Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT. BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA I MEDAN

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS

KERJA KARYAWAN PADA PT. BNI (PERSERO),TBK

KANTOR CABANG SYARIAH MEDAN

DRAFT SKRIPSI OLEH : HADI PRAYITNO

050502051 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Hadi Prayitno (2009). “Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan”, dibawah bimbingan Dra. Lucy Anna, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi (Ketua Departemen Manajemen), Siti Raha Agoes Salim, SE, MSc (Penguji I), Dr. Dra. Yulinda, MSi (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan sampel jenuh (sampel sensus) dengan membagikan kuesioner pada karyawan PT. BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis defkriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada faktor Spesialisasi Kerja (X1) terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Sedangkan faktor Beban Kerja (X2) sebagai variabel dominan kedua berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan.

.

Kata Kunci : Faktor Spesialisasi kerja, Faktor Beban Kerja, Efektivitas Kerja.


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara”.

Penulis telah banyak menerima saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu berusaha membangun Fakultas Ekonomi ke arah yang lebih baik.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha. F Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu melakukan terobosan baru yang lebih baik dalam Departemen Manajemen. 3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Dra. Lucy Anna, selaku Dosen Pembimbing. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah membantu dan membimbing serta memberi pengarahan dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.


(4)

5. Dr. Siti Raha Agoes Salim, SE, MSc, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini

6. Dr. Yulinda. SE. MSi, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, saran, motivasi serta nasehat yang membangun dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini, serta kebaikan yang diberikan kepada penulis dengan sangat tulus.

7. Ibu Dra. Adja Syafinat selaku Dosen Wali penulis yang telah membantu dan memotivasi penulis untuk meningkatkan prestasi belajar tiap semester selama penulis aktif kuliah.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dari awal sampai penelitian ini selesai dan juga selama masa perkuliahan. 9. Kepada seluruh pegawai di Kantor Departemen Manajemen dan Pegawai

di Fakulatas Ekonomi Sumatara Utara, terima kasih untuk semua jasa-jasanya dan bantuan administrasi selama perkuliahan.

10.Seluruh Staff PT. Bank Negara Indonesia (persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan yang telah banyak membantu penulis, terima kasih atas kerja samanya selama penulis melaksanakan penelitian.

11.Kepada kedua orang tuaku tercinta; Ayahanda H. Jayari Komsatun dan Ibunda Hj. Nurbiah terima kasih atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya, serta kesabaran dalam menunggu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis hanya bisa memberikan balasan ini atas


(5)

segala pengorbanan yang telah dilakukan. Terima Kasih Ayah & Mamak untuk segala-galanya.

12.Kepada abang adik-adik ku tercinta; Abangda Budi Laharjo, Adinda Puja Lestari dan Muhammad Hidayat serta keluargaku yang tersayang terima kasih atas segala dukungan dan doanya. Serta kesabaran untuk menunggu penulis dalam menyelesaikan program studi ini.

13.Kepada sahabat-sahabat terbaikku Denson Ronaldo Malau S.E, Rafael Rizaldi S.E, Ahmad Rifai Purba S.E, Zukfikar Siregar S.E, Aris Muharahman S.E, Bonardo DeGaloenk, Wahyu Pramana Jati, Pranata Suteja dan Maulana Hakim yang sudah tulus untuk membantu penulis selama masa perkuliahan. Aku mungkin bukan sahabat yang “sempurna” yg kalian cari, bukan juga yg “terbaik” diantara semuanya, tapi yang pasti aku adalah sahabat yang selalu ingat kalian semua.

14.Seluruh sahabat-sahabat satu alumni Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Nurkhadijah Manik, Yuliana Siregar, Surya Nugroho dan semua yang tidak tersebutkan namanya satu persatu terimakasih atas dukungannya.

15.Seluruh adik-adik junior; Arlinda Ayu Sukma, Munawarah Nurdin, Rosnaini Nasution dan seluruh merger-mergernya yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terimakasih atas dukungannya.

16.Seluruh teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini, semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik buat teman-teman semua.


(6)

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga masih memiliki keterbatasan dan kekurangan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun serta membantu untuk perbaikan di masa depan.

Medan, Februari 2010 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 8

D. Hipotesis ... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 10

F. Metode Penelitian ... 10

1.Batasan Operasional ... 10

2.Definisi Operasional ... 11

3.Skala Pengukuran Variabel ... 12

4.Waktu dan Lokasi Penelitian ... 12

5.Populasi dan Sampel ... 13

6.Jenis dan Sumber Data ... 13

7.Tehnik Pengumpulan Data ... 14

8.Uji Validitas dan Reabilitas ... 14

9.Uji Asumsi Klasik ... 15

10. Metode Analisis Data ... 16

BAB II URAIAN TEORITIS ... 19

A. Penelitian Terdahulu ... 19

B. Pembagian Kerja ... 20

1. Pengertian pembagian kerja ... 20

2. Manfaat pembagian kerja ... 22

3. Menyusun Pembagian Kerja ... 23

4. Pentingnya Pembagain Kerja Dalam Perusahaan ... 23

5. Manfaat dan Kelemahan Spesialisasi ... 24

6. Beban Kerja ... 25

C. Efektivitas Karyawan ... 26

1. Pengertian Efektivitas ... 26

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja ... 26

3. Tolak Ukur Efektivitas Kerja ... 29

4. Hubungan Antara Pembagian denagn Efektivitas Kerja ... 31

5. Indikator Efektivitas Kerja ... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Sejarah Singakat Perusahaan ... 33 B. Visi, Misi dan tujuan PT BNI (persero) Tbk, Kantor Cabang


(8)

Syariah Medan ... 36

C. Kelebihan Sistem Syariah Dibandingkan Denagn Sistem Konvensional ... 37

D. Perbedaan antara Tabungan Dengan Sistem Syariah dengan Tabungan Umum Selama ini ... 37

E. Yang Menjadi Keunggulan PT BNI Syariah ... 38

F. Pembagian Kerja Pada PT BNI (persero) Kantor Cabang Syariah Medan ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 57

1. Uji Validitas ... 57

2. Uji Reliabilitas ... 59

B. Uji Asumsi Klasik ... 60

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Heteroskedastisitas ... 62

3. Uji Multikolinieritas ... 64

C. Analisis Data ... 65

1. Analisis Deskriptif Responden ... 65

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 67

D. Analisis Linear Berganda ... 72

E. Pengujian Hipotesis ... 74

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)... 74

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 77

3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Nama Bidang Dan Jumlah Karyawan ... 5

Tabel 1.2 : Jumlah Nasabah Dari Tahun 2005 Hingga Tahun 2009... 6

Tabel 1.3 : Definisi Operasional Variabel ... 9

Tabel 1.4 : Instrumen Skala Likert ... 12

Tabel 4.1 : Uji Validitas ... 58

Tabel 4.2 : Uji Reliabilitas ... 59

Tabel 4.3 : Kolmogorov-Smirnov ... 62

Tabel 4.4 : Uji Glejser ... 64

Tabel 4.5 : Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 61

Tabel 4.6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Tabel 4.7 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 67

Tabel 4.8 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Spesialisasi Kerja ... 68

Tabel 4.9 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Beban Kerja... 69

Tabel 4.10 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Efektivitas Kerja ... 70

Tabel 4.11 : Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

Tabel 4.12 : Hasil Uji F ... 75

Tabel 4.13 : Hasil uji t ... 77


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 9

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 56

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... 60

Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas ... 61


(11)

ABSTRAK

Hadi Prayitno (2009). “Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan”, dibawah bimbingan Dra. Lucy Anna, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi (Ketua Departemen Manajemen), Siti Raha Agoes Salim, SE, MSc (Penguji I), Dr. Dra. Yulinda, MSi (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan sampel jenuh (sampel sensus) dengan membagikan kuesioner pada karyawan PT. BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis defkriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada faktor Spesialisasi Kerja (X1) terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Sedangkan faktor Beban Kerja (X2) sebagai variabel dominan kedua berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT BNI (Persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan.

.

Kata Kunci : Faktor Spesialisasi kerja, Faktor Beban Kerja, Efektivitas Kerja.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumber daya manusia penting bagi perusahaan, maka secara tidak langsung sumber daya tersebut merupakan harta paling berharga. Melalui Sumber Daya Manusia suatu organisasi akan mampu berkembang dan sebaliknya, Sumber Daya Manusia pulalah yang dapat mengakibatkan kehancuran suatu organisasi atau perusahaan. Untuk itu konsep pengelolaan pegawai atau karyawan menjadi penting dalam organsasi

Melihat pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mendukung kemajuan suatu organisasi tersebut harus berusaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang tepat baik kualitas maupun kuantitasnya. Berkaitan dengan ini maka tindakan yang paling tepat untuk dilakukan adalah mengadakan penyaringan atau seleksi karyawan sebelum adanya pembagian kerja. Hal ini amat penting dan tidak boleh diabaikan karena bisa saja terjadi tenaga kerja yang diperoleh peusahaan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Terpilihnya pegawai yang tepat dapat memperkokoh suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Keliru memilih pegawai, dapat sangat merugikan baik dari segi waktu, biaya maupun semangat kerja. Suatu organisasi sebaiknya menentukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon tenaga kerja sebelum ditolak atau diterima. Hal ini bertujuan agar seleksi bisa dilaksanakan seobyektif mungkin. Setelah melaksanakan seleksi, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah penempatan, yaitu menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat. Tenaga kerja yang ditempatkan pada jabatan tertentu hendaknya sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan


(13)

ketrampilan yang dimiliki. Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Efektivitas merupakan suatu masalah yang selalu dihadapi oleh banyak perusahaan di dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Menurut Siagian (2002:151), mengatakan bahwa efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang ditentukan, artinya pelaksanaan suatu pekerjaan tepat waktu yang telah ditentukan sehingga tercapainya tujuan perusahaan. Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada kondisi organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Perusahaan agar efektif harus dapat mencapai tujuan, tetapi dengan cara yang paling efisien dalam penggunaan sumber daya. Agar berfungsi secara efektif, sumber daya manusia harus mempunyai visi yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan siapa yang harus dilayani (Hariadja 2002). Perspektif itu harus menyatukan semua staf Sumber Daya Manusia dan menyediakan setiap dasar keputusan. Sumber Daya Manusia dapat memposisikan dirinya sebagai mitra (partner) sebuah organisasi dengan mendemonstrasikan kepada semua pihak di organisasi bahwa ada hubungan antara Sumber Daya Manusia dengan hasil kontribusi terhadap hasil organisasi.

Perusahaan menjaga kelangsungan hidup perlu adanya efektivitas kerja, karena efektivitas kerja berkaitan dengan adanya akibat yang dikehendaki, maksudnya bahwa pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan harus menghasilkan sesuatu tujuan yaitu hasil yang optimal. Adapun efektivitas itu sendiri banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pembagian kerja dalam organisasi. Namun dengan adanya pembagian kerja belumlah cukup tanpa adanya


(14)

peranan manusia sebagai pengelola aktifitas kerja yang merupakan sumber daya terpenting disamping sumber lainnya.

Pembagian kerja dapat diartikan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai ,2004:125). Selain itu, pembagian kerja merupakan salah satu hasil utama yang disajikan oleh suatu analisis pekerjaan yang sistematis, atau dapat pula dikatakan bahwa pembagian kerja adalah suatu uraian tertulis dari apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan. Jadi, pembagian kerja dapat diasumsikan sebagai keseluruhan kajian ringkas informasi pekerjaan dan syarat-syarat pelaksanaannya sebagai hasil dari analisis, yang biasanya berisi tugas pokok dari uraian tersebut.

Pembagian kerja diperlukan, sebab tanpa adanya pembagian kerja mereka akan bekerja menurut kemauan sendiri-sendiri tanpa menghiraukan tujuan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan yang berakibat tidak tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu di dalam suatu organisasi perlu sekali adanya pembagian kerja yang baik yang dapat memberikan penjelasan bagi para karyawan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan beban kerja yang menjadi tanggung jawab, sehingga proses organisasi dapat berjalan dengan lancar.

Pembagian kerja harus diikuti dengan penempatan karyawan pada tempat yang tepat (The right man on the right place). Selain penempatan karyawan pada tempat yang tepat juga perlu diperhatikan tentang penyesuaian beban kerja. Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan seseorang karyawan, karena mungkin saja seorang karyawan sanggup diberi tugas yang banyak, namun apakah ia mampu untuk menyelesaikanya. Pembagian kerja dilakukan dengan


(15)

asumsi bahwa semakin kecil tugas yang dibebankan maka akan semakin cepat penyelesaiannya dari waktu, semakin ringan dari segi tenaga yang digunakan, semakin mudah didalam penggunaan pikiran, semakin hemat biaya yang digunakan.

Pembagaian kerja memiliki manfaat tersendiri bagi perusahaan dan organisasi diantaranya adalah memspesialisasikan pekerjaan agar tidak terjadi kesimpangsiuaran dalam bekerja dan mebagi-bagi beban kerja yang dilimpahkan kepada karyawan.

BNI yang dulu lebih dikenal dengan nama Bank Negara Indonesia, Berdiri sejak tahun 1946, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Namun pada tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank Negara Indonesia (persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan yang publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Untuk menjadi bank yang universal maka PT. Bank Negara Indonesia membuka cabang syariahnya pada tahun 2000, selain emnjadi bank yang universal, persaingan di bidang perbankan syariah masih sedikit, serta sistem operasioanal syariah sudah kuat.

PT. BNI (persero), tbk Kantor Cabang Syariah Medan yang merupakan cabang kesebelas dan didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002 dan masih merupakan salahsatu devisi dari PT. BNI (persero), Tbk memiliki 10 (sembilan) bidang yang membawahi sub bidang masing-masing yang memiliki tugas yang berbeda-beda, total karyawan yang dimiliki adalah 4 (emapt pulu dua) karyawan termasuk pimpinan cabang.


(16)

Tabel 1.1

Nama Bidang Dan Jumlah Karyawan

NAMA BIDANG JUMLAH KARYAWAN Pemimpim Cabang Syariah 1 Orang

Wakil Pimpinan Bidang Operasional 1 Orang Branch Quality Assurance (BQA) 2 Orang Penyelia Unit Pemasaran Bisnis 6 Orang Penyelia Unit Pelayanan Nasabah 3 Orang Penyelia Unit Operasional 4 Orang

SCO 1 Orang

Penyelia Unit Keuangan Dan Umum 18 Orang Pimpinan Cabang Pembantu SM Raja 3 Orang Pimpinan Cabang Pembantu Binjai 3 Orang Total Karyawan 42 Orang

Sumber: PT.BNI Kantor Cabang Syariah Medan

Pada PT, BNI (persero).tbk Kantor Cabang Syariah Medan, melakukan pembagian kerja agar karyawan bekerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan, serta karyawan dapat bekerja lebih efektif baik dari segi waktu, biaya serta tenaga. Efektivitas kerja karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk dijadikan sebagai tolok ukur berhasil tidaknya pelaksanaan pembagian kerja yang telah dilakukan perusahaan pada karyawannya. Efektivitas perusahaan bukan hanya pada peningkatan profit semata tetapi juga pada kemampuan adaptasi karyawan terhadap pekerjaan, ketepatan waktu, kepuasan kerja serta pencapain tujuan.

Setiap bidang dan sub bidang pada PT. BNI (persero), bk Kantor Cabang Syariah Medan memiliki tugasnya masing-masing sebagaimana yang tertulis di pembagian kerja. Tugas yang tertulis di dalam pembagian kerja yang berlaku bagi semua bidang adalah tugas memasarkan produk-produk dan jasa-jasa BNI yang ditugaskan hampir kesemua bidang bahkan pimpinan cabang syariah.


(17)

Pemasaran produk PT. BNI (persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan tidak hanya dipegang oleh bidang pemasaran ( unit pemasaran bisnis) saja, tetapi juga semua bidang memiliki tanggung jawab untuk memasarkan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada nasabah ataupun calon nasabah. PT. BNI (persero), Tbk Kantor Cabang Syariah Medan memiliki prinsip bahwa tiap karyawan merupakan marketer, sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah untuk setiap tahunnya. Data jumlah nasabah dari tahun 2005 hingga tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 1.2 :

Tabel 1.2

Jumlah Nasabah Dari Tahun 2005 Hingga Tahun 2009

TAHUN JUMLAH NASABAH

2005 7.842

2006 11.136

2007 10.289

2008 14.272

2009 19.130

Sumber : PT.BNI Kantor Cabang Syariah Medan

Tabel 1.2 menunjukkan telah terjadi kenaikan jumlah nasabah dari tahun 2005 berjumlah 7.842 nasabah meningkat hingga pada tahun 2006 berjumlah 11.136 nasabah. Tapi terjadi penurunan pada tahun 2007 berjumlah 10.289. namun penurunan tidak terlalu besar dan selanjutnya terus meningkat hingga pada tahun 2009 yang mencapai 19.130 nasabah.

Penurunan yang terjadi pada tahun 2006 sampai 2007 tidak telepas dari kinerja dari karyawan itu sendiri, walaupun ada kemungkinan ada faktor lain yang mempengaruhi penurunan tersebut seperti kondisi ekonomi masyarakat,


(18)

kepuasaan nasabah, kepercayaan nasabah, dan lainnya. Namun jika karyawan bekerja dengan baik dan efektif maka penurunan jumlah nasabah dapat terus diminimalisir. Pembagian tugas yang diberikan kepada karyawan bermanfaat untuk mempermudah dan mengefektifkan kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Spesialisasi pekerjaan yang dilimpahkan kepada karyawan mempermudah karyawan bekerja agar tidak tumpang tindih dalam bekerja sangat membantu karyawan untuk dapat bekerja secara efektif sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing karyawan. Beban kerja yang dilimpahkan kepada karyawan juga dapat mempengaruhi keefektifan kerja karyawan seperti mendadaknya pekerjaan yang di berikan atasan kepada bawahan, jumlah waktu serta teman kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan lain sebagainya.

PT.BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan harus dapat memahami pembagian kerja yang sebaiknya utnuk karyawan agar karyawan dapat bekerja seefektif mungkin. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Karyawan Pada PT. BNI (Persero),Tbk Kantor Cabang Syariah Medan”

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian terdahulu maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: ”Apakah Pembagian Kerja berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan pada PT. BNI (Persero),Tbk Kantor Cabang Syariah Medan”


(19)

C. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan beberapa variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar dalam pembuatan hipotesis (Sugiyono, 2005:49).

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan tergantung kepada kualitas kegiatan dan upaya bersama dari karyawan-karyawan yang terlibat di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan – kegiatan yang harus dilakukan dalam perusahaan tercermin pada pembagian kerja dari setiap jabatan yang ada dalam perusahaan. Menurut Dessler (1995 :104) Pembagian kerja merupakan pernyataan tertulis tentang apa yang dilakukan oleh seseorang pelaksana pekerjaan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan harus disusun dengan tepat dan akurat.

Hasibuan (2007:33) menyatakan “Adanya pengaruh pembagian kerja dengan pekerjaan, yakni apabila pembagian kerja kurang jelas akan mengakibatkan seorang karyawan kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya pada pekerjaan itu, sehingga pekerjaan tidak tercapai dengan baik. Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut.

Hardjito dalam Tangkilisan (2005:150) menyatakan “keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kompenen-komponen organisasi diantaranya adalah pembagain tugas”

Pembagaian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu.


(20)

Pembagian kerja yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Di sinilah letak pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi. Dengan adanya desain pekerjaan dan pembagian tugas yang jelas, maka karyawan akan semakin efektif dalam menyelesaikan tugasnya. Pembagian kerja dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu spesialisasi kerja sebagai variabel pertama (X1) dan Beban Kerja sebagai (X2). Dengan adanya beberapa pernyataan tentang pengaruh antara pembagian kerja dengan efektivitas kerja maka hubungan tersebut digambarkan pada gambar 1.1:

Gambar 1.1

Kerangka konseptual

Sumber : Hasibuan (2007), Tangkilisan (2005) diolah

D. HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian (Umar 2003:69).

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis penelitian ini adalah : “Pembagian Kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. BNI (Persero),Tbk Kantor Cabang Syariah Medan”

Spesialisasi (X1)

Efektivitas karyawan (Y)

Beban Kerja (X2)


(21)

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujan penelitian

Mengetahui hubungan antara pembagian kerja dengan tingkat efektivitas karyawan di PT BNI (persero),tbk Kantor Cabang Syariah Medan

2. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah a. Bagi perusahaan

Untuk mengetahui keefektifan pembagian kerja yang telah dilakukan oleh perusahaan selama ini

b. Bagi pihak lain

Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa yang akan dating.

c. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis di bidang sumber daya manusia terutama dalam bidang pembagian kerja yang efektif atau tidak.

F. METODE PENELITIAN 1. Batasan operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian yang dilakukan terbatas bagaimana


(22)

pengaruh variabel bebas yaitu Spesialisasi sebagai X1 dan Beban kerja sebagai X2 terhadap efektivitas Karyawan sebagai variabel terikatnya (dependent).

2. Definisi operasional variabel

Untuk memahami variabel-variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian, diberikan definisi variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian yaitu spesialisasi (X1) dan beban kerja (X2) sebagai variabel bebas (independen variabel) dan efektivitas karyawan (Y) sebagai variabel terikat (dependen variabel). Adapun uraian dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Spesialisasi (X1)

Menggambarkan sejauh mana

tugas-tugas dalam perusahan dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terpisah

1. Kemampuan dalam bekerja

2. Ketepatan dalam bekerja

3. Kecocokan dalam bekerja

Likert

Beban kerja (X2)

Tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan tanggung jawab yg dimiliki.

1. Mendadak tidaknya suatu tugas

2. Tingkat kesulitan karyawan untuk menyelesaikan tugas

3. Ketercukupan waktu yang diberikan

4. Jumlah teman kerja yang bisa membantu

Likert

Efektivitas karyawan

(Y)

Tujuan yang dapat dicapai dimana operasi dilakukan dengan cara ekonomis

1. Kemampuan adaptasi kerja

2. Tepat Waktu 3. Kepuasan kerja 4. Pencapain tujuan

Likert

Sumber : Alwi (2001), Tangkilisan (2005), Mangkunegara(2000) Mathis dan Jakson (2001) diolah


(23)

3. Pengukuran variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang akan diukur, dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel –variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86). Skala Likert menggunakan lima

tingkatan jawaban yang dapat berbentuk sebagai berikut : Tabel 1.4

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Ragu-ragu 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono, 2005 4. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. BNI (Persero),Tbk Kantor Cabang Syariah Medan. Jln. Maulana Lubis No.12 Medan. Waktu penelitian dilakuan dimulai pada bulan Juni 2009 sampai dengan Januari 2010.


(24)

5. Populasi dan sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103).

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Menurut Sugiyono (2005:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berjumlah 42 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh (sampel sensus), dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil (Sugiyono, 2005:78).

6. Jenis dan sumber data a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian

b.Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, majalah, informasi perusahaan maupun internet.


(25)

7. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik antara lain:

a. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk di jawabannya.

b. Wawancara

Merupakan suatu jenis pengumpulan data melalui wawancara atau mengajukan pertanyaan secara lisan untuk meendapatkan informasi c. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Uji validitas dan reabilitas a. Uji validitas

Uji validitas dan reliabelitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu pertanyaan (kuesioner) layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasaran. Uji Validitas dilakukan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Kantor Cabang Medan, yang beralamat di Jl. Balaikota No. 10 D-E yang berjumlah 30 responden. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Dengan kriteria sebagai berikut:


(26)

Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakn tidak valid. b. Uji reabilitas

Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Sugiyono, 2005:109).

9. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dkk 2008:62). b. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.


(27)

c. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance

dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance

mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dkk 2008:104).

10. Teknik analisis data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah: a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan mengintrepetasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Umar, 2003:22).

b. Metode analisis data 1. Metode regresi linier Berganda

Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen(X) terhadap variabel dependen (Y). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16.0 (statistic product and service solution ) dengan rumus :


(28)

Y = a + b1 X1 + b2X2+ e Keterangan :

Dimana :

Y = Efektivitas Karyawan. a = Konstanta

b1-b2 = Koefisien Regresi X1 = Spesialisasi kerja X2 = Beban Kerja e = Stándar Error

2. Pengujian Signifikasi Parsial (Uji t)

Test uji secara parsial menguji setiap variabel (Xi) apakah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel tidak bebas (Yi). Bentuk pengujiannya sebagai berikut :

1) Ho : bi = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y).

2) Ho : bi ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas (Xi) terhadap variabel tidak bebas (Yi).

Dengan menggunakan tingkat signifikan (ά) 5% dan derajat

kebebasan (n-2), kemudian dibandingkan dengan t hitung yang diperoleh untuk menguji signifikasi pengaruh.


(29)

Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK) yaitu : Ho diterima jika thitung < ttabel

Ha diterima jika thitung > ttabel 4. Koefisien Determinasi (R2 )

Pengujian Koefisien Determinan (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu ), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Jika R² semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.


(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

Penelitian – penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian – penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pembagian kerja dan upah yang masing – masing berpengaruh terhadap prestasi kerja, dan beberapa penelitian lain yang masih memiliki kaitan dengan variabel dalam penelitian ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009), dengan judul Analisis Pengaruh Deskripsi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Astra International Tbk - Astraworld Kantor Perwakilan Sumatera. Batasan operasional dalam penelitian tersebut menggunakan deskripsi kerja sebagai variabel bebas (X) dan prestasi kerja sebagai variabel terikat (Y). Penelitian menggunakan metode Analisis Regresi Sederhana serta Validitas dan reliabilitas.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Deskripsi Kerja memiliki pengaruh terhadap Prestasi kerja secara signifikan dan di pengaruhi juga oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti seperti kemampuan individual, gairah kerja, peluang untuk berprestasi, umpan balik kinerja dan imbalan dari kinerja.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2005), dengan judul Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan. Batasan operasional dalam penelitian tersebut menggunakan pembagian kerja sebagai variabel bebas (X) dan efektivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat (Y).


(31)

Penelitian menggunakan metode Analisis Regresi Sederhana serta Validitas dan reliabilitas.

Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa variabel pembagian kerja berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan bagian produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan sebesar 6,4% dan hipotesis diterima

B. Pembagian Kerja

1. Pengertian pembagian kerja

Induk kajian pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang harus melakukan tugas tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk menciptakan kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja total suatu perusahaan. Perusahaan akan baik jika sumber daya manusia didalamnya telah mampu melaksanakan pekerjaan masing – masing dengan jelas, spesifik, serta tidak memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses pencapaian kinerja. analisis jabatan perlu dilakukan agar dapt mendesain organisasi serta menetapkan pembagian pekerjaan, spesipikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan.

Manurut Hasibuan (2007:28) “analisis pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang perlu dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan. analisi pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakandalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai”.


(32)

Manfaat analisis pekerjaan akan memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang akan digunakan.

Menurut Rivai (2004:107) ada beberapa pengertian tentang analisis pekerjaan yaitu:

1) Analisis pekerjaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pekerjaan dan proses menentukan persyaratan yang harus disiapkan, termasuk didalamnya sistematika rekrutmen, evaluasi atau pengendalian, dan organisasi tau perusahaannya..

2) Analisis pekerjaan merupakan kegiatan atau proses menghimpun dan menyususn bebagai informasi yang berkenaan denga setiap pekerjaan, tugas-tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawabnya secara operasional untuk mewujudkan tujuan organisasi atau bisnis sebuah perusahaan.

3) Analsis pekerjaan adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan atau pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam jabatan tersebut.

Penelitian ini akan membahas produk utama dari analisis jabatan yaitu pembagian kerja atau yang lebih dikenal dengan job description. pengertian pembagian kerja (job description) menurut beberapa ahli :

1) Menurut Hasibuan (2007:33)

Pembagian kerja yaitu informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.


(33)

2) Menurut Rivai (2004:125)

Pembagian tugas adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mngenai pekerjaan.

3) Menurut Pophal (2008:8 )

“Pembagian kerja adalah rekaman tertulis mengenai tanggung jawab dari pekerjaan tertentu. Dokumen ini menunjukkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut dan menguraikan bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan dengan bagian lain dalam perusahaan”.

2. Manfaat pembagian kerja

Deskripsi kerja pertama-tama digunakan sebagai dasar untuk penilaian jabatan, deskripsi kerja juga dikenal pimpinan sebagai dasar untuk memimpin. Menurut Moekijat (1998:112) deskripsi kerja dapat berguna untuk menugaskan karyawan-karyawan kepada jabatan-jabatan, dalam jabatan-jabatan mana uraian jabatan itu membantu meyakinkan orang-orang perseorangan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan dapat dipergunakan sebagai checklist dalam menunjukkan karyawan-karyawan tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan yang telah diserahkan.

Rivai (2004:125) menyatakan bahwa manfaat pembagian kerja untuk menentukan:

1. Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (job summary and duties) 2. situasi dan kondisi kerja (working condition)


(34)

3. Menyusun pembagian kerja

Menurut manullang (2001:46) pembagian kerja dapat disusun berdasarkan keterangan yang didapat daripada analisis jabatan. Pada umumnya pembagian kerja meliputi dua hal yaitu :

a. Sifat pekerjaan yang bersangkutan

b. Tipe pekerjaan yang cocok untuk jabatan itu

Manurut Hasibuan (2007:33) pembagian kerja harus menguraikan sebagai berikut: 1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yaitu memberikan nama jabatan.

2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui.

3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.

4. Syarat kerja harus diuraikan secara jelas.

5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan tugas utamanya. 6. Penjelasan tugas dibawah dan diatasnya, yakni harus dijelaskan jabatan

dari mana sipetugas dipromosikan dan kejabatan mana petugas akan dipromosikan

4. Pentingnya pembagian kerja dalam perusahaan.

Pembagian kerja merupakan dokumen formal organisasi yang berisi ringkasan informasi penting mengenai suatu jabatan untuk memudahkan dalam membedakan jabatan yang satu dengan yang lain dalam suatu perusahaan.


(35)

Pembagian kerja tersebut disusun dalam suatu format yang terstruktur sehingga informasi mudah dipahami oleh setiap pihak yang berkaitan di dalam perusahaan. Pada hakikatnya, pembagian kerja merupakan bahan baku dasar dalam pengelolaan sumberdaya manusia di organisasi, dimana suatu jabatan dijelaskan dan diberikan batasan. Menurut Hariandja (2002:59) pembagian pekerjaan merupakan pernyataan tertulis yang menggambarkan tugas – tugas, wewenang, tanggung jawab, dan kondisi kerja serta aspek – aspek lain dari sebuah pekerjaan yang biasanya ditulis dalam bentuk cerita.

Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut. Pembagian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Pembagian kerja yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Disinilah letak pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi (Hasibuan, 2007:33).

5. Manfaat Dan Kelemahan Spesialisasi

Adam smith dalam bukunya Wealth of Nation mengatakan bahwa spesialisai mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan efesiensi sumber daya yg digunakan baik (Herujito, 2001:129). Manfaat dari spesialisai adalah :

a. Pekerja yang bekerja sesuai dengan keahliannya

b. Waktu yang digunakan untuk tahapan kerja lebih sedikit kecil dari pekerjan tertentu


(36)

Karl Marx dan Friedrich Engels memandang bahwa spesialisasi pekerjaan itu paling umum, sekalipun merupakan sumber keterasingan dan pembelengguan individu (Hermujito, 2001:129). Emile Durkheim, sosiolog menuliskan bahwa spesialisasi pekerjaan membuat suatu pekerjaan menjemukan, pekerjaan tersebut merusak moral pekerja (Hermujito 2001:130)

Indikator yang digunakan dalam spesialisai adalah :

1. Kemampuan dalam bekerja, kesesuain kemampuan keryawan dengan pekerjaan atau bidang yang ia tempati saat ini.

2. Ketepatan dalam bekerja, ketepatan baik waktu dan biaya yang dilakukan oleh karyawan, sehingga tidak membuang waktu dan biaya perusahaan secara Cuma-Cuma.

3. Kecocokan dalam bekerja, karyawan merasa cocok dan tepat dengan pekerjaan atau bidang yang saat ini mereka tempati, sehingga mereka dapat bekerja secara efektif.

6. Beban Kerja

Adalah Tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan tanggung jawab yg dimiliki.

Indikator beban kerja dalam penelitian ini adalah : a. Mendadak tidaknya suatu tugas

b. Tingkat kesulitan karyawan untuk menyelesaikan tugas c. Ketercukupan waktu yang diberikan


(37)

C. Efektivitas Karyawan a. Pengertian efektivitas

Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi.

Etzioni dalam Tangkilisan (2005:139) “Efektivitas adalah tingkat sejauh mana suatu organisasi yang merupakan system social dengan segala sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dan menghindai ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya”

Argris dalam Tangkilisan (2005:139) “Efektivitas adalah keseimbangan atau pendekatan optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, dan pemanfaatan tenaga manusia” Jadi konsep tingkat efektivitas menunjukkan pada tingkat jauh organisasi melaksanakan kegiatan atau fungi-fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja

Menurut Strees dalam Tangkilisan (2005:151) ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja yaitu:

1. Karakteristik organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi. Struktur dan teknologi dengan berbagai cara. Struktur yang dimaksud adalah hubungan yang relatif tetap sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia.


(38)

Struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang atau mengelompokkan orang-orang didalam menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dengan teknologi yang tepat akan menunjang kelancaran organisasi didalam mencapai sasaran, di samping itu juga dituntut adanya penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat pula.

2. Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitas di samping lingkungan luar dan dalam telah dinyatakan berpengaruh terhadap efektivitas. Lingkungan luar yang dimaksud adalah luar perusahaan misalnya hubungan dengan masyarakat sekitar, sedang lingkungan dalam lingkup perusahaan misalnya karyawan atau pegawai di perusahaan tersebut. Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat tergantung pada tiga variabel yaitu :

1)Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan 2)Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan 3)Tingkat rasionalitas organisasi.

Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan makin tepat tanggapannya, makin berhasil adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.

3. Karakteristik pekerja

Pada kenyataannya, para karyawan atau pekerja perusahaan merupakan faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena prilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan


(39)

memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumberdaya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.

4. Kebijakan dan praktek manajemen

Dengan makin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan kejamnya lingkungan, maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat mempengaruhi atau dapat merintangi pencapaian tujuan, ini tergantung bagaimana kebijaksanaan dan praktek manajemen dalam tanggung jawab terhadap para karyawan dan organisasi.

Ronald 0' Reilly (2003 : 119), mengemukakan faktor-faktor efektivitas kerja adalah sebagai berikut:

1. Rancangan Tugas

Tim-tim kerja akan dapat berjalan dengaan baik apabila memiliki kebebasan, kesempatan untuk memanfaatkan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat yang berbeda-beda, kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau produk secara menyeluruh dan sebuah tugas atau proyek yang memiliki dampak yang substansial terhadap pihak-pihak lain.

2. Komposisi

Kategori ini meliputi variabel-variabel yang berkaitan dengan bagaimana karakter dari para staf tim kerja. Bagaimana kernampuan dan kepribadian


(40)

dari para anggota tim kerja, ukuran tim kerja, fleksibilitas tim kerja dan preferensi para anggota untuk bekerja secara tim.

3. Konteks

Tiga faktor konseptual yang signifikan berkaitan dengan kinerja tim adalah kehadiran sumberdaya yang mencukupi, adanya kepemimpinan yang efektif dan sebuah evaluasi kinerja dan sistem imbalan yang menghargai sumbangan dari tim kerja.

4. Proses

Kategori yang terakhir berkaitan dengan efektivitas adalah variabel proses. Ini meliputi komitmen anggota terhadap sebuah tujuan bersama, penetapan tujuan ketetapan waktu dan yang terakhir adalah kelengkapan. Apabila keempat hal tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, maka kualitas yang akan dicapai terpenuhi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan.

c. Tolok ukur efektivitas kerja

Sharma dalam Tangkilisan (2005:140) memberikan kriteria atau ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut factor internal organisasi dan factor eksternal organisasi, yang meliputi antara lain:

1. Produktivitas organisasi atau output

2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannyamenyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan didalam dan dilur organisasi

3. Tidak adanya ketegangan didalam organisasiatau hambatan-hambatankonflik diantara bagian-bagian organisasi.


(41)

Strees dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi kerja 3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan berlaba 5. Pencarian sumber daya

Sementara Gibson et al. dalam Tangkilisan (2005:141) mengatakan bahwa efektivitas dapat pula diukur sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai 2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap 4. Perencanaan yang matang

5. Penyusunan program yang tepat 6. Tersedianya sarana dan prasarana

7. System pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik Menurut Amsyah (2003:131), menyebutkan tolok ukur efektivitas kerja sebagai berikut:

1. Volume Pekerjaan

2. Akurasi Hasil Pengolahan 3. Tepat Waktu

4. Peningkatan Biaya

d. Hubungan antara pembagian kerja dengan efektivitas kerja

Pembagian kerja berarti suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, dipecah-pecah dalam sejumlah bagian dan langkah-langkah perencanaan. Setiap


(42)

bagian dan langkah pelaksanaan dilakukan orang-orang yang berbeda keahlian dan tanggung jawab.

Setiap orang melakukan kerja dengan spesialisasi dalam bagian-bagian dari suatu pekerjaan, tidak merupakan keseluruhan dari pekerjaan. Dengan demikian pembagian kerja yang baik akan bermanfaat bagi organisasi yang bersangkutan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang berarti juga efektivitas dapat tercapai.

f. Indikator efektivitas kerja

Dalam penelitian ini menggunakan 4 indikator yaitu : 1 Kemampuan adaptasi kerja

Kemampuan kerja manusia terbatas baik fisik, waktu, tempat, pendidikan serta faktor lain yang membatasi kegiatan manusia. Adanya keterbatasan ini yang menyebabkan manusia melalui yang lain. Setiap orang yang masuk ke dalam organisasi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang yang bekerja di dalamnya maupun dengan tugas pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Kemampuan menyesuaikan diri ini sangat penting karena hal tersebut merupakan sarana tercapainya kerjasama antara karyawan yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi.

2 Ketepatan waktu.

Yang merupakan tepat waktu dalam bekerja dan menyelesaikan tugas serta mencapai sasaran yang telah dicapai.


(43)

3 Kepuasan Kerja.

Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai karyawan dalam pencapaian tujuan organisasi. Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaan dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu, bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan tentang pengertian kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan sebagai akibat dari imbalan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan, bila kebutuhan karyawan terpenuhi maka mereka akan merasa puas dan senang.

4. Pencapaian tujuan

Kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukann sebelumnya. Setiap perusahaan memilik tujuan yang berbeda-beda, dan dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapainya dan tidak semua perusahaan memiliki tujuan profit semata..


(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

PT. Bank Negara Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.2 tahun 1946 dengan nama Bank Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral. Setelah terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998, serta melihat situasi dan kondisi yang terjadi, banyak bank-bank yang di likuidasi, sedangkan bank syariah tetap berdiri kokoh dengan prinsip syariah yang dipakai. Oleh karena itu, dunia perbankan mulai tertarik untuk mempelajari dan menerapkannya. Dalam upaya untuk memperluas segmen pasar BNI maka manajemen BNI telah memutuskan untuk menggarap pasar Bank Syariah sebagai satu diantara beberapa upaya untuk memperkuat bisnis BNI.

PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah dibentuk secara mandiri melalui Tim Proyek Internal tanpa bantuan konsultan. Pola yang di gunakan perusahaan untuk masuk dalam pasar perbankan syariah adalah Dual Sistem Bank yakni menyediakan layanan perbankan umum dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan syariah. Setelah dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 yang memperbolehkan Bank Konvensional untuk membuka layanan syariah, kemudian pada tahun 1999 terbentuklah Tim Proyek Cabang Syariah. Pada tanggal 29 April 2000, dilakukan pembentukan lima cabang pertama yaitu di Pekalongan, Jepara, Yogyakarta,


(45)

Malang dan Banjarmasin. Kemudian pada tahun 2001 pembukaan cabang selanjutnya di lakukan di Padang, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bandung dan Makasar serta pembukaan cabang di Medan dan Palembang pada tahun 2002.

Pada tahun 2003 dilakukan penyusunan Corporate Plan BNI Syariah dan relokasi cabang Jepara ke Semarang. Pada tahun 2003 , dibentuk Cabang Syariah

Banking and Financial Service (peta navigasi) dan pembukaan cabang syariah

Prima Jakarta dan Surabaya. Kemudian pada tahun 2005, dilakukan pengembangan cabang secara agresif, penataan organisasi dan adanya otonomi khusus. Sedangkan pada tahun 2006 terbentuklah 22 Kantor Cabang Syariah, 29 Kantor Cabang Pembantu dan 128 Syariah Channeling Outlet.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan pembukaan Cabang Syariah, antara lain: 1. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap untuk mewujudkan BNI

sebagai Universal Banking

2. Berdasarkan data Majelis Ulama Indoneisa (MUI), sebanyak 30 % masyarakat Indonesia menolak sistem bunga

3. Landasan operasional perbankan syariah sudah kuat 4. Masih terbatasnya saingan

5. Berdasarkan hasil survey, masyarakat memberikan respon baik dan kepercayaan yang besar terhadap kehadiran Bank Syariah

Adapun berdirinya PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan berdasarkan ketentuan dan aturan yang berkaitan dengan perbankan syariah adalah sebagai berikut:


(46)

2. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/23/Kep/Dir tanggal 12 Mei 1999 tentang bank umum berdasarkan prinsip syariah, perubahan kegiatan usaha dan pembukaan Kantor Cabang Syariah.

3. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/2000 Tanggal 27 Februari 2000 tentang Giro Wajib Minimum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

4. Peraturan bank Indonesia No. 2/14/PBI/2000 tanggal 9 juni 2000 tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 1/3/PBI/1999 tentang penyelenggaraan kliring lokal dan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar kliring lokal

5. Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang pasar uang atas bank berdasarkan prinsip syariah.

6. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang sertifikat wadiah bank Indonesia.

7. Buku petunjuk pendirian bank syariah

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Syariah Medan merupakan cabang yang kesebelas yang didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002 yang di resmikan oleh Agoest Soebakti, Direktur Ritel Bank Indonesia. PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan adalah satu dari usaha BNI yang hadir untuk melayani masyarakat dengan landasan sistem perbankan syariah dalam rangka mewujudkan BNI sebagai Bank Universal.


(47)

B. VISI, MISI, DAN TUJUAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG SYARIAH MEDAN

a. Visi PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan

“Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja sesuai dengan kaedah sehingga insyaAllah membawa berkah” b. Misi PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang

Syariah Medan

“Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri”

c. Tujuan . PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan

Tujuan utama manajemen PT BNI dalam pengembangan Bank Syariah adalah :

Dalam rangka menjadi Universal Banking perlu mengakomodir kebutuhan masyarakat yang ingin menyalurkan keuangannya melalui perbankan syariah serta sebagai alternatif dalam menghadapi krisis yang mungkin timbul dikemudian hari, mengingat kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah tidak terkena negatif spread seperti yang dialami oleh Bank-Bank konvensional.


(48)

C. KELEBIHAN SISTEM SYARIAH DIBANDINGKAN DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

Kelebihan sistem syariah dibanding sistem konvensional baik dari segi hukum agama maupun benefit adalah bahwa usaha syariah adalah berdasarkan Syariat Islam, yang mengkedepankan rasa keadilan dan transparansi dalam melakukan transaksi/deal dengan nasabah misalnya dalam pengambilan keuntungan (margin) serta bagi hasil, sedangkan dari segi benefit diharapkan akan lebih memberikan barokah atau ketentraman bathin bagi para nasabah yang menggunakannya.

Perbankan syariah di Indonesia pada suatu saat diharapkan mampu bersaing dengan bank konvensional (dari sisi omzet), mengingat penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, tentunya bahwa bank syariah harus dikelola secara baik dan professional dengan dukungan SDM yang tangguh karena sistim operasional bank syariah sangat mendukung untuk mencapai hal tersebut.

D. PERBEDAAN ANTARA TABUNGAN DENGAN SISTEM SYARIAH DENGAN TABUNGAN UMUM SELAMA INI (BANK KONVENSIONAL)

Kelebihan sistem syariah dibandingkan sistem konvensional seperti telah dibahas pada pembicaraan terdahulu adalah usaha syariah berdasarkan Syariat Islam yang mengkedepankan rasa keadilan dan transparansi dalam melakukan transaksi / deal dengan nasabah. Dalam hal perbedaan antara tabungan mudharabah dan tabungan umum, yang paling utama adalah


(49)

tabungan (dan juga produk dana lainnya) dalam sistem syariah tidak mengenal bunga ( interest ) yang tetap seperti bank konvensional, melainkan dikenal dengan istilah bagi hasil ( sharing ). Jadi pada saat awal pembukaan rekening dilakukan perjanjian bagi hasil yang tetap antara bank dengan calon nasabah .

E. YANG MENJADI KEUNGGULAN BNI SYARIAH

BNI Syariah didirikan dengan memanfaatkan jaringan BNI konvensional yang ada baik fasilitas ATM maupun Kantor cabang BNI konvensional dengan melalui Syariah Production Counter . Dengan demikian layanan syariah ini selain di Cabang Syariah . juga dapat dilayani di Kantor Cabang Konvensional, misalnya transaksi pembukaan rekening Tabungan dan Deposito.

1. Produk-produk yang ditawarkan oleh BNI Syariah untuk lebih menarik minat masyarakat

a) Produk Dana : b) Giro Wadiah

c) Tabungan Mudharabah

d) Tabungan Haji Mudharabah ( THI Mudharabah) e) Deposito Mudharabah

f) Produk Pembiayaan : g) Pembiayaan Murabahah h) Pembiayaan Mudharabah i) Pembiayaan Musyarakah


(50)

j) Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri k) Produk Jasa :

l) Kiriman uang, berdasarkan prinsip wakalah. m) Garansi Bank berdasarkan prinsip kafalah. n) Inkaso, berdasarkan prinsip wakalah.

Produk andalan BNI Syariah adalah Tabungan Syariahplus yang didukung oleh jaringan ATM yang luas

2. Produk pembiayaan yang disediakan oleh BNI Syariah

BNI Syariah untuk saat ini telah menyediakan beberapa pilihan yang kami yakin akan menarik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk-produk tersebut adalah :

a) Pembiayaan Murabahah :

Yaitu pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip jual - beli antara bank dengan nasabah, sebesar harga perolehan (harga barang yang diperjualbelikan) ditambah dengan keuntungan (yang dalam konteks syariah dikenal sebagai margin) yang disepakati bersama dan pembayaran oleh nasabah dilakukan secara tangguh dengan dibayar secara sekaligus atau dicicil / angsuran.

b) Pembiayaan Mudharabah :

Yaitu pembiayaan yang dilakukan melalu kerja sama di antar dua pihak di mana pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal 100%, sedangkan pihak lain menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib). Keuntungan dari usaha dilakukan secara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.


(51)

c) Pembiayaan Musyarakah :

Yaitu pembiayaan yang dilakukan melalu kerja sama di antar dua pihak di mana pemilik modal / bank (shahibul maal) menyediakan modal tidak 100% tergantung dari musyawarah antara kedua belah pihak, sedangkan pihak lain menjadi pengelola usaha / debitur (mudharib). Keuntungan dari usaha dilakukan secara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.

d) Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri (Pembiayaan Ijarah) :

Pembiayaan yang dilakukan melalui pola kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian padanya merupakan pembelian barang secara berangsur.

3. Yang dimaksud dengan bagi hasil

Yang dimaksud dengan bagi hasil ( sharing ) di sini adalah sebagai berikut : BNI Syariah akan menginvestasikan atau menyalurkan dana yang terhimpun pada BNI Syariah pada aktivitas-aktivitas ekonomi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, baik produktif dan konsumtif. Hasil atau pendapatan dari aktivitas tersebut kemudian dikembalikan kepada nasabah sesuai dengan nisbah yang sudah diperjanjikan di awal secara proporsional tergantung dari jumlah dan lamanya pengendapan dana.

4. Kelebihan dari tabungan mudharabah BNI Syariah

Nasabah pemegang rekening tabungan mudharabah dapat memanfaatkan seluruh jaringan BNI Konvensional, baik jaringan cabang maupun ATM karena telah tersambung secara on-line.


(52)

Oleh karena itu pemilik rekening tabungan BNI Syariah tidak perlu khawatir jika sering berpindah tempat atau sedang bepergian, karena masih dapat melakukan transaksi di BNI Konvensional terdekat.

5. Perbedaan transaksi Giro Wadiah dengan BNI konvensional Cara transaksi Giro Wadiah Syariah secara prinsip sama dengan konvensional, yaitu dengan Cek atau pemindahbukuan dengan Bilyet Giro. Sedangkan untuk jasa Giro yang identik dengan bunga, pada BNI syariah tidak ada, hanya kemungkinan dapat diberikan bonus , yang sifatnya tidak diperjanjikan dan diberikan atas kebijaksanaan BNI Syariah.

6. Bagi hasil yang diperoleh nasabah penabung BNI syariah, dibandingkan dengan bank konvensional

Masalah besarnya bagi hasil dari para penabung, sangat ditentukan oleh besarnya pendapatan yang diterima oleh cabang tersebut. Jika kinerja dari suatu cabang syariah baik tentunya pendapatan bagi hasilnya juga akan besar. Dan dalam hal ini BNI Syariah akan mengupayakan untuk dapat memberikan hasil yang sebaik mungkin kepada nasabah-nya.

7. Garansi atau jaminan bahwa produk BNI Syariah telah berjalan sesuai dengan prinsip syariah

Pada BNI Syariah dewan pengawas yang disebut dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Setiap produk yang saat ini dimiliki oleh BNI Syariah telah mendapatkan pengesahan dari DPS, dan demikian juga dengan produk-produk yang nantinya akan diluncurkan oleh BNI Syariah, terlebih dahulu juga harus mendapatkan pengesahan dari DPS sebelum di-launching kepada masyarakat.


(53)

8. Perbedaan antara kredit di Bank Konvensional dan pembiayaan di BNI Syariah

Pada prinsipnya hampir sama. Hanya saja pada bank syariah tidak dikenal dengan istilah bunga karena memang tidak sesuai dengan syariah, namun dikenal dengan margin, uang sewa dan bagi hasil dengan nasabah.

Sebagai contoh jika ada masyarakat yang ingin memiliki ruko untuk berusaha, katakanlah bernama Pak Amir, maka jika menurut BNI Syariah bisnis Pak Amir ini feasible untuk dibiayai, selanjutnya bank akan terlebih dahulu membeli ruko tersebut dari penjualnya. Kemudian antara bank dan Pak Amir dilakukan akad jual beli dengan negosiasi margin yang telah dinegosiasikan. Dalam hal ini BNI Syariah bertindak selaku penjual dan Pak Amir selaku pembeli.

Contoh tersebut adalah contoh sederhana, yang pada prakteknya tentu akan berbeda untuk setiap kasus

9. Sektor apa saja yang bisa dibiayai melalui pembiayaan BNI Syariah

Seluruh sektor ekonomi sepanjang itu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia , BNI secara umum dan ditambah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dapat dibiayai. Jadi ada tambahan sesuai dengan prinsip syariah, sehingga meskipun ketentuan Bank Indonesia dan BNI secara umum membolehkan, namun tidak sesuai dengan prinsip syariah, maka tidak dapat dibiayai oleh BNI Syariah. Contohnya adalah perdagangan minuman keras (khamar) atau peternakan babi. Mengutip dari Bapak Muhammad Syafi'i Antonio dalam bukunya Bank Syariah dari teori ke praktek,


(54)

beberapa hal pokok yang diperhatikan oleh Bank Syariah sebelum menyetujui pembiayaan adalah :

a) Apakah objek pembiayaan halal atau haram?

b) Apakah proyek tersebut menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat?

c) Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan asusila. d) Apakah proyek berkaitan dengan perjudian.

e) Serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan ilegal serta dapat merugikan syiar Islam secara langsung ataupun tidak langsung. Selain itu meskipun BNI Syariah tidak sama sekali melarang pembiayaan konsumtif, namun lebih mendahulukan pembiayaan sektor riil terutama untuk menggerakkan perekonomian, khususnya perekonomian masyarakat muslim.

10.Siapa saja yang berhak memperoleh pembiayaan dari BNI syariah

Pada dasarnya seluruh masyarakat berhak memperoleh fasilitas pembiayaan ini. Namun demikian BNI Syariah dalam hal ini memegang amanah dari masyarakat pemegang dana untuk menginvestasikan dana mereka. Sesuai dengan prinsip investasi tentunya masyarakat tersebut juga menghendaki hasil yang optimal. Oleh karena itu tentunya BNI Syariah akan berupaya untuk memilih dan menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor yang potensial, sehingga dana masyarakat yang diamanahkan kepada BNI Syariah dapat berkembang secara lebih baik. Untuk itu setiap permohonan pembiayaan akan dilakukan analisa oleh tenaga analis BNI


(55)

Syariah, sehingga selain resikonya dapat dikurangi menjadi seminimal mungkin, return atau pendapatan dari yang dibiayai tersebut juga dapat memberikan hasil yang maksimal. Sehingga akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.

11.Keuntungan memperoleh fasilitas pembiayaan dari BNI Syariah dibandingkan dengan kredit dari Bank Konvensional Inti utamanya adalah dengan Bank Syariah akan menghindarkan diri dari bunga yang pada sebagian masyarakat muslim dianggap riba minimal meragukan ( Jika meragukan lebih baik ditinggalkan ). Selain itu Bank Syariah menerapkan prinsip yang lebih adil dan bersifat kemitraan dengan nasabah.

Sebagai contoh adalah prinsip bagi hasil. Masyarakat yang memperoleh fasilitas pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dalam kondisi bisnisnya yang berkembang, . akan memberikan kontribusi yang besar kepada masyarakat lain pemilik dana, namun jika kondisi bisnisnya mengalami penurunan karena kondisi yang tidak bisa dielakkan, tentunya kontribusinya akan berkurang.

Hal ini berbeda dengan bank konvensional, baik kondisi bisnisnya dalam keadaan baik atau sedang menurun, . tetap harus memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika kondisi baik tentunya hal ini tidak masalah, namun bagaimana jika kondisi menurun? tentunya membuat usahanya semakin sulit.


(56)

12.Bank Syariah juga melayani masyarakat non-muslim

Tentu saja, tidak ada larangan bagi masyarakat non muslim untuk menjadi nasabah BNI Syariah. Hal ini telah dibuktikan pada cabang-cabang BNI Syariah saat ini yang selain masyarakat muslim juga terdapat masyarakat non muslim yang menjadi nasabah. Hal ini juga menunjukkan bahwa prinsip-prinsip syariah seperti bagi hasil dan margin juga dapat diterima oleh masyarakat non muslim.

13.Hubungan antara BNI Syariah dengan BNI

Secara organisasi, BNI Syariah merupakan salah satu unit dari BNI secara keseluruhan, dengan kata lain direktur BNI Syariah dengan BNI masih sama. BNI Syariah juga memanfaatkan jaringan BNI konvensional seperti ATM dan sebagian cabang, sehingga meskipun jumlah Cabang Bank Syariah masih sedikit, tapi dengan memanfaatkan jaringan ini nasabah BNI Syariah tidak perlu khawatir jika berada di tempat yang jauh dari lokasi cabang BNI Syariah.

Namun demikian perlu digariskan di sini bahwa khusus untuk pengelolaan dana masyarakat dilakukan terpisah. Dengan kata lain dana masyarakat yang disimpan di BNI Syariah tidak akan dipergunakan oleh BNI Konvensional dan sebaliknya, bahkan dari awal pembukuan secara akuntansi dilakukan secara terpisah. Hal ini untuk menjamin pengelolaan dana masyarakat di BNI Syariah dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.


(57)

14.BNI Syariah juga melayani jasa-jasa perbankan lain seperti kiriman uang dan garansi bank

Pada dasarnya jasa-jasa perbankan yang ada di bank konvensional juga terdapat di BNI Syariah. Bahkan BNI Syariah saat ini juga telah on-line baik dengan sesama BNI Syariah maupun dengan BNI, sehingga misalnya pengiriman uang antar sesama nasabah BNI Syariah atau antara nasabah BNI Syariah dengan nasabah BNI konvensional dapat dilakukan dengan seketika.

15.Kelebihan BNI Syariah dibandingkan dengan bank syariah yang lain

BNI Syariah dikelola oleh SDM yang andal yang tidak sekedar dilatih untuk memahami prinsip-prinsip syariah, tapi juga telah memahami konsep perbankan karena umumnya telah berpengalaman di bidang perbankan. Dengan pengalamannya tersebut diharapkan pengelolaan bisnis dapat dilakukan secara baik sehingga dapat menguntungkan semua pihak.

BNI Syariah memiliki jaringan yang luas, karena meskipun saat ini baru memiliki 8 cabang syariah dan di Jakarta baru 2 cabang di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, namun dengan teknologi yang dimiliki BNI, nasabah BNI Syariah khususnya nasabah tabungan mudharabah dapat menggunakan 1500 ATM dan lebih dari 600 cabang BNI konvensional.

16.Keuntungan bagi masyarakat yang menyimpan dananya di BNI Syariah


(58)

Tentunya akan banyak sekali manfaat yang akan diperoleh dengan menjadi nasabah BNI Syariah. Dari sisi pendapatan, masyarakat akan memperoleh bagi hasil yang menguntungkan, sesuai dengan pendapatan yang diperoleh Bank Syariah. Jika pendapatan yang diperoleh Bank tinggi tentunya akan menyebabkan bagi hasil yang diperoleh nasabah juga menjadi tinggi.

Namun yang lebih penting lagi, masyarakat akan terbebas dari keraguan akan bunga bank, sehingga menjadi lebih tenang. Dana yang disimpan akan disalurkan kepada sektor-sektor yang halal dan menguntungkan dan tidak bertentangan dengan syariah Islam.

Dengan kata lain dengan menabung di bank syariah, masyarakat akan memperoleh keuntungan baik di dunia maupun untuk bekal akhirat kelak.

F. PEMBAGIAN KERJA PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)TBK. KANTOR CABANG SYARIAH MEDAN.

Dalam struktur organisasi BNI dibentuk Dewan Pengurus Syariah yang bertugas untuk memastikan penjaminan operasional bisnis syariah BNI sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi islam.

Sedangkan Devisi Usaha Syariah bukan merupakan anak perusahaan terpisah dari BNI namun berada setingkat dibawah Direktur Ritel, dengan struktur organisasi yang terdiri dari satu kelompok Perbankan Syariah yang membawahi :

a. Pengelola penunjang bisnis


(59)

c. Pengelola dan pengembangan bisnis

1. Pimpinan Cabang Syariah

Pimpinan cabang syariah menanggungjawabi semua kegiatan yang terjadi pada perusahaan cabang untuk dilaporkan ke pusat serta ke Devisi Kepatuhan (KPN). Devisi Kepatuhan (KPN) merupakan organisasi diluar perusahaan (konsultan) yang megecek dan mengaudit setiap kegiatan dan hasil kerja dari perusahaan cabang, serta memberikan usulan-usulan dan perbaikan-perbaikan pada perusahaan, dan langsung berhadapan dengan pimpinan cabang dan Branch Quality Assurance (BQA).

Pimpinan Cabang Syariah langsung membawahi Pimpinan Bidang Operasional, Branch quality assurance (BQA) dan Penyelia Pemasaran, karena inti dari aktivitas dari perusahaan adalah memasarkan produk.

Adapun tugas Pimpinan Cabang Syariah adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan tujuan yang akan di capai.

b. Menyelia (mengarahkan), mengendalikan dan mengawasi secara langsung unit-unit kerja menurut bidangnya. Tugasnya adalah pelayanan nasabah, pengembangan dan pengendalian usaha serta pengelolaan administrasi dilingkungan cabang dan cabang pembantu, sejalan dengan sistem danprosedur yang berlaku, yang ditetapkan oleh kantor besar atau kantor wilayah.


(60)

c. Memasarkan produk dan jasa-jasa BNI kepada nasabah serta menggali calon/girant serta menguasai pangsa pasar di daerah kerja.

2. Pimpinan Bidang Operasional

Pimpinan Bidang Operasional yang tepat berada di bawah pimpinan cabang syariah yang menanggungjawabi 6 (enam) bidang lainnya selain bidang pemasaran, 6 (enam) bidang tersebut adalah : Penyelia Pelayanan Nasabah, Penyelia Operasional, Penyelia Keuangan dan Umum, Cabang Pembantu, dan

Sharia Channeling Office (SCO)

a. Menyelia kegiatan pelayanan administrasi di front office dan back office dengan mengupayakan pelayanan optimal.

b. Menyelia dan berpartisipasi aktif terhadap unit-unit yang di bawahnya, memantau dan memastikan bahwa perbaikan atu penyempurnaan atas temuan hasil pemeriksaan / saran perbaikan / penyempurnaan yang di berikan oleh auditor.

3. Branch Quality Assurance (BQA)

Branch Quality Assurance (BQA) merupakan bidang yang menjamin

kualitas cabang itu sendiri, yang bertugas meliputi : a. Pemeriksaan atas transaksi keuangan rekening

b. Melakukan pemeriksaan khusus atau mendadak terhadap kegiatan harian atau manajemen cabang.


(61)

c. Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam usaha pengawasan atau mempersiapkan laporan pekerjaan pada pimpinan cabang dan pimpinan devisi.

d. Melakukan pemeriksaan terhadap adminsitrasi dan keuangan koperasi, serikat pekerja dan dharma wanita di kantor cabang syariah.

e. Mengelola dan mendistribusikan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) serta dokumen atau surat yang berkaitan dengan ketentuan tentang pelaksanaan tranksaksi dan kegiatan perbankan.

f. Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan hasil temuan audit. 4.Penyelia Pemasaran

Penyelia Pemasaran merupakan bidang yang langsung dipimpin oleh Pimpinan Cabang karena inti dari kegiatan perusahaan adalah memasarkan produk-produk perusahaan. Penyelia pemasaran dibantu oleh 2 (dua) bidang dibawahnya yaitu ; pengelola pemasaran dan asisten pemasaran. Adapun tugas penyelia pemasaran adalah sebagai berikut :

a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah b. Mengelola permohonan pembiayaan

c. Melakukan pemantauan nasabah dan kolektibilitas pembiayaan 4.1. Pengelola Pemasaran

a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada calon nasabah b. Mengelola permohonan ritel (dalam skala kecil), pemantauan

nasabah dan kolektibilitas pembiayaan 4.2. Asisten Pemasaran


(62)

a. Memasarkan dan mengelola pembiayaan standar

b. Membina hubungan dan memantau aktivitas nasabah whole sale

dan middle.

c. Membantu mengelola pemasaran produk atau jasa perbankan, penelitian ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis.

5.Penyelia Pelayanan Nasabah

Penyelia Pelayanan Nasabah merupakan bidang di bawah dari Pimpinan Bidang Operasional. Penyelia pelayanan Nasabah dibantu oleh 2 (dua) bidang dibawahnya yaitu ; Asisten Pelayanan Nasabah dan Asisten Pelayanan Uang Tunai. Adapun tugas Penyelia Pelayanan Nasabah adalah sebagai berikut :

a. Melayani semua jenis transaksi uang tunai, pemindahan dan kliring b. Melayani kegiatan eksternal payment point (jasa bank diluar

kegiatan bank), kas mobil, kantor kas dan cabang pembantu

c. Melayani transaksi giro, tabungan, deposito dan THI (Tabungan Haji Indonesia)

d. Menyusun data laporan ke BI (Bank Indonesia) serta membayar pajak atas dana masyarakat.

e. Menyediakan informasi dan melayani transaksi produk atau jasa dalam negeri

5.1. Asisten pelayanan jasa

a. Melayani permohonan pembukaan rekening jasa giro, tabungan dan diposito dan THI


(63)

c. Melayani jasa kiriman uang

d. Melayani permintaan nasabah, menyerahkan dan memantau permasalahan kartu ATM

e. Melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit 5.2. Asisten pelayanan uang tunai

a. Melayani semua jenis transaksi kas atau tunai dan pemindahan kliring

b. Melayani permintaan penukaran uang 6.Penyelia Operasional

Penyelia Operasional dibantu oleh 2 (dua) bidang dibawahnya yaitu ; Asisten Pembiayaan dan Asisten Kliring. Adapun tugas Penyelia Operasional adalah sebagai berikut :

a. Melakukan verifikasi data nasabah mengenai calon debitur b. Mengelola administrasi pembiayaan

c. Memantau proses pemberian pinjaman d. Mengelola penerbitan jaminan bank.

e. Mengelola administrasi back office (memasukkan data dan kliring), transaksi jasa dalam negri

6.1. Asisten Pembiayaan

a. Mengelola administrasi pembiayaan

b. Mengelola portofolio (outstanding dan kondisi) pembiayaan c. Memantau proses pembiayaan

d. Mengelola penerbitan jaminan bank


(64)

6.2. Asisten kliring

a. Menerima warkat nasabah

b. Stempel kliring warkat, verifikasi tanggal, bank tujuan dan lain-lain.

c. Menginput warkat, cek atau bilyet giro ke BI (Bank Indonesia)

d. Menghubungi nasabah setelah warkat selesai dan menyeimbangkan.

7.Penyelia Keuangan dan Umum

Penyelia Keuangan dan Umum di bantu oleh 6 (enam) bidang di bawahnya yang memiliki tugasnya masing-masing yaitu ; Asisten Akuntansi, Asisten Umum, Asisten Khusus, Petugas Non-administrasi, Satuan Pengaman dan Supir. Tugas dari Penyelia keuangan dan Umum adalah memastikan kegiatan dalam perusahaan berjalan dengan baik seperti pembagian gaji, penjagaan barang-barang inventaris, kebutuhan bidang lain dan lain sebagainya.

7.1. Asisten akuntansi

a. Memperhatikan kondisi keuangan perusahaan. b. Pembagian gaji dan insentif pegawai.

c. Memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan dana ditiap bidang.


(65)

a. Mengelola kepagawaian

b. Mengelola administrasi umum dan kearsipan c. Mengelola logistik, akomodasi dan transportasi. 7.3. Asisten khusus

a. Mengelola komunikasi kantor cabang b. Mengelola sistem otomatisasi kantor cabang c. Memeriksa kebenaran atau akurasi dari sistem d. Mengelola output dari sistem.

e. Mengelola laporan kantor cabang 7.4. Petugas non-administrasi

a. Membantu pengelolaan administrasi umum b. Membantu kegiatan logistik dan rumah tangga 7.5. Satpam (Satuan Pengaman)

a. Membantu dan melayani para nasabah yang datang serta memberikan petunjuk atau informasi yang ingin di ketahui oleh nasabah

b. Menjaga keamanan dan kenyamanan dalam perusahaan selama 24 (dua puluh empat) jam sesuai shift yang telah di tentukan.

7.6. Supir

Selalu siap jika di butuhkan dalam hal transfortasi perusahaan untuk menghantar atau menjemput untuk keperluan perusahaan.

8. Cabang Pembantu

Cabang pembantu bertugas untuk mengembangkan jaringan dalam hal kepercayaan nasabah, dan hanya untuk penyetoran dan penarikan saja. Cabang


(1)

P13 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2 4.8 4.8 4.8

3 10 23.8 23.8 28.6

4 27 64.3 64.3 92.9

5 3 7.1 7.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

P14 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 2.4 2.4 2.4

3 6 14.3 14.3 16.7

4 33 78.6 78.6 95.2

5 2 4.8 4.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

P15 Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 4 9.5 9.5 9.5

4 15 35.7 35.7 45.2

5 23 54.8 54.8 100.0


(2)

OUT PUT UJI REGRESI LINEAR BERGANDA Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Beban Kerja,

Spesialisasi Kerjaa

. Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Efektivitas Kerja Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .829a .688 .672 1.28067 1.373

a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Spesialisasi Kerja b. Dependent Variable: Efektivitas Kerja

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 141.012 2 70.506 12.989 .000a

Residual 63.964 39 1.640

Total 204.976 41

a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Spesialisasi Kerja b. Dependent Variable: Efektivitas Kerja

Coeficienta Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Colenerity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.478 2.736 1.637 .110

Spesialisasi

Kerja 1.112 .146 .724 7.595 .000 881 1.135

Beban

Kerja .347 .146 .226 2.377 .022 881 1.135

a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja


(3)

Coefficient Correlationsa

Model Beban Kerja

Spesialisasi Kerja

1 Correlations Beban Kerja 1.000 -.345

Spesialisasi Kerja -.345 1.000

Covariances Beban Kerja .021 -.007

Spesialisasi Kerja -.007 .021 a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimen

sion Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions (Constant)

Spesialisasi

Kerja Beban Kerja

1 1 2.991 1.000 .00 .00 .00

2 .005 24.204 .01 .78 .55

3 .003 29.392 .99 .22 .45

a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja

Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N Predicted Value 20.4574 30.3956 27.9762 1.85454 42 Std. Predicted Value -4.054 1.305 .000 1.000 42 Standard Error of

Predicted Value .203 .843 .322 .117 42

Adjusted Predicted

Value 20.8078 30.5601 27.9807 1.82875 42

Residual -5.17129 2.29833 .00000 1.24904 42

Std. Residual -4.038 1.795 .000 .975 42

Stud. Residual -4.090 1.943 -.001 1.005 42

Deleted Residual -5.30446 2.69447 -.00449 1.32959 42 Stud. Deleted Residual -5.342 2.018 -.030 1.144 42

Mahal. Distance .053 16.808 1.952 2.759 42

Cook's Distance .000 .217 .022 .042 42

Centered Leverage


(4)

(5)

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 42

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.24904151 Most Extreme

Differences

Absolute .140

Positive .093

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .908

Asymp. Sig. (2-tailed) .381

a. Test distribution is Normal.

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Beban Kerja,

Spesialisasi Kerjaa

. Enter a. All requested variables entered.


(6)

Model Summary Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .088a .008 -.043 .86813

a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Spesialisasi Kerja ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .230 2 .115 .153 .859a

Residual 29.392 39 .754

Total 29.623 41

a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Spesialisasi Kerja b. Dependent Variable: Absut

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.494 1.855 .806 .425

Spesialisasi Kerja .020 .099 .035 .203 .840

Beban Kerja -.055 .099 -.094 -.553 .584