Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas

49 Model yang digunakan untuk pengujian kemampuan memilih saham stock selection skills dan market timing abilities dari manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia adalah model dari Treynor-Mazuy. 3.7.2 Uji Asumsi Klasik

3.7.2.1 Uji Normalitas

Situmorang Lufti 2014 : 114 menyatakan bahwa tujuan dari uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menjorok ke kiri atau menjorok ke kanan. Melalui adanya tes normalitas maka hasil penelitian kita bisa digeneralisasikan pada populasi. Dalam pandangan statistik itu sifat dan karakteristik populasi adalah terdistribusi secara normal. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak adalah sebagai berikut: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara 50

3.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Situmorang Lufti 2014 : 121 analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam setiap persamaan regresi pasti memunculkan residu. Residu, yaitu variabel variabel lain yang terlibat akan tetapi tidak termuat di dalam model sehingga residu adalah variabel tidak diketahui sehingga diasumsikan bersifat acak. Karena diasumsikan acak, maka besarnya residu tidak terkait dengan besarnya nilai prediksi. Jika data residu tidak bersifat acak maka data bisa dikatakan terkena heterokedasitas. Menurut Ghozali 2005 : 130, dasar pengambilan keputusan ada tidaknya heteroskedasitas adalah sebagai berikut. 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedasitas. 2. Jika tidak ada pola tertentu yang jelas seperti titik-titik yang menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terdapat heteroskedasitas. Selain menggunakan scatterplot digunakan pula uji statistik yaitu uji Park. Uji Park dilakukan dengan meregres nilai residual kuadrat U2i kemudian dilakukan logaritma natural dari kuadrat residual LnU2i dengan variabel independen dan variabel independen. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedasitas, dan sebaliknya apabila parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi Universitas Sumatera Utara 51 homoskedasitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak Ghozali, 2005 : 131.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi