Wewenang Otoritas Jasa Keuangan untuk Melakukan Penyidikan

pidana dan sanksi administratif yang sama dengan kejahatan pasar modal yang lainnya. 83

C. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan untuk Melakukan Penyidikan

berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Kewenangan Pemeriksaan Terhadap Kegiatan Pasar Modal yang dimiliki OJK terkait dengan pemeriksaan dapat dikatakan sebagai kewenangan yang super power. Hal ini dapat terlihat pada kewenangan yang dimiliki OJK yang mencakup pengaturan dan pengawasan serta perizinan dalam jasa keuangan, termasuk di dalamnya kegiatan di Pasar Modal. Dengan kewenangan yang dimiliki OJK, tentunya untuk dapat melakukan pencegahan dalam bentuk identifikasi adanya potensi kejahatan di pasar modal akan menjadi mudah. Namun demikian, serangkaian kewenangan tersebut tidaklah akan berarti jika OJK tidak memiliki kewenangan dalam penjatuhan sanksi terhadap pelaku kejahatan di pasar modal. Pada dasarnya kewenangan menjatuhkan sanksi tidak hanya dimiliki oleh OJK, badan pengawasan sebelumnya, yakni Bapepam juga memiliki kewenangan dalam hal menjatuhkan sanksi. Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, penyidikan juga dilakukan oleh pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang tugas dan tanggungjawabnya meliputi pengawasan sektor jasa keuangan di lingkungan OJK. Ketentuan pidana di dalam UU OJK meliputi : 84 83 Ibid, Pasal 104. 84 Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada,Jakarta, 2014, hal 330 Universitas Sumatera Utara 1. Perbuatan-perbuatan terhadap pelanggaran kerahasian informasi yang subjeknya adalah setiap orang perorangan atau korporasi 2. Perbuatan-perbuatan terhadap pelaksanaan kewenangan OJK dalam perlindungan konsumen 3. Perbuatan-perbuatan dalam hal tidak mengabaikan perintah tertulis dari OJK Kewenangan OJK juga mengacu pada Undang-Undang tentang Pasar Modal, yang menentukan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan oleh setiap pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari OJK, dapat dijatuhi sanksi berupa: 1. Peringatan tertulis; 2. Denda yaitu kewajiban berupa pembayaran sejumlah uang tertentu; 3. Pembatasan kegaitan usaha; 4. Pembekuan kegiatan usaha; 5. Pencabutan izin usaha; 6. Pembatalan persetujuan; dan 7. Pembatalan pendaftaran; Selain sanksi sebagai mana di atas, OJK juga berwenanga untuk menjatuhkan sanksi berdasar pada Pasal 9 UU OJK, yakni memberikan yaitu antara lain : a. Izin usaha; b. Izin orang perseorangan; c. Efektifnya pernyataan pendaftaran; d. Surat tanda terdaftar; e. Persetujuan melakukan kegiatan usaha; Universitas Sumatera Utara f. Pengesahan; dan g. Persetujuan penetapan pembubaran; Kewenangan yang dimiliki OJK dalam menjatuhkan sanksi, diharapkan mampu menjadi alat penanggulangan yang efektif dalam mencegah terjadinya kejahatan manipulasi pasar di pasar modal. Sejauh ini pihak OJK telah memberikan sanksi terhadap beberapa perusahaan yang laporan keuangannya dianggap bermasalah, seperti yang dikutip penulis pada salah satu media massa nasional sebagai berikut : 85 Otoritas Jasa Keuangan mengganjar Asuransi Jiwa Bersama AJB Bumiputera 1912 dengan sanksi peringatan kedua karena kesehatan keuangan perusahaan dinilai bermasalah. Ngalim Sawega, Deputi Komisioner Pengawas I Industri Keuangan Nonbank OJK, mengatakan pihaknya telah memberikan sanksi kepada perseroan. Namun, dia enggan merinci sejak dan sampai kapan sanksi itu berlaku.“Jangan sampai sanksi itu menjurus ke pencabutan izin [usaha]. Karena kalau kita cabut izinnya, ini kan [perusahaan] besa, ada 4 juta, 5 juta pemegang polis, tentunya nasib mereka akan terkatung- katung.” Bekti Anuar mengemukakan bahwa dalam satu tahun ini telah banyak perusahaan yang kegiatan jasa keuangannya dibekukan karena terbukti melakukan tindakan melawan hukum dalam kegiatan jasa keuangan di pasar modal. Misalnya 85 http:www.bisnis-kti.com, Berita Ekonomi dan Bisnis, tanggal 3092013. diakses tanggal 21 Mei 2016. Universitas Sumatera Utara kasus Perusahaan Modal Ventura PMV yang tidak beroperasi secara benar, telah diberikan sanksi pembekuan kegiatan usaha dari Otoritas. 86 Jasa Keuangan OJK. Bekti Anuar mengemukakan bahwa pihaknya telah memberhentikan kegiatan usaha 15 perusahaan modal Ventura, sehingga perusahaan modal ventura tersebut dilarang melakukan kegiatan usaha. Hal tersebut seperti yang tertuang dalam Pasal 38 Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 18PMK. 0102012 tentang perusahaan modal ventura. Disisi lain, dalam penghentian praktik usaha tersebut, ke 15 PMV tersebut dipandang tidak memenuhi ketentuan Pasal 42 ayat 2 huruf a PMK Nomor 18PMK. 0102012 tentang perusahaan modal ventura. Isi peraturan tersebut adalah, perusahaan modal ventura wajib menyampaikan laporan kegiatan usaha semesteran kepada Menteri, Ketua dan Kepala Biro dengan ketentuan paling lama satu bulan setelah periode semester berakhir. Namun pada kenyataannya, 15 Perusahaan Modal Ventura tersebut tidak menyampaikan laporan kegiatan usaha sejak semester I tahun 2012. Berdasarkan ketentuan pasal 62 ayat 5 PMK Nomor 18PMK.0102012 tentang perusahaan Modal Ventura PMK182012, sanksi pembekuan kegiatan usaha berlaku selama 30 hari kerja. Bekti Anuar menambahkan, bila sampai 1 satu bulan tidak ada itikad baik dari mereka PMV maka izin usahanya akan dicabut. Selain itu, berdasarkan penelusuran penulis terkait dengan kejahatan di pasar modal, pada tahun 2013 terdapat 34 tiga puluh empat pelanggaran, namun pelanggaran tersebut belum selesai diproses. Hal ini dikemukakan oleh Kepala 86 Dikutip VICKY HO, Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Dalam Penanganan Kejahatan Manipulasi Pasar Di Pasar Modal, Tesis Program Magister Kenotariatan Universitas Hasanuddin Makassar, 2014, hal 17 Universitas Sumatera Utara Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, pelanggaran tersebut belum bisa disampaikan secara detail karena masih dalam proses lebih lanjut, beliau menegaskan dari 34 pelanggaran atau kejahatan pasar 23 modal tersebut, terbagi menjadi dua pelanggaran yakni yang berkaitan dengan emiten dan yang kedua berkaitan dengan efek. Nurhaida menjanjikan kepada masyarakat akan mengumumkan siapa saja pelaku kejahatan pasar modal. Dalam hal ini, kita akan share dengan publik, apabila prosesnya sudah selesai 87 Tindakan tegas OJK dalam menjatuhkan sanksi kepada perusahaan ini adalah langkah tepat untuk menghindari terjadinya berbagai kejahatan di pasar modal. Dengan adanya penjatuhan sanksi ini, diharapkan mampu memberikan efek jera baik kepada perusahaan yang telah dijatuhi sanksi dan juga akan memberikan rasa takut kepada perusahaan yang akan melakukan tindakan modus operandi untuk mempengaruhi harga efek di pasar modal. Masih banyak bentuk- bentuk tindakan penjatuhan sanksi yang telah dikeluarkan OJK sampai dengan saat ini. Pasal 7 UU OJK mengatur tugas dan kewenangan OJK dalam pengaturan dan pengawasan perbankan, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa kewenangan OJK tersebut merupakan kewenangan dalam pengaturan dan pengawasan microprudential. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan, kesehatan, aspek kehatihatian dan pemeriksaan bank merupakan lingkup pengaturan dan pengawasan microprudential yang menjadi tugas dan wewenang OJK. Adapun lingkup pengaturan dan pengawasan macroprudential, yakni pengaturan dan 87 http:www.kabarbisnis.comread2844036, diakses tanggal 21 Mei 2016. Universitas Sumatera Utara pengawasan selain hal yang diatur dalam Pasal ini, merupakan tugas dan wewenang Bank Indonesia. Dalam rangka pengaturan dan pengawasan macroprudential, OJK membantu Bank Indonesia untuk melakukan himbauan moral moral suasion kepada perbankan. Pasal 8 UU OJK menjelaskan ketentuan yang menentukan secara khusus tentang kewenangan OJK yang berkaitan dengan tugas pengaturan bank. Untuk melaksanakan tugas pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, OJK mempunyai wewenang: a. Menetapkan peraturan pelaksana Undang-Undang ini. b. Menetapkan Peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. c. Menetapkan paraturan dan keputusan OJK. d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan. e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK. f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu. g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statute pada lembaga jasa keuangan. h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara dan manata usahakan kekayaan dan kewajiban. i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Universitas Sumatera Utara

D. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan OJK dalam Menangani Kasus