h. memberikan danatau mencabut: izin usaha, izin orang perorangan,
efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan
pembubaran dan penetapan lain. Untuk melaksanakan tugas pengawasan tersebut OJK mempunyai
wewenang, antara lain :
46
1. Menetapkan kebijakan tugas pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan.
2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala
Eksekutif. 3.
Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku danatau penunjang
kegiatan jasa keuangan sebagainana dimaksud dalam peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.
4. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan danatau pihak
tertentu. 5.
Melakukan penunjukkan pengelolaan staturter 6.
Menetapkan penggunaan pengeloan statute 7.
Menetapkan sanksi administrative terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
C. Pengaturan Hukum terhadap Pengawasan Pasar Modal dari Bapepam
kepada Otoritas Jasa Keuangan
46
Kasmir, Op.Cit, hal 277
Universitas Sumatera Utara
Pengalihan kewenangan Bapepam kepada OJK sejak tanggal 31 Desember 2012. Maka, tugas, fungsi, pengaturan dan pengawasan Bapepam beralih kepada
OJK. Beralihnya kewenangan tersebut mengakibatkan kekayaan, pegawai juga dialihkan kepada OJK untuk menunjang kerja OJK tersebut. Pengalihan
kewenangan Bapepam kepada OJK tidak banyak mengalami perubahan sebagaimana di bawah Bapepam baik dalam ruang lingkup pengawasan serta
objek pengawasannya. Namun yang berbeda ialah adanya struktur organisasi, di mana pada struktur organisasi
Otoritas Jasa Keuangan OJK terdiri dari direktorat, termasuk Direktorat Pengawasan Transsaksi Efek dan Lembaga Efek. Berbeda ketika berada di bawah
Bapepam-LK hanyalah bagian dari Biro. Sehingga dengan adanya pengalihan kewenangan Bapepam kepada OJK dalam hal pengawasan transaksi efek
mempunyai tugas yang lebih banyak daripada sebelumnya.
47
Sistem pengawasan industri yang kuat, akan meningkatkan kepercayaan domestik maupun global terhadap perekonomian Indonesia dalam menghadapi
tantangan ke depan. Adanya kesadaran global bahwa industri keuangan sudah semakin terintegrasi dan merupakan aktivitas lintas batas cross-border activities
mendorong beberapa negara untuk melakukan perubahan fundamental dalam struktur kelembagaan maupun design pengaturan dan pengawasan.
48
Kegiatan pasar modal merupakan kegiatan yang berkaitan dengan dana dari masyarakat investor. Dana tersebut diserahkan kepada lembaga pasar modal,
47
Rizka Maulida, dkk. Pengalihan Kewenangan BAPEPAM-LK Kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam hal Pengawasan Transaksi Efek Studi di Kantor Otoritas Jasa Keuangan Pusat,
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2015, hal 11.
48
Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Bandung: Alumni, 2005, hal 7
Universitas Sumatera Utara
karena investor atau masyarakat selain menginginkan keuntungan profit tetapi juga menaruh kepercayaan pada bidang pasar modal. Dengan terjadinya krisis
yang melanda terutama lumpuhnya sektor perbankan maka sumber pembiayaan beralih kepada pasar modal. Bapeam sebagai lembaga yang membina dan
mengawas pasar modal harus dapat mendorong perusahan-perusahaan yang sehat untuk memanfaatkan pasar modal guna pendanaan jangka panjang mereka. Untuk
menarik minat berinvestasi diperlukan perlindungan terhadap investor dengen kepastian hukum melaui pengaturan dan pengawasan.
49
Secara teoritis ada dua aliran dalam hal pengawasan lembaga keuangan. Di satu pihak terdapat aliran yang mengatakan bahwa pengawasan industri keuangan
sebaiknya di lakukan oleh beberapa institusi. Alasan dasar di pihak lain ada aliran yang berpendapat pengawasan industri keuangan lebih tepat apabila dilakukan
oleh beberapa lembaga. Di Inggris misalnya keuangan diawasi oleh FSA, sedangkan di Amerika diawasi oleh beberapa institusi. Misalnya Alasan dasar
yang melatar belakangi kedua aliran ini adalah kesesuaian dengan sistem perbankan yang dianut oleh negara tersebut. Juga seberapa dalam konvergensi
diantara lembaga-lembaga keuangan.
50
Secara empiris, survey yang dilakukan oleh Central Banking Publication 1999 menunjukkan bahwa dari 123 negara yang diteliti, tiga perempatnya
memberikan kewenangan pengawasan industri perbankan kepada Bank Sentral. Hal ini lebih menonjol di negara-negara sedang berkembang. Khusus untuk
negara berkembang alasannya adalah masalah sumber daya resources. Bank
49
Ibid, hal 176
50
Zulkarnain Sitompul,
Menyambut Kehadiran
Otoritas Jasa
Keuangan, http:Sippm.unas.ac.id, hal. 1, diakses tanggal 15 Mei 2016, hal 2
Universitas Sumatera Utara
Sentral dianggap memadai dalam hal sumber daya SDM dan Dana. Dari kaca mata politik, dicabutnya kewenangan pengawasan dari Bank Sentral sejalan
dengan munculnya kecendrunganpemberian independensi kepada Bank Sentral. Ada kekhawatiran bahwa dengan independennya Bank Sentral akan memiliki
kewenangan yang sedemikian besar.
51
Pengawasan yang berlaku diIndonesia saat ini adalah lebih pada pendekatan institusional institusional approach. Dalam model ini, regulator
yang mengawasi suatu institusi adalah didasarkan status badan hukum dari institusi yang diawasi tersebut.
52
Pendekatan institusional dan fungsional telah mulai ditinggalkan karena sangat berpotensi menciptakan konflik antara lembaga
pengawasan. Karena kesulitan merespon perkembangan produk keuangan yang telah terintegrasi lintas sektoral. Konsistensi peraturan juga merupakan isu dalam
kedua pendekatan tersebut. Undang-Undang OJK memberikan dasar hukum terhadap penyatuan dua
institusi terpisah yang sebelumnya melakukan fungsi pengawasan terhadap perbankan dan pasar modal, dan lembaga keuangan non bank, yaitu Bank
Indonesia dan Bapepam-LK Kementerian Keuangan ke dalam satu otoritas tunggal Unifed Supervisory Model. Di Indonesia, bank diatur dan diawasi oleh
bank Indonesia, sedangkan perusahaan sektor keuangan non bank dan diawasi oleh Bapepam.
53
51
Ibid.
52
Zaidatul Amina, Kajian Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Di Indonesia: Melihat Dari Pengalaman Negara Lain, www.unesa.ac.id, diakses tanggal 15 Mei 2016
53
Nurhaida Anggota Dewan komisioner Kepala Eksekutif Pangawas Pasar Modal, Reformasi Pengawasan Jasa Keuangan Melalui Pembentukan Otoritas Jasa keuangan Sebagai
Universitas Sumatera Utara
Penyatuan pengaturan dan pengawasan terhadap semua sektor jasa keuangan tersebut menjawab hal-hal sebagai berikut:
Pertama, lebih menyelaraskan cakupan dan kedalam semua sektor jasa keuangan selama ini dipraktik di sektor jasa keuangan, termasuk dalam rangka
pengelolaan struktur koglomerasi industri keuangan yang ada di Indonesia. Penyatuan ini ditujukan untuk memberikan ruang gerak yang lebih optimal bagi
institusi pengatur dan pengawas tersebut dalam rangka memelihara, membenahi, dan memperkuat kebijakan-kebijakannya, serta untuk mengefektifkan law
enforcement, untuk pemeliharan disiplin pasar dan perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Kedua, untuk menyeimbangi penerapan ketentuan terhadap semua sektor utama pada industri jasa keuangan, yang sekaligus merupakan peluang yang
berharga untuk membentuk budaya yang baru bagi regulator untuk mengawasi sektor keuangan. Dengan demikian, OJK harus memampu dan dapat
memperbaharui sistem regulasi sektor jasa keuangan untuk lebih konsisten dan lebih harmonis terhadap semua sektor jasa keuangan. Ketiga, diharapkan akan
lebih memungkinkan
untuk menghasilkan
pengaturan-pengaturan dan
terkonsolidasi sesuai dengan harapanharapan masyarakat, sebagai modal awal menumbuhkan kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan di
Indonesia.
54
Upaya Mendorong pertumbuhan PerekoNomormian Nasional, www.itb.ac.id, diakses tanggal 28 Desember 2012
54
Darmin Nasution,
Konsepsi Pemikiran
Otoritas Jasa
Keuangan, http:books.google.co.id, diakses tanggal 12 Mei 2016.
Universitas Sumatera Utara
Otoritas Jasa Keuangan OJK memisahkan fungsi pengaturan dan fungsi pengawasan dalam satu organisasi di mana fungsi pengaturan dilakukan oleh
dewan komisioner sedangkan fungsi pengawasan dilakukan oleh tiga pengawas yang berdiri sendiri yaitu pengawas perbankan, pengawas pasar modal dan
pengawas industri keuangan non bank. Kesemuanya terintegrasi dalam satu organisasi OJK. Dewan komisioner sebagai organ tertinggi OJK melakukan pula
fungsi pengawasan terhadap ketiga lembaga pengawas di maksud. Dengan demikian, di Indonesia nantinya, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dapat
bersama-sama dengan OJK melaksanakan pengawasan terhadap bank, bahkan Bank Indonesia juga diperkenankan untuk bersama dengan OJK melakukan
pemeriksaan lapangan di suatu bank on site inspection. Selain itu, Bank Indonesia juga mendapatkan semua akses informasi tentang data perbankan di
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang