Hubungan Jumlah Rokok yang Dihisap Perhari dengan Kanker Laring

dengan kanker laring nilai p0,001 dan tampak peningkatan risiko terjadinya kanker laring seiring dengan semakin meningkatnya lama merokok. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang merokok selama 20-40 tahun memiliki risiko 11,7 kali lebih besar terkena kanker laring dibandingkan dengan orang yang tidak merokok OR=11,7; CI 95 6,0-22,7, sedangkan orang yang merokok selama 20 tahun memiliki risiko 3,7 kali lebih besar terkena kanker laring dibandingkan dengan orang yang tidak merokok OR=3,7; CI 95 1,5-8,8. Penelitian oleh Maasland et al. 2014 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama merokok dengan kanker laring nilai p0,0001. Peningkatan risiko kanker laring terjadi akibat semakin lamanya seseorang merokok dikarenakan laring sering mendapat paparan bahan-bahan karsinogen dari rokok. Perokok mendapat paparan kronis dari bahan karsinogen yang mengakibatkan beberapa perubahan pada gen. Kerusakan konstan pada gen mengakibatkan sel menjadi terlalu sensitif dengan sinyal growth factor, tidak sensitif terhadap sinyal anti-growth factor, terganggunya proses apoptosis, invasi ke jaringan lain dan metástasis, terjadinya angiogénesis dan kemampuan sel untuk membelah menjadi tidak terbatas. Hal ini merupakan tanda sel tersebut telah berubah menjadi sel kanker HanahanWeinberg,2000 dalam Pfeifer, 2002.

5.2.7. Hubungan Jumlah Rokok yang Dihisap Perhari dengan Kanker Laring

Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kanker laring p=0,031 yaitu semakin banyak jumlah rokok yang dihisap perhari berhubungan dengan terjadinya kanker laring. Dari hasil penelitian ini juga didapat nilai OR 16,000 CI 95 11,274-200,917 pada kelompok orang yang merokok 20 batang rokok perhari yang berarti risiko terjadinya kanker laring 16,000 kali pada orang yang merokok sebanyak 20 batang rokok perhari dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Penelitian cohort oleh Jayalekshmi et al. pada tahun 2013 yang dilakukan pada 85 kasus kanker laring di India menunjukkan terdapat hubungan yang Universitas Sumatera Utara signifikan antara jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kanker laring p=0,017. Pada penelitian ini juga tampak peningkatan risiko kanker laring seiring dengan bertambahnya jumlah rokok yang dihisap perhari dimana orang yang merokok lebih dari 25 batang rokok perhari memiliki risiko 3,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok RR=3,9;CI 95 0,9- 16,3. Penelitian yang dilakukan oleh Maasland et al. pada tahun 2014 juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kanker laring nilai p0,001 dimana terdapat risiko sebesar 3,75 kali pada orang yang merokok ≥ 20 batang perhari dibandingkan dengan orang yang tidak merokok RR=3,75; CI 95 1,73-8,14. Lee et al. pada tahun 2005 juga melaporkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kanker laring nilai p0,0001 dimana tampak risiko sebesar 11,3 kali pada orang yang merokok sebanyak 20 batang perhari dibandingkan dengan orang yang tidak merokok OR=11,3; CI 95 4,3-31,3. Peningkatan risiko kanker laring seiring dengan meningkatnya jumlah rokok yang dihisap perhari dikarenakan laring semakin banyak mendapat bahan- bahan karsinogen yang terkandung dalam rokok seperti Polycyclic Aromatic Hydrocarbons PAH, N-nitrosamines,dan aromatic amine, sehingga meskipun dosis dari setiap karsinogen yang terkandung dalam satu batang rokok relatif kecil, dosis kumulatif bahan-bahan karsinogen tersebut dapat mengakibatkan kerusakan sel yang konstan dan menimbulkan kanker pada manusia US. Department of Health and Human Services, 2010.

5.2.8. Hubungan Jenis Rokok dengan Kanker Laring