Pasar Modal Proses Keputusan Investasi

18 Sumber: Tandelilin 2001

2.1.2 Pasar Modal

Pasar modal menurut Latumaerissa 2011 : 353 adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan akhirnya meningkatkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian, pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan Penentuan tujuan investasi Penentuan kebijakan investasi Pemilihan strategi portofolio Pemilihan aset Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Gambar 2.2. Proses Keputusan Investasi Universitas Sumatera Utara 19 sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Untuk kasus di Indonesia, bursa efek yang ada yaitu Bursa Efek Indonesia BEI. Pasar modal Indonesia sebenarnya dimulai ketika pemerintah Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek di Jakarta Batavia pada akhir tahun 1912. Pendirian bursa efek tersebut diikuti dengan pendirian bursa efek di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925. Dengan berbekal pengalaman bursa efek di Belanda yang cukup lama, bursa efek yang didirikan tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat sampai akhirnya kegiatannya terhenti akibat pecahnya Perang Dunia Kedua. Selanjutnya, memasuki era kemerdekaan bursa efek Indonesia diaktifkan kembali dengan diterbitkannya obligasi pemerintah RI tahun 1950. Untuk menetapkan keberadaan bursa efek tersebut, maka pemerintah mengeluarkan UU Darurat tentang Bursa No. 13 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan UU No. 15 Tahun 1952. Penyelenggaraan bursa efek yang dibuka Jakarta tersebut dilakukan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek – efek PPUE dimana Bank Indonesia terlibat sebagai penasehat. Namun usaha pengaktifkan kembali bursa efek tidak mengalami perkembangan atau bahkan dapat dikatakan tidak begitu banyak pengaruhnya. Keadaan tersebut berlangsung sampai dengan memasuki dekade 1970-an. Pemerintah mulai kembali melakukan usaha pengaktifan pasar modal Indonesia sejak 10 Agustus 1977 dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal Universitas Sumatera Utara 20 Bapepam yang sejak tahun 1991 berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Untuk menggairahkan kembali pasar modal, pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan dan perkembangan termasuk pasar modal. Deregulasi yang dapat dianggap mempengaruhi pasar modal Indonesia antara lain adalah Pakto 27 1988 dan Pakto 20 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paket 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok sebagai berikut. 1. Kemudahan syarat go public antara lain tidak harus mencapai 10. 2. Diperkenalkan bursa pararel. 3. Penghapusan pungutan-pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam. 4. Investor asing boleh memiliki saham yang go public. 5. Saham boleh diterbitkan atas unjuk. 6. Batasan fluktuasi harga saham di Bursa Efek sebesar 4 dari kurs sebelum ditiadakan. 7. Proses emisi harus sudah diselesaikan Bapepam dalam waktu selambat- lambatnya 20 hari sejak dilengkapinya persyaratan. Dampak dari deregulasi tersebut adalah meningkatnya minat emiten maupun investor secara drastis yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan di satu pihak dan sarana investasi bagi pemodal. Meningkatnya minat emiten mencari dana melalui pasar modal tercermin dari Universitas Sumatera Utara 21 banyaknya perusahaan yang melakukan emisi saham dan obligasi serta naiknya jumlah kapitalisasi dana. 2.1.3 Reksa Dana 2.1.3.1 Pengertian Reksa Dana