Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan kepada masyarakat selaku pihak yang ingin berinvestasi dalam pasar modal.
D. Keaslian Penulisan
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang Fungsi Otoritas Jasa Keuangan
dalam Melakukan Penyidikan Tindak Pidana Pasar Modal, belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan
yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan
judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
E. Tinjauan Pustaka
5. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan OJK adalah sebuah lembaga pengawas jasa keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan
pembiayaan, dana pensiun dan asuransi yang sudah harus terbentuk pada tahun 2010. Keberadaan OJK ini sebagai suatu lembaga pengawas sektor keuangan di
Indonesia perlu untuk diperhatikan, karena harus dipersiapkan dengan baik segala hal untuk mendukung keberadaan OJK tersebut.
13
13
Siti Sundari, Laporan Kompendium Hukum Bidang Perbankan, Kementrian Hukum dan HAM RI, 2011, hal. 44
Universitas Sumatera Utara
Pasal 1 Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 menyebutkan: “Otoritas
Jasa Keuangan, OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang ini. “ Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa OJK adalah sebuah
lembaga pengawasan jasa keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi.
14
Pada dasarnya UU OJK ini hanya mengatur mengenai pengorganisasian dan tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki kekuasaan
didalam pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Oleh karena itu, dengan dibentuknya OJK diharapkan dapat mencapai mekanisme koordinasi
yang lebih efektif didalam penanganan masalah-masalah yang timbul didalam sistem keuangan. Dengan demikian dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas
sistem keuangan dan adanya pengaturan dan pengawasan yang lebih terintegras.
15
6. Pengertian Tindak Pidana
Istilah tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu strafbaar feit. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS Belanda,
dengan demikian juga WvS Hindia Belanda KUHP, tetapi tidak ada penjelasan
14
Rebekka Dosma Sinaga, Sistem Koordinasi Antara Bank Indonesia Dan Otoritas Jasakeuangan Dalam Pengawasan Bank Setelah Lahirnya Undang-Undang Nomormor 21 Tahun
2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Jurnal Hukum EkoNomormi Universitas Sumatera Utara, 2013, hal 2
15
Afika Yumya, Pengaruh Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kewenangan Bank Indonesia Dibidang Pengawasan Perbankan , Skripsi sarjana Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Depok, 2008, hal. 28
Universitas Sumatera Utara
resmi tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar feit itu. Oleh karena itu, para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi istilah itu. Secara literlijk,
kata “straf” artinya pidana, “baar” artinya terdapat atau boleh dan “feit” artinya
adalah perbuatan. Dalam kaitannya dengan istilah strafbaar feit secara utuh, ternyata straf diterjemahkan juga dengan kata hukum. Padahal sudah lazim hukum
itu adalah terjermahan dari kata recht, seolah-olah arti sama dengan recht, yang sebenarnya tidak demikian halnya.
16
Moeljatno merumuskan istilah strafbaar feit menjadi istilah perbuatan pidana. Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
17
Berdasarkan uraian di atas, berpendapat bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh manusia, baik dengan melakukan
perbuatan yang tidak dibolehkan ataupun tidak melakukan perbuatan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertai
dengan ancaman sanksi berupa pidana.
7. Pengertian penyidikan