pada korda vokalis akan segera mengakibatkan perubahan pada suara sehingga penderita kanker glotis akan memeriksakan diri pada saat stadium awal. Pasien
dengan kanker di daerah supraglotis akan memeriksakan diri pada stadium yang lebih lanjut dikarenakan gejala dan tanda menjadi jelas setelah tumor berukuran
besar. Selain itu, daerah supraglotis memiliki sistem limfatik yang lebih banyak mengakibatkan tumor yang berada di daerah supraglotis cenderung
bermetastasis.Penurunan berat badan sering terjadi pada kanker laring stadium lanjut dikarenakan keluhan sulit menelan.Nyeri tenggorokan dan nyeri telinga
merupakan gejala pada kanker laring stadium lanjut.Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan melakukan palpasi leher dan menggunakan laringoskopi untuk
dapat melihat lokasi dan karakteristik tumor.Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium darah, pemeriksaan radiologi, dan
biopsi.Foto toraks dilakukan untuk menilai apakah terjadi metastasis di paru-paru yang merupakan tempat dimana metastasis sering terjadi. CT Scan dan MRI
laring dapat memperlihatkan invasi tumor ganas di epiglottis dan paraepiglotis, erosi kartilago laring, serta metastasis kelenjar getah bening servikal. Diagnosis
pasti ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi dari bahan biopsi laring Concus et al, 2008.
2.2.6. Klasifikasi letak tumor
Berdasarkan Union International Centre le Cancer UICC 1987 klasifikasi kanker laring berdasarkan letak tumor adalah Haryuna, 2004:
1. Supraglotis Terdiri dari permukaan posterior epiglotis yang terletak di sekitar os hioid,
lipatan ariepiglotik, aritenoid, epiglotis yang terletak di bawah os hioid, pitasuara palsu, ventrikel.
2. Glotis Terdiri dari pita suara asli, komisura anterior dan komisura posterior.
3. Subglotis Terdiri dari dinding subglotis.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7.Klasifikasi dan Stadium
A. Klasifikasi Klasifikasi tumor ganas laring berdasarkan AJCC adalah National Cancer
Institute, 2002:
Tabel 2.1 Klasifikasi Kanker Laring Tumor primer T
Supraglottis
T1 Tumor terbatas pada satu sub bagian supraglotis dengan pergerakan pita
suara yang masih normal. T2
Tumor menginvasi lebih dari satu mukosa pada bagian yang berdekatan dengan supraglotis atau glotis atau daerah di luar supraglotis misalnya :
mukosa dasar lidah, vallecula, dinding medial sinus pyriformis tanpa fiksasilaring.
T3 Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara danatau menginvasi
area postkrikoid, jaringan pre-epiglotik, ruang paraglotik danatau korteks dalam dari kartilago tiroid.
T4a Tumor menginvasi melalui kartilago tiroid danatau jaringan yang jauh dari
laring misalnya : trakea, jaringan lunak pada leher seperti muskulus ekstrinsik profunda lidah, strap muscle, tiroid atau esofagus.
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra, arteri karotis atau stuktur
mediastinum.
Glottis
T1 Tumor terbatas pada pita suara dapat melibatkan komisura anterior
atau komisura posterior dengan pergerakan yang normal.
Universitas Sumatera Utara
T1a Tumor terbatas pada satu pita suara. T1b Tumor melibatkan kedua pita suara.
T2 Tumor meluas ke supraglotis danatau subglotis, danatau dengan gangguan
pergerakan pita suara. T3
Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara asli danatau invasi pada ruang paraglotik danatau korteks dalam dari kartilago tiroid.
T4a Tumor menginvasi korteks luar dari kartilago tiroid danatau jaringan yang
jauh dari laring misalnya : trakea, jaringan lunak leher seperti muskulus eksrinsik profunda lidah, strap muscle, tiroid atau esofagus.
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra, arteri karotis atau struktur
mediastinum.
Subglottis
T1 Tumor terbatas pada subglotis.
T2 Tumor meluas ke pita suara dengan pergerakan yang normal atau
terjadigangguan. T3
Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara.
T4a Tumor menginvasi kartilago krikoid atau kartilago tiroid danatau jaringan
yang jauh dari laring misalnya : trakea, jaringan lunak leher seperti muskulus eksrinsik profunda lidah, strap muscle, tiroid atau esofagus
T4b Tumor menginvasi ruang prevertebra, arteri karotis atau struktur
mediastinum.
Penyebaran pada kelenjar limfa N
N0 Tidak terdapat metastasis kelenjar limfa regional.
N1 Metastasis pada satu kelenjar limfa inspilateral, dengan ukuran diameter
≤ 3
Universitas Sumatera Utara
cm. N2a Metastasis pada satu kelenjar limfa ipsilateral, dengan ukuran diameter
3cm namun 6 cm. N2b Metastasis ke kelenjar limfa ipsilateral multipel, dengan ukuran diameter
6 cm. N2c Metastasis ke kelenjar limfa bilateral atau kontralateral, dengan ukuran 6
cm. N3
Metastasis ke singlemultipel kelenjar limfa, dengan ukuran ≥6 cm.
Metastasis jauh M
M0 Tidak terdapat metastasis jauh. M1 Terdapat metastasis jauh.
B.Stadium
Tabel 2.2 Stadium Kanker Laring Stadium
T N
M
Tis N0
M0 I
T1 N0
M0 II
T2 N0
M0 III
T3 N0
M0 T1
N1 M0
T2 N1
M0 T3
N1 M0
IVA T4a
N0 M0
T4a N1
M0 T1
N2 M0
Universitas Sumatera Utara
Stadium T
N M
T2 N2
M0 T3
N2 M0
T4a N2
M0 IVB
T4b Any N
M0 Any T
N3 M0
IVC Any T
Any N M1
2.2.8.Terapi
Penanganan kanker laring dapat dibagi menjadi tindakan pembedahan yaitu parsial dan total laringektomi maupun tindakan non bedah yaitu radioterapi dan
kemoterapi. Pada kanker laring stadium awal stadium I dan II dapat dilakukan pembedahan atau radiasi, sedangkan pada kasus stadium lanjut stadium III dan
IV dilakukan pembedahan dan radiasi. Penanganan juga dilakukan bila terdapat metastasis pada kelenjar limfa leher.Stadium N0 dan N1 dapat dilakukan
pembedahan atau radiasi sedangkan stadium N2 atau N3 membutuhkan kombinasi pembedahan dan radiasi Concus et al, 2008.
2.2.9. Komplikasi