Iklim Komunikasi Organisasi Tinjauan Pustaka

commit to user penyebarluasan informasi pertanian, sebagai tempat latihan para PPL yang teratur sehingga kemampuan akan selalu meningkat baik pengetahuan maupun keterampilan, sebagai tempat pemberian rekomendasi pertanian yang lebih menguntungkan dan sebagai tempat mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih kepada petani. Dilihat dari fungsinya maka jelas bahwa di BPP tidak cukup hanya diselenggarakan kegiatan-kegiatan klasikal, melainkan harus terdapat berbagai jenis dan bentuk kegiatan di lapangan yang dalam hal ini di kompleks BPP. Dengan demikian maka kompleks BPP bukan hanya bermanfaat bagi pelaksanaan diskusi, penyuluhan informasi secara timbal balik, menganalisa, dan mengevaluasi hal-hal yang berasal dari dan diperuntukkan bagi tingkat lapangan Kartasapoetra, 1991. Perubahan struktur organisasi penyuluhan pertanian sangat diperlukan yaitu organisasi yang mampu mengakomodasi berbagai perkembangan. Oleh karena itu, organisasi penyuluhan perlu diberi keleluasaan dalam menerapkan prinsip dan system kerja sebagai lembaga pendidikan nonformal yang sangat mengandalkan pendekatan demokratis dan partisipatif. Dalam hal ini dituntut perubahan citra penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang tidak lagi didominasi oleh pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menanamkan pengertian dan pemahaman pemerintah tentang azas, prinsip dan sistem kerja lembaga penyuluhan pertanian Syahyuti, 1999.

3. Iklim Komunikasi Organisasi

Menurut Berlo dalam Mardikanto 1993 secara umum komunikasi sering diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima. Akan tetapi dalam praktiknya proses komunikasi tidak hanya terhenti sampai diterimanya pesan oleh penerimanya. Setelah menerima pesan, penerima memberikan tanggapannya kepada sumber atau pengirim pesan untuk kemudian proses tersebut berlangsung dimana pengirim dan penerima pesan saling bergantian peran. Proses komunikasi tersebut baru commit to user berhenti jika penerima telah memberikan tanggapan sesuai atau tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh pengirimnya Mardikanto, 1993. Komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi sikap dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, gerak-gerik, tahu sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami Bungin, 2007. Komunikasi sebagai transmisi pesan, bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan encode dan menterjemahkannya decode dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi. Dengan kata lain komunikasi sebagai suatu proses yang dengannya seorang pribadi mempengaruhi perilaku seseorang atau state of mind pribadi yang lain Fiske, 1990. Komunikasi mengandung makna bersama-sama common. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Hoveland mendefinisikan komunikasi demikian: “the process by which an individual the communication transmits stimuli usually verbal symbol to modify, the behavior of other individu”. Komunikasi adalah proses individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain Wiryanto, 2006. Menurut teori neoklasik organisasi dianggap sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama. Definisi ini berbeda dengan definisi teori klasik yang hanya menitikberatkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, serta faktor-faktor ekonomi dan rasionaalitas tujuan. Teori neoklasik lebih menekankan pentingnya aspek sosial dalam pekerjaan organisasi informal dan aspek psikologis emosi Reksohadiprodjo, 1988. Organisasi bisa didefinisikan sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisir untuk mencapai tujuan. Jumlah individu sangat bervariasi commit to user dari satu organisasi dengan organisasi yang lain. Ada yang beranggotakan tiga atau empat orang yang bekerja dengan kontak yang sangat dekat. Organisasi yang lainnya memiliki 1000 karyawan yang tersebar di seluruh dunia. Apa yang penting dalam hal ini adalah mereka ini bekerja di dalam struktur tertentu Devito, 1997. Setiap organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi suatu organisasi tidak dapat berjalan. Dengan adanya informasi bahan mentah dapat diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimaanfaatkan oleh manusia. Begitu juga sebaliknya dengan tidak adanya informasi suatu organisasi dapat macet atau mati sama sekali. Untuk mendapatkan informasi tersebut adalah melalui proses komunikasi. Tanpa komunikasi maka informasi tidak mungkin didapatkan. Oleh karena itu, komunikasi memegang peranan yang penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi yang dibutuhkan ini baik dari dalam organisasi sendiri maupun dari luar organisasi Muhammad, 2001. Iklim komunikasi adalah suasana komunikasi yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku di situ. Secara umum dapat dikatakan bahwa suasana komunuikasi yang baik adalah suasana yang bersih dari prasangka-prasangka subyektif, perasaan golongan atau kedaerahan. Suasana komunikasi yang demikian akan membantu efektivitas komunikasi. Bila ternyata sebaliknya maka jelas komunikasi akan sulit memperolah hasil karena masing-masing anggota organisasi baik sebagai pemberi atau penerima informasi akan memberikan penafsiran yang lain akan suatu data Yuwono, 1988. Iklim komunikasi merupakan persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap anggota, menaruh perhatian kepada anggota, dan secara aktif meminta pendapat mereka serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik. Iklim komunikasi tersebut dapat dilihat melalui: commit to user 1 Kepercayaan yaitu persepsi anggota organisasi tentang seberapa jauh atasan, bawahan, dan sesama rekan kerja dapat dipercaya. 2 Pembuatan keputusan bersama yaitu persepsi anggota organisasi tentang keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama. 3 Pemberian dukungan yaitu persepsi anggota organisasi tentang perhatian atau dukungan organisasi pada anggotanya dan dukungan anggota terhadap organisasinya. 4 Keterbukaan yaitu persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan organisasi terhadap informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasan dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi. 5 Perhatian atas tujuan berkinerja tinggi yaitu persepsi anggota organisasi tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu memiliki tujuan kinerja yang tinggi Kriyantono, 2006. Kreps 1986 menyatakan bahwa iklim organisasi adalah sifat emosional intern organisasi yang didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota terhadap satu sama dan terhadap organisasi. Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila orang-orang yang terlibat di dalamnya diperhatikan dan diperlakukan sesuai dengan martabatnya. Beberapa iklim lainnya dianggap dingin bila terdapat kekuranghormatan dan permusuhan. Iklim organisasi terutama berkembang dari perilaku dan tindakan atasan serta iklim ini diperlihatkan oleh perilaku anggota organisasi Curtis, 1998. Beberapa definisi mengenai iklim organisasi yaitu sebagai berikut: 1 Taiguri mendefinisikan iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota- anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. 2 Payne dan Pugh menyatakan Iklim organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. commit to user 3 Litein dan Stringers mengatakan bahwa Iklim organisasi dapat dipelajari dengan mengobservasi jumlah otonomi secara individual, kebebasan yang dialami oleh individu, tingkat dan kejelasan struktur dan posisi yang dibebankan kepada pekerja, orientasi ganjaran dari organisasi dan banyaknya sokongan serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja. Itulah sebabnya mereka memberikan dimensi iklim organisasi antara lain rasa tanggung jawab, harapan tentang kualitas pekerjaan, ganjaran, rasa persaudaraan, dan semangat tim. 4 Hillrieger dan Slocum mendefinisikan iklim organisasi adalah set atribut organisasi dan subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi, yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau subsistem, terhadap anggota dan lingkungannya Muhammad, 2001. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks dan dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. Komunikasi organisasi juga meliputi orang dengan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan ketrampilannya atau skill Muhammad, 2000. Komunikasi organisasi adalah suatu komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi tertentu. Ciri dari komunikasi organisasi adalah berstruktur dan berhierarki. Komunikasi ini memiliki struktur yang vertikal dan horizontal dan sebagai akibatnya dapat pula berstruktur ke luar organisasi. Struktur ke luar terjadi jika organisasi tersebut melakukan interaksi dengan lingkungannya Thoha, 2005. Komunikasi organisasi menurut Senjaja 1996 adalah proses penciptaan, penyampaian dan pertukaran informasi tentang hal-hal yang commit to user berkaitan dengan kepentingan organisasi baik dalam lingkup internal dan eksternal. Komunikasi dengan internal organisasi terjadi antara orang- orang dalam suatu organisasi terutama aktivitas member perintah, member petunjuk, memberi tugas, memberikan laporan, memberikan saran dan membahas permasalahan. Komunikasi dengan internal organisasi pada intinya berkaitan dengan aktivitas mengolah, mengirim, menerima dan menyebarkan pesan atau informasi kepada orang-orang dalam lingkup organisasi. Komunikasi dengan lingkup eksternal organisasi terjadi antara orang-orang dalam organisasi dengan orang-orang luar organisasi. Komunikasi seperti ini bias terjadi karena adanya transaksi, negosiasi, pemberian informasi dan pencarian informasi kepada pihak luar organisasi Setyanto, 2002. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal dan juga informal dan berlangsung dalam jaringan lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi sering kali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, ke atas, dan komunikasi horizontal. Komunikasi informal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip Panuju, 2001. Komunikasi didefinisikan sebagai proses pemindahan informasi dan pengertian dari orang-orang yang satu kepada yang lain. Kebutuhan komunikasi bagi organisasi sama dengan kebutuhan aliran darah bagi orang. Sebagaimana orang menghasilkan penyempitan pembuluh nadi, suatu pembekuan nadi yang mengganggu efisiensi mereka, begitu juga organisasi menghasilkan “infoclerosis”. Pembekuan nadi informasi yang menghasilkan ketidakefisien yang sama inilah yang disebut infoclerosis Keith, 1997. Komunikasi juga dianggap penting bagi suatu keberhasilan organisasi. Argumen ini tentulah melihat bahwa setiap orang atau individu commit to user dalam suatu organisasi selalu terlibat dalam pengalihan informasi. Dimana dalam sebuah organisasi banyak ditemukan bagian-bagian seperti yang sering dilihat dalam struktur organisasi. Oleh karena itu, maka Parton 1992 mengatakan komunikasi terdiri dari pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian-bagian dan orang dalam suatu organisasi serta berbagai cara dan media yang terlibat dalam pertukaran. Oleh karena itu, komunikasi efektif sangat penting bagi keberhasilan suatu organisasi Suprapto dan Fahrianoor, 2004. Iklim komunikasi organisasi menggambarkan iklim fisik yang menyatakan cara orang bereaksi terhadap aspek-aspek organisasi dalam menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, dipengaruhi, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi Pace dan Faules, 2002. Enam faktor yang digunakan untuk melihat iklim komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules 2002 adalah adanya kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi. 1 Kepercayaan Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara commit to user bawahan dan atasan. Semakin tinggi kepercayaan cenderung semangat kerja makin tinggi Pace dan Faules, 2002. Tekanan waktu sering memperkecil kemungkinan pimpinan akan mampu menindaklanjuti komunikasi dan mendorong penyampaian balikan atau komunikasi ke atas setiap kali mereka berkomunikasi. Dalam keadaan seperti itu adanya perasaan saling percaya dapat memperlancar komunikasi. Pimpinan yang berusaha mengembangkan suasana saling percaya akan lebih mudah melakukan tindak lanjut setiap komunikasi dan tidak akan terjadi kesalahpahaman. Hal ini terjadi karena telah pimpinan telah memupuk kredibilitas diantara para bawahan Gibson, 2000. Komunikasi adalah menyangkut rasa percaya. Seseorang hanya mau mendengarkan orang yang mereka percaya. Sebaliknya sulit bagi seseorang untuk mau mendengarkan orang yang tidak atau kurang mereka percayai. Rasa percaya dapat dibangun dengan jalan menjadikan diri kita jujur menghargai diri sendiri dan tentang tujuan kita. Rasa percaya dapat berkembang diantara orrang-orang yang saling rendah hati dan bertenggang rasa terhadap orang lain. Seseorang yang penampilannya menimbulkan kesan sombong tidak akan menumbuhkan rasa percaya Nasution, 1990. Organisasi yang efektif bercirikan kepercayaan timbal balik yang tinggi dikalangan anggota, artinya anggota yakin akan integritas, watak, dan kemampuan satu sama lain. Kepercayaan membangkitkan kepercayaan dan kecurigaan membangkitkan kecurigaan, mempertahankan kepercayaan memerlukan perhatian yang seksama dari manajemen. Iklim kepercayaan di dalam sebuah kelompok cenderung sangat dipengaruhi oleh tindakan-tindakan manajemen dan budaya organisasi itu. Organisasi yang menghargai keterbukaan, kejujuran, dan proses kerjasama dan yang mendorong keterlibatan karyawan serta otonomi karyawan cenderung menciptakan budaya- budaya yang penuh kepercayaan Robbins, 1999. commit to user Orang yang memiliki rasa percaya kepada orang lain menunjukkan rasa percayanya dengan cara meningkatkan kepercayaannya terhadap orang tersebut, membuka informasi yang relevan, dan menyatakan niat mereka yang sebenarnya. Orang yang tidak memiliki rasa percaya bersikap sebaliknya. Mereka menyembunyikan informasi dan bertindak secara oportunistik untuk memanfaatkan orang lain. Beberapa orang yang tidak memiliki rasa percaya akan merusak organisasi secara keseluruhan Robbins, 1996. 2 Pembuatan keputusan bersama Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. Akan tetapi umumnya pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Namun apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap dipegangnya Pace dan Faules, 2002. Program keterlibatan karyawan dalam pembuatan keputusan bersama yang dimaksud adalah suatu proses partisipasif untuk memanfaatkan seluruh kemampuan karyawan dan dimaksudkan untuk mendorong peningkatan komitmen demi keberhasilan perusahaan atau organisasi. Salah satu teknik dalam meningkatkan keterlibatan tersebut ialah “manajemen partisipatif”. Sebagai definisi dapat dikatakan bahwa manajemen partisipatif berarti suatu proses dimana para bawahan pada tingkat dominan berbagi kekuasaan dengan para atasan langsung dalam pengambilan keputusan Siagian, 2002. Keputusan oleh kelompok disebut pembuatan keputusan secara partisipatif atau manajemen partisipatif. Hal ini membantu mengembangkan anggota kelompok. Selain itu juga memberikan commit to user kepada mereka kesempatan untuk memberikan atau mengemukakan pendapatnya mengenai masalah-masalah yang mempengaruhi pekerjaan mereka Moekijat, 1989. Pengambilan keputusan partisipatif memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pengambilan keputusan partisipatif antara lain adanya perspektif yang lebih lebar dalam pedefinisian masalah dan analisis, lebih banyak pengetahuan atau fakta serta alternatif yang dapat dievaluasi, diskusi untuk klarifikasi masalah yang membingungkan, mengurangi ketidakpastian alternative dan menciptakan kepuasan anggota. Kelemahan pengambilan keputusan partisipatif yaitu membutuhkan waktu yang lama, kompromi kepuasan tidak memuaskan seorang pun dan tidak ada fokus yang jelas bagi tanggung jawab kepuasan Daft, 2002. Sulit bagi orang-orang untuk menolak sebuah keputusan perubahan dimana mereka ikut berpartisipasi. Sebelum perubahan dilakukan, orang-orang yang menentang keputusan dapat dibawa kedalam proses pembuatan keputusan itu. Dengan mengandaikan bahwa peserta memilki keahlian untuk memberikan sumbangan yang berarti, keterlibatan mereka dapat mengurangi penolakan, mendapatkan komitmen untuk mensukseskan perubahan itu, dan meningkatkan mutu keputusan. Akan tetapi teknik pengambilan keputusan partisipatif ini mengandung kelemahan yaitu kemungkinan suatu pemecahan yang buruk serta jumlah waktu yang dibutuhkan Robbins, 1999. 3 Kejujuran Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan Pace dan Faules, 2002. commit to user Perbedaan status selalu ada dalam dunia organisasi dan status dalam pekerjaan itu merupakan dambaan orang-orang yang ada dalam setiap institusi. Di lingkungan organisasi, keterbukaan dan kejujuran mutlak diperlukan dalam keseluruhan komunikasi antar manusia. Orang yang mempunyai kedudukan atau status rendah dapat saja memperoleh keberanian berkomunikasi, asalkan mereka mampu menjalin tata hubungan lebih baik kepada atasannya Danim, 2008. Orang tidak mau mengikuti seseorang yang mereka anggap tidak jujur atau memanfaatkan mereka. Kejujuran misalnya selalu berada pada peringkat atas dari karakteristik yang dipuja orang dari pemimpinnya. Kejujuran sangat penting untuk kepemimpinan. Jika orang bersedia mengikuti seseorang, baik ke medan atau ke ruang direksi, mereka terlebih dahulu ingin meyakinkan diri mereka sendiri bahwa orang tersebut memang layak dipercaya Robbins, 1996. Bersikap jujur berarti dapat dipercaya. Apabila kejujuran itu penting bagi sikap dapat dipercaya, maka seseorang harus dapat menimbulkan persepsi sebagai orang yang menyampaikan kebenaran. Karyawan-karyawan lebih toleran mendengar sesuatu yang “tak ingin mereka dengarkan” daripada mengetahui bahwa manajer mereka membohonginya Robbins, 1999. 4 Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan commit to user pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana Pace dan Faules, 2002. Menurut Katz dan Kahn dalam Purwanto 1997 komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok yaitu: a Memberi pengarahan atau instruksi kerja b Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan c Memberi informasi tentang prosedur dan praktik organisasional d Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan e Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi yang dapat membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai Dalam kebanyakan organisasi komunikasi ke bawah sering tidak lengkap dan tidak akurat. Hal ini terbukti dari seringnya terdengar pernyataan di kalangan anggota organisasi bahwa “kita sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi”. Keluhan semacam itu menunjukkan tidak cukupnya komunikasi ke bawah dan perlunya pegawai mendapatkan informasi yang sesuai dengan pekerjaan mereka. Tidak adanya informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan tekanan batin yang tidak perlu diantara anggota organisasi Gibson, 2000. Komunikasi ke bawah digunakan oleh para pemimpin untuk menetapkan tujuan, menyampaikan instruksi, menginformasikan kebijakan serta prosedur kepada karyawan, menunjukkan persoalan yang membutuhkan perhatian, dan menawarkan umpan balik mengenai kinerja. Komunikasi ke bawah tidak harus dalam bentuk lisan atau kontak tatap muka. Ketika mengirimkan surat ke rumah karyawan untuk memberitahu mereka mengenai kebijakan organisasi menyangkut cuti sakit yang baru, manajemen sedang menggunakan komunikasi ke bawah Robbins, 1996. commit to user Menurut pandangan tradisional proses komunikasi di dalam organisasi didomonasi oleh sistem komunikasi ke bawah. Komunikasi ke bawah yaitu pengiriman informasi dari tingkatan yang lebih tinggi ke tingkatan yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Rantai komando akan menentukan aliran komunikasi ke bawah. Peraturan tertulis, bulletin, majalah organisasi dan uraian tugas merupakan beberapa contoh komunikasi ke bawah. Seringkali komunikasi ke bawah diasumsikan lebih baik daripada petunjuk tertulis yang dijalankan. Sebagai contoh penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pegawai memahami lebih sedikit bahan atau aturan yang terdapat dalam buku pedoman Rue et al, 2000. 5 Mendengarkan dalam komunikasi ke atas Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan Pace dan Faules, 2002. Para anggota organisasi selalu ingin didengar oleh atasannya. Keinginan demikian dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai hal seperti laporan hasil pekerjaan, masalah yang dihadapi, baik yang sifatnya kedinasan maupun yang sifatnya pribadi, saran-saran yang menyangkut pelaksanaan tugas masing-masing. Komunikasi ke atas bahkan juga terdapat pada organisasi yang dikelola dengan gaya yang demokratik yaitu berupa kritik membangun demi kepentingan organisasi Siagian, 1997. Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukannya. Komunikasi ke atas yang efektif sulit dicapai, tetapi komunikasi ke atas yang berhasil sering diperlukan untuk mengambil keputusan yang sehat. commit to user Beberapa arus komunikasi ke atas yang paling umum adalah kotak saran dan pertemuan kelompok Gibson, 2000. Komunikasi ke atas mengalir menuju tingkatan yang lebih tinggi dalam suatu kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada orang-orang yang memegang kekuasaan, memberi mereka informasi tentang proses pencapaian tujuan, dan menyampaikan masalah-masalah terkini. Komunikasi ke atas membuat pimpinan selalu mengerti apa yang dirasakan bawahan terkait pekerjaan mereka, rekan kerja mereka dan organisasi secara umum. Pimpinan juga memanfaatkan komunikasi ke atas untuk memperoleh ide-ide bagaimana memperbaiki kinerja Robbins, 1996. Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang berasal dari tingkatan bawah ke tingkatan atas dalam suatu organisasi. Sama halnya dengan komunikasi ke bawah, dalam komunikasi ke atas suatu organisasi juga berhubungan dengan pimpinan atau kekuasaan. Komunikasi ke atas dalam organisasi dapat berupa pemberian umpan balik dari saran, dan pemecahan dari masalah yang ada dari pimpinan Neuliep, 1996. 6 Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya Pace dan Faules, 2002. Tim yang berkinerja tinggi sekaligus mempunyai pemahaman yang jelas tentang tujuan yang harus dicapai dan suatu keyakinan bahwa sasaran itu merangkum suatu hasil yang pantas atau penting. Selain itu pentingnya tujuan ini mendorong individu-individu untuk mengarahkan kembali perhatian-perhatian pribadi kepada tujuan- tujuan tim ini. Suatu tim yang efektif, para anggota setia kepada commit to user tujuan-tujuan tim. Selain itu mereka juga mengetahui apa yang diharapkan bisa mereka capai dan memahami bagaimana mereka akan bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan ini Robbins, 1999. Sebuah organisasi merupakan kumpulan individu yang masing- masing harus berkinerja tinggi secara bersinergi. Organisasi yang efektif dan berkinerja tinggi biasanya mempersyaratkan dukungan, kerjasama, kepercayaan, kemampuan beradaptasi, kesabaran, persahabatan, komitmen, keberanian, humor, antusiasme, kecocokan, dan ketidakegoisan. Organisasi yang kompak menjadi prasyarat produktivitas kerjanya Danim, 2008.

4. Semangat Kerja