commit to user
tujuan-tujuan tim. Selain itu mereka juga mengetahui apa yang diharapkan bisa mereka capai dan memahami bagaimana mereka akan
bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan ini Robbins, 1999. Sebuah organisasi merupakan kumpulan individu yang masing-
masing harus berkinerja tinggi secara bersinergi. Organisasi yang efektif dan berkinerja tinggi biasanya mempersyaratkan dukungan,
kerjasama, kepercayaan, kemampuan beradaptasi, kesabaran, persahabatan, komitmen, keberanian, humor, antusiasme, kecocokan,
dan ketidakegoisan. Organisasi yang kompak menjadi prasyarat produktivitas kerjanya Danim, 2008.
4. Semangat Kerja
Semangat kerja atau moril kerja adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar
tujuan. Bekerjasama menekankan dengan tegas hakekat saling hubungan dari suatu kelompok dengan suatu keinginan nyata untuk bekerjasama
dengan giat dan konsekuen menunjukkan caranya untuk sampai pada tujuan melalui disiplin bersama Moekijat, 1979.
Menurut Alex Nitisemito 1982 semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara giat, sehingga dengan demikian dapat diharapkan lebih
cepat dan lebih baik. Semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh kegairahan kerja, tetapi kegairahan kerja mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap semangat kerja. Semangat kerja yang baik menurut Edwin 1982 yaitu semangat
kerja yang ditandai dengan perintah dan peraturan. Selain itu semangat kerja yang baik juga diikuti kemauan bekerjasama dengan karyawan yang
lain dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Semangat kerja merupakan derajat kepuasan individu terhadap
kondisi organisasi dan lingkungannya. Jadi semangat kerja individu dikatakan tinggi ketika kondisi lingkungan kerja organisasi menyenangkan
dan menjadi rendah ketika kondisi lingkungan kerjanya tidak
commit to user
menyenangkan. Semangat kerja dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu semangat kerja individu dan semangat kerja kelompok Jeff, 1984.
Semangat kerja yang baik dapat diketahui dari hal-hal berikut: a. Disiplin
Disiplin yaitu sikap atau tingkah laku dan perbuatan karyawan dalam hal mentaati, mematuhi dan melaksanakan peraturan yang
ditentukan perusahaan baik tertulis ataupun tidak tertulis. Dalam menegakkan disiplin kadang kala perlu adanya ancmn atau hukuman.
Meskipun ancaman diberikan bukan untuk menghukum, tetapi semata- mata hanya untuk mendidik agar karyawan bertingkah laku sesuai
dengan peraturan Nitisemito, 1982. Setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus
ditaati oleh para anggota serta memiliki standar yang harus dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para
anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan organisasi. Dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk
pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikaap, dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara
sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya Siagian, 1997.
Disiplin merupakan salah satu cara untuk mengadakan perubahan tingkah laku di pihak perorangan atau kelompok. Hal itu
dijalankan atas otoritas atau wewenang. Situasi disipliner timbul pada saat seseorang atau kelompok telah melanggar norma-norma tingkah
laku yang berlaku dalam organisasi. Disiplin yang positif mencakup usaha menciptakan sikap dan suatu suasana organisasi dimana pegawai
dan pekerja lainnya berkompromi menyusun peraturan dan undang- undang organisasi Tambunan, 2005.
Disiplin adalah suatu bentuk hukuman. Disiplin berbeda dengan hukuman, tetapi pelaksana disiplin tidak selalu memandang
disiplin sebagai sesuatu yang tidak disukai. Disiplin adalah
commit to user
penggunaan beberapa bentuk hukuman atau sanksi jika karyawan menyimpang dari peraturan Gibson, 2005.
Pendisiplinan tidak untuk memperkuat perilaku yang jelek. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan pendisiplinan
secara efektif yaitu jangan terlalu emosi, jangan menyerang pribadi, spesifik, tepat waktu, konsisten, jangan mengancam dan bersikap adil
Hersey dan Kenneth, 1990. b. Loyalitas
Karyawan yang bersemangat kerja tinggi mempunyai semangat rela berkorban dan loyalitas demi tercapainya tujuan organisasi atau
perusahaan. Loyalitas memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup dan tercapainya tujuan Nitisemito, 1982.
Nilai-nilai serta tujuan-tujuan yang menjadi pedoman keputusan-keputusan individu di dalam organisasi pada umumnya
merupakan tujuan organisasi itu sendiri. Pada mulanya nilai-nilai serta tujuan-tujuan ini biasanya dikenakan kepada individu dengan
dijalankannya wewenang, tetapi secara berangsur-angsur sebagian besar dari nilai-nilai ini tertanam dan tergabung di dalam jiwa serta
sikap-sikap individu. Akhirnya seseorang mendapatkan suatu kecintaan dan kesetiaan atau loyalitas kepada organisasi secara
otomatis yaitu tanpa memerlukan suatu rangsangan luar yang menjamin bahwa keputusan-keputusannya akan sejalan dengan tujuan-
tujuan organisasi Simon, 1976. Kesetiaan atau loyalitas para karyawan terhadap perusahaan
akan dapat menimbulkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab tersebut dapat menciptakan semangat dan gairah kerja. Agar dapat
menimbulkan loyalitas para karyawan terhadap perusahaan maka pihak perusahaan harus mengusahakan agar para karyawan merasa senasib
dengan perusahaan. Perasaan senasib seperti ini akan membuat para karyawan merasakan juga kemajuan dan kemunduran perusahaan
Nitisemito, 1978.
commit to user
Anggota sebuah tim yang efektif menampilkan dedikasi dan loyalitas yang hebat terhadap timnya. Mereka rela melakukan apa saja
yang harus dilakukan untuk menolong berhasilnya tim mereka. Hal semacam itu disebut dengan loyalitas dan dedikasinya terhadap tim
disebut dengan komitmen yang disatukan. Komitmen yang disatukan dicirikan oleh dedikasi pada sasaran dan kerelaan untuk meluangkan
sejumlah besar energi guna mencapai tujuan Robbins, 1999. c. Kerjasama
Kerjasama yaitu kesediaan untuk bekerja sama diantara karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Kerjasama yang baik sesama
karyawan adalah yang diharapakan perusahaan, sehingga apabila terjadi kerja sama yang baik diharapkan dapat menunjang tercapainya
tujuan perusahaan Moekijat, 1979. Konsep kerjasama diperlukan untuk membagi tugas sesuai
kegiatan masing-masing. Kerjasama yang baik diantara karyawan dan pimpinan mereka akan melancarkan usaha-usaha ynag dibuat untuk
mencapai tujuan. Koordinasi merupakan cara yang baik untuk memupuk kemauan kerjasama dan melibatkan diri dalam tim kerja
Tambunan, 2005. Kerjasama merupakan pemecahan dengan kedua belah pihak
menang dalam suatu konflik. Semua pihak yang terlibat konflik berusaha untuk memenuhi kepentingan mereka. Kerjasama umumya
dicirikan oleh pembahasan yang terbuka dan jujur diantara semua pihak, upaya untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh guna
memahami perbedaan, pertimbangan yang seksama mengenai serangkaian lengkap alternatif untuk mencari pemecahan yang
menguntungkan semua pihak. Kerjasama merupakan pilihan konflik terbaik manakala tekanan waktunya sangat kecil, manakala semua
pihak dengan serius menginginkan pemecahan yang sama-sama menguntungkan dan manakala masalah terlalu penting untuk
dikompromikan Robbins, 1999.
commit to user
Kerjasama teamwork dalam organisasi memiliki beberapa bentuk, mulai dari bentuk yang informal sampai formal. Kerjasama
adalah setiap bentuk tindakan bersama oleh sekelompok orang untuk mencapai sasaran bersama. Menurut definisi ini setiap organisasi
adalah tim. Akan tetapi kerjasama mempunyai makna yang lebih dari sekedar koordinasi dan efisiensi. Kerjasama mengandung arti kesatuan
tujuan, aktivitas yang saling tergantung dan rasa ikut memiliki Kast dan James, 1995.
Terdapat dua fungsi yang ada dalam kegiatan kerjasama yaitu fungsi untuk menjamin pencapaian tujuan dan fungsi untuk menjamin
adanya pengabdian sepenuh hati dari individu-individu dalam pencapaian tujuan dari kerjasama ini. Jadi kerjasama merupakan
kegiatan sekelompok orang untuk mencapai hasil tujuan yang sama dan dilakukan dengan sepenuh hati. Agar suatu kerjasama dapat
tercapai diperlukan kemauan untuk bekerja dalam satu tim Roethlisberger, 1990.
d. Antusias kerja Enthusiasm kegairahan memiliki beberapa pengertian. Kata
tersebut berasal dari kata Yunani yang artinya “being prossesed by a god”. Kamus umum Oxford The Oxford Universal Dictionary
merumuskannya sebagai “kegiatan perasaan untuk keperluan seseorang atau untuk keperluan sesuatu sebab”. Kegairahan dapat juga
diartikan sebagai kegembiraan yang dimiliki dalam setiap usaha. Jelaslah bahwa kegembiraan pertama-tama berhubungan dengan
perasaan, meskipun hal ini hanya terjadi apabila ada keyakinan bahwa ‘orang”
atau “alasan”
itu merupakan
sesuatu yang
baik Moekijat, 1989.
Kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Antusias atau kegairahan kerja mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap semangat kerja, meskipun semangat kerja tidak selalu disebabkan oleh antusias kerja. Oleh
commit to user
karena itu antara semangat kerja dan antusias atau kegairahan kerja sulit untuk dipisah-pisahkan Nitisemito, 1982.
Salah satu bentuk positif attitude adalah antusiasme. Menurut kamus Webster, salah satu makna antusiasme adalah perasaan senang
luar biasa untuk menggapai sesuatu. Seseorang yang memiliki antusiasme adalah orang yang sudah benar-benar yakin pada dirinya
sendiri, baik pada pengetahuan, kemampuan serta keahliannya. Keyakinan yang sangat itulah yang membuat ia dapat menyakinkan
orang lain
untuk benar-benar
percaya pada
dirinya Darmawangsa dan Imam, 2008.
Manusia membutuhkan semangat dan perasaan antusias bukan hanya supaya mereka dapat terus menerus bekerja, tetapi juga akan
membuat mereka melakukan pekerjaan mereka dengan sukacita. Orang yang memiliki antusiasme tidak pernah dikontrol oleh lingkungan
bahkan dilah yang mengontrol lingkungannya. Jika lingkungan dalam kondisi baik, ia akan baik. Jika lingkungannya dalam keadaan buruk, ia
akan tetap baik. Antusiasme adalah energy kehidupan yang tertanam di dalam diri setiap manusia, energi yang membuat seseorang maju
Antakirana, 2008.
5. Hubungan Antara Iklim Komunikasi Dengan Semangat Kerja