65
BAB III IMPLEMENTASI KESETARAAN GENDER DI KOMPAS USU
3.1. Implementasi
Menurut Van Meter dan Van Horn 1975, dalam bukunya Leo Agustino 2006;139, mendefinisikan implementasisebagai: “tindakan-tindakan yang dilakukan
baik oleh individu-individu atau kelompok-kelompok yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”. Jadi
dengan kata lain implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai
tujuan kegiatan. Dalam ini penulis menggambarkan sebuah kegiatan yang telah dilakukan oleh KOMPAS USU. Dalam berkegiatan, KOMPAS USU memberikan
kebebasan bagi seluruh anggota dalam mengikuti segala kegiatan yag ada di dalam program kerja kepengurusan ataupun kegiaan yang merupakan buah pemikirandari
anggota. Dalam kepengurusan tahun ini ada kegiatan pendakian putri gunung Bendahara yang berada di daerah Aceh. Awalnya pengurus membuka list peserta
kegiatan, jadi bagi seluruh anggota perempuan dapat mengikuti rangkaian kegiatan. Awalnya ada tujuh orang yang mengisi list, tetapi setelah proses latihan dan
simulasi lapangan yang telah dilakukan hanya tiga orang yang layak pergi kelapangan dan disetujui oleh pengurus dengan dampingan seorang anggota luar biasa sebagai
teman berpikir mereka tim nantinya dilapangan, karena mengingat ketiga orang
Universitas Sumatera Utara
66
tersebut merupaka anggota yang baru saja dilantik menjadi anggota biasa KOMPAS USU. Ketiga orang tersebut adalah Widya Ika Vannesa, Trioni Narvatilova Sitompul
dan Aisyah H Pulungan. Sebelum mereka berangkat kelapangan tentunya mereka harus mempresentasekan bagaimana teknik ketika dilapangan nanti kepada seluruh
anggota KOMPAS USU, sehingga mereka juga mendegar masukan dari anggota lainnya.
Pendakian yang akan dilakukan selama sepuluh hari ini tentu akan sangat mengurus tenaga dan pikiran. Dari Medan mereka berangkat menggunakan
kendaraan umum menuju Aceh, sebelum melakukan pendakian mereka menyelesaikan urusan administrasi terlebih dahulu seperti izin pendakian dari pihak
Balai BesarTaman Nasional Gunung Leuser BBTNGL karena gunung yang akan di daki merupakan kawasan dari Taman Nasional Gunung Leuser. Tidak hanya kepada
BBTNGL, mereka juga memberikan surat pemberitahuan kepada pihak Kepolisian dan Koramil yang bilamana terjadi trouble mereka akan membantu dengan siap sedia,
juga kepada pihak Puskesmas setempat agar bias memberikan pertolongan pertama ketika terjadi hal-hal yang diluar perencanaan. Dan yang terakhir adalah memberikan
surat pemberitahuan kepada perangkat desa. Setelah urusan administrasi selesai mereka pun melakukan pendakian, sebelum mereka memasuki pintu rimba hutan
banyak warga yang merasa ragu akan mereka karena melihat fisik mereka yang mungil dan membawa tas yang cukup besar dipunggung mereka, tetapi mereka hanya
menjawab dengan senyuman. Bahkan istri kepala desa sampai menitihkan air matanya. Usai berpamitian dengan warga mereka pun memantapkan langkah untuk
melakukan pendakian.
Universitas Sumatera Utara
67
Pengimplementasian kesetaraan gender mengalir begitu saja dan diterapkan karena kesadaraan dari setiap anggota KOMPAS USU, dan memang tidak ada aturan
yang mengatur hal itu secara resmi. Seperti apa yang diungkapkan oleh IZ : “KOMPAS USU sudah mengimplementasikan kesetaraan gender dan itu terjadi
begitu saja, mungkin karena kesadaraan setiap anggota sih. Dan juga karena KOMPAS USU kan organisasi minat dan bakat, jadi ini rumahnya mahasiswai yang
memliki minat ataupun bakat dalam kepencintaaalaman.”
3.4. Kesetaraan Gender