Instrumen Pengkajian pada Gaya Belajar Jenis gaya belajar

paling besar di kalangan responden wanita adalah kinestetik yaitu 40 sedangkan gaya belajar visual paling kecil yaitu 0 atau tidak ada peminat. Prajapati dkk 2011 menyatakan bahwa mahasiswa perempuan mempunyai gaya belajar terbanyak adalah auditori.

4. Instrumen Pengkajian pada Gaya Belajar

Ada beberapa instrument untuk mengkaji gaya belajar. : 1 Learning Style Inventory LSI LSI digunakan untuk pelajar pada tingkat 3 sampai 12. Merupakan instrumen yang paling sering digunakan di dalam institusi pembelajaran kesehatan Fahad et al, 2013. Terdiri dari 23 unsur terkait pilihan lingkungan, emosional, fisik dan sosiologi seperti dijabarkan pada tabel dibawah. Didasarkan pada 104 item pertanyaan kuisioner yang dikembangkan melalui konten dan analisis factor. LSI menggunakan 5 poin skala Likert. Berisi beberapa kunci konsistensi untuk menyatakan keakuratan masing-masing responden yang telah menjawab pertanyaan tersebut. Instrument ini memiliki reliabilitas yang sangat impresif dan validitas yang terprediksi. Data normatif pada LSI diperoleh dengan melakukan uji pada 1.700 pelajar pada tingkat 3 sampai 12 mencakup beberapa daerah dan setting Kirby, 2009. 2 Productivity Environmental Preverence Survey PEPS Menurut Dunn, Dunn Price dalam Manee et al 2013 PEPS adalah LSI versi dewasa. Format dan konstruknya mirip dengan LSI. Data PEPS berasal dari hasil uji 800 orang dewasa yang mencakup beberapa range pekerjaan. Untuk memudahkan interpretasi, rata-rata kelompok dan standar deviasi dirubah ke T score. 3 Visual, Auditori, Read write and Kinestetik VARK Penjelasan tentang kuisioner VARK akan dijelaskan di sub bab selanjutnya.

5. Jenis gaya belajar

Berikut beberapa teori tentang jenis gaya belajar: 1 Teori Reid dalam Muhtadi 2010 a. Pelajar visual: mereka memilih melihat dalam menulis. b. Pelajar auditori: mereka memilih mendengarkan. c. Pelajar kinestetik: mereka memilih partisipasi yang aktif dan pengalaman. d. Pelajar taktil: mereka memilih bekerja dengan tangan mereka sendiri. e. Pelajar kelompok: mereka memilih belajar atau bekerja bersama yang lainnya. f. Pelajar individual: mereka memilih belajar atau bekerja sendiri. 2 Teori Felder Soloman dalam Donald 2004 a. Sensing versus Intuitive. Membandingkan antara seseorang yang memilih suatu metode pembelajaran yang bersifat kongkrit, praktek nyata dan prosedur, dengan yang memilih belajar dari konsep dan teoritis. b. Visual versus Verbal: Membandingkan individu yang menggunakan metode belajar dengan gambar, diagram, atau chart, dengan individu yang memilih menulis dan penjelasan lisan. c. Active versus Reflektive: Membandingkan seseorang yang mengggunakan gaya belajar dengan mencoba sesuatu secara langsung dan bekerja secara kelompok dengan seseorang yang memilih untuk berfikir dan bekerja sendiri. d. Sequential versus Global Membandingkan antara individu yang memilih gaya belajar secara linear atau bertahap dengan individu yang lebih nyaman belajar semua materi atau keseluruhan secara langsung. 3 Teori DePorter Hernacki dalam Muhtadi 2010 Banyak ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengenali gaya belajar seseorang ditinjau dari modalitas belajar atau preferensi sensori ini. Salah satu pedoman yang dapat digunakan untuk mengenali gaya belajar seseorang dari tinjauan preferensi sensori yaitu ciri-ciri perilaku belajar yang dikemukakan oleh DePorter Hernacki dalam Muhtadi 2010. Menurut DePorter Hernacki, beberapa karakteristik juga berdasarkan gaya belajar: a. Gaya Visual. a Rapi dan teratur dalam segala hal; b Biasa berbicara dengan cepat; c Memiliki kemampuan sebagai perencana yang baik; d Teliti dan detail dalam mengerjakan sesuat; e Mementingkan penampilan, pakaian danpresentasi; f Pengeja yang baik; g Dapat melihat kata-kata dalam pikiran mereka; h Lebih banyak mengingat dari apa yang dilihat; i Biasa mengingat dengan menggunakan cara asosiasi visual; j Saat belajar biasanya tidak terganggu oleh adanya keributan; k Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal; l Mudah mengingat sesuatu yang ditulis; m Meminta orang lain untuk mengulangi intruksi verbal; n Pembaca yang cepat dan tekun; o Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan; p Waspada sebelum secara mental merasa pasti; q Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon; r Mudah lupa jika disuruh menyampaikan pesan verbal; s Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat; t Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato; u Lebih suka seni daripada music; v Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, w Tidak pandai memilih kata-kata. b. Gaya Auditorial a Sering membunyikan atau mengucapkan tulisan di buku dengan keras saat Membaca; b Mudah terganggu oleh keributan saat belajar; c Berbicara dengan diri sendiri saat bekerja; d Senang membaca dengan keras dan mendengarkan; e Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara; f Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita; g Berbicara dengan irama yang terpola; h Biasanya pembicara yang fasih; i Lebih suka musik daripada seni; j Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat; k Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar; l Mempunyai masalah dalam hal pekerjaan yang melibatkan visualisasi; m Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya; n Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik. c. Gaya Kinestetik a Berbicara dengan perlahan; b Menanggapi perhatian fisik; c Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka; d Berdiri dengan dekat saat berbicara dengan orang; e Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; f Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar; g Belajar melalui memanipulasi dan praktik; h Menghapal dengan cara berjalan dan melihat; i Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca; j Banyak menggunakan isyarat tubuh; k Tidak dapat diam untuk waktu lama; l Sulit mengingat geografi; m Biasa menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. 4 Teori Jester dalam Donald 2004 Konsep Jester memuat 4 pilihan gaya belajar yang saling terkait: a. Visual verbal: seseorang yang meyukai gambar, diagram dan chart tetapi lebih efektif apabila mereka belajar dengan menulis semua penjelasan yang mereka pelajari. b. Visual nonverbal: adalah seseorang seseorang yang hanya efektif belajar dengan gambar dan diagram serta tidak memilih atau meyukai pembelajaran verbal. c. The Tactile kinesthetic: adalah seseorang yang apabila mereka menyukai metode pembelajaran bekerja dengan tangan, mereka menyukai pembelajaran yang aktif. d. Auditory Verbal: adalah seseorang yang dapat menyerap materi dengan metode pembelajaran verbal namun lebih efektif ketika mereka mendengarkan penjelasan materi tersebut daripada hanya membacanya saja. 5 Teori Fleming dalam Manee et al 2013 Salah satu kategori gaya belajar yang berdasarkan modalitas sensorik, adalah gaya belajar Visual, Auditori, Read membaca dan Kinestetik VARK yang dikembangkan oleh Neil D Fleming 1992. Model VARK Neil Fleming adalah salah satu representasi paling populer pada tahun 1987. Fleming mengembangkan suatu inventarisasi yang dirancang untuk membantu siswa dan yang lainnya belajar lebih lanjut tentang pilihan gaya belajar individual mereka. Dalam model Fleming, yang disebut gaya belajar VARK, peserta didik diidentifikasi apakah mereka memiliki gaya belajar visual gambar, film , diagram, belajar auditori musik, diskusi, ceramah, membaca dan menulis membuat daftar, membaca buku, mencatat, atau belajar kinestetik gerakan, eksperimen, kegiatan tangan. Adapun penjelasan masing-masing gaya belajar: a. Pelajar Visual Siswa yang gaya belajarnya visual menyukai penggunaan gambar, simbol, grafik, diagram alir, poster, slide dan peta konsep. Mereka menyukai apabila diberi soal yang meminta mereka menggambar, membuat diagram atau mendeskripsikan penampakan sesuatu. Pelajar visual belajar terbaik dengan melihat tampilan seperti, handout dan video. Orang-orang yang lebih memilih jenis pembelajaran ini, lebih suka melihat informasi yang disajikan dalam visual daripada dalam bentuk tertulis. b. Pelajar Auditori Pelajar ini belajar terbaik dengan mendengar informasi. Mereka cenderung untuk mendapatkan banyak materi perkuliahan dan pandai mengingat hal-hal lewat suara. c. Pelajar Membaca dan Menulis Pelajar ini lebih memilih untuk menerima informasi yang ditampilkan sebagai kata-kata. Materi pembelajaran terutama berbasis teks yang sangat disukai oleh pelajar ini. d. Pelajar Kinestetik Kinestetik atau taktil. Peserta didik ini belajar terbaik dengan menyentuh dan melakukan. Pengalaman Hands-on penting untuk pelajar kinestetik. Gaya belajar VARK yang dikembangkan oleh Fleming ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari gaya belajar visual, audiotri dan kinesthetic VAK yang diciptakan pada tahun 1970 an oleh Bandler dan Ginder Prashnig, 2007. Hasil penelitian Fleming 2006 menunjukan terdapat perbedaan yang nyata ketika siswa yang gaya belajarnya visual menggunakan teks tertulis dan diagram atau peta. Dua kecenderungan gaya belajar ini tidak selalu ditemukan pada orang yang sama. Oleh karena itu Fleming kemudian mengembangkan gaya belajar VAK dengan menambahkan satu gaya belajar lagi, yaitu read write, sehingga namanya berubah menjadi visual, auditori, read write, membaca menulis dan kinestetik atau yang disingkat dengan VARK. Gaya belajar ini, dibagi menjadi dua sub besar yaitu unimodal dan multimodal. Gaya belajar unimodal dibagi menjadi tiga sub kelompok, yaitu mild, strong dan very strong. Demikian pula gaya belajar multimodal dibagi tiga sub kelompok, yaitu bimodal, untuk yang memiliki dua preferensi, trirmodal untuk yang memiliki tiga preferensi, dan quadmodal untuk yang memiliki empat preferensi. Gaya balajar bimodal misalnya kombinasi visual kinestetik. Gaya belajar trimodal misalnya kombinasi readwrite-audiotori- kinestetik. Gaya belajar quadmodal merupakan kombinasi keempat gaya belajar misalnya readwrite-viasual-kinetsteti-auditori. Untuk mengidentifikasi gaya belajar Fleming mengembangkan instrument VARK yang disebut the VARK Questionnaire. Kuesioner ini terus menerus dikembangkan dan sekarang versi terbaru adalah The VARK Questionnaire Version 7.0 Fleming, 2008. Menurut Fleming dan Baume 2006, kuesiner VARK bukan untuk mendiagnosis, mengukur atau mengkotak kotakan inidvidu ke dalam gaya belajar tertentu, melainkan sebagai suatu katalis untuk metakognisi, refeleksi dan bahan diskusi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Kuesioner VARK berisi 16 item penyataan yang merefleksikan situasi dalam kehidupan sehari hari. Kuesioner ini sengaja dibuat pendek untuk menghindari kelelahan reponden dalam mengisi kuesioner. Pada setiap nomor disediakan empat pilihan jawaban, dimana setiap jawaban berkaitan dengan satu macam gaya belajar V, A, R, atau K. Dalam mengisi kuesioner VARK responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban untuk setiap pertanyaan atau mengabaikan pertanyaan yang sama sekali tidak sesuai. Jumlah pertanyaan yang diabikan sebaiknya tidak lebih dari dua karena akan membuat hasil menjadi bias.

C. Hasil belajar