commit to user
41
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Geografis
Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah memiliki luas wilayah 46.666 Ha atau sekitar 1.43 luas wilayah Propinsi
Jawa Tengah. Terletak diantara 7º32’17” - 7º49’32” lintang selatan dan 110º42’06,79” - 110º57’33,7” bujur timur.
Adapun batas wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut : 1. Sebelah utara
: Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar 2. Sebelah timur
: Kabupaten Karanganyar 3. Sebelah selatan
: Kabupaten Gunung Kidul DIY dan Kabupaten Wonogiri
4. Sebelah barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten
Kabupaten Sukoharjo merupakan wilayah pertanian yang subur dengan ketinggian tempat antara 89–125 m di atas permukaan laut dengan ketinggian
rata-rata 108 meter di atas permukaan laut. Rata-rata temperatur di Kabupaten Sukoharjo adalah 32
C dan rata-rata curah hujan adalah 72 mmbln, serta kelembaban udara sebesar 88. Keadaan geografis di Kabupaten Sukoharjo
cocok untuk pembangunan sektor pertanian. Komoditi yang terdapat di Kabupten Sukoharjo yaitu tanaman pangan padi, jagung, ketela dan umbi-
umbian, hortikultura kacang panjang, cabai, tomat, terong, kangkung, bayam dan mentimun dan buah-buahan kedondong, mangga jambu biji, sawo,
pepaya, pisang, ngka, melinjo, semangka dan melon. Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12
kecamatan yang terdiri dari 150 desa, 17 kelurahan, 2.067 dukuh, 1.438 RW dan 4.428 RT. Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo yaitu
Kecamatan Weru, Kecamatan Bulu, Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Nguter, Kecamatan Polokarto, Kecamatan Mojolaban,
Kecamatan Bendosari, Kecamatan Baki, Kecamatan Grogol, Kecamatan Gatak, serta Kecamatan Kartasura. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan
commit to user
Polokarto yaitu 6.218 Ha 13, sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Kartasura yaitu dengan luas 1.923 Ha 4 dari luas Kabupaten Sukoharjo.
B. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk di suatu daerah erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi penduduk di daerah tersebut. Berikut adalah data keadaan
penduduk di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2008. 1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu. Diantara beragam komposisi penduduk
yang dapat disusun, komponen penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan yang terpenting. Komponen penduduk menurut umur dan jenis
kelamin bagi suatu masyarakat penting baik dalam kerangka biologis, ekonomis, maupun sosial. Sebagai contoh penting dalam hubungannya
dengan angka-angka kelahiran, kematian, rasio beban tanggungan, dan penduduk usia sekolah Rusli, 1983. Komposisi penduduk Kabupaten
Sukoharjo menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Jenis Kelamin
No Jenis kelamin
Jumlah Orang Persentase
1. Laki- laki
414.292
49,48
2. Perempuan 422.987
50,51
837.279
100
Sumber: Badan Pusat Stastistik Kabupaten Sukoharjo 2008 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-
laki 414.292 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 422.987 jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut maka dapat dicari sex ratio, dimana sex ratio
merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan Rusli, 1983. Terkait dengan hal tersebut, untuk
sex rasio dari Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui sebagai berikut :
100 x
perempuan penduduk
laki laki
penduduk ratio
Sex
∑ ∑
− =
Sex Ratio = x 100 = 97,94 414.292
422.987
commit to user
Sehubungan dengan hal tersebut maka sex ratio di Kabupaten Sukoharjo adalah 97,94. Artinya bahwa dalam setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki. 2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur
Ketersediaan tenaga kerja biasanya didasarkan pada jumlah penduduk pada kategori umur produktif tinggi, maka ketersediaan tenaga
kerja akan tinggi pula dan sebaliknya, jika jumlah penduduk pada kategori umur non produktif tinggi, maka ketersediaan tenaga kerja akan
berkurang. Komposisi penduduk Kabupaten Sukoharjo menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Keadaan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur
Laki- laki Orang
Perempuan Orang
Jumlah Orang
Persentase
0 – 4 26.338
24.499 50.887
6,0
5 – 9 30.603
29.063 59.666
7,1
10 – 14 33.821
32.338 66.159
7,9
15 – 19 36.126
35.804 71.930
8,6
20 – 24 39.954
42.812 82.766
9,9
25 – 29 39.293
42.481 81.774
9,8
30 – 34 34.766
36.621 71.387
8,5
35 – 39 31.632
33.384 65.016
7,8
40 – 44 29.678
30.265 59.943
7,2
45 – 49 25.972
25.030 51.002
6,1
50 – 54 20.805
19.657 40.462
4,8
55 – 59 16.011
15.990 32.001
3,8
60 – 64 13.685
14.637 28.322
3,4
65 – 69 12.062
13.630 25.692
3,1
70 – 74 9.862
11.562 21.424
2,6
75+ 13.634 15.214 28.848
3,4
414.292 422.987
837.279
100
Sumber: Badan Pusat Stastistik Kabupaten Sukoharjo 2008 Menurut Mantra 1995 usia nonproduktif adalah usia 0 – 14 tahun
dan 64 tahun sedangkan usia produktif adalah usia 15 – 64 tahun, Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
Kabupaten Sukoharjo yang tergolong usia produktif sebanyak 584.603
commit to user
jiwa sedangkan yang termasuk ke dalam usia non produktif sebanyak 252.676 jiwa.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui Angka Beban Tanggungan ABT yang merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk yang tidak produktif dengan jumlah penduduk produktif dalam 100 jiwa penduduk. rasio ini digunakan untuk mendapat gambaran
mengenai persentase penduduk yang dianggap mempunyai aktivitas konsumtif yang harus ditanggung oleh penduduk usia 15-64 yang
dianggap sebagai penduduk yang secara potensial disebut produktif. ABT di Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
100 Pr
Pr ×
=
∑ ∑
oduktif Penduduk
oduktif n
Pendudukno ABT
ABT = ×100 = 43,22
Angka 43,22 menunjukkan bahwa 100 penduduk usia produktif di Kabupaten Sukoharjo menanggung 43 orang usia non produktif.
Berdasarkan data di atas maka komposisi penduduk menurut umur dapat mendorong pembangunan ekonomi Kabupaten Sukoharjo karena jumlah
penduduk usia produktit lebih tinggi dibanding jumlah penduduk usia nonproduktif. Semakin besar rasio antara jumlah kelompok non produktif
dan jumlah kelompok produktif maka akan semakin besar beban tanggungan bagi kelompok yang produktif terhadap kelompok non
produktif. Hal ini dapat berpengaruh terhadap proses pembangunan perekonomian yang sedang dijalankan.
3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Menurut Schultz 1961 dalam Aris Ananta pendidikan merupakan
salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Tingkat pendidikan penduduk menggambarkan tingkat ketersediaan tenaga terdidik
atau sumber daya manusia pada masa kini. Pendidikan merupakan faktor penting dalam menunjang kelancaran pembangunan. Masyarakat yang
mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan mudah untuk mengadopsi 252676
584603
commit to user
suatu inovasi baru sehingga akan memperlancar proses pembangunan. Jadi, tingkat pendidikan digunakan sebagai parameter kemampuan sumber
daya manusia dan kemajuan suatu wilayah. Komposisi penduduk menurut tingkat pendididkan di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Keadaan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah Orang
Persentase Tidak belum pernah sekolah
70.964 9,8
Tidak belum tamat SD 47.046
6,5 Tamat SD MI
169.934 23,3
Tamat SLTP MTs 194.428
26,7 Tamat SLTA MA
182.360 25,1
Akademi Diploma 23.078
3,2 S1 S2 S3
38.916 5,4
Jumlah 726.726 100
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo 2008 Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses
produksi yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya Ananta, 1993. Menurut Cahyadi 2002 kriteria pendidikan
rendah, yaitu jika penduduk yang tamat SD ke atas kurang dari 30 persen. Kriteria pendidikan sedang, jika penduduk yang tamat SD ke atas antara
30 sampai dengan 60 persen, dan kriteria pendidikan tinggi jika penduduk yang tamat SD ke atas lebih dari 60 persen.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kabupaten Sukoharjo termasuk ke dalam kriteria pendidikan tinggi. Hal
tersebut dapat dilihat dari jumlah penduduk dengan jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu tamat SD sebanyak 169.934 jiwa atau 23,3
persen dan tamat SMP sebanyak 194.428 jiwa atau 26,7 persen telah melaksanakan wajib belajar sembilan tahun. Di samping itu jumlah
penduduk tamatan SMA mencapai 182.360 jiwa atau 25,1 persen dan
commit to user
penduduk yang Tamat Akademi PT mencapai 61.994 jiwa atau 8,6 persen.
4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk menunjukkan struktur perekonomian
yang ada pada wilayah tersebut, hal ini akan menentukan arah kebijakan pembangunan di daerah setempat. Kondisi penduduk menurut mata
pencaharian di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel 4.4 ini. Tabel 4.4 Keadaan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Mata
Pencaharian No
Sektor Laki-
laki Orang
Perempuan Orang
Jumlah Orang
Persentase 1. Pertanian
55.088 30.472
85.560 20,75
2. Pertambangan
693 666
1.359 0,33
3. Industri 47.608
56.338 103.946
25,22 4. Listrik
Gas dan Air
324 310
634 0,15
5. Konstruksi
26.431 310
26.741 6,49
6. Perdagangan 50.097
55.679 105.776
25,66 7.
Komunikasi 13.441
5.092 18.533
4,49 8.
Keuangan 3.792
2.158 5.950
1,44 9.
Jasa 36.610
27.053 63.663
15,45 234.084
178.078 412.162
100 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo 2008
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kabupaten Sukoharjo bekerja pada sektor perdagangan
sebanyak 105.776 orang 25,66, pada sektor industri sebanyak 103.946 orang 25,22 dan pada sektor pertanian ini sebanyak 85.560 orang
20,75. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan dan industri masih memegang peranan utama bagi masyarakat di Kabupaten Sukoharjo
untuk menggantungkan hidupnya. Kabupaten Sukoharjo sendiri merupakan wilayah agraris sektor pertanian tanaman pangan yang sedang
bergerak ke sektor industri dan perdagangan, sehingga penyediaan lapangan kerja terbesar terdapat disektor industri dan perdagangan begitu
pula dengan jumlah tenaga kerja yang berada pada sektor tersebut.
commit to user
C. Keadaan Pertanian