78
3.3. Peran Perempuan dan Laki-laki di KOMPAS USU
A. Peran Perempuan
Membicarakan keterlibatan perempuan dalam organisasi sama halnya berbicara mengenai sejarah. Kita harus memundurkan waktu sekian tahun lamanya, dan
mencermati sejak kapan perempuan terlibat dalam organisasi. Mengapa pertanyaan tersebut muncul? Hal ini disebabkan paham yang dianut oleh sebagian masyarakat
kita, bahwasanya perempuan itu kedudukannya adalah sebagai ibu rumah tangga, maka ia harus berada di rumah dan menyemarakkan rumahnya. Namun sebenarnya di
Indonesia perempuan telah terlibat dalam organisasi sejak tahun 1904, saat itu Dewi Sartika mendirikan sekolah-sekolah untuk perempuan di Bandung. Keterlibatan Dewi
Sartika mendirikan sekolah tersebut, merupakan cerminan bahwa perempuan telah mampu mengorganisir, sehingga sekolah-sekolah tersebut dapat berdiri. Selanjutnya
dalam organisasi keagamaan seperti Sarekat Islam dan Muhammadiyah tahun 1912, perempuan ikut serta menjadi anggota.
Dengan berdirinya organisasi perempuan pada tahun 1912, sesungguhnya telah cukup bagi kita untuk menyatakan bahwa perempuan tidak asing lagi dalam
kehidupan berorganisasi, bahkan mereka ternyata telah memiliki kedudukan cukup penting sebagai penggagas, ketua, bendahara maupun sekertaris organisasi. Hanya
saja jika kita melihat seberapa besar presentasinya jika dibandingkan dengan jumlah perempuan di Indonesia, tentu saja jumlahnya belumlah begitu banyak. Namun fakta
sejarah ini tidak dapat memungkiri bahwa perempuan telah mempunyai kedudukan cukup penting dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
79
Kedudukan perempuan sebagai ketua dalam organisasi tidak banyak, karena masih ada rasa enggan dan kurangnya percaya diri. Kedudukan perempuan sebagai
sekretaris dan bendahara cukup banyak. Kedudukan ini dianggap sebagai lahannya kaum perempuan, karena sangat identik dengan ketelitian dan kerapihan. Perempuan
dicitrakan sebagai mahluk yang prima dalam melakukan dua fungsi tersebut. Bisa dikatakan bahwa saat ini sudah banyak perempuan yang terlibat di organisasi. Namun
kebanyakan dari mereka hanya menjadi pelengkap atau tim hore-hore aja, mereka tidak menempati kedudukan yang cukup penting dalam organisasi. Namun ada juga
beberapa beberapa organisasi yang posisi ketua dijabat oleh perempuan , ya walupun jumlahnya belum begitu banyak.
Di KOMPAS USU, saat ini posisi ketua umum dijabat oleh seorang mahasiswi Kesehatan Masyarakat dan ini juga bukan kali pertama KOMPAS USU dipimpin oleh
seorang wanita. Pada tahun 1987 dan 2004 posisi ketua umum KOMPAS USU juga dijabat oleh perempuan. Dalam KOMPAS USU sendiri perempuan tidak pernah
dibatasi peran dalam keseharian atupun ketika berkegiatan di lapangan. Seperti apa yang disampaikan oleh WS:
“Perempuan ataupun laki-laki mempunyai hak dan kewajiban yang sama disini, hal itu disebabkan karena situasi dilapangan. Misal ketika hujan, ya kita semua
harus bisa sigap dalam mengambil peran tanpa memandang jeis kelamin. Jadi tidak ada alasan untuk bermanja-manja. Kami perempuan juga bisa melakukan apa yang
laki-laki bisa lakukan dan begitu juga sebaliknya. Misalnya ketika lagi dilapangan perempuan bisa jadi pemimpin tim atau pengambil keputusan dan laki-laki juga tidak
merasa direndahkan bila dipimpin oleh perempuan. Begitu juga dengan laki-laki, mereka juga bisa memasak, sehingga label bahwa perempuan itu pantasnya di dapur
tidak berlaku disini.”
Dan dalam tahun ini ada kegiatan KOMPAS USU yang khusus hanya diperankan oleh perempuan saja, salah satunya ialah PON XIX dalam cabang olahraga eksebisi arung jeram
Universitas Sumatera Utara
80 R4 Putri untuk mewakili Sumatera Utara, tetapi ada juga peran dari laki-laki dalam hal
persiapan tim sebelum keberangkatan.
Mereka yang berangkat ini merupakan tim yang menang pada saat Kejuaraan daerah Sumatera utara kelas putri pada tahun 2015. Tim
putra KOMPAS USU tidak ikut mewakili sumatera Utara dalam cabang olahraga arung jeram karena kalah dalam kejuaraan daerah. Tim yang berangkat dari
KOMPAS USU ada enam orang, empat orang sebagai tim inti, satu orang cadangan dan yang satu lagi sebagai manager tim. Tim intinya ada Widya Sandharo Bakkara,
Lusi Cania Manurung, Hafni Silfizah Hasibuan dan Puput Melati dan pemain cadangannya Annisa Zai. Dan sebagai managernya ada senioran KOMPAS USU
yaitu Carles Simson. Sebelum mereka ini berangkat dengan seluruh tim kontingen Sumatera Utara, mereka telah berlatih dengan sangat tekun dan displin, karena
mereka dilatih langsung oleh orang yang memang telah menekuni dunia arung jeram. Mereka berlatih setiap sore di kolam Taman Cadika untuk melatih kekuatan dayung
dn kekompakan mereka sebagai tim, karena arung jeram adalah olahraga regu yang dimana seluruh awak yang berada diatas perahu karet harus sama-sama mendayung
agar didapat ritme yang kompas sehingga perahu dapat berjalan lurus dan menghindari rintangan seperti beatuan yang menonjol kepermukaan air agar perahu
tidak tersangkut dan bisa sampai ke garis finis dengan waktu yang lebih cepat. Tim tidak hanya berlatih di arus tenang saja, tetapi juga melukan simulasi ke sungai yang
biasa dilakukan untuk arung jeram. Tim melakukan simulasi sekali seminggu selama persiapan, yaitu ke sungai Bah Bolon dan sungai Binge. Selama proses persiapan
tentu tidak berjalan dengan cukup mulus tanpa hambatan, tentunya ada hambatan yang dialami oleh tim seperti hubungan emosional antara sesama tim maupun tim
Universitas Sumatera Utara
81
dengan manager. Dan juga kendala dana untuk proses simulasi. Tetapi semuanya dapat dikontrol oleh tim dan manager sehingga proses persiapan untuk PON XIX
nanti dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tim berangkat menuju Jawa Barat bersama dengan seluruh kontingen Sumatera Utara menggunakan pesawat
komersil yang tiketnya disediakan oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara. Mereka berangkat enam hari sebelum kegiatan dimulai, guna untuk mengobservasi jalur dan
sungai yang akan digunakan sebagai tempat perlombaan nantinya., dan juga untuk melakukan latihan di sungai tersebut. Hari kedua tim melakukan latihan pengarungan
di sungai Citatih dan Cimandiri. Karena baru pertama kali melakukan pengarungan di sungai ini, tim agak kesulitan karena belum paham dengan karakteristik dan jalur
sungainya. Tetapi tim tetap optimis dalam melakukan prosesi latihan ini agar hasil yang diperoleh nantinya dapat memberikan sebuah kebanggaan bagi masyarakat
Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara dan juga KOMPAS USU khususnya. Setelah beberapa hari latihan, tim official Sumatera Utara mengajak seluruh tim dari
Sumatera Utara untuk refreshing ke pantai Karang Hawu pelabuhan Ratu agar seluruh tim dapat mengikuti kejuaraan yang akan dimulai esok hari. Waktu yang dinanti-nanti
pun tiba, tim KOMPAS USU yang membawa nama Sumatera utara akan turung ke sungai dan siap untuk menunaikan kewajiban. Hal yang diluar dugaan tim pun terjadi,
mereka tim KOMPAS USU mendapat kan peringkat ketiga dalam kelas Sprint race dan slalom yang diperlombakan sehingga mereka akan naikkan ke podium dan
menyumbangkan medali perunggu untuk tim Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
82
B. Peran Laki-laki
Pada dasarnya laki-laki adalah seseorang yang lahir dengan peran yang cukup dapat dihargai, jika lazimnya ada segelintir orang atau lawan jenis beranggapan
bahwa laki-laki adalah seseorang yang arogan, kasar, pemarah itu perlu dipertanyakan, dalam hal ini laki-laki siapapun dan dimanapun dasarnya tetap
memiliki sifat serta tingkah laku dan kebiasaan yang cukup baik dan ramah terlebih lagi terhadap lawan jenisnya maupun orang yang dihormatinya. Mungkin hanya laki-
laki yang memiliki kekuasaan,kekuatan dan memilki kedudukan tertentu serta kurangnya tingkat kesadaran moral dan etika yang dapat dikategorikan sebagai laki-
laki yang arogan dan pemarah karena factor angkuh yang dimilikinya serta tidak adanya timbal-balik yang baik dari siapapun sehingga menunjukan keangkuhan
dirinya baik itu terhadap lawan jenis atau lingkungan sekitarnya yang juga dapat mempengaruhinya.
Laki-laki juga memiliki peran penting dalam hidup baik itu dalam ber rumah tangga,berorganisasi maupun dalam hal memimpin suatu institusi atau kelompok.
Seperti dalam rumah tangga laki-laki adalah pemimpin ataupun sebagai kepala keluarga yang wajib hukumnya untuk menafkahi,melindungi dan menuntun anggota
keluarga yang telah dibinanya sekaligus menjadi imam yang baik dalam keluarganya walaupun masih terdapat pemimpin keluarga yang belum tentu dapat menjadi imam
dan begitu sebaliknya ada imam yang sudah dapat menjadi pemimpin bagi keluarganya. Sedangkan dalam hal organisasi,institusi dan kelompok peran laki-laki
juga tidak kalah pentingnya dimana dari ketiga hal tersebut laki-laki tetap dapat memimnpin dengan gaya yang tentunya berbeda dari apa yang di terapkan dalam
Universitas Sumatera Utara
83
kehidupan berkeluarga seorang laki-laki. Laki-laki yang sudah memimpin dalam organisasi,institusi maupun kelompok tentunya sudah mempunyai peran penting
dalam hal ini, selain itu laki-laki dianggap lebih produktif dalam memimpin dan mampu bekerja dalam tim yang nantinya dapat menguntungkan ketiga hal tersebut.
Dari hasil pengamatan peneliti, sebenarnya peran laki-laki didalam KOMPAS USU sangatlah besar. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya laki-lakilah yang mampu
mengambil keputusan dengan cepat karena dari hasil wawancara peneliti dengan ketua umum sekarang, dia lebih banyak berdiskusi dengan beberapa senior yang laki-
laki dalam hal pengambilan keputusan. Dari segi fisik juga bahwasanya laki-laki tetaplah menjadi yang terkuat, tetapi bukan berarti para perempuan pasrah dengan
kelemahannya. Mereka tetap terus berlatih agar tetap mampu mengikuti kegiatan KOMPAS USU. Karena memang selain membutuhkan otak, juga membutuhkan
kekuatan otot untuk membawa bekal atau perlengkapan hidup selama dalam kegiatan di lapangan.
Tetapi, tidak selalu hanya seperti hal diatas yang dilakukan laki-laki. Karena anggota yang laki-laki juga bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oeh
perempuan, seperti halnya memasak, mencuci piring dan mengepel. Karena memang disini tidak ada perbedaan gender dalam hal pembagian peran. Baik laki-laki atau
perempuan semua mendapatkan hak dan kewajiban yang sama. Seperti yang disampaikan oleh RN :
“Ya kalo memang itu sudah menjadi tanggungjawab atau tugas dari anggota memang harus dilaksanakan, misal dalam hal jadwal piket dan jaga malam.
Jadwal dan nama-namanya sudah diatur oleh pengurus, jadi bagi anggota yang sedang piket hari itu ya harus mampu mengkoordinir anggota yang lainnya
untuk menjaga kebersihan secretariat dan peralatan rumah tangga. Apabila
Universitas Sumatera Utara
84
tidak mampu maka resikonya adalah anggota yang piket saat itu harus membersihkan seluruh areal sekretariat apabila kotor atau berrantakan dan
mencuci seluruh piring atau peralatan rumah tangga yang kotor di dapur dan itu dilakukan oleh perempuan ataupun lelaki begitu juga dengan piket jaga malam,
perepmpuan ataupun laki-laki pasti dapat giliran.”
Gambar 3. Memasak makan malam thn 2016
3.4. Kepengurusan KOMPAS USU