F. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Riyadi 2000 dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan,
peneliti menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6.
b. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
ingin diukurnya Sugiyono, 2004:105. Untuk menentukan valid tidaknya suatu item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi product moment
Pearson r hitung dengan r tabel pada level signifikansi 0,05 nilai kritisnya. Sehingga apabila angka korelasi berada di atas nilai kritis atau angka
probabilitasnya berada di bawah atau sama dengan P0,05 ; P=0,05, berarti instrumen penelitian itu valid. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS for windows untuk memperoleh hasil yang terarah.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan meliputi: uji normalitas, heteroskedastisitas, uji multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi normalitas data yang digunakan dalam pengujian hipotesis kelak. Tujuan dari uji normalitas adalah
mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memilki distribusi normal Erlina, 2007:103 Uji normalitas dapat ditempuh
dengan menggunakan kurva persebaran data atau menggunakan uji Kolmogrov- Smirnov K-S dengan kriteria jika p-value 0,05 berarti data terdistribusi tidak
normal. Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah dalam model variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujian menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, demikian jika sebaliknya. Model regresi yang baik tidak terjadi
gejala heterokedastisitas Erlina, 2007:108. Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Grafik
Plot, deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan terlihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya
yang telah di-studentized Ghozali, 2005:105. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model bregresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.
c. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi
adanya kolonieritas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar variabel bebas dan apabila korelasinya tinggi lebih besar dari 0,8 maka antar variabel bebas
tersebut terjadi multikolinieritas. Cara lain untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance
dan VIF Variance Inflation Factor yaitu Ghozali, 2001:56: 1
Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolineraitas pada penelitian tersebut.
2 Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa
terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut. Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas.
3. Model dan Pengujian Hipotesis