perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66 diatas nilai standar KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah
mencapai titik ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan penguasaan
konsep siswa, meskipun belum 100 siswa dinyatakan tuntas belajar. Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, maka peneliti
melakukan refleksi tindakan sebagai berikut: 1 Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif
sehingga siswa memiliki motivasi dan semangat belajar yang tinggi. 2 Guru lebih inovatif dalam menggunakan model pembelajaran saat mengajar,
sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembalajaran. 3 Guru masih harus melakukan pendekatan terhadap siswa, sehingga siswa
yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar akuntansi melalui penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Penelitian Siklus I dan II
Aspek yang Diukur Indikator
Keberhasilan Siklus I
Siklus II Jumlah
Siswa Presentase
Jumlah Siswa
Presentase Mengajukan pertanyaan
atau ide dalam diskusi 70
20 50
31 77,5
Menjawab pertanyaan
dalam diskusi 70
23 57,5
32 80
Kemandirian dalam mengerjakan
soal evaluasi
70 25
62,5 29
72,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67 Berdasarkan evaluasi pada siklus I, ketuntasan hasil belajar KKM adalah 65 yang
tercapai pada siklus I sebanyak 29 siswa dengan presentase 72,5 dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 76,4. Untuk siklus II, ketuntasan hasil belajar yang tercapai
sebanyak 37 siswa dengan presentase 92,5 dan nilai rata-rata yang tercapai sebesar 87,375. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Kriteria Indikator Keberhasilan
Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Presentase
Jumlah Siswa Presentase
Tuntas 29 siswa
72,5 37 siswa
92,5 Tidak Tuntas
11 siswa 27,5
3 siswa 7,5
Jumlah 40 siswa
100 40 siswa
100 Peningkatan hasil capaian proses dan hasil belajar siswa untuk pelajaran
akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 13. Hasil Penelitian Siklus I dan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68 Ketuntasan hasil belajar juga dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 14. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Keterangan:
a. Tabel 7 dan gambar 12 diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I dan II yang dapat diukur dari beberapa aspek:
1. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi, pada siklus I siswa yang aktif sebanyak 20 siswa dengan presentase 50. Pada
siklus II meningkat menjadi 31 siswa dengan presentase 77,5. 2. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi pada siklus I
sebanyak 23 siswa dengan presentase 57,5 dan pada siklus II meningkat menjadi 32 siswa dengan presentase sebesar 80.
3. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi, pada siklus I terdapat 25 siswa dengan presentase 62,5 dan pada siklus II meningkat menjadi 29 siswa
dengan presentase sebesar 72,5. b. Tabel 8 dan gambar 13 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
pada siklus I dan II. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa dengan presentase sebesar 72,5 dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa
dengan presentase sebesar 27,5. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 37 siswa dengan presentase sebesar 92,5 dan siswa yang tidak tuntas
sebanyak 3 siswa dengan presentase sebesar 7,5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69 Grafik tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC berdampak terhadap peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami
materi yang disampaikan guru, siswa menjadi lebih aktif dan lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam
kelompok. Selain hal tersebut, siswa juga mengalami peningkatan dalam hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri
dari empat tahap, yaitu: 1 perencanaan tindakan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 observasi dan interpretasi, 4 analisis dan refleksi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus
I dan II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari hasil survei yang dilakukan, peneliti menemukan permasalahan bahwa hasil belajar
akuntansi di kelas XI IPS 4 yang belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti dan guru kelas mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Setelah mengadakan diskusi, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang akan dilaksanakan pada siklus I. Materi yang akan diberikan pada siklus I ini adalah laporan keuangan. Setelah
menerima apersepsi dari guru, siswa diberi kesempatan untuk melakukan diskusi dengan tipe CIRC dengan anggota kelompoknya berdasar kelompok yang sudah
dibentuk dan siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam kegiatan diskusi, guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 8
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Namun, hasil dari pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat
kekurangan, yaitu masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi, rasa tanggung jawab terhadap kelompok masih kurang, masih
mengganggu teman dan bergurau sendiri. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70 Materi pembelajaran pada siklus II adalah lanjutan dari siklus I, yaitu
menyusun jurnal penutup. Untuk melaksanakan kegiatan diskusi, dalam siklus II ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kooperatif yang terdiri dari 5 siswa seperti
yang telah dibentuk pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II ini, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa
telah meningkat dan memenuhi target capaian yang telah direncanakan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dalam pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan
bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar akuntansi juga telah menunjukkan adanya peningkatan.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada peningkatan
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik, efektif, dan menyenangkan.
Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1 Siswa terlihat antusias, lebih bersemangat dan aktif berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
2 Siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini terjadi karena siswa yang sebelumnya belum memahami benar materi yang disampaikan guru
dapat menanyakan dengan leluasa baik kepada guru maupun teman dalam kelompoknya. 3 Siswa lebih bertanggung jawab dan menyadari pentingnya kerjasama dalam
kelompok dalam menyelesaikan suatu tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Indikator
peningkatan hasil belajar tersebut antara lain: 1. Siswa lebih antusias dan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, keaktifan
siswa dalam mengikuti mengalami peningkatan. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi yang awalnya sebanyak 20 siswa
atau sebesar 50 pada siklus I menjadi 31 siswa atau sebesar 77,5 pada siklus II. 2. Pelaksanaan diskusi dalam pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk
menggali dan memperdalam cara berpikir mereka dengan memunculkan alternatif berpikir. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
dalam diskusi yang menunjukkan peningkatan dari 23 siswa atau sebesar 57,5 pada siklus I manjadi 32 siswa atau sebesar 80 pada siklus II.
3. Siswa menyadari akan pentingnya kemandirian dalam mengerjakan tes, karena hal itu akan menunjukkan kemampuan yang dimiliki siswa. Hal tersebut terlihat dari
kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi yang menunjukkan peningkatan dari 25 siswa atau sebesar 62,5 pada siklus I menjadi 29 siswa atau
sebesar 72,5 pada siklus II. 4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dari 29 siswa atau
sebesar 72,5 pada siklus I menjadi 37 siswa atau sebesar 92,5 pada siklus II. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 27,5. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi dari siklus I
71