Standarisasi Data Pengujian Asumsi

185 orang, standar deviasi 161,62, nilai minimum 16 orang dan nilai maksimum 670 orang. Rerata jumlah perawat sebanyak 119 orang, standar deviasi 130,29, nilai minimum 6 orang dan nilai maksimum 723 orang. Rerata peserta KB aktif yang menggunakan IUD sebanyak 4664 orang, standar deviasi 6708,46, nilai minimum 245 orang dan nilai maksimum 29.245 orang. Rerata peserta KB aktif yang menggunakan MOW sebanyak 3.198 orang, standar deviasi 3829,60, nilai minimum 38 orang dan nilai maksimum 14.678 orang. Rerata peserta KB aktif yang menggunakan MOP sebanyak 249 orang, standar deviasi 459,40, nilai minimum 0 orang dan nilai maksimum 2.137 orang. Rerata peserta KB aktif yang menggunakan kondom sebanyak 3,281 orang, standar deviasi 4.427,60, nilai minimum 112 orang dan nilai maksimum 22.353 orang. Rerata peserta KB aktif yang menggunakan Implan sebanyak 4.704 orang, standar deviasi 5109,61, nilai minimum 72 orang dan nilai maksimum 25.125 orang. Rerata peserta KB aktif yang menggunakan suntik sebanyak 14.500 orang, standar deviasi 17.318,32, nilai minimum 395 orang dan nilai maksimum 77.711 orang. Rerata peserta KB aktif yang menggunakan pil sebanyak 13.753 orang, standar deviasi 17.878,34, nilai minimum 178 orang dan nilai maksimum 69.404 orang.

4.3 Standarisasi Data

Standarisasi data bertujuan untuk menyeragamkan data yang satuannya berbeda-beda. Standarisasi data dilakukan dengan mengubah nilai data semula menjadi dalam bentuk nilai Z Zscore. Selanjutnya data yang akan dianalisis adalah seluruh data dalam bentuk nilai Z. 49

4.4 Pengujian Asumsi

Pada analisis korelasi Pearson dan analisis korelasi kanonik data yang akan diuji harus memenuhi beberapa asumsi. Pada analisis korelasi Pearson, asumsi yang harus dipenuhi adalah asumsi normalitas. Sedangkan pada analisis korelasi kanonik, asumsi yang harus dipenuhi adalah asumsi normalitas, tidak adanya multikolinieritas, dan kelinieran. 1. Asumsi Normalitas Pengujian asumsi normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap masing-masing variabel. Adapun hasil analisis uji tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel Kolmogorov-Smirnov Z P value Rata-Rata Umur Kawin Pertama 0,667 0,765 Angka Harapan Hidup 0,670 0,761 Angka Melek Huruf 1,874 0,002 Rata-Rata Lama Sekolah 0,720 0,677 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 1,055 0,216 Klinik KB Pemerintah 1,242 0,091 Klinik KB Swasta 1,200 0,112 Mobil Unit Pelayanan KB 1,843 0,002 Dokter 1,399 0,040 Bidan 0,930 0,353 Perawat 1,503 0,022 Metode Kontrasepsi IUD 1,809 0,003 Metode Kontrasepsi MOW 1,277 0,077 Metode Kontrasepsi MOP 1,708 0,006 Metode Kontrasepsi Kondom 1,479 0,025 Metode Kontrasepsi Implan 1,164 0,133 Metode Kontrasepsi Suntik 1,748 0,004 Metode Kontrasepsi Pil 1,582 0,013 Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa ada 9 sembilan variabel yang tidak memenuhi asumsi normalitas p 0,05, yaitu variabel angka melek huruf, mobil unit pelayanan KB, dokter, perawat, metode kontrasepsi IUD, metoe kontrasepsi 50 MOP, metode kontrasepsi kondom, metode kontrasepsi suntik, dan metode kontrasepsi pil. Sedangkan variabel-variabel lainnya telah memenuhi asumsi normalitas p 0,05. 2. Tidak adanya multikolinieritas Untuk mengetahui multikolinieritas data dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF atau tolerance, bila nilai VIF 10 atau tolerance ≥ 1 maka terjadi multikolinieritas. Nilai tersebut didapat dari analisis regresi. Adapun hasil analisis uji tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Coefficients Variabel Tolerance VIF Rata-Rata Umur Kawin Pertama 0,343 2,913 Angka Harapan Hidup 0,463 2,160 Rata-Rata Lama Sekolah 0,561 1,781 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 0,450 2,223 Klinik KB Pemerintah 0,531 1,884 Klinik KB Swasta 0,181 5,532 Bidan 0,218 4,584 Berdasarkan tabel 4.3, terlihat bahwa semua variabel telah memenuhi asumsi multikolinieritas. Hal ini terlihat dari nilai VIF 10. 3. Kelinieran Kelinieran variabel bebas dan terikat dapat diketahui dari uji ANOVA overall FTest, bila hasilnya nilai p α maka model berbentuk linier. Adapun hasil analisis uji tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. 51 Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi ANOVA overall F Test Variabel F P value Metode Kontrasepsi MOW 37,185 0,000 Metode Kontrasepsi Implan 50,181 0,000 Pada tabel 4.4 di atas terlihat bahwa hasil uji menunjukkan bahwa asumsi linieritas antara kedua variabel dependen dan variabel-variabel independen telah terpenuhi p 0,05. Hal ini berarti antara variabel metode kontrasepsi MOW dan implan variabel dependen memiliki hubungan secara linier dengan keseluruhan variabel independen. Setelah dilakukan uji asumsi, diketahui bahwa variabel angka melek huruf, mobil unit pelayanan KB, dokter, perawat, metode kontrasepsi IUD, metode kontrasepsi MOP, metode kontrasepsi kondom, metode kontrasepsi suntik, dan metode kontrasepsi pil tidak memenuhi asumsi normalitas sehingga variabel- variabel tersebut tidak dapat diuji dengan analisis korelasi kanonik. Sedangkan pada pengujian asumsi multikolinieritas, semua variabel telah memenuhi asumsi tersebut, sehingga variabel-variabel tersebut tidak akan diuji dengan analisis korelasi kanonik.

4.5 Analisis Korelasi Pearson Bivariat

Dokumen yang terkait

Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Akseptor Aktif KB Dikota Medan Tahun 2012

1 61 58

Analisis Tenaga Kerja Sektoral Di Provinsi Sumatera Utara Periode 1980 – 2012

1 38 216

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara

1 63 75

Pengaruh Budaya Akseptor Kb Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Iud Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

10 67 153

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR KEPENDUDUKAN DAN FAKTOR SDM KESEHATAN DENGAN FASILITAS KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KORELASI KANONIK (studi Kasus Kabupaten/Kota di Submatera Barat.

0 0 6

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi, Jumlah Anak, Dukungan Suami, Dan Konseling Tenaga Kesehatan Dengan Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Kabupaten Blora.

0 1 5

KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 Defenisi Keluarga Berencana - Hubungan Faktor Kependudukan, Fasilitas Kesehatan, Dan Tenaga Kesehatan Dengan Jumlah Akseptor Aktif Metode Kontrasepsi Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Faktor Kependudukan, Fasilitas Kesehatan, Dan Tenaga Kesehatan Dengan Jumlah Akseptor Aktif Metode Kontrasepsi Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 8

HUBUNGAN FAKTOR KEPENDUDUKAN, FASILITAS KESEHATAN, DAN TENAGA KESEHATAN DENGAN JUMLAH AKSEPTOR AKTIF METODE KONTRASEPSI DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012 SKRIPSI

0 0 13