BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pestisida
Di Indonesia sendiri pemerintah telah mencantumkan pengertian dari pestisida dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973. Pestisida adalah semua zat kimia
dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-
bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian. Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggugulma, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak
diinginkan, mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk. Memberantas atau mencegah hama-hama luar
pada hewan-hewan peliharaan dan ternak. Memberantas atau mencegah hama- hama air, memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan
binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian, 2011.
Menurut penelitian Shinghvi et al. 1994 jenis-jenis pestisida meliputi berbagai jenis bahan kimia termasuk herbisida, insektisida, fungisida, dan
rodentisida. Pada tahun 1940, 140 ton pestisida digunakan, pestisida yang paling umum digunakan adalah pestisida organik seperti ekstrak tumbuhan, dan juga
pestisida anorganik yang mengandung logam berat. Selama pertengahan tahun 1940-an produksi dan penggunaan pestisida organik sintetik meningkat pesat.
Hingga tahun 1991, ada sekitar 23.400 produk pestisida yang terdaftar dengan US Environmental Protection Agency EPA.
2.2. Pestisida Sebagai Pencemar Lingkungan
Penggunaanberlebihanpestisidamenyebabkanakumulasisejumlah besarresidudilingkunganAlexander, 1999. Kontaminasi tanahkarena penggunaan
pestisidadipertanianberbasis kimiawimemunculkan kekhawatirankarena potensi 4
Universitas Sumatera Utara
kontaminasiair permukaandan air tanahMoorman et al.1998. Dalam penelitiannya Massiha et al. 2011 dan Mohammed 2009 juga mengemukakan
bahwa penggunaanpestisida secara sembarangandalam bidang pertaniantelah mengakibatkanpencemaran lingkunganair tanah yang mengarah
kedalamtoksisitasbiota. Pestisidayangdisemprotkandapatberada di
udaradan akhirnyaberakhirdalam tanahatau air. Pestisida yang diaplikasikanlangsung
ketanahdapatterbawa airke dalam tanahatau mungkinmeresapmelalui tanahsehingga turun kelapisantanah dan air-tanah.
Pestisidakimia memilikiberbagai efekekologis yang merugikantermasukpenyakit akutpada
manusia, ikan membunuh satwa liar,
kegagalanreproduksipada burungdanpenurunan fungsihutan. Efekekologibisa terjadi dalam jangka panjang
atausingkatdalamfungsi normaldarisebuah ekosistem, yang
mengakibatkankerugian ekonomi, sosial, danestetika Dampak dari kontaminasi pestisida sudah sangat fatal di beberapa belahan
dunia, tingkat kasus kematian akibat keracunan oleh pestisida terbilang tinggi. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Curley 1991 dan Olawale et al. 2011
menyebutkan bahwa Ogot et al. 2013.
setiap tahunbeberapa orangmeninggal akibatkeracunaninsektisida.
Pada tahun 1956di Amerika Serikat, insektisidamenyebabkan152kematiantermasuk94anak-anak berusiakurang
dari9tahun. Pada tahun 1969sebuah keluargadiNewMexicodilaporkan
telahteracuni olehmerkuriorganikyang hadir dalambutirbenih yang dijadikan sebagai pakan babiyang kemudiandisembelihuntuk dijadikan sebagai makanan.
Pada tahun 2009, 2orangdinegaraEkiti,
dan5 orangdiOsun, Nigeriadilaporkanterbunuh olehpestisida be
Massiha et al. 2011 mengemukakan data dari EPA 2005 mengenai pestisida
dichlorodiphenyltrichloroethane DDT,
asam 2,4
Dichlorophenoxyacetic 2,4-D dan asam 2,4,5-trichlorophenoxyacetic 2,4,5-T, plasticizer, pentachlorophenol, dan polychlorinated biphenyls, merupakan contoh
senyawa aromatik terhalogenasi. Stabilitas dan toksisitas mereka memprihatinkan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Data Organisasi Kesehatan Dunia
racunyang terkandungdalam biji- bijianyang dikonsumsi oleh mereka.
5
Universitas Sumatera Utara
WHO menunjukkan bahwa hanya 2-3 dari pestisida kimia terapan secara efektif digunakan untuk mencegah, mengendalikan dan membunuh hama,
sedangkan sisanya tetap di tanah. Sehingga, permukaan tanah yang mengandung residu pestisida menyebabkan toksisitas pada lingkungan sekitarnya, o
leh karena ituharus dicari cara untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan cemaran dari
kontaminasi residu pestisida sehingga tidak sampai menimbulkan berbagai macam kerugian baik dalam bidang kesehatan dan lingkungan. Salah satu cara yang
dianggap efektif untuk diterapkan adalah bioremediasi oleh agen-agen biologis yang mampu mendegradasi residu pestisida tersebut biodegradasi.
2.3. Insektisida Karbofuran