Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi sumber daya manusia dan budaya perusahaan yang tepat pula. Dalam menghadapi perubahan, diperlukan kehati-hatian untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan sekaligus menjaga kelangsungan organisasi agar mampu bertahan hidup. Sejak berdirinya organisasi, secara sadar atau tidak, pendiri meletakkan dasar bagi budaya organisasi yang didirikan. Mereka mempunyai suatu visi bagaimana seharusnya organisasi itu, kemudian visi tersebut diimplementasikan oleh anggota organisasi menjadi perilaku organisasi. Dengan bertumbuhnya organisasi sebagai hasil interaksi organisasi dengan lingkungannya, secara sadar nilai-nilai pokok tertentu mengalami perubahan. Druicker dalam Tika 2006:4 mengatakan budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah external dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait. Budaya organisasi sangat penting bagi perusahaan. Budaya organisasi yang kuat merupakan pembangkit semangat yang paling berpengaruh dalam menuntun perilaku karena dapat membantu para karyawan melakukan pekerjaan- pekerjaannya dengan lebih baik, nilai-nilai budaya dapat diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, slogan atau moto perusahaan atau organisasi, tujuan umum organisasi dan prinsip-prinsip yang menjelaskan usaha. Nilai-nilai tersebut apabila dianut dan dilaksanakan secara bersama oleh pemimpin dan anggota organisasi dapat memperkuat budaya organisasi. Suatu budaya yang kuat ditandai oleh nilai-nilai inti organisasi yang dipegang kukuh dan disepakati secara luas. Semakin banyak anggota organisasi yang menerima nilai-nilai inti dan semakin besar komitmen mereka terhadap nilai-nilai tersebut, semakin kuat suatu budaya. Suatu budaya yang kuat akan memiliki pengaruh yang besar dalam sikap anggota organisasi dibandingkan dengan budaya yang lemah. Komitmen organisasi adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Komitmen juga digambarkan sebagai kecenderungan untuk terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan yang lain berhenti bekerja Panggabean 2002:135. PT. Tiffa Mitra Sejahtera merupakan satu dari sekian perusahaan yang bergerak di jasa outsourching tenaga kerja kontrak yang mempunyai 16 Mitra perusahaan di kota Medan yang mana salah satu mitra usahanya adalah PT. City Financial. Perusahaan ini mempunyai visi, misi dan nilai-nilai yang mencerminkan budaya untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun budaya yang dicerminkan oleh perusahaan seperti Pemberian motivasi seminggu sekali, persahabatan antar karyawan, kerja keras dalam mencapai target serta adanya kegiatan-kegiatan lain di luar perusahaan. Menurut Robbin 2002:282, Suatu budaya yang kuat akan memperlihatkan kesepakatan yang tinggi mengenai tujuan organisasi di antara anggota- anggotanya. Kebulatan suara terhadap tujuan akan membentuk keterikatan, kesetiaan dan komitmen organisasi. Kondisi ini selanjutnya akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk keluar dari organisasi. Komitmen kerja karyawan di PT. Tiffa Mitra Sejahtera terhadap pelaksanaan budaya kerja di perusahaan dapat juga dilihat pada rekapitulasi absensi karyawan dari tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan 22 Oktober sd 21 November 2007 No. Tanggal X Stk Sd I C Jumlah 1 22 Okt sd 28 Okt 2007 2 8 10 2 29 Okt sd 4 Nov 2007 1 1 3 5 Nov sd 11 Nov 2007 1 7 8 4 12 Nov sd 18 Nov 2007 3 3 5 19 Nov sd 21 Nov 2007 2 2 Jumlah 1 2 21 24 Sumber : Data PT. Tiffa Mitra Sejahtera data diolah Keterangan : X : Tidak hadir tanpa keterangan Stk : Sakit tanpa keterangan Sd : Sakit dengan surat keterangan Dokterrawat inap I : Ijin C : Cuti Meskipun PT. Tiffa Mitra Sejahtera memberlakukan budaya pemotongan insentif untuk karyawan yang memiliki status absen, namun dapat dilihat pada tabel 1.1 menunjukkan karyawan kurang disiplin yang dapat dibuktikan dengan adanya karyawan yang sering ijin dan tidak hadir tanpa keterangan. Oleh sebab itu perusahaan seharusnya mampu mengubah budaya kerjanya agar dapat mempertahankan komitmen karyawan terhadap kinerja usahanya guna menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan. Sebagai tindak lanjutnya, PT.Tiffa Mitra Sejahtera menghasilkan tata nilai budaya kerja yang baru yaitu perubahan proses dan sistem kerja terutama dalam menetapkan sasaran kerja, pembimbingan dan tujuan akhir. Tata nilai yang dikembangkan saat ini adalah 4 AS bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan bekerja tuntas. Pentingnya budaya kerja bagi perusahaan tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut khususnya untuk melihat seberapa besar budaya kerja mempengaruhi komitmen karyawan di perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Komitmen Karyawan Pada PT. Tiffa Mitra Sejahtera”.

B. Perumusan Masalah