Kategori Limbah Padat Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Sampah Tujuan Pengolahan Limbah Padat Cara Pengolahan Limbah Padat

f. Residu patologi radiologi g. Kayu dan kertas 6. Demolition wastes sampah bangunan 7. Hazardous wastes sampah berbahaya 8. Water treatment residu

2.10.4. Kategori Limbah Padat

Adapun kategori untuk limbah padat pada industri adalah : 1. Limbah padat non B3 Bahan Berbahaya dan Beracun diantaranya lumpur, boiler ash, sampah kantor, sampah rumah tangga, spare part alat berat, sarung tangan, dan sebagainya. 2. Limbah padat B3 Bahan Berbahaya dan Beracun diantaranya bahan radioaktif, bahan kimia, toner catridge, minyak, dan sebagainya.

2.10.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Sampah

Sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain : 1. Jumlah penduduk Semakin banyak penduduk semakin banyak pula sampahnya 2. Keadaan Sosial Ekonomi Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang 3. Kemajuan tehnologi Universitas Sumatera Utara Kemajuan tehnologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula Slamet, 2000.

2.10.6. Tujuan Pengolahan Limbah Padat

Meminimalkan penurunan kualitas air tanah dan tanah akibat rembesan atau leached dari penampungan limbah padat dan penyimpanan sementara limbah B3.

2.10.7. Cara Pengolahan Limbah Padat

Berdasarkan sifatnya pengolahan limbah padat dapat dilakukan melalui 2 cara Kristanto, 2002 : 1. Limbah padat tanpa pengolahan. 2. Limbah padat dengan pengolahan. Limbah padat tanpa pengolahan dapat dibuang ke tempat tertentu yang difungsikan sebagai tempat pembuangan akhir karena limbah tersebut tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya. Tempat pembuangan limbah semacam ini dapat di daratan ataupun di laut. Berbeda dengan limbah padat yang mengandung senyawa kimia berbahaya atau yang setidak-tidaknya menimbulkan reaksi kimia baru. Limbah semacam ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum limbah diolah : a. Jumlah limbah, jika jumlah limbahnya sedikit maka tidak membutuhkan penanganan khusus seperti tempat dan sarana pembuangannya, tetapi jika limbah Universitas Sumatera Utara yang dibuang misalnya 4 meter kubik perhari sudah tentu membutuhkan tempat pembuangan akhir dan sarana pengangkutan tersendiri. b. Sifat fisik dan kimia limbah, dapat merusak dan mencemari lingkungan, secara kimia dapat menimbulkan reaksi saat membentuk senyawa baru. Limbah padat yang berupa lumpur akan mencemari air tanah melalui penyerapan ke dalam tanah. c. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan, perlu diketahui komponen lingkungan yang rusak akibat pencemaran pada tempat pembuangan akhir. Unsur mana yang terkena dampak dan bagaimana tingkat pencemaran yang ditimbulkan. d. Tujuan akhir yang hendak dicapai, tujuan yang hendak dicapai tergantung dari kondisi limbah, bersifat ekonomis atau non ekonomis. Untuk limbah yang memiliki nilai ekonomis mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan untuk memanfaatkan kembali bahan yang masih berguna. Sedangkan limbah non ekonomis pengolahan ditujukan untuk pencegahan perusakan lingkungan. Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas pengelolaan limbah padat dapat dilakukan proses-proses sebagai berikut : 1. Pemisahan Pemisahan perlu dilakukan karena dalam limbah terdapat berbagai ukuran dan kandungan bahan tertentu. Proses pemisahan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Sistem Balistik Universitas Sumatera Utara Pemisahan cara ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang lebih seragam, misalnya atas berat dan volumenya. b. Sistem Gravitasi Pemisahan dilakukan berdasarkan gaya beratnya, misalnya terhadap bahan yang terapung dan bahan yang tenggelam dalam air yang karena gravitasi akan mengendap. c. Sistem Magnetis Bahan yang bersifat magnetis akan menempel pada magnet yang terdapat pada peralatan sedangkan yang tidak mempunyai akan langsung terpisah. 2. Penyusutan Ukuran Ukuran bahan diperkecil untuk mendapatkan ukuran yang lebih homogen sehingga mempermudah pemberian perlakuan pada pengolahan berikutnya dengan maksud antara lain : a. Ukuran bahan menjadi lebih kecil b. Volume bahan lebih kecil c. berat dan volume bahan lebih kecil. Cara ini umumnya dilakukan dengan pembakaran insenerasi pada alat insenerator. 3. Pengomposan Bahan kimia yang terdapat di dalam limbah diuraikan secara biokoimia, sehingga menghasilkan bahan organik baru yang lebih bermanfaat. Pengomposan banyak dilakukan terhadap limbah yang sudah membusuk, buangan industri, lumpur pabrik dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Untuk beberapa jenis buangan tertentu barang kali tidak membutuhkan pengomposan, tetapi pembakaran insenerasi dengan tahap sebagai berikut : a. Pemekatan b. Penghancuran c. Pengurangan air d. Pembakaran e. Pembuangan 4. Proses pembuangan Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu : a Pembuangan di laut Pembuangan limbah padat di laut tidak boleh dilakukan di sembarang tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan : 1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan 2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu-lintas kapal 3. Laut menjadi dangkal 4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya misal: limbah B3 limbah radioaktif, dapat membunuh biota laut. b Pembuangan di darat atau tanah Untuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin 2. Struktur tanah 3. Jaraknya harus jauh dengan pemukiman 4. Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan peternakan, flora atau fauna. Pembuangan di darattanah dapat dibagi menjadi : – Penebaran di atas tanah – Penimbunanpenumpukan – Pengisian tanah yang cekung landfill Menurut wahit dan nurul 2009 tahap pengolahan limbah padat terdiri dari tahap pengumpulan dan penyimpanan, tahap pengangkutan, dan tahap pengolahan dan pemusnahan. a. Tahap pengumpulan dan penyimpanan Penyimpanan sementara yang perlu diperhatikan konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor, memiliki tutup, mudah dibuka tanpa mengotori tangan, serta ukuran mudah diangkut. Beberapa persyartaan yang harus dipenuhi antara lain dibangun diatas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah, memiliki dua pintu, dan memiliki dua ventilasi. Ada kran air untuk membersihkan, tidak menjadi tempat tinggal sarang lalat dan tikus, serta mudah dijangkau oleh masyarakat. Pengumpulan limbah padat dilakukan dengan dua metode, yaitu sistem duet tempat sampah kering dan basah, sistem trio tempat sampah basah, kering, dan tidak mudah terbakar. Universitas Sumatera Utara b. Tahap pengangkutan Cara pengangkutan di daerah perkotaan dengan daerah pedesaan berbeda. Di kota umumnya ada petugas khusus yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat penghasil sampah khususnya menyangkut pembiayaan. Sedangkan di daerah pedesaan umumnya dapat dikelola sendiri oleh masing-masing anggota keluarga yang belum memerlukan tempat penampungan sementara TPS dan tempat pembuangan akhir TPA. Sampah dapat dikelola secra langsung. Sampah yang sulit membusuk dibakar, sedangkan sampah yang mudah membusuk dijadikan pupuk kompos untuk keperluan pertanian atau perkebunan. c. Tahap pengolahan dan pemusnahan, hal ini dapat dilakukan dengan:  Sanitary landfill ditanam, yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah. Cara ini memerlukan persyaratan harus tersedia tempat yang luas, tersedia tanah untuk menimbunya, dan tersedia alat-alat besar.  Incineration dibakar, yaitu memusnakan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran khusus. Manfaat sistem ini volume sampah dapat diperkecil sampai 13.  Composting dijadikan pupuk; mengelola sampah menjadi pupuk kompos.

2.10.8. Penanganan Limbah Padat

Dokumen yang terkait

Perencanaan Sistem Drainase Pada Rencana Kawasan Industri Deli Serdang di Kecamatan Medan Amplas

6 140 98

Pengkajian Peluang Konsentrat Limbah Cair Dan Abu Boiler Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Sumber Unsur Hara Tanah Ultisol

7 89 58

Pengolahan Limbah Cair Tahu secara Biofiltrasi dengan Menggunakan Enceng Gondok (Eichornia crassipes) di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

1 64 133

Analisa COD Dari Campuran Limbah Domestik dan Laboratorium Dibalai Riset Dan Standarisasi Industri Medan

0 49 86

Sistem Penjualan Tunai Dan Kredit Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan (KIM) II Mabar

1 63 104

Modifikasi Sistem Pengelolaan Limbah Cair Pencucian Jeans Dengan Cara Proses Kimia (Koagulasi) dan Aerasi

1 21 201

Pemanfaatan Limbah Padat Pabrik Kertas Rokok Sebagai Pengisi Bahan Papan Gipsum Partisi Dengan Perekat Tepung Tapioka

1 29 65

A. Bahan Baku - Sistem Pengelolaan Limbah Padat Dan Cair pada Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar, Kecamatan Medan Deli - Sumatera Utara Tahun 2014.

0 3 46

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Air limbah Industri - Sistem Pengelolaan Limbah Padat Dan Cair pada Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar, Kecamatan Medan Deli - Sumatera Utara Tahun 2014.

0 0 52

Sistem Pengelolaan Limbah Padat Dan Cair pada Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar, Kecamatan Medan Deli - Sumatera Utara Tahun 2014.

0 3 15