) Adanya “current liabilities” yang lebih besar daripada “current assets”.

3) Banyaknya piutang yang tidak tertagih.

4) Kesalahan dalam kebijakan pemberian deviden. 5) Tidak cukupnya dana-dana penyusutan.

b. Sebab yang meliputi bidang non finansial, yaitu: 1) Adanya kesalahan pada para pendiri perusahaan. 2) Kurang baiknya struktur organisasi perusahaan. 3) Kesalahan dalam memilih pimpinan perusahaan. 4) Adanya “managerial incompetency”.

19 Sentosa Sembiring, Hukum Kepailitan dan Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Kepailitan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2006), h.11.

20 Munawir S., Analisis Informasi Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002), h. 289. 21Ibid.,h. 289.


(35)

21

2. Faktor eksternal adalah sebab-sebab yang timbul atau berasal dari luar perusahaan dan yang berada di luar kekuasaan atau kontrol dari pimpinan perusahaan atau badan usaha, contohnya:22

a. Adanya persaingan yang hebat.

b. Berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan. c. Turunnya harga-harga dan lain sebagainya.

Informasi mengenai kebangkrutan sangat bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu:23

1) Pemberi pinjaman

Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman dan kemudian bermanfaat untuk memonitor pinjaman yang ada.

2) Investor

Mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut.

3) Pihak pemerintah

Pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal.

22 Ibid., h. 290.

23 Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), h. 261.


(36)

4) Akuntan

Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan.

5) Manajemen

Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-langkah preventif sehingga biaya kebangkrutan dapat dihindari atau diminimalisasi.

C.Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 pasal 29 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.24 Selanjutnya menurut Peraturan Bank Indonesia No 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum pasal

2 ayat 3 “bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan

pendekatan resiko (Risk Based Bank Rating) baik secara individual maupun

konsolidasi”.25 Peraturan BI ini berlaku bagi seluruh bank umum, baik bank konvensional ataupun bank syariah. Hal ini diperkuat dengan penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

24 Undang-Undang Repeblik Indonesia No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, diakses pada 20 Oktober 2015 dari

http://www.ojk.go.id/undang-undang-nomor-7-tahun-1992-tentang-perbankan-sebagaimana-diubah-dengan-undang-undang-nomor-10-tahun-1998

25 Bank Indonesia, PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”, diakses tanggal 30 Maret 2015 diakses dari www.bi.go.id/id/peraturan/No.13_24 DPNP_2011.


(37)

23

yang juga mengatakan bahwa Bank diwajibkan untuk menilai tingkat kesehatannya menggunakan metode pendekatan Resiko (Risk Based Bank Rating) atau yang dikenal juga dengan metode RGEC.

Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings); dan Permodalan (capital) untuk menghasilkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank.26

Dalam perhitungan menggunakan model RGEC cakupan yang menjadi bahan penilaian tingkat kesehatan bank adalah Profil Resiko (Risk Profile), Good Corporate Governance, Rentabilitas (Earning), dan Modal (Capital).

a. Profil resiko (Risk Profile)

Penilaian profil resiko ini adalah “penilaian terhadap resiko inheren (melekat) dan

kualitas penerapan manajemen resiko dalam operasional bank yang dilakukan

terhadap delapan resiko”.27 Resiko-resiko yang dapat dikuantifikasi (ukur) tersebut adalah resiko kredit, pasar, likuiditas, opersional, hukum, stratejik, kepatuhan, dan reputasi. Penilaian terhadap resiko-resiko tersebut kemudian dimasukkan kedalam matrik penilaian, matrik penilaian profil resiko diberi peringkat 1 sampai 5. Berikut

26 Bank Indonesia, Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”, diakses tanggal 30 Maret 2015 dari www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia -nomor-13-24-dpnp

27 Pernyataan dikutip dari Mahmudah, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah (Studi Komparasi CAMELS dan RGEC pada BSM, BMI, dan BRI Syariah), (Skripsi S1, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 31, t.d.


(38)

merupakan tabel yang menggambarkan matrik penilaian profil resiko menurut SEBI No.13/24/DPNP/2011:28

Tabel 2.1

Matrik Penilaian Profil Resiko Resiko

Inheren

Kualitas Penerapan Manajemen Resiko

Strong Satisfactory Fair Marginal Unsatisfactory

Low 1 1 2 3 4

Low to

Moderate 1 2 2 3 4

Moderate 2 2 3 4 4

Moderate to

High 2 3 4 4 5

High 3 3 4 5 5

b. Good Coorporate Governance (GCG)

Pengertian good corporate governance (GCG) menurut PBI No.8/4/PBI/2006

adalah “suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),

independensi (independency), dan kewajaran (fairness).”29 Bank dapat menilai GCG dengan self assessment. Kegiatan self assessment dalam pelaksanaan GCG dapat dilakukan sebagai evaluasi pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Hasil peringkat

28Ba k I do esia, “urat Edara Ba k I do esia No. / /DPNP Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”, diakses pada Maret dari www.ojk.go.id/surat-edaran- bank-indonesia-nomor-13-24-dpnp

29Ba k I do esia, PBI No. 8/ /PBI/ Te ta g Pelaksa aa GCG Bagi Ba k U u ”, diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/pbi_82406


(39)

25

penilaian GCG dengan penetapan klasifikasi peringkat komposit berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP ditunjukkan pada tabel di bawah ini:30

Tabel.2.2

Peringkat Komposit Penilaian Faktor GCG

Faktor

Nilai Komposit < 1,5

1,5 ≤ Nilai Komposit <

2,5

2,5 ≤ Nilai Komposit <

3,5

3,5 ≤ Nilai Komposit <

4,5

4,5 ≤ Nilai Komposit < 5

GCG Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

C.Rentabilitas (Earning)

Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnis bank, selain itu aspek rentabilitas ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.31 Bank yang sehat adalah bank yang nilai rentabilitasnya terus meningkat. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan penilaian terhadap peringkat rentabiliatas (earning) untuk sebuah bank berdasarkan PBI No.13/1/PBI/2011.32

30 Ba k I do esia, “urat Edara BI No.9/12/DPNP Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank

U u ”, diakases pada tanggal 30 Maret 2015 dari www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia -nomor-9-12-dpnp

31 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h.196.

32Ba k I do esia, PBI No. / /PBI/ Te ta g Pe ilaia Ti gkat Kesehata Ba k


(40)

Tabel 2.3

Penilaian Untuk Peringkat Rentabilitas (Earning)

Faktor Peringkat

1 2 3 4 5

Rentabilitas (Earning) Bank memiliki efisiensi operasi yang sangat tinggi dan stabil sehingga memiliki potensi untuk memperoleh keuntungan yang tinggi Bank memiliki efisiensi operasi yang tinggi dan stabil sehingga memiliki potensi untuk memperoleh keuntungan yang tinggi Bank memiliki efisiensi operasi yang cukup memadai dan stabil sehingga memiliki potensi untuk memperoleh keuntungan yang memadai Bank memiliki efisiensi operasi yang rendah dan kurang stabil sehingga memiliki potensi untuk memperoleh kerugian Bank memiliki efisiensi operasi yang sangat rendah sehingga memiliki potensi kerugian yang tinggi

D.Permodalan (Capital)

Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 menjelaskan penetapan peringkat penilaian faktor permodalan bank dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif terhadap parameter atau indikator permodalan dengan memperhatikan signifikansi masing-masing parameter atau indikator serta mempertimbangkan masalah lain yang mempengaruhi permodalan bank.33 Komponen penilaian permodalan menurut PBI No.9/1/PBI/2007 diklasifikasikan menjadi rasio utama, rasio penunjang dan rasio observed. Dari rasio-rasio tersebut rasio utama yang dijadikan penilaian adalah nilai CAR atau kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM). Bank Indonesia lewat PBI No.15/12/PBI/2013 telah menetapkan bahwa batas KPMM atau CAR yang wajib dimiliki oleh bank adalah minimal 8%.


(41)

27

Berikut ini adalah kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan permodalan bank syariah menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/Dpbs tahun 2007 adalah34

Tabel 2.4

Penilaiaian Modal (Capital)

Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan PBI No.13/1/PBI/2011 melalui aspek kualitatif dan kuantitatif terhadap masing-masing faktor dan memberi penilaian akhir berupa penilaian komposit berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur dengan memperhatikan signifikansi masing-masing faktor.35 Berikut ini merupakan peringkat komposit penilaian tingkat kesehatan bank dengan

34 Bank Indonesia, “urat Edara BI No.9/24/Dpbs/2007 Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdarakan Prinsip Syariah", diakses tanggal 30 Maret 2015 dari www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_092407

35 Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Faktor

Peringkat

CAR ≥ 12% 9%≤ CAR < 12% 8% ≤ CAR < 9% 6% < CAR < 8% CAR ≤ 6%

CAR Sangat Memadai, bank mempunyai modal yang sangat kuat untuk menutup resiko kerugian dan penurunan kualitas aktiva Bank mempunyai modal yang memadai untuk menutup resiko kerugian dan penurunan kualitas aktiva Bank mempunyai modal yang cukup memadai untuk menutup resiko kerugian dan penurunan kualitas aktiva Bank mempunyai modal yang kurang memadai untuk menutup resiko kerugian dan penurunan kualitas aktiva Bank mempunyai modal yang tidak memadai untuk menutup resiko kerugian dan penurunan kualitas aktiva


(42)

mempertimbangkan penilaian dari seluruh aspek di dalam empat faktor yang ada pada metode RGEC:

Tabel 2.5

Peringkat Komposit Penilaian Metode RGEC

Peringkat Penjelasan

PK-1

Mencerminkan kondisi bank secara umum sangat sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan.

PK-2

Mencerminkan kondisi bank secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

PK-3

Mencerminkan kondisi bank secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan bila tidak diatasi dengan baik akan mengganggu kelangsungan usaha bank.

PK-4

Mencerminkan kondisi bank secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut signifikan dan tidak dapat diatasi dengan baik sehigga mengganggu kelangsungan usaha bank.

PK-5

Mencerminkan kondisi bank secara umum tidak sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat penilaian, antara lain profil resiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum tidak baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut sangat signifikan, sehingga untuk mengatasinya membutuhkan dukungan dana untuk memperkuat kondisi keuangan.


(43)

29

D.Analisis Diskriminan

Menurut Agus Widarjono analisis diskriminan adalah “metode teknik dependen di

mana variabel dependennya bersifat non metrik”.36 Menurutnya analisis diskriminan

“…kombinasi linear dari dua atau lebih variabel independen yang akan membedakan

atau mendiskriminasikan dua objek atau lebih di dalam sebuah kelompok atau grup

…”37.

Model dasar analisis diskriminan mirip seperti regresi berganda, perbedaanya terletak pada bila variabel dependen regresi berganda dilambangkan dengan Y, maka analisis diskriminan dilambangkan dengan D.38 Perbedaan yang lebih mendasar antara regresi berganda dengan analisis diskriminan adalah bila regresi berganda variabel dependennya harus metrik (interval dan rasio), sedangkan dalam analisis diskriminan variabel dependennya kategoris.39 Formula untuk analisis diskriman dapat ditulis dalam bentuk fungsi diskrimanan sebagai berikut:40

Di mana:

D = skor diskriminan

36 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010),h. 167.

37Ibid., h. 167

38 Bilson Simamora, Analisis Multivariat Pemasaran, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 144.

39Ibid., h. 144 40Ibid., h. 144


(44)

b = koefisien diskriminan atau bobot

X = prediktor atau variabel independen

Bilson Simamora menjelaskan dalam fungsi diskriminan tersebut hal yang

diestimasi adalah “koefisien ‘b’, sehingga nilai ‘D’ setiap grup dapat berbeda. Ini terjadi pada saat rasio jumlah kuadrat antar grup dengan rasio jumlah kuadrat dalam grup mencapai nilai maksimum. Berdasarkan nilai D itulah keanggotaan objek

diprediksi”.41 Metode analisis diskriminan dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu metode diskriminan dengan dua kategori (Two-Group Discriminant Analysis)dan metode diskriminan dengan lebih dari dua kategori (Multiple Discriminant Analysis)42.

E. Model Altman Z-Score

Altman menggunakan fungsi dari analisis diskriminan yang telah dijelaskan di atas untuk memprediksi kebangkrutan pada suatu perusahaan, model prediksi kebangkrutan yang digunakan adalah MDA (Multiple Discriminant Analysis) atau lebih dikenal dengan z-score. Analisis z-score ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan dari analisis rasio keuangan karena dilakukan secara terpisah.43

41Ibid., h. 144

42 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, h. 168.

43Nur Hasa ah, A alisis Rasio Keua ga Model Alt a Da Model “pri gate se agai Early Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Public”, “kripsi “ Fakultas


(45)

31

MDA (Multiple Discriminant Analysis) adalah sebuah bentuk analisis diskriminan berganda atau dengan kata lain grup yang dimiliki sebagai variabel dependen bukan lagi dua, melainkan tiga, empat atau lebih. Dalam membangun modelnya Altman menggunakan rasio-rasio keuangan yang didasarkan pada popularitasnya dalam literatur dan relevansi terhadap penelitian, rasio yang digunakan juga memiliki lima kriteria yaitu rasio yang dapat mencerminkan likuiditas, profitabilitas, leverage, solvency, dan rasio aktifitas.44

1. Model Altman Z-Score Original

Awalnya Altman menguji 22 rasio keuangan dari 33 perusahaan manufaktur yang bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut pada tahun 1960 sampai 1965 dan pada akhirnya didapatkan lima rasio keuangan yang dikombinasikan dan dinilai

paling berpengaruh untuk memprediksi potensi kebangkrutan perusahaan”.45 Formula MDA pertama yang ditemukan oleh Altman ditulis sebagai berikut:46

44Kosasih, A alisis Ti gkat Ke a gkruta Model Alt a da Foster Pada Perusahaa Te tile Dan Garment Go Public di BEI Periode 2007-2009, (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 54, t.d.

45 Mutiara Wahyu i, A alisis Rasio Keua ga Terhadap Metode Alt a )-Score, Zmijewski Dan Springate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Pada Sektor-Sektor Yang Terdaftar di BEI Perode 2009- ”, “kripsi “ , Fakultas Eko o i da Bis is, U iversitas Isla Negeri “yarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 28, t.d.

46Ed ard I. Alt a , Financial Ratios, Discriminant Analysis And The Prediction Of Corporate Bankruptcy”, The Journal of Finan e, Vol 23 no. 4, (September 1968): h. 594.


(46)

Di mana:

X1 = net working capital to total assets X3 = earning before interest to total assets

X2 = retained earning to total assets X4 = market value of equity to total assets

X5 = sales to total assets Z = overall index

Nilai Z yang merupakan indeks keseluruhan fungsi multiple discriminant analysis. Dibagi kedalam tiga kategori keadaan, yaitu:

a. Nilai Z < 1,81 maka tergolong perusahaan yang bangkrut.

b. Nilai 1,81 < Z < 2,99 maka perusahaan masuk dalam grey area atau perusahaan tidak dapat dikatakan bangkrut tapi juga tidak dapat dikatakan sehat.

c. Nilai Z > 2,99 maka perusahaan dikategorikan dalam keadaan tidak bangkrut.

2. Model Altman Z-Score Revisi

Tahun 1984 Altman melakukan pengembangan model diskriminan alternatif z -score yang sebelumnya. Pada penelitian kali ini Altman melakukan penyesuaian agar model prediksi kebangkrutan ini dapat dipakai untuk perusahaan yang tidak mempunyai nilai pasar ekuitas atau perusahaan non publik.47 Perubahan atau revisi dilakukan pada variabel X4 dimana variabel sebelumnya merupakan nilai pasar ekuitas terhadap total kewajiban (market value of equity to book value of total debt)

menjadi nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban (book value of equity to book

47“T.I rah Musfa Ka al, A alisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek Indonesia (dengan menggunakan model altman z-s ore)”, “kripsi “ , Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, 2012), h. 30, t.d


(47)

33

value of total debt).48 Hasil revisi dari model z-score awal ini tidak hanya pada variabel rasio X4 saja tetapi juga pada nilai koefisien pada setiap variabel. Nilai Z untuk model ini juga berbeda dari nilai Z pada model sebelumnya. Bentuk formula MDA atau z-score hasil pengembangan Altman adalah49

Kriteria nilai Z pada model ini lebih rendah dari nilai sebelumnya yaitu:

a. Nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Nilai 1,23 < Z < 2,90 maka perusahaan masuk dalam grey area,karena perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan bangkrut tapi juga tidak dapat dikatakan sehat.

c. Nilai Z > 2,90 maka perusahaan tersebut dikategorikan dalam keadaan sehat dan memiliki kemungkinan bangkrut yang rendah.

3. Model Altman Z-Score Modifikasi

Altman terus mengembangkan model analisis diskriminan alternatifnya, agar model prediksi kebangkrutannya dapat digunakan untuk semua jenis perusahaan, seperti perusahaan manufaktur, non manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang.50 Dalam z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi variabel

48 Ibid., h. 30.

49Ed ard I. Alt a , Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting The Z-Score and ZETA® Models”,The Journal of Finance,(Juli 2000): h. 20.


(48)

X5 (sales/total assets) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang berbeda-beda. Maka, formula persamaan z-score yang telah di modifikasi oleh Altman dkk menunjukkan fungsi diskriminan sebagai berikut:51

Di mana:

X1 = net working capital to total assets

X2 = retained earning to total assets

X3 = earning before interest and tax tototal assets X4 = book value of equity to book value of debt

Z = overall index

Klasifikasi perusahaan yang bangkrut, grey area dan tidak bangkrut didasarkan pada nilai z-score modifikasi adalah:

a. Nilai Z < 1,23 dikategorikan perusahaan yang bangkrut.

b. Nilai 1,23 < Z < 2,90 dikategorikan dalam grey area, perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan bangkrut tapi juga tidak dapat dikatakan sehat.

c. Nilai Z > 2,90 dikategorikan perusahaan yang tidak bangkrut.

50Ayu “u i Ra adha i da Niki Lukviar a , Per a di ga A alisis Prediksi Ke a gkruta Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran Dan Umur Perusahaan Sebagai variable Penjelas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Siasat Bisnis Vol.13, no.1, (2009), h.18.

51 Ibid, h. 22.


(49)

35

B. Penelitian Terdahulu

Sejumlah studi telah banyak dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank dengan menggunakan analisis rasio keuangan dalam memprediksi potensi kebangkrutan usaha, salah satu model yang digunakan untuk memprediksi potensi kebangkrutan usaha adalah multiple discriminant analysis (MDA) atau disebut juga model z-score. Studi yang membahas tentang model analisis diskriminan alternatif ini antara lain dilakukan oleh:

Altman pada tahun 1968 melakukan penelitian untuk memprediksi kebangkrutan 66 perusahaan manufaktur, Altaman menguji 22 rasio keuangan dengan model

Multiple Discriminant Analysis (MDA).52 Akhirnya diperoleh lima rasio keuangan yang paling berkontribusi pada model prediksi ini yaitu net working capital to total assets, retained earning to total assets, EBIT to total assets, market value equity to total Liabilities, dan sales to total assets. Dalam penelitiannya, Altman menerapkan bahwa ambang batas perusahaan yang sehat adalah apabila nilai Z berada antara 2.99 dan 1.81, artinya jika Z-sore perusahaan di atas 2.99 maka perusahaan dinyatakan sehat dan jika berada di bawah 1.81 maka perusahaan potensial bangkrut. Hasil studi Altman hanya mampu memperoleh ketepatan prediksi sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum kebangkrutan, 72% untuk dua tahun sebelum kebangkrutan, 48% untuk tiga tahun sebelum kebangkrutan, 29% untuk empat tahun sebelum kebangkrutan dan 26% untuk lima tahun sebelum kebangkrutan

52 Edward I. Altman, Financial Ratios, Discriminant Analysis And The Prediction of Corporate


(50)

Endri tahun 2008 melakukan penelitian untuk memprediksi kebangkrutan pada tiga bank syariah di Indonesia yaitu, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia.53 Periode penelitian dari tahun 2005-2007, dengan menggunakan model analisis Altman z-score. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan semua bank syariah yang diteliti menghasilkan nilai Z-score

yang ≤ 1,81 sehingga dapat dikatakan akan mengalami kemungkinan kebangkrutan. Hal ini disebabkan nilai variabel X1 (net working capital to total assets) dari ketiga bank syariah bernilai negatif.

Agustin dan Iman tahun 2010 melakukan penelitian prediksi kebangkrutan terhadap Bank Century menggunakan model analisis Altman z-score dan CAMEL untuk periode 2000-2008.54 Hasil penelitian dengan menggunakan model analisis z-score menunjukkan bahwa Bank Century dari tahun 2000-2008 dinyatakan dalam kategori bangkrut, ini karena nilai z-score yang dihasilkan di bawah 1.81. Sedangkan hasil penelitian menggunakan metode CAMEL yang diwakili oleh rasio CAR, NIM, BOPO, ROA, dan ROE menghasilkan nilai yang dikategorikan kurang sehat, hanya rasio LDR yang dikategorikan dalam keadaan yang cukup sehat.

Nurhasanah tahun 2010 melakukan penelitian menggunakan model analisis Altman dan Springate untuk memprediksi kondisi bermasalah pada bank yang telah

53E dri. Prediksi Ke a gkruta Ba k U tuk Me ghadapi da Me gelola Peru aha Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman Z-“ ore”. PerbanasQuarterly Review, Vol.2, (2008).

54 Agustin Andria Rosa da I a Murto o “oe hadji. Analysis of Altman Z (Zeta)-Score Method To Predi t Ba krupt y of Ce tury Ba k”.Jurnal Program Pasca Sarjana, (2010).


(51)

37

go pubic.55 Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa model analisis Altman dan Springate mempunyai tingkat akurasi atau ketepatan yang sama dalam memprediksi kondisi bermasalah bank sebesar 94,8%. Bila dalam model Altman variabel yang mempunyai discriminating power adalah net working capital to total asset dan

market value of equity to book value of debt, untuk model Springate adalah variabel

net working capital to total asset.

Nadratuzzaman dan Shofaun Nada tahun 2013 melakukan penelitian untuk mengukur tingkat kesehatan dan gejala financial distress bank umum syariah di Indonesia.56 Penelitian menggunakan tiga bank umum syariah sebagai objek penelitian, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia dengan tahun data penelitian yaitu 2007-2010. Penelitian ini menggunakan model analisis Altman z-score revisi dan CAMEL. Hasil penelitian menunjukkan ketiga bank umum syariah menggunakan model z-score berada pada kategori bangkrut ini karena nilai z-score dari bank syariah tersebut dibawah 1.81 dan ketika menggunakan metode CAMEL yang diwakili oleh rasio KPMM, ECR, KAP, NPF, NOM, ROA, ROE, REO, STM dan STMP menunjukkan bahwa dari rasio-rasio tersebut bank umum syariah berada pada kategori yang sehat.

55Nurhasa ah. A alisis Rasio Keua ga Model Alt a da Model “pri gate “e agai Early

Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Pu li ”. (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

56 Muhamad Nadratuzzaman Hosen da “hofau Nada. Pe gukura Ti gkat Kesehata da Gejala Financial DistressBa k U u “yariah”.Jurnal Economia, Vol. 9, no. 2, (Oktober 2013).


(52)

Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu

Tahun Nama Peneliti Judul Penelitian Perbedaan Dengan Penulis

1968 Altman

Financial Ratio, Discriminant Analysis and The Predictionof Corporate Bankruptcy

Altman menggunakan perusahaan manufaktur dalam penelitiannya dan menggunakan model z-score original sebagai model analisisnya. Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan perusahaan bank umum syariah untuk mengetahui prediksi potensi kebangkrutan.

2008 Endri

Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi dan Mengelola Peerubahan Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman Z-Score

Penelitian Endri menggunakan tiga bank umum syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2005-2007, Model analisis yang digunakan model z-score revisi. Sedangkan penulis menggunakan seluruh bank umum syariah yang telah berdiri selama periode 2010-2014 dan model analisis yang digunakan model z-score modifikasi.

2010 Agustin dan Iman

Analysis of Altman Z (Zeta)-Score Method To Predict

Bankruptcy of Century Bank

Penelitian Agustin dan Iman hanya pada bank Century dengan model analisis yang digunakan model analisis z-score revisi. Sedangkan dalam penelitian ini yang diteliti bank umum syariah dengan menggunakan model analisis z-score modifikasi.

2010 Nurhasanah

Analisis Rasio Keuangan Model Altman dan Model Springate Sebagai

Early Warning

System Terhadap

Prediksi Kondisi Bermasalah Pada

Bank Go Public

Penelitian Nurhasanah menggunakan bank konvensional yang bermasalah dan tidak bermasalah dengan menggunakan model analisis z-score revisi dan Springate. Sedangkan dalam penelitian ini yang diteliti adalah seluruh bank umum syariah dan model analisis yang digunakan hanya Altman z-score modifikasi.

2012 Muhamad Nadratuzzaman dan Shofaun Nada Pengukuran Tingkat Kesehatan dan Gejala Financial

Distress Bank Umum

Syariah

Penelitian Nadratuzzaman dan Shofaun Nada menggunakan tiga bank umum syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2007-2010, Model analisis yang digunakan model z-score revisi. Sedangkan penulis menggunakan seluruh bank umum syariah yang telah berdiri selama periode 2010-2014 dan model analisis yang digunakan model z-score modifikasi.


(1)

6,56 (0,89) + 3,26 (-0,018) + 6,72 (-0,016) + 1,05 (1.27)

5,84 + (0,059) + (0,11) + 1,34 = 6,98

8.

Bank Syariah Bukopin

6,56 (0,66) + 3,26 (-0,094) + 6,72 (0,006) + 1,05 (0,063)

4,33 + (0,31) + 0,04 + 0,07 = 4,13

9.

Bank Syariah Mandiri

6,56 (0,80) + 3,26 (0,042) + 6,72 (0,018) + 1,05 (0,073)

5,25 + 0,137 + 0,121 + 0,077 = 5,59

10.

BCA Syariah

6,56 (0,87) + 3,26 (0,004) + 6,72 (0,007) + 1,05 (0,074)

5,71 + 0,013 + 0,047 + 0,078 = 5,85

Perhitungan

Z-Score

BUS Tahun 2010

Perhitungan

Z-Score

BUS tahun 2011

No.

Bank Umum

Syariah

6.56 (X1)

3.26 (X2)

6.72 (X3)

1.05 (X4)

Z-Score

1 BMI 5,51 0,068 0,074 0,072 5.72

2 BVS 5,77 0,134 0,027 0,285 6.25

3 BRIS 5,19 (0,0036) 0,01008 0,059 5.26

4 BJBS 5,84 0,023 0,06 0,026 5.95

5 BNIS 5,24 0,03 0,07 0,028 5.37

6 BMS 4,4 0,068 0,087 0,036 4.59

7 BPS 5,31 0,0011 0,081 0.16 5.55

8 BSM 5,12 (0,23) 1,12 0,13 6.14

9 BSB 5,51 0,127 0,108 0,069 5.81

10 BCAS 5,51 0,03 0,047 0,046 5.63

No.

Bank Umum

Syariah

6.56 (X1)

3.26 (X2)

6.72 (X3)

1.05 (X4)

Z-Score

1 BMI 5,31 0,068 0,074 0,06 5.51

2 BVS 5,44 0 0,06 0,29 5.75

3 BRIS 5,38 (0,0114) 0,02 0,082 5.47

4 BJBS 5.71 0.009 0.027 0.006 5.76

5 BNIS 5,71 0,02 0,04 0,03 5.80

6 BMS 4,46 0,046 0,121 0,05 4.68

7 BPS 5,84 (0,059) (0.11) 1,34 6.98

8 BSB 4.33 (0.31) 0.04 0.07 4.13

9 BSM 5,25 0,137 0,121 0,077 5.59


(2)

Perhitungan

Z-Score

BUS Tahun 2012

Perhitungan

Z-Score

BUS Tahun 2013

Perhitungan

Z-Score

BUS Tahun 2014

No.

Bank Umum

Syariah

6.56 (X1)

3.26 (X2)

6.72 (X3)

1.05 (X4)

Z-Score

1 BMI 5,18 0,036 0,0101 0,22 5.45

2 BVS 6,03 0,085 (0,114) 0,189 6.19

3 BRIS 5,18 0,036 0,01008 0,028 5.25

4 BJBS 0.88 0.006 0.005 0.275 6.11

5 BNIS 5,31 0,075 0,074 0,03 5.49

6 BMS 5,12 0,00815 0,022176 0,23 5.38

7 BPS 5,58 0,052 0,1008 0,035 5.77

8 BSB 4,99 (0,09) 0,013 0,07 4.98

9 BSM 5,51 0,166 0,013 0,079 5.77

10 BCAS 5,84 0,055 0,047 0,065 6.01

No.

Bank Umum

Syariah

6.56 (X1)

3.26 (X2)

6.72 (X3)

1.05 (X4)

Z-Score

1 BMI 5,25 0,12 0,081 0,055 5.51

2 BVS 5,24 0.025 0,074 0,088 5.48

3 BRIS 4,99 (0,00028) 0,066 0,038 5.09

4 BJBS 5,51 0,016 0,037 0,26 5.82

5 BNIS 5,12 0,055 0,087 0,043 5.30

6 BMS 4,85 0,121 0,202 0,028 5.20

7 BPS 4,07 0,059 0,15 0,042 4.32

8 BSM 4,72 (0,16) 0,05 0,01 4.62

9 BSM 5,38 0,166 0,141 0,085 5.77

10 BCAS 5,44 0,04 0,047 0,026 5.55

No.

Bank Umum

Syariah

6.56 (X1)

3.26 (X2)

6.72 (X3)

1.05 (X4)

Z-Score

1 BMI 5,18 0,065 0,081 0.092 5.42

2 BVS 5,9 0,081 0,025 0,126 6.13

3 BRIS 4,85 0,0167 0,074 0,038 4.98

4 BJBS 5,34 0,03 0,027 0,24 5,64

5 BNIS 4,72 0,068 0,08 0,025 4.89

6 BMS 4,92 0,052 0,147 0,028 5.15

7 BPS 4,85 0,02 0,047 0,029 4.95

8 BSB 4,59 -0,12 0,04 0,06 4.57

9 BSM 5,18 0,173 0,094 0,075 5.52


(3)

LAMPIRAN 5 Hasil Perhitungan Rasio Dalam RGEC

Return on Assets (ROA) = Pendapatan Tahun Berjalan / Total Aktiva

No

Bank Umum Syariah

Tahun (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

Pendapatan tahun berjalan

Total Aktiva

Pendapatan tahun berjalan

Total Aktiva

Pendapatan tahun berjalan

Total Aktiva

Pendapatan tahun berjalan

Total Aktiva

Pendapatan tahun berjalan

Total Aktiva

1 BMI 231.076 21.442.596 371.670 32.479.506 521.841 44.854.413 653.621 54.694.020 96.719 62.413.310 2 BVS 3.013 336.676 26.182 642.026 10.164 939.472 4.928 1.323.398 -25.021 1.439.903 3 BRIS 18.053 6.856.386 16.701 11.200.823 138.052 14.088.914 183.942 17.400.914 29.615 20.356.863 4 BJBS 7.696 1.930.469 25.769 2.749.451 20.843 4.275.097 18.759 4.695.088 29.751 6.090.945 5 BNIS 36.734 6.394.924 89.356 8.466.887 137.744 10.645.313 179.616 14.708.504 220.133 19.492.112 6 BMS 84.352 4.637.730 72.050 5.565.724 246.728 8.164.921 195.737 9.121.575 23.219 7.042.489 7 BPS -7.173 458.713 12.410 1.016.878 49.572 2.140.482 29.162 4.052.701 95.732 6.207.679 8 BSB 14.919 2.193.952 15.023 2.730.027 24.354 3.616.108 27.245 4.343.069 12.770 5.161.300 9 BSM 583.315 32.481.873 767.112 48.671.950 1.125.264 54.058.321 906.498 63.965.361 112.608 66.942.422 10 BCAS 6.285 874.631 8.950 1.217.097 10.961 1.602.181 16.761 2.041.419 17.498 2.665.416

No Bank Umum Syariah

Tahun (dalam%) ROA

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 1,08 1,14 1,16 1,20 0,15

2 BVS 0,89 4,08 1,08 0,37 -1,74

3 BRIS 0,26 0,15 0,98 1,06 0,15

4 BJBS 0,40 0,94 0,49 0,40 0,49

5 BNIS 0,57 1,06 1,29 1,22 1,13

6 BMS 1,82 1,29 3,02 2,15 0,33

7 BPS -1,56 1,20 2,32 0,72 1,54

8 BSB 0,68 0,55 2,08 0,63 0,25

9 BSM 1,80 1,57 2,08 1,42 0,17


(4)

Net Core Operation Margin (NCOM) = Pendapatan Penyaluran Dana / Aktiva Produktif

No

Bank Umum Syariah

Tahun (dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

Pendapatan Penyaluran

Dana

Aktiva Produktif

Pendapatan Penyaluran

Dana

Aktiva Produktif

Pendapatan Penyaluran

Dana

Aktiva Produktif

Pendapatan Penyaluran

Dana

Aktiva Produktif

Pendapatan Penyaluran

Dana

Aktiva Produktif

1 BMI 1.607.823 19.881.169 2.319.732 31.095.375 2.980.133 43.066.061 4.794.223 53.713.373 5.214.862 59.782.027 2 BVS 18.864 276.598 31.030 623.084 74.078 915.101 105.116 1.296.501 145.812 1.409.606 3 BRIS 674.895 6.431.080 1.046.082 10.448.821 1.338.401 13.375.716 1.737.511 16.370.804 1.355.184 19.959.522 4 BJBS 118.748 2.003.480 256.752 2.829.360 358.514 4.085.964 511.492 4.479.130 593.149 5.826.129 5 BNIS 417.661 6.017.251 1.009.550 7.826.113 1.259.539 9.709.272 1.341.374 13.647.597 2.036.514 18.367.547 6 BMS 893.452 4.187.257 889.902 5.134.358 1.152.242 7.542.221 1.355.755 8.362.630 1.195.320 6.329.796 7 BPS 21.376 423.509 70.261 981.592 146.346 2.111.769 273.812 4.021.721 529.191 6.177.664 8 BSB 198.407 1.911.707 211.711 2.385.492 283.947 3.271.480 366.252 3.955.011 460.596 4.724.076 9 BSM 2.879.839 30.743.772 3.974.471 44.947.008 4.917.358 50.640.092 4.917.358 50.640.092 5.583.342 58.946.652 10 BCAS 138.034 829.577 76.332 1.152.967 156.917 1.524.775 185.728 1.934.480 262.893 2.878.358

No Bank Umum Syariah

Tahun (dalam%) NCOM

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 8,09 7,46 6,92 8,93 8,72

2 BVS 6,82 4,98 8,10 8,11 10,34

3 BRIS 10,49 10,01 10,01 10,61 6,79

4 BJBS 5,93 9,07 8,77 11,42 10,18

5 BNIS 6,94 12,90 12,97 9,83 11,09

6 BMS 21,34 17,33 15,28 16,21 18,88

7 BPS 5,05 7,16 6,93 6,81 8,57

8 BSB 10,38 8,87 8,68 9,26 9,75

9 BSM 9,37 8,84 9,71 9,71 9,47


(5)

Current Asset Ratio (CAR) = Total Modal / Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

No Bank Umum Syariah

Tahun CAR

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 13,56 12,01 11,72 14,18 14,22

2 BVS 18,70 45,22 28,09 18,40 15,28

3 BRIS 20,62 14,74 11,35 14,49 13,03

4 BJBS 31,43 30,28 21,73 17,99 15,78

5 BNIS 27,68 20,75 14,10 16,23 18,42

6 BMS 13,14 12,03 12,03 13,51 25,69

7 BPS 54,81 56,97 32,20 20,69 18,82

8 BSB 11,51 15,29 12,78 11,10 15,85

9 BSM 10,60 14,57 13,88 13,82 14,10

10 BCAS 76,39 45,94 31,47 22,35 29,57

No

Bank Umum Syariah

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Total

Modal ATMR

Total

Modal ATMR Total Modal ATMR Total Modal ATMR

Total

Modal ATMR 1 BMI 2.127.277 15.685.792 2.415.629 20.109.147 3.682.215 31.422.598 5.149.463 36.305.962 5.876.558 41.334.187 2 BVS 110.000 588.235 135.845 300.408 154.316 549.306 164.079 891.613 137.800 901.838 3 BRIS 995.322 4.826.384 1.034.367 7.018.331 1.112.727 9.803.081 1.765.133 12.180.402 1.787.087 13.718.805 4 BJBS 515.591 1.640.307 533.379 1.761.433 650.023 2.990.890 655.836 3.646.144 681.337 4.316.702 5 BNIS 1.057.472 3.820.048 1.097.119 5.286.160 1.198.018 8.495.720 1.365.396 8.413.837 2.004.358 10.878.620 6 BMS 378.452 2.879.917 441.469 3.670.437 441.469 3.670.437 578.863 4.285.662 1.077.568 4.194.517 7 BPS 141.405 257.993 452.867 730.724 483.369 1.501.121 537.402 2.597.432 812.683 4.319.127 8 BSB 185.411 1.611.475 301.859 1.973.954 331.199 2.591.576 358.919 3.232.827 567.308 3.578.295 9 BSM 2.178.877 20.553.673 3.720.674 25.540.366 4.567.310 32.916.532 4.567.310 33.039.066 5.344.901 37.904.941 10 BCAS 300.924 393.931 308.458 671.428 308.589 980.624 321.436 1.438.025 637.854 2.157.000


(6)

Non Performing Finance (NPF) = Pembiayaan Bermasalah / Aktiva Produktif

No

Bank Umum Syariah

Tahun (dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

Pebiayaan Bermasalah

Aktiva Produktif

Pebiayaan Bermasalah

Aktiva Produktif

Pebiayaan Bermasalah

Aktiva Produktif

Pebiayaan Bermasalah

Aktiva Produktif

Pebiayaan Bermasalah

Aktiva Produktif 1 BMI 689.527 19.881.169 564.658 31.095.375 693.139 43.066.061 1.964.220 53.713.373 2.816.750 59.782.027 2 BVS 2.046 276.598 5.308 623.084 15.311 915.101 31.859 1.296.501 76.538 1.409.606 3 BRIS 186.954 6.431.080 261.196 10.448.821 340.426 13.375.716 571.667 16.370.804 71.560 19.959.522 4 BJBS 28.932 2.003.480 2.396 2.829.360 117.416 4.085.964 67.014 4.479.130 257.069 5.826.129 5 BNIS 140.862 6.017.251 212.756 7.826.113 155.076 9.709.272 209.418 13.647.597 279.822 18.367.547 6 BMS 110.904 4.187.257 124.173 5.134.358 171.211 7.542.221 219.364 8.362.630 217.359 6.329.796 7 BPS 0 423.509 6.006 981.592 3.062 2.111.769 26.474 4.021.721 25.493 6.177.664 8 BSB 61.293 1.911.707 33.265 2.385.492 122.873 3.271.480 142.667 3.955.011 153.412 4.724.076 9 BSM 889.765 30.743.772 1.023.143 44.947.008 1.397.003 50.640.092 1.396.643 50.640.092 2.309.118 58.946.652 10 BCAS 4.528 829.577 1.037 1.152.967 2.367 1.524.775 2.019 1.934.480 3.496 2.878.358

No Bank Umum Syariah

Tahun (dalam %)

NPF

2010 2011 2012 2013 2014

1 BMI 4,32 2,60 2,09 1,35 6,43

2 BVS 0,00 2,43 3,19 3,71 7,10

3 BRIS 3,19 2,77 3,00 4,06 4,60

4 BJBS 1,80 1,36 3,97 1,86 5,84

5 BNIS 3,59 3,62 3,02 1,86 1,86

6 BMS 3,52 3,03 2,67 2,98 3,89

7 BPS 0,00 0,88 0,20 1,20 0,53

8 BSB 3,80 1,74 4,57 4,27 4,07

9 BSM 3,52 2,42 2,82 4,32 6,84


Dokumen yang terkait

Analisis tingkat kebangkrutan model altman dan foster pada perusahaan textile dan garment go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007-2009

0 25 184

Prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z-Score

7 56 98

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Pt. Bank Negara Indonesia Tbk Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score.

0 2 20

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Pt. Bank Negara Indonesia Tbk Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Pt. Bank Negara Indonesia Tbk Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score.

1 6 6

PREDIKSI KEBANGKRUTAN BANK UNTUK MENGHADAPI DAN MENGELOLA PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DENGAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BANK UNTUK MENGHADAPI DAN MENGELOLA PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DENGAN ANALISIS MODEL ALTMAN Z-SCORE (Studi Kasus Pada PT. BANK ICB BUMIPUT

0 1 13

PENDAHULUAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BANK UNTUK MENGHADAPI DAN MENGELOLA PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DENGAN ANALISIS MODEL ALTMAN Z-SCORE (Studi Kasus Pada PT. BANK ICB BUMIPUTERA Tbk. Di BEI).

0 1 8

Analisis Kebangkrutan pada PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) dengan Menggunakan Model Altman Z-Score untuk Periode 2008-2010.

0 2 18

Analisis Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia Periode 2001-2012 (Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score)

0 0 13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT DALAM MEMPREDIKSI KECENDERUNGAN TERJADINYA KEBANGKRUTAN PADA BANK UMUM SYARIAH; BNI SYARIAH, BRI SYARIAH, MANDIRI SYARIAH, MEGA SYARIAH, BUKOPIN SYARIAH (Suatu Studi Penggunaan Model Altman’s Z-Score)

0 0 9