Unsur-Unsur Kejahatan dalam Pasar Modal yang terdapat di dalam

B. Unsur-Unsur Kejahatan dalam Pasar Modal yang terdapat di dalam

Pasar Modal UU Nomor 8 tahun 1995 Tindak pidana di bidang Pasar Modal mempunyai karakteristik yang khas, yaitu antara lain adalah “barang” yang menjadi obyek dari tindak pidana adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana tersebut bukanlah mengandalkan kemampuan fisik seperti halnya pencurian atau perampokan mobil, akan tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan untuk membaca situasi pasar serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Tindak Pidana Pasar Modal merupakan aktifitasnya tindak pidananya terkait Langsung dalam ruang lingkup definisi Pasar Modal Pasal 1 angka 13 UUPM. 63 Melalui UUPM tersebut, maka dapat kita lihat bersama kategori kejahatan Pasar Modal pada Bab XI tentang penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam, mulai dari pasal 90 sampai dengan pasal 99. Yang dapat di bagi menjadi 3 tiga kategori kejahatan Pasar Modal beserta unsur – unsurnya, yaitu: 1. Penipuan fraud Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 huruf c, adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain 63 Fitrianti Lestari, http:fitrianalestari.blogspot.com201110kejahatan-pelanggaran- dibidangpasar.html diakses tgl 1 Juni 2016 Universitas Sumatera Utara atau dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. 64 Terkait dengan pengertian KUHP tentang penipuan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 juga memberikan beberapa spesifikasi mengenai pengertian penipuan, yaitu terbatas dalam kegiatan perdagangan efek yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, danatau penjualan efek yang terjadi dalam rangka penawaran umum, atau terjadi di bursa efek maupun diluar bursa atas efek emiten atau perusahaan publik. Mengenai pengertian tipu muslihat atau rangkaian kebohongan sebagaimana ditentukan dalam KUHP, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 menegaskan bahwa hal tersebut termasuk membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta yang material. Unsur – unsur tindakan kejahatan Pasar Modal yang dilarang yang berupa penipuan yang terdapat di dalam Pasal 90 adalah, antara lain: 65 a. Setiap pihak; Berdasarkan Pasal 1 angka 23 UUPM, pihak yang dimaksud adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi. b. Menipu atau menggelabui pihak lain atau turut serta menipu atau turut serta mengelabui pihak lain; Berdasarkan Pasal 378 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP tentang Penipuan, maka unsur – unsur yang dikatakan penipuan adalah orang yang hendak mengguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara melawan hak, baik dengan 64 http:www.kompasiana.comminnieperanan-otoritas-jasa-keuangan-dalam- melindungi-praktek-praktek-kecurangan-yang-terjadi-dalam-pasar- modal_56bd1c2a7193731b05dfe710 diakses tanggal 1 Juni 2016 65 Undang – Undang Nomor.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Universitas Sumatera Utara memakai nama palsu atau keadaan palsu baik dengan tipu muslihat maupun perkataan bohong, membujuk orang supaya memberikan barang, membuat hutang atau menghapus piutang. 66 c. Dengan menggunakan sarana ataupun cara apapun; d. Membuat pernyataan tidak benar tentang fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material; Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. 67 Informasi atau fakta materil yang diperkirakan dapat mempengharui efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut: 1 Penggabungan usaha, pembelian saham,peleburan usaha, atau pembentukan usaha patungan; 2 Pemecahan saham atau pembagian deviden saham; 3 Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya; 4 Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5 Produk atau penemuan baru yang berarti; 6 Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; 66 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Bogor, 1995, hal 262 67 Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 7 Universitas Sumatera Utara 7 Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang; 8 Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya; 9 Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang materil; 10 Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; 11 Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur atau komisaris perusahaan; 12 Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain; 13 Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan; 14 Penggantian wali amanat; 15 Perubahan tahun fiskal perusahaan. 68 Menurut pendapat pengadilan dalam List v.Fashion Park, Inc,340 F. 2d 457 2d Cir. 1995, fakta materil adalah meliputi fakta – fakta yang secara rasional dan objektif mempengharui nilai saham perusahaan. 69 e. Dengan tujuan agar pernyataan yang di buat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. 68 Keputusan Ketua Bapepam Nomormor: Kep- 86 PM 1996 dan Peraturan Nomormor X.K1, mengenai Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik 69 Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Universitas Indonesia Fakultas Hukum Program Pasca Sarjana, 2001, hal 17, hal. 65-66 Universitas Sumatera Utara Undang – Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, memberikan batasan mengenai kegiatan perdagangan efek yang dimaksud dalam pasal 90 ini melalui penjelasannya yaitu, kegiatan yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau penjualan Efek yang terjadi dalam rangka Penawaran Umum, atau terjadi di Bursa Efek, maupun kegiatan penawaran, pembelian. 70 Peristiwa – peristiwa yang dapat mempengharui harga saham harus dilaporkan paling lambat 2 dua hari kerja. 71 Berdasarkan unsur – unsur kejahatan tersebut Pasar Modal yang berupa Penipuan di atas, maka dapat diketahui bahwa setiap perbuatan semua pihak ataupun turut serta, yang dilarang berdasarkan Pasal 90 UUPM atau memenuhi unsur – unsur dari Pasal 90 tersebut maka di namakan telah melalukan kejahatan Pasar Modal yang berupa Penipuan. Pihak yang melakukan penipuan dikenakan ketentuan selain sanksi administratif, yaitu sanksi pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah. 72 2. Manipulasi Pasar Selain tindak pidana penipuan, terdapat tindak pidana yang berupa manipulasi pasar berdasarkan Pasal 91 dan pasal 92 UUPM, maka dapat dilihat ketentuan tentang unsur – unsur yang dikatakan manipulasi pasar yaitu sebagai berikut: a. Setiap pihak baik sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain; 70 Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Pasal 90 71 Keputusan Ketua Bapepam Nomormor: Kep- 86 PM 1996 dan Peraturan Nomormor X.K1, mengenai Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik 72 Undang – Undang Nomor.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Pasal 102 dan 104. Universitas Sumatera Utara b. dilarang melakukan tindakan atau melakukan 2 dua transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupucn tidak langsung; c. dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek. Atau dengan tujuan menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuaan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan. 73 Pada penjelasan Pasal 91 UUPM yang berbunyi: “Masyarakat pemodal sangat memerlukan informasi mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek yang tercermin dari kekuatan penawaran jual dan penawaran beli Efek sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi dalam Efek. Sehubungan dengan itu, ketentuan ini melarang adanya tindakan yang dapat menciptakan gambaran semu mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek, antara lain: a. melakukan transaksi Efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan; atau b. melakukan penawaran jual atau penawaran beli Efek pada harga tertentu, di mana Pihak tersebut juga telah bersekongkol dengan Pihak lain yang melakukan penawaran beli atau penawaran jual Efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama.” 74 Sementara pada penjelasan Pasal 92 UUPM yang berbunyi: “Ketentuan ini melarang dilakukannya serangkaian transaksi Efek oleh satu Pihak atau beberapa Pihak yang bersekongkol sehingga menciptakan harga Efek yang semu di Bursa 73 Penjelasan Pasal 91 dan 92, Undang – Undang Nomor.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 74 Penjelasan Pasal 91, Undang – Undang Nomor.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara Efek karena tidak didasarkan pada kekuatan permintaan jual atau beli Efek yang sebenarnya dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau Pihak lain.” 4422 Berdasarkan penjelasan Pasal 91 dan 92 UUPM, maka dapat diketahui bahwa rencana pertama dari praktek manipulasi pasar adalah melakukan restriksi artifisial atau penciptaan penampilan palsu atas kegiatan perdagangan yang sebenarnya dalam persedian supply dengan mengakuisisi saham secara substansial dalam controlled account. Kegiatan merangsang permintaan demand saham yang disengaja dengan upaya pengendalian pesediaan saham. Selanjutnya melakukan penjualan atas persedian saham yang dibeli, sejalan dengan harga saham yang telah membubung harga manipulasi. Setiap pihak yang melakukan pratek menipulasi pasar yang dilarang oleh UUPM, dapat dikenakan sanksi administrasi dan juga sanksi pidana yang sama dengan melakukan tindak pidana Penipuan di Pasar Modal. Penipuan dengan manipulasi perbedaannya pada dasarnya hanya terletak pada akibat dari perbuatan tersebut. Pada manipulasi pasar,akibat dari perbuatan tersebut harga saham menjadi semu sedangkan pada tindak pidana penipuan maka akibat dari informasi atau keadaan tidak sebenarnya tersebut akan dapat merugikan pihak lain tanpa mesti mempunyai akibat terhadap pasar yang termanipulasi. Penjelasan Pasal 92 UUPM yang berbunyi: “Ketentuan ini melarang dilakukannya serangkaian transaksi Efek oleh satu Pihak atau beberapa Pihak yang bersekongkol sehingga menciptakan harga Efek yang semu di Bursa Efek karena tidak didasarkan pada kekuatan permintaan jual atau beli Efek yang Universitas Sumatera Utara sebenarny a dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau Pihak lain.” 75 Berdasarkan penjelasan pasal 91 dan 92 UUPM, maka dapat diketahui bahwa rencana pertama dari praktek manipulasi pasar adalah melakukan restriksi artifisial atau penciptaan penampilan palsu atas kegiatan perdagangan yang sebenarnya dalam persedian supply dengan mengakuisisi saham secara substansial dalam controlled account. Kegiatan merangsang permintaan demand saham yang disengaja dengan upaya pengendalian pesediaan saham. Selanjutnya melakukan penjualan atas persedian saham yang dibeli, sejalan dengan harga saham yang telah membubung harga manipulasi. 76 Setiap pihak yang melakukan pratek menipulasi pasar yang dilarang oleh UUPM, dapat dikenakan sanksi administrasi dan juga sanksi pidana yang sama dengan melakukan tindak pidana Penipuan di Pasar Modal. 77 Penipuan dengan manipulasi perbedaannya pada dasarnya hanya terletak pada akibat dari perbuatan tersebut. Pada manipulasi pasar,akibat dari perbuatan tersebut harga saham menjadi semu sedangkan pada tindak pidana penipuan maka akibat dari informasi atau keadaan tidak sebenarnya tersebut akan dapat merugikan pihak lain tanpa mesti mempunyai akibat terhadap pasar yang termanipulasi. Di dalam penjelasan Pasal 94 UUPM, memberikan batasan bahwa suatu tindakan yang dilarang pada Pasal 91 dan 92 UUPM tersebut menjadi tindakan yang tidak terlarang yang berupa : a. stabilisasi harga efek dalam rangka Penawaran Umum sepanjang hal tersebut dicantumkan dalam Prospektus; dan 75 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Penjelasan Pasal 92 76 Bismar Nasution, Op.Cit., hal. 169 77 Undang – Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Pasal 104 Universitas Sumatera Utara b. penjualan dan pembelian efek oleh Perusahaan Efek selaku pembentuk pasar untuk rekeningnya. 78 3. Perdagangan Orang Dalam Insider Trading Perdagangan orang dalam dilarang karena pihak yang memiliki informasi orang dalam, dan kemudian mempergunakannya untuk memperdagangkan efek, pada dasarnya mempunyai keuntungan berhadapan dengan pihak lain, yang tidak mempunyai informasi orang dalam. Pihak yang memiliki informasi orang dalam ini tidak beda dengan seorang pencuri, karena pihak lain tidak mengetahui informasi orang dalam tersebut apabila dia mengetahui informasi orang dalam tersebut mungkin tidak akan pernah menjual sahamnya pada harga tersebut. apabila dia mengetahui bahwa informasi tersebut akan menyebabkan kenaikan harga, ataupun dia mungkin akan menunda membeli saham seandainya pihak tersebut mengetahui bahwa harga efek tersebut akan turun apabila informasi yang belum dikeluarkan oleh emiten itu akan menyebabkan penurunan harga. 79 Memang tidak semua orang yang membeli atau menjual saham pada harga tersebut mengetahui adanya informasi orang dalam, tetapi bagi pihak yang mengetahui informasi orang dalam dan kemudian menggunakannya bertransaksi, jelas merampas kesempatan pihak lainnya. 78 Undang – Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Penjelasan Pasal 94. 79 Insider trading is said to harm investors in two pricipal ways. Some contend that the i estor’s trades are made at the ro g price . A more sophisticated theory posits that the investor is induced to make a bad purchase or sale. Neiter argument proves convincing on close examination. An in vestor who trades in a security contemporaneosly with insiders having access to material non public information likely will allege injury in that he sold at the wrong price; i.e., a price that does not reflect undiscrosed information. If a fir ’s stock currently slls at 10 per share, but after disclousure of the new information will at 15, a shareholder who sells at the curent price thus will claim a 5 loss. Lihat untuk ini Stephen M. Bainbridge, SECURITIES LAW insider trading, Foundation Press, New York, hal. 150. Universitas Sumatera Utara Larangan perdagangan oleh orang dalam, sebagaimana dikatakan di atas, pada dasarnya adalah larangan yang dimaksud agar informasi yang keluar dari perusahaan dapat sampai kepada semua orang pemodal dan calon pemodal secara bersamaan dan merata, akan memberikan kepada setiap pihak yang membutuhkan informasi kesempatan yang sama untuk mempergunakan informasi tersebut untuk kepentingan masing-masing. Perlunya disampaikannya informasi yang ada dan dimiliki emiten tersebut secara bersamaan dan merata dimaksudkan juga untuk memastikan bahwa tidak ada satu pihak pun yang diuntungkan, baik karena hubungan yang bersangkutan dengan perusahaan maupun karena yang bersangkutan memperolehnya secara melawan hukum. Perlakuan yang sama dan merata atas informasi emiten ini diperlukan, karena sekali lagi informasi di pasar modal merupakan komoditi penting yang membuat orang memutuskan, melakukan atau tidak melakukan investasi. Oleh karena itu orangorang yang dianggap mempunyai hubungan khusus dengan perusahaan emiten, dilarang melakukan transaksi dengan mempergunakan informasi orang dalam. Dengan tidak seorang pun akan diuntungkan, terutama apabila yang bersangkutan mempunyai akses terhadap manajemen perusahaan. Jenis kejahatan Pasar Modal yang lainnya adalah insider trading. UUPM melarang adanya praktek perdagangan orang dalam yang dapat dilihat dari Pasal 95 – 99 UUPM. Yang unsur – unsur suatu kejahatan Pasar Modal yang berupa praktik perdagangan orang dalam dapat diuraikan sebagai berikut: a. Adanya orang dalam atau setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dari orang dalam secara melawan hukum; Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penjelasan pasal 95 UUPM, maka dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan orang dalam adalah: 1 komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan Publik; 2 pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik; 3 orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan Emiten atau Perusahaan Publik memungkinkanorang tersebut memperoleh informasi orang dalam; atau Berdasarkan kategori orang dalam ini,maka yang dimaksud dengan: a Yang dimaksud dengan “kedudukan” dalam penjelasan angka iii ini adalah jabatan pada lembaga, institusi, atau badan pemerintah. b Yang dimaksud dengan “hubungan usaha” dalam penjelasan angka iii ini adalah hubungan kerja atau kemitraan dalam kegiatan usaha, antara lain hubungan nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan, dan kreditur. 4 Pihak yang dalam waktu 6 enam bulan terakhir tidak lagi menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam angka i, ii, iii di atas. b. Mempunyai informasi orang dalam yang belum tersedia untuk umum; Yang dimaksud dengan “informasi orang dalam” dalam penjelasan angka iii adalah Informasi Material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum. c. Dilarang mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek atau memberi informasi orang dalam kepada Pihak Universitas Sumatera Utara mana pun yang patut diduganya dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek Alasan mengapa perdagangan orang dalam dilarang adalah sebagai berikut: 1 Larangan bagi orang dalam untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan didasarkan atas pertimbangan bahwa kedudukan orang dalam seharusnya mendahulukan kepentingan Emiten, Perusahaan Publik, atau pemegang saham secara keseluruhan termasuk di dalamnya untuk tidak menggunakan informasi orang dalam untuk kepentingan diri sendiri atau Pihak lain. 2 Orang dalam dari suatu Emiten atauPerusahaan Publik yang melakukan transaksi dengan perusahaan lain juga dikenakan larangan untuk melakukan transaksi atas Efek dari perusahaan lain tersebut, meskipun yang bersangkutan bukan orang dalam dari perusahaan lain tersebut. Hal ini karena informasi mengenai perusahaan lain tersebut lazimnya diperoleh karena kedudukannya pada Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan transaksi dengan perusahaan lain tersebut. Yang dimaksud dengan “transaksi” disini adalah semua bentuk transaksi yang terjadi antara Emiten atau Perusahaan Publik dan perusahaan lain, termasuk transaksi atas Efek perusahaan. Beberapa hal yang tidak tergolong ke dalam perdagangan orang dalam berdasarkan Pasal 97 dan 98 UUPM yaitu, Universitas Sumatera Utara 1 Apabila setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dan kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik tanpa pembatasan. 2 Perusahaan Efek yang memiliki informasi orang dalam mengenai Emiten atau Perusahaan Publik melakukan transaksi Efek Emiten atau Perusahaan Publik bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya. 3 Perusahaan Efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasabahnya mengenai Efek yang bersangkutan. Sanksi yang dapat dikenakan pada pihak yang melakukan pelanggaran di Bursa Efek Indonesia sama dengan sanksi yang dikenakan pada kejahatan manipulasi pasar dan penipuan yaitu berupa sanksi administrasi dan sanksi pidana yang berupa hukuman sanksi pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah. 80 4. Informasi yang Menyesatkan misleading information Landasan hukum Missleading information dalam UUPM dapat ditemui pada Pasal 80, 81, 93 UUPM. Berdasarkan ketentuan di dalam Pasal 93 dan 94 UUPM, maka informasi yang menyesatkan merupakan jenis kejahatan pasar modal yang lainnya selain yang telah disebutkan di atas. Pengertian informasi yang menyesatkan adalah pernyataan menyesatkan yang disebabkan adanya misrepresentation atau pernyataan dengan membuat penghilangan omission fakta materil, baik dalam dokumen – dokumen penawaran umum maupun dalam 80 Undang – Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Pasal 102 dan 104. Universitas Sumatera Utara perdagangan saham. Pernyataan pernyataan tersebut menciptakan gambaran yang salah dari kualitas emiten, manajemen, dan potensi ekonomi emiten. Mengenai informasi yang menyesatkan dapat dilihat dari Pasal 93 UUPM. Unsur – unsurnya dapat berupa: a. Setiap pihak; b. Dengan cara apapun; c. Membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan; d. Dengan ketentuan apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan atau pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material; e. Bertujuan mempengaruhi harga efek di Bursa Efek; Enam elemen informasi yang menyesatkan antara lain: a Adanya pernyataan fakta material yang salah palsu atau pernyataan fakta material itu tidak lengkap b Adanya kewajiban untuk menyampaikan informasi kepada publik, apabila gugatan itu didasarkan pada fakta material yang salah atau kurang lengkap. c Adanya pengetahuan oleh pihak yang melakukan misrepresentation atau omission dan dilakukannya dengan maksud melakukan penipuan scienter. Universitas Sumatera Utara d Merupakan fakta material e Adanya keyakinan reliance f Adanya kerugian injury. 81 Namun dalam Pasal 94 UUPM beserta penjelasannya menerangkan bahwa ada beberapa tindakan memenuhi unsur misleading information namun tidak termasuk ke dalam kategori kejahatan Pasar Modal yang berupa: 1 Stabilisasi harga Efek dalam rangka Penawaran Umum sepanjang hal tersebut dicantumkan dalam Prospektus. 2 Penjualan dan pembelian Efek oleh Perusahaan Efek selaku pembentuk pasar untuk rekeningnya sendiri. Mengenai tanggung jawab atas informasi yang menyesatkan, maka pada Pasal 80 dan 81 UUPM, dapat kita ketahui bahwa ada 2 dua hal yang wajib bertanggung jawab, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, atas kerugian yang timbul akibat informasi yang menyesatkan tersebut. a. Apabila pernyataan dalam rangka penawaran umum ada informasi yang tidak benar tentang fakta material atau tidak memuat informasi tentang fakta material, maka setiap pihak yang menandatangani pernyataan pendaftaran tersebut, direktur dan komisaris emiten, penjamin pelaksana emisi efek, profesi penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang memberikan pendapat 81 Bismar Nasution, Op.Cit., hal. 90-97 Universitas Sumatera Utara atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam pernyataan pendaftaran. b. Setiap Pihak yang menawarkan atau menjual Efek dengan menggunakan Prospektus atau dengan cara lain, baik tertulis maupun lisan, yang memuat informasi yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat informasi tentang Fakta Material dan Pihak tersebut mengetahui atau sepatutnya mengetahui mengenai hal tersebut. Namun terdapat pengecualian apabila penjamin pelaksana emisi efek, profesi penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam pernyataan pendaftaran, dapat membuktikan bahwa Pihak yang bersangkutan telah bertindak secara profesional dan telah mengambil langkah-langkah yang cukup untuk memastikan bahwa 1 Pernyataan atau keterangan yang dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran adalah benar; dan 2 Tidak ada fakta material yang diketahuinya yang tidak dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran yang diperlukan agar Pernyataan Pendaftaran tersebut tidak menyesatkan. Maka tuntutan ganti rugi hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 lima tahun sejak pernyataan pendaftaran efektif. 82 Bagi pihak yang melakukan pelanggaran dengan memberikan informasi yang menyesatkan dapat dikenakan ketentuan 82 Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Pasal 80 dan 81 Universitas Sumatera Utara pidana dan sanksi administratif yang sama dengan kejahatan pasar modal yang lainnya. 83

C. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan untuk Melakukan Penyidikan