Wilayah kerja hasil produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison ini didistribusikan ke seluruh pulau sumatera seperti mini market, mall, super market
dan lain-lain.
4.2. Bahan Baku produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Bahan baku pembuatan makanan olahan food division sudah memenuhi syarat dan sudah dilakukan pengawasan yang cukup ketat yang memproduksi Golden
Fiesta, Fiesta, Champ, dan Okey dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Bahan Baku dan Bahan Penolong PT.Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Bahan Kapasitas
Pemakaian bulan
Bentuk Fisik
Sifat Bahan
Asal Bahan
Sistem Penyimpanan
Neraca Bahan Produk
Sisa
Bahan Baku :
- Ayam
Hidup -
Ayam Potong
14.000.000 Ekor
Padat Tidak
Berbahaya PIR
- 90
10
7.000 ton Padat
Tidak Berbahaya
PIR Frozen
90 10
Bahan Penolong :
- Tepung
8 ton Padat
Tidak Berbahaya
Lokal -
99 1
- Minyak
Goreng 1.500 ton
Cair Tidak
Berbahaya Lokal
- 99
1 Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison memiliki bahan baku dan bahan penolong, bahan baku terdiri dari ayam hidup dan ayam potong serta bahan
penolong terdiri dari tepung, minyak goreng dan bumbu. Setiap masing-masing dari bahan baku dan bahan penolong mempunyai kapasitas setiap bulannya. Ayam hidup
yang dipakai dalam pembuatan nugget ini sebesar 14.000.000 ekorbulan yang
Universitas Sumatera Utara
berasal dari PIR Proyek Industri Ringan yaitu anak perusahaan PT. Chraroen Pokphand Indonesia divisi pembesaran ayam yang terdapat di berbagai lokasi di
Provinsi Sumatera Utara, antara lain di Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten
Asahan, Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi. Sedangkan ayam potong dipakai sebesar 7.000 tonbulan yang
berasal dari PIR pemotongan ayam yang disimpan pada frozen seperti lemari pendingin. Pemakaian bahan baku PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison
sebesar 90 yaitu hasil produksi, 10 yaitu sisa dari ayam hidup dan ayam potong yang tidak memenuhi syarat ketentuan misalnya ayam hidup yang mati pada saat
proses pembesaran dan ayam potong yang sudah tampak tidak segar lagi atau rusak. Bahan penolong yang terdiri dari tepung sebanyak 8 ton per bulan dan minyak
goreng sebanyak 1.500 ton per bulan dan masing bahan ini diperoleh oleh pabrik lokal yang diperkirakan 99 hasil produksi dan 1 yaitu sisa.
4.3. Proses Produksi Produk Daging, Produksi Sosis, dan Produksi Nugget PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison melakukan produksinya secara berkesinambungan dan tanpa berhenti non stop. Proses produksi dilakukan
dibawah pengawasan Product Supervisor dengan 3 kali pergantian shift kerja. Pergantian kegiatan produksi dilakukan pagi, siang, dan malam. Selama kegiatan
produksi, bahan baku yang diolah, dialirkan di dalam pipa dari mesin yang satu ke mesin yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum dilakukan proses produksi pembuatan nugget dan sosis PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division terlebih utama melakukan proses produksi
industri produk daging unggas, proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Proses produksi industri produk daging di atas berawal dari arearuangan khusus, dimana sebelum masuk pada area tersebut petugas melakukan sterilisasi
Holding Area
Penyembelihan
Scaldingperendaman ayam dalam air panas
Pencabutan bulu
Daging segar Limbah Cair
Bleeding Tankbak darah
Limbah Padat Penampungan
Spray air untuk menyejukan
Daging mentah potong
Packing supermarket
Cold Storage KFC, AW, dll
Daging mentah beku Processing sosis, nugget,
bakso, dll
Gambar 4.1. Proses Produksi Industri Produk Daging Ayam PT.Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan spray atau semprotan air yang keluar pada tiap lubang pipa saat berada di dalam arearuangan khusus tersebut, selanjutnya petugas
menggunakan pakaian khusus yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri APD yang meliputi masker, topi, sepatu, dan sarung tangan. Awal proses produk tersebut
yaitu proses penggantungan, pemingsanan yang menggunakan bahan kimia, dari proses pemingsanan ini didapat limbah cair, selanjutnya proses penyembelihan yang
dilakukan oleh orang yang bersertifikat Majelis Ulama Indonesia MUI, dari proses penyembelihan tersebut darah ayam ditampung pada bak darah, dan ayam yang
sudah mati dilakukan perendaman di dalm air panas, lalu dilakukan pencabutan bulu ayam dan menghasilkan limbah padat yang dikumpulkan pada tempat khusus, setelah
semua bulu dicabut dengan bersih dilakukan pemotongan kepala, kaki, dan pengeluaran jeroan. Hasil dari proses tersebut seperti kepala, kaki dan jeroan dijual
kepada pengusaha di bidang potong ayam. Selanjutnya proses pencucian ayam sampai bersih sehingga menjadi daging segar. Daging segar yang sudah di proses
dibagi menjadi beberapa bagian yakni daging mentah potong yang di packing dan di pasarkan ke Supermarket. Daging mentah beku yang di pasarkan ke KFC, AW dll.
Sedangkan daging segar yang lain digunakan untuk pembuatan sosis, nugget, bakso dll. Daging mentah potong hanya dipasarkan di dalam negeri dan untuk limbah
barupa bulu dan darah ayam dikumpulkan terlebih dahuli pada TPS B3 kemudian diserahkan pada pengumpul yang memiliki izin pengumpulan Limbah B3.
Setelah dilakukan beberapa tahap proses produksi daging unggas selanjutnya dilakukan beberapa tahapan proses pembuatan produk sosis sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan proses produksi pembuatan sosis sebagai berikut :
Input Proses
Output Meat Preparation
Cooking
Cooling
Filling Packing
Vaccum
Frozen
Packing Carton
Storaging
Loading Distribution
Daging Ayam
Tulang Ayam
Gambar 4.2. Tahapan Proses Produksi Sosis PT.Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Universitas Sumatera Utara
a. Meat Preparation