BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran tentang Sitem Pengelolaan limbah padat dan cair di Pabrik
Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan KIM Mabar.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan KIM Mabar. Alasan pemilihan lokasi ini
karena: 1.
Belum pernah dilakukan penelitian tentang analisis Pengelolaan limbah padat dan cair pada pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan
Industri Medan KIM mabar. 2.
Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan KIM Mabar merupakan pengembangan bisnis dari pabrik pengolahan ayam
terbesar di Indonesia. 3.
Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan KIM Mabar merupakan unit kerja peneliti, sehingga hasil penelitian sangat
berguna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lingkungan industri.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dengan survey awal, penelusuran pustaka, konsultasi judul, mempersiapkan proposal penelitian, penyusunan laporan dari bulan September-
Desember 2014.
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah unit Pengelolaan limbah padat yang meliputi pengumpulan, penampungan, pengangkutan, pembuanganpemusnahan. Serta unit
Pengelolaan limbah cair yang meliputi penyaringan, pemisahan, pengendapan dan penetralisasi yang terlaksana di Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand
Indonesia Kawasan Industri Medan KIM Mabar.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer yang diperoleh dari pengamatan observation langsung ke lokasi, wawancara interview langsung pada pimpinan devisi produksi selaku PG
Mgr Head Pabrik Food Division dan petugas pengelola limbah mengenai proses pengelolaan limbah padat dan cair di Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand
Indonesia Kawasan Industri Medan KIM Mabar.
3.4.2 Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Pabrik Food Division PT. Charoen Pokphand Indonesia Kawasan Industri Medan KIM Mabar. Dimana data-
data berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, sistem Pengelolaan limbah, data
Universitas Sumatera Utara
analisis kualitas limbah padat dan cair yang dihasilkan serta penelusuran kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.
3.5 Defenisi Operasional
1. Unit pengolahan limbah teridiri dari proses pengolahan limbah padat dan
proses pengolahan limbah cair. 2.
Sumber air limbah adalah kegiatan produksi yang menghasilkan air limbah.
3. Limbah padat adalah limbah yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan
dibuang yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat. 4.
Proses pengolahan limbah adalah kegiatan pengolahan limbah padat di pengolahan limbah di produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM
Mabar. 5.
Proses pengolahan limbah padat terdiri dari pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan dan pemusnahan.
6. Pengumpulan dilakukan untuk membangun atau mengadakan tempat
khusus untuk mengumpulkan sampah. 7.
Penyimpanan merupakan pendekatan teknologi dan pengetahuan dasar tentang karakteristik masing-masing limbah agar tidak menimbulkan
permasalahan. 8.
Pengangkutan limbah harus diangkut ke luar dari sumber asalnya guna diproses lebih lanjut agar tidak menimbulkan permasalahan.
Universitas Sumatera Utara
9. Pengolahan dan pemusnahan limbah guna mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. 10.
Limbah cair adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM Mabar dibandingkan berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2008 meliputi parameter BOD, COD, TSS, Amonia, Minyak dan Lemak, pH.
11. Proses pengolahan limbah adalah kegiatan pengolahan limbah cair di
pengolahan limbah di produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia KIM Mabar.
12. Air Limbah yang tidak memenuhi syarat adalah air limbah industri
makanan olahan food division yang tidak aman untuk dibuang ke badan air yang tidak memenuhi persyaratan Baku Mutu Limbah Cair untuk
industri sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati. 13.
Memenuhi syarat kesehatan adalah apabila kadarnya tidak melampaui Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha danatau Kegiatan Pengolahan
Daging berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
142008. 3.6. Teknik Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan analisa secara deskriptif dengan cara membandingkannya dengan teori-teori yang ada dan baku mutu, untuk
limbah cair berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
Universitas Sumatera Utara
142008 tentang baku mutu air limbah Bagi Usaha danatau Kegiatan Pengolahan Daging.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum PT. Charoen Pokphand Indonesia
PT Charoen Pokphand Indonesia merupakan perusahaan yang menghasilkan pakan ternak, Day Old Chicks dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Melihat
Indonesia cukup potensial bagi industri makanan ternak, maka salah satu perusahaan asing yaitu PT. Charoen Pokphand yang berpusat di Thailand mewujudkan minatnya
untuk menanamkan modalnya dalam jumlah yang besar secara patungan dengan pengusaha Indonesia. Berdasarkan persetujuan Presiden No. B-32Pres1971,
didirikan perusahaan patungan tersebut dengan nama PT. Charoen Pokphand Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. PT. Charoen Pokphand Indonesia yang
didirikan tahun 1971 ini merupakan anak perusahaan dari CHAROEN POKPHAND OVERSEAS INVESTMENT CO. LTD. HONGKONG. Perusahaan ini memiliki visi
memberi pangan bagi dunia yang berkembang. Pada tahun 1997 PT. Charoen Pokphand Indonesia mengembangkan bisnis di
bidang industri. Produk perseroan yang memberikan kontribusi terbesar ketiga kepada penjualan adalah makanan olahan. Produk makanan olahan perseroan
diproduksi oleh beberapa fasilitas pengolahan makanan berbahan baku ayam dengan membuka pabrik di daerah Cikande, Serang, yang merupakan salah satu pabrik
pengolahan ayam termodern di Indonesia. Pada tahun 2006 untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang khususnya produk olahan beku PT. Charoen
Pokphand Indonesia membuka beberapa pabrik di Surabaya Jawa Timur dan
Universitas Sumatera Utara
Salatiga Jawa Tengah pada tahun 2010. Dengan adanya pabrik baru tersebut, ketersediaan dan kualitas produk akan lebih terjamin sehingga kebutuhan pasar dapat
terpenuhi secara luas. PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang
industri Rumah Potong, Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas. Permintaan konsumen yang semakin banyak dan keterbatasan kapasitas
produksi di lokasi yang telah ada, maka PT. Charoen Pokphand Indonesia membuka dan memperluas usaha ke wilayah Sumatera Utara yang merupakan pabrik ke- 4 di
Indonesia. Dalam pengembangan usahanya PT. Charoen Pokphand Indonesia memilih
lokasi di jalan Pulau Jawa No. 1, Kawasan Industri Medan I, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara yang bergerak di bidang Industri Pengawetan Produk Daging dan
Daging Unggas yang memiliki status lahan Hak Guna Bangunan HGB dengan luas lahan 1,3 Hektar dan luas bangunan 5.311 m². Kegiatan Industri Pengawetan Produk
Daging dan Daging Unggas berdiri sejak tahun 2011 bulan Mei, PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison membeli gedung dari PT. SHS Sang Hyang Seri
kemudian PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison mulai beroprasi mulai Oktober 2011. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison memiliki kualitas
produk yang baik, produk yang dihasilkan adalah Golden Fiesta, Fiesta, Champ, dan Okey dengan bahan baku yang dikirim langsung dari pihak peternakan yang berada
satu lingkup group yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Industri Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas telah menjadi salah satu sub sector industri yang sangat efesien sehingga produknya bisa dijual dengan
harga yang terjangkau oleh masyarakat. Oleh karenanya, wajar bila industri ini, dipandang telah berjasa dalam penyediaan protein hewani, sehingga pembangunan
manusia Indonesia yang sehat dan cerdas bisa diwujudkan. Disisi lain, perkembangannya yang semakin efisien, memaksa semua pihak untuk terus mencari
kiat agar dihasilkan suatu hasil kinerja yang semakin efisien. Salah satu kiat itu adalah dilengkapinya fasilitas usaha, yaitu Rumah Potong, Pengolahan dan
Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas PT. Charoen Pokphand Indonesia.
4.1.1. Deskripsi Kegiatan
Dalam pelaksanaan proses produksi, PT. Charoen Pokphand Indonesia memenuhi persyaratan teknis dan hygienis dengan mengacu pada Standar Nasional
Indonesia SNI. Adapun beberapa hal penting yang menjadi perhatian dalam menjalankan industri makanan olahan dan unit pengolahannya adalah :
– Kehalalan Produk, yang disertifikasi Majelis Ulama Indonesia
– Keamanan Pangan, yang akan dikoordinasikan dengan bahan Pengawasan
Obat dan Makanan. –
Pengolahan Daging menjadi produk olahan seperti sosis. –
Pengolahan seluruh limbah yang dihasilkan sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan, yang akan dikoordinasikan dengan Badan Lingkungan Hidup Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
– Dampak sosial kemasyarakatan, yang akan dikoordinasikan dengan
masyarakat dan aparat pemerintah setempat. Adapun proses produksi unit pemotongan ayam sebelum dijadikan menjadi
makanan olahan pengawetan produk daging antara lain adalah : –
Penerimaan ayam hidup, pembongkaran kemudian diseleksi. –
Penanganan ayam,
terdiri dari
: penggantungan,
pemingsanan, penyembelihan, pencabutan bulu, penarikan kepala dan pemotongan ceker
ayam. –
Proses penyiangan terdiri dari : penyayatan leher, penarikan tembolok, pengeluaran jerohan, pencucian bagian dalam dan luar karkas.
– Proses pendinginan terdiri dari : pendinginan ulir, penirisan dan
penggantungan kembali; –
Proses pengolahan untuk kebutuhan ekspor dan lokal. PT. Charoen Pokphand Indonesia berkomitmen menghasilkan produk-produk
berkualitas, maka produk-produk yang dihasilkan sudah memiliki sertifikat dan terdaftar pada :
– Sertifikat ISO 9001:2008 dan HACCP Hazard Analytical Critical Control
Point –
Sertifikat Halal dari MUI –
Pengawasan quality control QC yang ketat –
Terdaftar di BPOM Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Universitas Sumatera Utara
Wilayah kerja hasil produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison ini didistribusikan ke seluruh pulau sumatera seperti mini market, mall, super market
dan lain-lain.
4.2. Bahan Baku produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Bahan baku pembuatan makanan olahan food division sudah memenuhi syarat dan sudah dilakukan pengawasan yang cukup ketat yang memproduksi Golden
Fiesta, Fiesta, Champ, dan Okey dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Bahan Baku dan Bahan Penolong PT.Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Bahan Kapasitas
Pemakaian bulan
Bentuk Fisik
Sifat Bahan
Asal Bahan
Sistem Penyimpanan
Neraca Bahan Produk
Sisa
Bahan Baku :
- Ayam
Hidup -
Ayam Potong
14.000.000 Ekor
Padat Tidak
Berbahaya PIR
- 90
10
7.000 ton Padat
Tidak Berbahaya
PIR Frozen
90 10
Bahan Penolong :
- Tepung
8 ton Padat
Tidak Berbahaya
Lokal -
99 1
- Minyak
Goreng 1.500 ton
Cair Tidak
Berbahaya Lokal
- 99
1 Sumber : PT. Charoen Pokphand Indonesia
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison memiliki bahan baku dan bahan penolong, bahan baku terdiri dari ayam hidup dan ayam potong serta bahan
penolong terdiri dari tepung, minyak goreng dan bumbu. Setiap masing-masing dari bahan baku dan bahan penolong mempunyai kapasitas setiap bulannya. Ayam hidup
yang dipakai dalam pembuatan nugget ini sebesar 14.000.000 ekorbulan yang
Universitas Sumatera Utara
berasal dari PIR Proyek Industri Ringan yaitu anak perusahaan PT. Chraroen Pokphand Indonesia divisi pembesaran ayam yang terdapat di berbagai lokasi di
Provinsi Sumatera Utara, antara lain di Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten
Asahan, Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi. Sedangkan ayam potong dipakai sebesar 7.000 tonbulan yang
berasal dari PIR pemotongan ayam yang disimpan pada frozen seperti lemari pendingin. Pemakaian bahan baku PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison
sebesar 90 yaitu hasil produksi, 10 yaitu sisa dari ayam hidup dan ayam potong yang tidak memenuhi syarat ketentuan misalnya ayam hidup yang mati pada saat
proses pembesaran dan ayam potong yang sudah tampak tidak segar lagi atau rusak. Bahan penolong yang terdiri dari tepung sebanyak 8 ton per bulan dan minyak
goreng sebanyak 1.500 ton per bulan dan masing bahan ini diperoleh oleh pabrik lokal yang diperkirakan 99 hasil produksi dan 1 yaitu sisa.
4.3. Proses Produksi Produk Daging, Produksi Sosis, dan Produksi Nugget PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Divison melakukan produksinya secara berkesinambungan dan tanpa berhenti non stop. Proses produksi dilakukan
dibawah pengawasan Product Supervisor dengan 3 kali pergantian shift kerja. Pergantian kegiatan produksi dilakukan pagi, siang, dan malam. Selama kegiatan
produksi, bahan baku yang diolah, dialirkan di dalam pipa dari mesin yang satu ke mesin yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum dilakukan proses produksi pembuatan nugget dan sosis PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division terlebih utama melakukan proses produksi
industri produk daging unggas, proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Proses produksi industri produk daging di atas berawal dari arearuangan khusus, dimana sebelum masuk pada area tersebut petugas melakukan sterilisasi
Holding Area
Penyembelihan
Scaldingperendaman ayam dalam air panas
Pencabutan bulu
Daging segar Limbah Cair
Bleeding Tankbak darah
Limbah Padat Penampungan
Spray air untuk menyejukan
Daging mentah potong
Packing supermarket
Cold Storage KFC, AW, dll
Daging mentah beku Processing sosis, nugget,
bakso, dll
Gambar 4.1. Proses Produksi Industri Produk Daging Ayam PT.Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan spray atau semprotan air yang keluar pada tiap lubang pipa saat berada di dalam arearuangan khusus tersebut, selanjutnya petugas
menggunakan pakaian khusus yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri APD yang meliputi masker, topi, sepatu, dan sarung tangan. Awal proses produk tersebut
yaitu proses penggantungan, pemingsanan yang menggunakan bahan kimia, dari proses pemingsanan ini didapat limbah cair, selanjutnya proses penyembelihan yang
dilakukan oleh orang yang bersertifikat Majelis Ulama Indonesia MUI, dari proses penyembelihan tersebut darah ayam ditampung pada bak darah, dan ayam yang
sudah mati dilakukan perendaman di dalm air panas, lalu dilakukan pencabutan bulu ayam dan menghasilkan limbah padat yang dikumpulkan pada tempat khusus, setelah
semua bulu dicabut dengan bersih dilakukan pemotongan kepala, kaki, dan pengeluaran jeroan. Hasil dari proses tersebut seperti kepala, kaki dan jeroan dijual
kepada pengusaha di bidang potong ayam. Selanjutnya proses pencucian ayam sampai bersih sehingga menjadi daging segar. Daging segar yang sudah di proses
dibagi menjadi beberapa bagian yakni daging mentah potong yang di packing dan di pasarkan ke Supermarket. Daging mentah beku yang di pasarkan ke KFC, AW dll.
Sedangkan daging segar yang lain digunakan untuk pembuatan sosis, nugget, bakso dll. Daging mentah potong hanya dipasarkan di dalam negeri dan untuk limbah
barupa bulu dan darah ayam dikumpulkan terlebih dahuli pada TPS B3 kemudian diserahkan pada pengumpul yang memiliki izin pengumpulan Limbah B3.
Setelah dilakukan beberapa tahap proses produksi daging unggas selanjutnya dilakukan beberapa tahapan proses pembuatan produk sosis sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan proses produksi pembuatan sosis sebagai berikut :
Input Proses
Output Meat Preparation
Cooking
Cooling
Filling Packing
Vaccum
Frozen
Packing Carton
Storaging
Loading Distribution
Daging Ayam
Tulang Ayam
Gambar 4.2. Tahapan Proses Produksi Sosis PT.Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Universitas Sumatera Utara
a. Meat Preparation