Pengertian Budaya Terbentuknya Budaya

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Nasution 2006 berjudul “Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Komitmen Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Pelayanan Pajak Kisaran” dengan model regresi berganda dengan variabel Kejujuran X 1 , Ketekunan X 2 , Kreativitas X 3 , Kedisiplinan X 4 , Iptek X 5 dan komitmen Y dan menggunakan alat bantu program SPSS versi 11,5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa variabel budaya kerja yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen adalah variabel kreativitas. Nilai R square menunjukkan variabel bebas kejujuran, ketekunan, kreativitas, kedisiplinan dan iptek mampu menjelaskan variabel terikat komitmen pegawai sebesar 13,6 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain sebesar 86,4.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Budaya

Kerja Ndraha dalam Tika 2006:2, mengemukakan definisi budaya menurut Edward Burnett dan Vijay Sathe sebagai berikut: a. Edward Burnett Mengatakan bahwa budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota masyarakat b. Vijay Sathe Mengatakan bahwa budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat. Menurut Robbins 1996:289 mengatakan bahwa budaya organisasi adalah sekumpulan sistem nilai yang diakui dan dibuat oleh semua anggotanya yang membedakan perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Menurut Amnuai dalam Tika 2006:4 Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi ekternal dan integrasi internal.

2. Terbentuknya Budaya

Perusahaan Menurut Robbins 1999:80, Sumber budaya meliputi kebiasaan-kebiasaan, tradisi dan cara umum melakukan segala sesuatu di sebuah organisasi yang berlaku sekarang, pada umumnya ditimbulkan oleh apa yang telah dilakukan sebelumnya dan tingkat sukses yang telah dimilikinya dengan usaha-usaha itu. Sumber asli budaya organisasi lazimnya mencerminkan visi dan misi para pendiri organisasi itu. Karena para pendiri itu mempunyai ide aslinya, mereka pun boleh jadi mempunyai penyimpangan-penyimpangan tentang bagaimana melaksanakan ide tersebut. Mereka tidak dibatasi oleh pendekatan atau kebiasaan-kebiasaan terdahulu. Para pendiri itu menetapkan kebudayaan awal tersebut dengan memproyeksikan suatu gambaran bagaimana organisasi itu nantinya. Ukuran kecil dari sebagian besar organisasi baru juga menolong para pendiri untuk menanamkan visi mereka dalam setiap anggota organisasi tersebut. Menurut Atmosoeprapto 2000:71, Budaya perusahaan terbentuk banyak ditentukan oleh beberapa unsur, yaitu: a. Lingkungan Usaha; lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan. b. Nilai-nilai value; merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi. c. Penutanketeladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya. d. Upacara-upacara ritel dan ritual; acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya. e. “Network” jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan. Pembentukan budaya perusahaan tidak lepas dari para pendirinya yang memiliki ide untuk organisasi sampai perusahaan benar-benar berdiri. Menurut Schein dalam Sobirin 2007:220 pembentukan organisasi mengikuti alur sebagai berikut: a. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai- nilai perspektif, artefak ke dalam organisasi dan menanamkannya kepada para karyawan. b. Budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal. c. Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh jadi menjadi seorang pencipta budaya baru dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus.

3. Karakteristik Budaya Organisasi