Pil KB Suntik KB

Namun, kondom juga memiliki keterbatasan antara lain : a. Efektivitas tidak terlalu tinggi. b. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi. c. Agak mengganggu hubungan sesksual dan mengurangi sentuhan langsung. d. Pada beberapa klien menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi. e. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual. f. Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum. g. Pembuangan kondom bekas menimbulkan masalah dalam hal limbah.

2.2.2 Metode Kontrasepsi Efektif

Metode kontrasepsi efektif adalah metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian tinggi serta angka kegagalan rendah bila dibandingkan dengan metode kontrasepsi sederhana. Metode kontrasepsi efetktif ini terdiri dari pil KB, suntik KB, AKBK, dan AKDR.

1. Pil KB

Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron atau yang hanya terdiri dari hormon progesteron saja Suratun et al, 2008. Keuntungan penggunaan pil KB antara lain : a. Reversibilitasnya atau kembalinya kesuburan tinggi. b. Mudah menggunakannya. c. Mengurangi rasa sakit pada waktu menstruasi. d. Mencegah anemia defisiensi zat besi. 14 e. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan ektopik. f. Mengurangi resiko kanker ovarium. g. Cocok sekali digunakan untuk menunda kehamilan pertama dari PUS muda. h. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil yang mengandung antara lain exluton mini pil. i. Tidak mengganggu hubungan seksual. Sedangkan kerugian penggunaan pil KB antara lain : a. Memerlukan disiplin pemakai. b. Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung estrogen. c. Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia. d. Nyeri payudara. e. Berhenti haid, tetapi pada penggunaan pil kombinasi jarang terjadi. f. Mual, terutama pada 3 bulan pertama pemakaian. g. Dapat meningkatkan tekanan darah. h. Tidak dianjurkan pada wanita yang berumur di atas 30 tahun karena akan mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh.

2. Suntik KB

Penggunanaan alat kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif. Karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati untuk mencegah infeksi. Suntikan KB terdiri dari dua jenis hormon yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin. Suntikan kombinasi berkerja dengan menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma 15 terganggu. Sedangkan suntikan progestin bekerja dengan mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma Arum, 2009. Keuntungan suntik KB antara lain : a. Sangat efektif 0,3 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama. b. Pencegahan kehamilan jangka panjang. c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami isteri. d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah. e. Tidak mempengaruhi ASI. f. Sedikit efek samping. g. Dapat digunakan oleh perempuan usia 35 tahun sampai perimenopause. h. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik. i. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara. j. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul. k. Menurunkan krisis anemia bulan sabit sicle cell. Sedangkan keterbatasan suntik KB antara lain : a. Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan harus kembali sesuai jadwal suntikan. b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya. c. Tidak mencegah infeksi menular seksual IMS. d. Terlambatnya kembalinya kesuburan setelah penghentian pemakaian. 16

3. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit AKBK

Dokumen yang terkait

Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Akseptor Aktif KB Dikota Medan Tahun 2012

1 61 58

Analisis Tenaga Kerja Sektoral Di Provinsi Sumatera Utara Periode 1980 – 2012

1 38 216

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara

1 63 75

Pengaruh Budaya Akseptor Kb Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Iud Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

10 67 153

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR KEPENDUDUKAN DAN FAKTOR SDM KESEHATAN DENGAN FASILITAS KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KORELASI KANONIK (studi Kasus Kabupaten/Kota di Submatera Barat.

0 0 6

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi, Jumlah Anak, Dukungan Suami, Dan Konseling Tenaga Kesehatan Dengan Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Kabupaten Blora.

0 1 5

KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 Defenisi Keluarga Berencana - Hubungan Faktor Kependudukan, Fasilitas Kesehatan, Dan Tenaga Kesehatan Dengan Jumlah Akseptor Aktif Metode Kontrasepsi Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Faktor Kependudukan, Fasilitas Kesehatan, Dan Tenaga Kesehatan Dengan Jumlah Akseptor Aktif Metode Kontrasepsi Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 8

HUBUNGAN FAKTOR KEPENDUDUKAN, FASILITAS KESEHATAN, DAN TENAGA KESEHATAN DENGAN JUMLAH AKSEPTOR AKTIF METODE KONTRASEPSI DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012 SKRIPSI

0 0 13