UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CI RC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS XIIPS 4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI M O D E L P E M B E L A J A R A N K O O P E R A T I F T I P E C I R C

(COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI Oleh:

AROM PRAMITA DEWI K7407050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

ii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI M O D E L P E M B E L A J A R A N K O O P E R A T I F T I P E C I R C

(COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

AROM PRAMITA DEWI K7407050

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

(4)

(5)

(6)

vi ABSTRAK

Arom Pramita Dewi. K7407050. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 40 siswa. Obyek penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa dan dokumen atau arsip. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) persiapan, (2) penyusunan rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi, (5) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit dan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui model pembelajaran kooperatif CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi menunjukkan peningkatan dari 50% pada siklus I menjadi 77,5% pada siklus II, (2) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi menunjukkan peningkatan dari 57,55 pada siklus I manjadi 80% pada siklus II, (3) kemandirian siswa dalam mengerjakan tes evaluasi menunjukkan peningkatan dari 62,5% pada siklus I menjadi 72,5% pada siklus II, (4) hasil evaluasi siswa menunjukkan adanya peningkatan dari 72,5% pada siklus I menjadi 92,5% pada siklus II.Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya antara lain: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), (2) guru membuat Rencana Pembelajaran lebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, (3) guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi baik dari segi proses maupun hasil.


(7)

vii ABSTRACTS

Arom Pramita Dewi. K7407050. THE EFFORTS IN IMPROVING ACCOUNTING LEARNING RESULTS THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL OF COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TYPE ON XI GRADE STUDENTS OF IPS4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO YEAR OF 2010/2011. Minithesis. Surakarta. Teaching and Pedagogic Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta. June 2011.

The objective of this research is to know the improvement of accounting learning outcomes through cooperative learning model of Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) type on XI grade students of IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo year of 2010/2011.

This research uses classroom action research using cycle strategy. Subject in this research is the XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo, accounted of 40 students. Object this research is varied activities in class during the learning process. This research held by collaboration between class teacher, researcher, and involving student participation. Data source used in this action research are informan, place and location, events and documents or archives. Procedures of this research includes: (1) preliminary stage, (2) action planning stage, (3) action implementation, (4) observation, and (5) reporting. Process of research is implemented in two cycles, each of them consists of four stage, they are: (1) action planning, (2) action implementation, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Cycle I is implemented in three meetings with time allocationof 4 x 45 minutes and cycle II is implemented in two meetings with time allocation of 3 x 45 minutes.

Based on research conducted, there can be draw conclusion that there is an improvement of accounting learning outcomes (both process and results) through CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) cooperative learning model. It is reflected in several indicators as the following: (1) student activeness in asking question or ideas in discussion showing 50% improvement in cycle I to be 77,5% in cycle II, (2) students activeness in answering question in discussion showing improvement from 57,55% in cycle I to be 80% in cycle II, (3) students independency in doing evaluation test showing improvement from 62,5% in cycle I to be 72,5% in cycle II, (4) results of students avaluation showing the improvement from 72,5% in cycle I to be 92,5% in cycle II. Such improvement is reached after the teacher holds several efforts, they are: (1) implementation of CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) type cooperative learning model, (2) teacher makes learning plan first before teaching so that the learning activity can be well-managed, (3) teacher holds evaluation after the implementation of learning to improve the next results of learning. Thus, it can be conclude that through cooperative learning model of CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) type can improve the learning results of accounting, both in process and results aspects.


(8)

viii MOTTO

-nyiakan pahala orang-orang yang berbu

(QS : Hud 115)

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah seki

(James Thurber)

Jangan meremehkan hal yang kecil, karena untuk mendapatkan sesuatu yang besar itu dimulai dari hal yang kecil


(9)

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang dan terima kasih kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang, doa, motivasi dan semangat yang selalu diberikan dalam setiap langkah.

2. Pindy adikku yang sudah memberi masukan, bantuan, doa.

3. Andry yang selalu ada untukku, terima kasih untuk semua yang kita jalani bersama selama ini.

4. Genk Shotho: Ninok, Nisa, Tika, Lail, Uni, Idut, Hanita, Fitria, Yoga terima kasih untuk persahabatan kita.

5. Teman-teman BKK Akuntansi 2007 6. Almamater UNS


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan dalam penulisan skripsi dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bentuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberi ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan.

4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan semangat dan bimbingan dengan baik.

5. Laili Faiza Ulfa, SE, MM., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dengan sabar.

6. Drs. Sukirman, MM., selaku pembimbing akademis yang telah banyak memberi dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.

7. Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed, selaku kepala SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah memberikan ijin pada penulis untuk menyusun skripsi ini.

8. S. Hardjono, S.Pd, M.Pd., selaku guru mata pelajaran akuntansi yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dengan baik.

9. Tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas di bangku kuliah.

10. Guru, karyawan dan siswa-siswi kelas XI IPS 4 yang telah memberikan banyak bantuan bagi penulis untuk menyusun skripsi ini.

11. Bapak, Ibu dan Adik tersayang yang selalu memberikan dorongan, semangat, kasih sayang serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Andry yang selalu memberikan semangat dan doa serta semua yang kita jalani bersama.


(11)

xi 13. Teman-teman BKK Akuntansi 2007

14. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.


(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN REVISI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN ABSTRACTS... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Hakikat Belajar ... 7

a. Pengertian Belajar ... 7

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8

c. Ciri-ciri Belajar ... 9

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 10


(13)

xiii

b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

3. Model Pembelajaran CIRC ... 13

a. Hakikat Pembelajaran CIRC ... 13

b. Unsur-unsur Pembelajaran CIRC ... 14

c. Langkah-langkah Pembelajaran CIRC ... 15

4. Hakikat Hasil Belajar ... 16

5. Hakikat Akuntansi ... 19

B. Penelitian Yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Hipotesis... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

C. Pendekatan Penelitian ... 30

D. Sumber Data ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Prosedur Penelitian ... 35

G. Proses Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo ... 46

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

1. Siklus I ... 49

a. Perencanaan Tindakan... 49

b. Pelaksanaan Tindakan... 51

c. Observasi dan Interpretasi ... 54

d. Analisis dan Refleksi ... 57


(14)

xiv

a. Perencanaan Tindakan... 58

b. Pelaksanaan Tindakan... 60

c. Observasi dan Interpretasi... 62

d. Analisis dan Refleksi ... 65

D. Pembahasan... 66

BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 71

A. Simpulan ... 71

B. Implikasi ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN ...


(15)

xv

20

Gambar 2. Laporan Laba Rugi Single Step .. 21

Gambar 3. Laporan Laba Rugi Multiple Step 22

23

Gambar 5. Neraca Skontro 23

Gambar 6. Neraca Stafel 24

27 32 56 57

Gam 64

65 67 68


(16)

xvi

29 37 55 56 63 64 66 67


(17)

xvii

76 78 80 . 86 92 97 101 109

Lampiran 9. Lembar Observasi Keaktif 110

112 113 115 118 123 127 137 138

Lampiran 18. Daftar Nila 140

141 142 144

Lampiran 22. Kelompok Diskusi CI 145

146 148 149 151


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara karena pendidikan merupakan sarana yang paling penting untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pembukaan UUD 1945 menyataka bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan memerlukan perhatian yang khusus dari segi mutu atau kualitasnya. Pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang semakin baik.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Paradigma lama dalam kegiatan belajar mengajar menyatakan bahwa guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak berubah karena tuntutan perkembangan jaman (globalisasi). Paradigma yang baru mulai mengembangkan strategi belajar mengajar siswa aktif. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan seharusnya mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik). Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi aktivitas siswa, yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu


(19)

berinteraksi dengan orang lain secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan materi pelajaran.

Cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan motivasi siswa terhadap suatu materi pelajaran, sehingga proses pembelajaran menuntut guru untuk menekankan pada pemahaman siswa akan materi pelajaran yang diajarkan. Hal tersebut disebabkan pemahaman materi yang optimal oleh siswa juga akan berdampak pada hasil belajar yang dicapai siswa. Dilain pihak perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan yang dilaksanakan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah.

SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah salah satu sekolah negeri yang mempunyai input siswa yang memiliki hasil belajar yang bervariasi sehingga penguasaan materi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga beraneka ragam. Salah satunya pada mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI IPS yaitu Akuntansi. Akuntansi berkaitan erat dengan kemampuan berpikir dan nalar seseorang. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran akuntansi di kelas, terdapat berbagai permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut: siswa kurang aktif di kelas cenderung tidak pernah mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat di dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran. Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya.

Hasil belajar yang belum memuaskan terhadap mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 2 Sukoharjo ditunjukkan dengan adanya nilai ulangan harian akuntansi sebagian besar siswa yang berada di bawah batas ketuntasan yaitu 65. Berdasar pengamatan awal peneliti rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi tersebut berasal dari minat yang kurang untuk belajar akuntansi, kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran akuntansi karena para siswa cenderung lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran serta rasa bosan dari siswa itu sendiri karena model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Di SMA ini, selama proses pembelajaran akuntansi masih menggunakan metode ceramah sehingga minat


(20)

siswa untuk belajar akuntansi masih kurang, akibatnya pemahaman siswa akan materi pelajaran akuntansi masih rendah pula. Pemahaman materi yang masih rendah akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang belum maksimal.

Dengan adanya permasalahan tersebut, perlu adanya peningkatan kualitas pembelajaran melalui sistem belajar siswa aktif. Agar siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka perlu adanya inovasi dalam model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menunutut keaktifan siswa adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah belajar secara bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lainnya dalam belajar, dan memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif adalah falsafah homo homini socius (Lie, 2008: 28). Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial, kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Penciptaan suasana belajar yang demikian sangat memungkinkan tumbuhnya cara-cara belajar kerja sama sehingga model pembelajaran kooperatif sangat perlu dikembangkan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk bisa menumbuhkan keaktifan siswa yaitu pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Model pembelajaran CIRC ini diadaptasikan dengan kemampuan siswa dalam proses pembelajarannya serta membangun kemampuan siswa untuk membaca dan menyusun rangkuman berdasarkan materi yang dibacanya, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Model pembelajaran ini juga cocok bagi siswa yang merasa cepat jenuh dalam menerima pelajaran serta siswa yang memiliki daya ingat yang lemah. Model pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran yang dengan cara membagi siswa dalam kelompok kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang yang heterogen


(21)

dimana pada masing-masing kelompok diberikan wacana atau kliping sehingga akan terjadi proses diskusi, selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan guru kemudian memberikan kesimpulan. Dengan hal tersebut siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam memahami materi pelajaran yang dihadapinya, karena dengan konsep-konsep dapat mengurangi kerumitan suatu materi atau objek yang dipelajari. Oleh karena itu metode pembelajaran CIRC sesuai diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada di dalam kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo, antara lain:

1. Siswa kurang aktif dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut tampak dari sebagian besar siswa yang melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran, seperti bermain handphone dan bercanda dengan temannya. Mereka juga kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, tidak mau bertanya jika tidak paham, jika ada pertanyaan dari guru banyak siswa yang tidak bisa menjawab dan kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa dalam hal belajar.

2. Hasil belajar akuntansi siswa yang belum maksimal, yang ditunjukkan dengan nilai ulangan harian akuntansi dari sebagian besar siswa yang berada di bawah batas ketuntasan yaitu 65.

3. Model pembelajaran yang diterapkan guru selama ini belum mampu untuk menjadikan siswa aktif mengikuti tahap-tahap dalam pembelajaran akuntansi dikelas.


(22)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada:

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo semester genap tahun ajaran 2010 / 2011.

2. Objek penelitian

Obyek penelitian meliputi :

a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). b. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil belajar akuntansi pada pokok

bahasan laporan keuangan.

c. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran akuntansi pokok bahasan laporan keuangan.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.


(23)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan pembanding untuk pertimbangan dan pengembangan pada penelitian sejenis di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar akuntansi.

2) Memberikan suasana baru dalam pembelajaran akuntansi sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar akuntansi.

b. Bagi Guru

1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif model pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami.

2) Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. c. Bagi Sekolah

1) Sebagai bahan untuk pengembangan kurikulum di tingkat sekolah terutama di dalam kelas.

2) Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk perbaikan pada proses pembelajaran.


(24)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan hal yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan.

mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Learning is shown by change in behavior as a result of experience

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gino, dkk (1993: 6) menyataka bahwa

menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari aktivitasnya telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan


(25)

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 162-165), menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut adalah: 1) Faktor dalam diri individu

Faktor-faktor dalam diri individu antara lain adalah berupa: faktor jasmaniah dan faktor psikis. a) Faktor jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang mempunyai kondisi fisik yang berbeda, kondisi fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan alat indera. Seseorang yang mempunyai kondisi jasmani yang baik akan lebih mudah dalam proses belajar. b) Faktor psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari individu. Seseorang yang sehat psikisnya adalah orang yang terbebas dari tekanan-tekanan batin yang mendalam, gangguan perasaan dan kebiasaan buruk yang mengganggu. Kondisi intelektual menyangkut tingkat kecerdasan dan bakat. Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik guru, teman, orang tua maupun orang lain.

2) Faktor Lingkungan

Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor diluar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. a) Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. b) Lingkungan sekolah, meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan sekolah, sarana dan prasarana belajar, sumber balajar, media belajar; lingkungan sosial meliputi hubungan siswa dengan temannya, guru serta staf sekolah yang lain; lingkungan akademis meliputi suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, kegiatan kokurikuler, dan sebagainya.


(26)

c. Ciri ciri Belajar

Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri- ciri belajar, yaitu:

1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Yang berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam


(27)

sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 15-16)

2. Model Pembelajaran Kooperatif a. Hakikat Model Pembelajaran

bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertin

merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan ajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktek pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif-efisien, ke arah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu (sharing) sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif (survive Anita Lie (2008: 12), cooperative learning adalah sistem pengajaran yang


(28)

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Slavin ( 2008: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa bekerja sama dalam kelompok yang heterogen, kelompok heterogen dibentuk dengan memperhatikan keberagaman gender, agama, suku, serta kemampuan akademis.

Cooperative learninglebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena dalam model cooperative learning

terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota kelompok (Salvin dan Stahl) dalam (Etin Solihatin dan Rahardjo, 2008: 4)

Johnson dalam Isjoni (2009: 23- Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta mem

Dalam Agus Suprijono (2009: 58), Roger dan David Johnson menyatakan

Karena untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran kooperatif, suatu pembelajaran harus menerapkan lima unsur, yaitu:

1) Positive interdependence(saling ketergantungan positif) 2) Personal responsibility(tanggung jawab perseorangan) 3) Faca to face promotive interaction( interaksi promotif) 4) Interpersonal skill(komunikasi antar anggota)


(29)

Beberapa ciri dari cooperative learning menurut Isjoni ( 2009: 20) adalah sebagai berikut:

1) Setiap anggota memiliki peran

2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antar siswa

3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman kelompoknya

4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Stahl dan Slavin dalam Isjoni (2008: 83-85) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Merancang rencana program pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

2) Merancang lembar observasi kegiatan siswa secara bersama dalam konteks kelompok-kelompok kecil.

3) Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun secara kelompok baik dalam memahami materi maupun mengenal sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar.

4) Guru memberikan kesempatan pada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif bagi siswa, terutama bagi siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan pada hasil belajar yang signifikan. Tetapi pembelajaran kooperatif juga mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Jarolimek & Parker yang dikutip dalam Isjoni (2008: 24-25), menyatakan bahwa keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah:

1) Saling ketergantungan yang positif.

2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.


(30)

5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.

6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Di sisi lain pembelajaran kooperatif memiliki kelemahan sebagai berikut: 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping

itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

3. Model Pembelajaran CIRC a. Hakikat Pembelajaran CIRC

Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) merupakan program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar (Slavin, 2008: 200). Namun sekarang ini, pembelajaran CIRC telah digunakan dalam berbagai tingkatan kelas dan tidak hanya digunakan dalam pelajaran bahasa, tetapi juga pada pelajaran eksak. Model pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran yang dengan cara membagi siswa dalam kelompok-kelompok dan tiap kelompok-kelompok terdiri dari 4 - 5 orang yang heterogen dimana pada masing-masing kelompok diberikan wacana atau kliping sehingga akan terjadi proses diskusi, selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan guru kemudian memberikan kesimpulan. Pengembangan CIRC yang secara simultan difokuskan pada kurikulum dan pada metode-metode pengajaran merupakan upaya untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis. Fokus utama dari kegiatan CIRC adalah membuat waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif, para siswa yang bekerja dalam tim-tim


(31)

kooperatif yang dikoordinasikan dalam kelompok membaca supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Dan para siswa termotivasi untuk saling bekerja sama satu sama lain dalam kegiatan pembelajaran.

Tujuan utama dari pembelajaran CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2008: 203).

Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran CIRC mempunyai keunggulan. Keunggulan dalam pembelajaran CIRC antara lain:

1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

2) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

3) Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok. 4) Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya. 5) Membantu siswa yang lemah.

6) Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.

matematikacerdas.wordpress.com/.../model-pembelajaran-kooperatif-tipe-circ/- diakses 18 Maret 9.15 wib

b. Unsur-unsur Pembelajaran CIRC

Slavin (2008: 205) menyatakan bahwa unsur utama dari pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut:

1) Kelompok Membaca

Jika menggunakan kelompok membaca, para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri berdasarkan kemampuan mereka. Atau jika tidak, diberikan pengejaan kepada seluruh kelas.

2) Tim

Para siswa dibagi ke dalam pasangan dalam kelompok membaca mereka, dan selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan dari dua kelompok membaca.


(32)

3) Kegiatan-kegiatan yang Berhubungan dengan Cerita

Para siswa menggunakan bahan bacaan dasar, diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca yang diarahkan guru.

4) Pemeriksaan oleh Pasangan

Jika para siswa telah menyelesaikan semua kegiatan, pasangan mereka memberikan formulir tugas siswa yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan dan atau memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut.

5) Tes

Para siswa diberikan tes pemahaman. Pada tes ini tidak diperbolehkan saling membantu.

6) Pengajaran Langsung dalam Memahami Bacaan

Para siswa menerima pengajaran langsung dalam kemampuan khusus memahami bacaan, seperti mengidentifikasikan gagasan utama, memahami hubungan sederhana, dan membuat kesimpulan.

7) Seni Berbahasa dan Menulis Terintegrasi

Siswa membuat konsep karangan setelah berkonsultasi dengan teman satu timnya dan kepada guru mengenai gagasan-gagasan mereka dan rencana pengaturan, bekerja bersama teman dan saling menyunting pekerjaan satu sama lainnya.

c. Langkah-langkah Pembelajaran CIRC

Dalam pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terdapat langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membentuk kelompok yang heterogen yang beranggotakan 4 -5 siswa. 2) Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran. 3) Siswa bekerja sama saling membaca dan menemukan ide pokok serta memberi

tanggapan atau pemecahan masalah terhadap wacana dan ditulis pada kertas. 4) Mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi kelompok.

5) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama. 6) Penutup.


(33)

4. Hakikat Hasil Belajar

achievement merupakan realisasi atau pemakaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas ya

adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

sil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

disebabkan olah faktor-faktor kematangan, latar belakang pribadi, sikap dan bakat terhadap pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan dan sebagainya (Oemar Hamalik, 2001: 94).

Menurut Bloom yang dikutip Suprijono (2009: 6) bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif, meliputi: knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Kemampuan afektif, meliputi: receiving (sikap menerima), responding(memberikan respons), valuing(nilai), organization(organisasi), characterization (karakterisasi). Kemampuan psikomotor meliputi: keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Gagne dalam Aunurrahman (2009:47) menyimpulkan ada lima macam hasil belajar, yaitu:

1) Keterampilan intelektual atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di sekolah.

2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, balajar, mengingat dan berpikir.

3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.


(34)

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.

5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual.

Hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh anak adalah terjadinya perubahan perilaku secara holistik. Hasil belajar dalam bentuk penambahan pengetahuan saja merupakan wujud dari pandangan sempit. Karena belajar dan pembelajaran harus dapat menyentuh dimensi-dimensi individual anak secara menyeluruh.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa.

2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. 3) Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya.

4) Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif).

5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. (Nana Sudjana, 1991: 56-57)

Evaluasi hasil balajar adalah kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil balajar yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

Dalam Oemar Hamalik, 2001: 159-161, evaluasi hasil belajar mempunyai beberapa fungsi dan tujuan.

a. Fungsi evaluasi hasil belajar tersebut antara lain: 1) Untuk diagnostik dan pengembangan.

Hasil evaluasi menggambarkan kemajuan, kegagalan dan kesulitan masing-masing siswa. Dari data yang ada selanjutnya dapat didiagnosis jenis kesulitan apa yang dirasakan siswa dan selanjutnya dapat dicarikan alternatif cara


(35)

mengatasi kesulitan tersebut melalui proses bimbingan dan pengajaran remedial.

2) Untuk seleksi

Hasil evaluasi dapat digunakan dalam rangka menyeleksi calon siswa dalam penerimaan siswa baru dan atau melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. 3) Untuk kenaikan kelas

Hasil evaluasi digunakan untuk menetapkan siswa mana yang memenuhi ranking atau ukuran yang ditetapkan dalam rangka kenaikan kelas.

4) Untuk penempatan

Para lulusan yang ingin bekerja pada suatu instansi atau perusahaan perlu menyiapkan transkip program studi yang telah ditempuhnya, yang juga memuat nilai-nilai hasil evaluasi belajar. Jadi evaluasi hasil penilaian berfungsi menyediakan data lulusan agar dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuannya.

b. Tujuan evaluasi hasil belajar antara lain:

1) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.

2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing individu. 3) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan

siswa, menatapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatn-kegiatan remedial.

4) Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi siswa dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.

5) Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangnnya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas.

6) Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.


(36)

5. Hakikat Akuntansi

Perkembangan akuntansi dimulai sejak ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry) di Itali pada tahun 1494 yang dikenalkan oleh Lucas Paciolo dalam bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalitapada bagian bab bukunya yang berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio.

Salah satu definisi akuntansi yang paling relevan adalah menurut American Accounting Assosiation

(pengkajian), pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk membantu para pemakai informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan

keputusan- A Statement of Basic

Accounting Theory, American Accounting Assosiation). Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uang serta menganalisis hasil dari teknik tersebut.

Pada kelas XI semester genap ini mata pelajaran akuntansi yang diajarkan adalah seputar akuntansi perusahaan jasa. Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang kegiatannya menjual jasa kepada masyarakat yang membutuhkannya. Contohnya: jasa komunikasi, jasa perbengkelan, jasa persewaan, jasa konsultan keuangan, jasa transpostasi, dan sebagainya.

Proses akuntansi dalam perusahaan selalu membentuk suatu siklus. Tetapi sebelum mempelajari lebih jauh tentang siklus akuntansi, peserta didik terlebih dahulu perlu diberi pembelajaran mengenai persamaan dasar akuntansi. Hal tersebut dikarenakan pencatatan sistematis dan teratur dalam akuntansi selalu membentuk suatu persamaan atau keseimbangan. Artinya, satu sisi mencatat kekayaan dan sisi lainnya mencatat sumber kekayaan dalam jumlah yang sama. Selanjutnya terjadi transaksi usaha. Transaksi ini akan mempengaruhi posisi harta, utang, dan ekuitas tetapi tetap membentuk suatu persamaan. Dalam hal ini persamaan akuntansi menunjuk pada suatu keadaan perhitungan ruas kiri (harta) harus sama besarnya dengan ruas kanan (utang dan ekuitas). Bentuk persamaan dasar akuntansinya:


(37)

Setelah mengetahui bentuk persamaan akuntansi, maka siswa diharapkan mampu menyelesaikan siklus akuntansi pada perusahaan jasa maupun perusahaan yang lain. Berikut ini adalah bentuk siklus akuntansinya:

Gambar 1. Siklus Akuntansi Tahap-tahap kegiatannya dimulai terdiri dari:

a. Tahap Pencatatan:

Dalam tahap pencatatan, setelah penerimaan bukti transakai kemudian dilakukan pencatatan ke dalam jurnal kemudian pemindahbukuan (posting) ke buku besar. b. Tahap Pengikhtisaran:

Dalam tahap pengikhtisaran terdiri dari: 1) Pembuatan neraca saldo (trial balance), 2) Pembuatan jurnal penyesuaian dan neraca lajur, 3) Pembuatan jurnal penutup, 4) Posting jurnal penyesuaian dan jurnal penutup, 5) Menyusun Neraca saldo setelah penutupan, 6) Pembuatan jurnal pembalik.

c. Tahap Pelaporan:

Dalam tahap pelaporan, hal yang dilakukan adalah pembuatan laporan keuangan yang terdiri dari: 1) Laporan Laba Rugi, 2) Laporan Perubahan Ekuitas, 3) Neraca, 4) Laporan Arus Kas.

Dalam penelitian ini materi yang menjadi obyek penelitian adalah mengenai laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Untuk laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dibahas di SMA.

HARTA = UTANG + EKUITAS

Transaksi usaha

Tahap Pencatatan

Tahap

Pengikhtisaran

Tahap Pelaporan


(38)

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan hasil usaha selama satu periode. Hasil operasi perusahaan dapat diukur dengan membandingkan antara pendapatan perusahaan dan beban yang dikeluarkan perusahaan. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka perusahaan mendapatkan laba. Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil dari beban, maka perusahaan rugi. Ada dua bentuk laporan laba rugi, yaitu:

1. Bentuk Single Step(Bentuk Langsung)

Yaitu semua pendapatan dikelompokkan di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, dan selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.

Dekorasi Putri Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2005 Pendapatan:

Pendapatan

jasa xxx

Pendapatan

bunga xxx +

Jumlah pendapatan xxx Beban:

Beban sewa xxx Beban iklan xxx Beban gaji xxx Beban lain-lain xxx

Beban bunga xxx +

Jumlah beban (xxx)

Laba / rugi bersih xxx


(39)

2. Bentuk Multiple Step(Bentuk Bertahap)

Yaitu pendapatan dan beban dibedakan menjadi operasional dan non-operasional. Pendapatan dan beban operasional disajikan pertama, pendapatan dan beban non-operasional disajikan kemudian.

Dekorasi Putri Laporan Laba Rugi

Periode yang berakhir 31 Desember 2005 Pendapatan Operasional:

Pendapatan jasa xxx Beban Operasional:

Beban sewa xxx Beban iklan xxx Beban gaji xxx Beban operasional xxx

Laba operasional xxx

Pendapatan Non-Operasional:

Pendapatan bunga xxx Beban Non-Operasional:

Beban bunga xxx

-Laba non-operasional xxx + Laba / rugi bersih xxx

Gambar 3. Laporan Laba Rugi (Multiple Step) c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah ringkasan tentang perubahan ekuitas yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas memberi informasi mengenai penambahan atau pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Bentuk laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut:


(40)

Dekorasi Putri

Laporan Perubahan Ekuitas Periode yang berakhir 31 Desember 2005

Ekuitas awal xxx

Laba / Rugi bersih xxx

Prive xxx

xxx Ekuitas akhir xxx

Gambar 4. Laporan Perubahan Ekuitas d. Neraca

Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada periode tertentu. Ada dua bentuk neraca, yaitu

1. Bentuk Akun (Skontro)

Aktiva diletakkan di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas di sebelah kanan.

Dekorasi Putri Neraca

Per 31 Desember 2005

Aktiva Kewajiban & Ekuitas:

Aktiva Lancar: Kewajiban Jk Pendek:

Kas xxx Utang usaha xxx

Piutang xxx Utang gaji xxx

Perlengkapan xxx Jumlah kew jk pendek xxx Asuransi dibayar

dimuka xxx

Jumlah AL xxx Kewajiban Jk Panjang:

Utang bank xxx

Aktiva Tetap: Jumlah kew jk panjang xxx

Peralatan xxx Jumlah kewajiban xxx

Akm penys peralatan xxx

Jumlah AT xxx Ekuitas:

Jumlah Aktiva xxx Ekuitas Putri xxx

Jumlah Kewajiban &


(41)

Gambar 5. Neraca (Scontro) 2. Bentuk Laporan (Stafel)

Aktiva diletakkan di atas (pertama), sedangkan kewajiban dan ekuitas di bawah aktiva.

Dekorasi Putri Neraca

Per 31 Desember 2005 Aktiva

Aktiva Lancar:

Kas xxx

Piutang xxx

Perlengkapan xxx

Asuransi dibayar dimuka xxx

Jumlah AL xxx

Aktiva Tetap:

Peralatan xxx

Akm penys peralatan xxx

-Jumlah AT xxx

Jumlah Aktiva xxx

Kewajiban & Ekuitas: Kewajiban Jk Pendek:

Utang usaha xxx

Utang gaji xxx +

Jumlah kew jk pendek xxx

Kewajiban Jk Panjang: Utang bank

Jumlah kew jk panjang xxx

Jumlah kewajiban xxx

Ekuitas:

Ekuitas Indah xxx

Jumlah Kewajiban & Ekuitas xxx Gambar 6. Neraca (Stafel)

B. Penelitian Yang Relevan

Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berbantuan Modul Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs Negeri I Gemolong Tahun Ajaran


(42)

bahwa hasil penelitian siklus I diketahui keaktifan belajar siswa masih rendah, hal ini ditandai dengan rata-rata keaktifan siswa yang positif masih sebesar 57% sedangkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi 61%. Pada siklus II keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat, ditandai dengan rata-rata keaktifan siswa yang positif sebesar 92% dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi yang juga mengalami peningkatan menjadi 89% sehingga ketuntasan belajar siswa secara individu maupun klasikal telah terpenuhi. Jadi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC berbantuan modul dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi.

Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compesition) Dalam Pembelajaran Biologi Ditinjau dari Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan

Hasilnya dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh penggunaan metode CIRC dalam pembelajaran biologi terhadap kemampuan kognitif siswa kelas X (Fobs =

6,888 > F tabel = 3,98) pada taraf signifikansi sebesar 5%; (2) Ada pengaruh

kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa kelas X (F obs= 6,545 > F tabel

= 3,98) pada taraf signifikansi sebesar 5%; (3) Ada interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa kelas X (F

obs= 4,726 > F tabel= 3,98) pada taraf signifikansi 5%.

C. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo saat ini semakin lama dirasakan kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, dan justru membuat suasana kelas menjadi kurang kondusif. Akibatnya para siswa kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga pemahaman materi akuntansi masih lemah. Permasalahan kesulitan atau masih lemahnya dalam pemahaman materi ini ditunjukan pula dengan hasil belajar yang belum maksimal.


(43)

Pada proses pembelajaran, jika penguasaan konsep mengalami kendala maka perlu dicari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu pemecahannya adalah dengan penggunaan model pembelajaran baru yang dapat menarik perhatian siswa dengan mencoba menggabungkan kemampuan personal siswa dalam suatu kelompok belajar atau yang biasa disebut pembelajaran kooperatif (kerjasama atau gotong royong) dimana semua anggota kelompok ikut bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan. Dengan cara ini diharapkan kesulitan yang dialami siswa pada proses pembelajaran dapat didiskusikan dengan teman-temannya dalam satu kelompok tetapi masih dalam bimbingan guru.

Seorang pengajar dalam mengajarkan materi pelajaran haruslah mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat karena penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran dan harus disesuaikan dengan materi, tujuan pembelajarannya, waktu yang tersedia, serta situasi dan kondisi yang memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe CIRC merupakan salah satu metode yang dikembangkan agar dapat membangun kelas dalam komunitas belajar yang menghargai semua kemampuan siswa. Dalam CIRC, siswa akan lebih mudah menyelesaikan kesulitan yang dialami melalui diskusi dengan teman sekelompoknya. Hal tersebut dikarenakan metode CIRC ini menekankan pada kemampuan memahami bacaan dan memadukannya dengan kemampuan menulis. Dalam pembelajaran CIRC ini, dituntut adanya kerjasama tiap anggota kelompok untuk menemukan atau memberi tanggapan terhadap wacana atau masalah yang ada.

Berdasarkan pernyataan tersebut dan juga didasarkan pada observasi awal di lapangan yang menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman materi oleh siswa terhadap suatu materi menyebabkan kecenderungan siswa menjadi tidak aktif. Hal ini juga berdampak pada nilai yang diperoleh siswa masih berada di bawah batas ketuntasan yaitu 65. Maka, perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman materi yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran CIRC. Dari penggunaan metode ini diharapkan dihasilkan keluaran (output)siswa yang memiliki pemahaman


(44)

materi yang lebih kuat dan partisipasi keaktifannya sehingga juga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 7. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di atas maka dapat dir

kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2

Masalah yang dihadapi:

1. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 2. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

Penerapan metode kooperatif tipe CIRC dalam pembelajaran


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Sekolah ini berlokasi di Jalan Raya Sala-Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. SMA Negeri 2 Sukoharjo dipimpin oleh Bapak Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan jumlah siswa 40 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah:

a. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai obyek penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

b. Hasil belajar akuntansi masih belum optimal dan guru menggunakan model pembelajaran konvensional dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga para siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi akibatnya mereka tidak menguasai materi akuntansi dan hasil belajar akuntansi belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 65.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yaitu S. Hardjono, S.Pd, M.Pd, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga kevalidan data hasil penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Januari 2011 sampai Mei 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:


(46)

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian

Jenis Januari Februari Maret April Mei

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Tahap

Persiapan a. Penyusunan

judul

b. Penyusunan proposal c. Perijinan 2. Perencanaan

Tindakan 3. Pelaksanaan

Tindakan a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III 4. Review 5. Tahap

Pelaporan

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada kelas XI IPS, pada penelitian ini peneliti mengambil salah satu subyek yaitu kelas XI IPS 4.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari:

a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran.

b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).


(47)

c. Suasana belajar saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. d. Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.


(48)

C. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research. Menurut H. E

mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment

bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak atau kurang memuaskan dan

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dapat dilaksanakan guru untuk menemukan cara dalam rangka mangatasi masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik PTK itu sendiri. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 9) karakteristik PTK meliputi: 1. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru sendiri.

2. Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan praktik aktual.

3. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.

4. Penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif.

Suharsimi Arikunto (2008: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:

1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.


(49)

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilaksanakan guru sebagai alternatif menemukan cara untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran guna meningkatkan mutu atau kualitas proses pembelajaran dalam suatu kelas. Ada beberapa tujuan dari dilakukannya PTK, antara lain :

1. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

2. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

3. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

4. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.

5. Adanya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian berlangsung (tujuan penyerta).

Dalam PTK terdapat tindakan-tindakan yang dilakukan guru secara nyata, sehingga guru perlu melihat dan menilai diri sendiri secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya. Tindakan-tindakan tersebut terdapat dalam alur atau siklus pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Siklus pelaksanaan PTK terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi, yang dapat digambarkan sebagai berikut:


(50)

Gambar 8. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:16) Keterangan:

1. Tahap Rencana Tindakan

Dalam tahap rencana tindakan ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap rencana ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam pelaksanaan ini guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.

3. Observasi

Kegiatan observasi dalam merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat

SIKLUS I

Pengamatan Perencanaan SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

?


(51)

sampingannya. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan tersebut.

4. Refleksi

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan dan observasi. Data yang telah terkumpul dalam observasi harus secepatnya dianalisis dan diinterpretasi sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan.

D. Sumber Data

Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain:

1. Informan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 4 yaitu yaitu Bapak S. Hardjono, M.Pd dan siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo.

2. Tempat atau Lokasi.

Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah sekolah ruang XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo.

3. Peristiwa.

Melalui pengamatan dari peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui tentang proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi. 4. Dokumen atau Arsip.

Dokumen atau arsip sebagai sumber data yang penting artinya dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip dapat menjadi sumber data yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus, rencana


(52)

pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa dalam hal ini siswa XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan:

1. Observasi

Observasi merupakan upaya pengumpulan data dengan cara mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan. Observasi yang dilakukan difokuskan kepada peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa dalam kelompok saat diskusi dan keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah saat presentasi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata pelajaran akuntansi dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan yang dihadapi dan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran akuntansi.

3. Tes

Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada akhir penyajian bahan ajar. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah sudah memenuhi target yang sudah ditentukan atau belum. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi dokumen mengenai keadaan sekolah secara umum, data siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, pedoman wawancara, lembar penilaian kelompok serta hasil evaluasi dari setiap siklus.


(53)

Peneliti juga mengambil gambar atau foto dari berlangsungnya kegiatan penelitian (proses kegiatan pembelajaran di kelas).

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah rinci yang dilakukan untuk malaksanakan kegiatan penelitian dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan penelitian berjalan teratur dan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah:

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri 2 Sukoharjo.

b. Observasi yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai permasalahan dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 4.

c. Penyusunan jadwal penelitian.

2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Dalam tahap ini peneliti menyusun instrumen-instrumen yang diperlukan dalam kegiatan pelaksanaan penalitian, yang terdiri dari penyusunan RPP, lembar observasi, pedoman wawancara serta soal untuk tes siklus I, siklus II dan siklus III.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari isi rancangan mengenai tindakan di kelas. Peneliti menentukan alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk mamacahkan masalah yang dihadapi. Tindakan yang diambil peneliti adalah untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotision).


(54)

4. Tahap Observasi

Tahap observasi merupakan tahap pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan kegiatan pembelajaran dan pengaruh tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Dalam tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.

G. Proses Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar dalam pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus:

1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencaan antara lain:

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.

2) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan membuat lembar observasi.

3) Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Guru menciptakan suasana kondusif kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan pengetahuan awal mengenai laporan keuangan kepada siswa.

b) Guru membagi materi laporan keuangan kepada kelompok-kelompok yang dibagi secara heterogen.


(55)

c) Siswa dalam setiap kelompok saling bekerja sama, saling membaca, saling memahami dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan atau pemecahan soal yang ada dan ditulis pada lembar kertas.

d) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, kemudian guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.

4) Menyusun instrumen untuk melakukan evaluasi berupa soal tes tertulis. 5) Menetapkan indikator ketercapaian, yaitu:

Tabel 2. Indikator Hasil Belajar Akuntansi Siswa

Indikator hasil belajar siswa Persentase target capaian Cara mengukur Keaktifan dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi

70% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan atu ide.

Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi

70% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi.

Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi

70% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mengerjakan soal secara mandiri. Ketuntasan hasil

belajar

80% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapat nilai 65 ke atas. Siswa yang mendapat nilai 65 ke atas dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.


(1)

Ketuntasan hasil belajar juga dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 14. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Keterangan:

a. Tabel 7 dan gambar 12 diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I dan II yang dapat diukur dari beberapa aspek: 1. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi, pada

siklus I siswa yang aktif sebanyak 20 siswa dengan presentase 50%. Pada siklus II meningkat menjadi 31 siswa dengan presentase 77,5%.

2. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi pada siklus I sebanyak 23 siswa dengan presentase 57,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 32 siswa dengan presentase sebesar 80%.

3. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi, pada siklus I terdapat 25 siswa dengan presentase 62,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 29 siswa dengan presentase sebesar 72,5%.

b. Tabel 8 dan gambar 13 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan II. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa dengan presentase sebesar 72,5% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa dengan presentase sebesar 27,5%. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 37 siswa dengan presentase sebesar 92,5% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa dengan presentase sebesar 7,5%.


(2)

Grafik tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC berdampak terhadap peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami materi yang disampaikan guru, siswa menjadi lebih aktif dan lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompok. Selain hal tersebut, siswa juga mengalami peningkatan dalam hasil belajar.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I dan II dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari hasil survei yang dilakukan, peneliti menemukan permasalahan bahwa hasil belajar akuntansi di kelas XI IPS 4 yang belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti dan guru kelas mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

Setelah mengadakan diskusi, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada siklus I. Materi yang akan diberikan pada siklus I ini adalah laporan keuangan. Setelah menerima apersepsi dari guru, siswa diberi kesempatan untuk melakukan diskusi dengan tipe CIRC dengan anggota kelompoknya berdasar kelompok yang sudah dibentuk dan siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam kegiatan diskusi, guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Namun, hasil dari pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan, yaitu masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi, rasa tanggung jawab terhadap kelompok masih kurang, masih mengganggu teman dan bergurau sendiri. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.


(3)

Materi pembelajaran pada siklus II adalah lanjutan dari siklus I, yaitu menyusun jurnal penutup. Untuk melaksanakan kegiatan diskusi, dalam siklus II ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kooperatif yang terdiri dari 5 siswa seperti yang telah dibentuk pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II ini, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa telah meningkat dan memenuhi target capaian yang telah direncanakan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dalam pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar akuntansi juga telah menunjukkan adanya peningkatan.

Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik, efektif, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:

1) Siswa terlihat antusias, lebih bersemangat dan aktif berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.

2) Siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini terjadi karena siswa yang sebelumnya belum memahami benar materi yang disampaikan guru dapat menanyakan dengan leluasa baik kepada guru maupun teman dalam kelompoknya. 3) Siswa lebih bertanggung jawab dan menyadari pentingnya kerjasama dalam


(4)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Indikator peningkatan hasil belajar tersebut antara lain:

1. Siswa lebih antusias dan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti mengalami peningkatan. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi yang awalnya sebanyak 20 siswa atau sebesar 50% pada siklus I menjadi 31 siswa atau sebesar 77,5% pada siklus II. 2. Pelaksanaan diskusi dalam pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk

menggali dan memperdalam cara berpikir mereka dengan memunculkan alternatif berpikir. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi yang menunjukkan peningkatan dari 23 siswa atau sebesar 57,5% pada siklus I manjadi 32 siswa atau sebesar 80% pada siklus II.

3. Siswa menyadari akan pentingnya kemandirian dalam mengerjakan tes, karena hal itu akan menunjukkan kemampuan yang dimiliki siswa. Hal tersebut terlihat dari kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi yang menunjukkan peningkatan dari 25 siswa atau sebesar 62,5% pada siklus I menjadi 29 siswa atau sebesar 72,5% pada siklus II.

4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dari 29 siswa atau sebesar 72,5% pada siklus I menjadi 37 siswa atau sebesar 92,5% pada siklus II.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 27,5%. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi dari siklus I


(5)

ke siklus II meningkat sebesar 22,5%. Selanjutnya, kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 10%.

Peningkatan keaktifan siswa tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20%. Dari keseluruhan indikator, yang paling berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa adalah keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Implikasi teoretis dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Teori-teori tersebut dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC menekankan pada keaktifan siswa secara penuh, baik fisik maupun mental sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam belajar melalui proses kerja sama dan tanggung jawab dalam kerja kelompok.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari keaktifan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan kembali pembelajaran CIRC dalam kegiatan belajar mengajar. Diterapkannya model pembelajran CIRC terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(6)

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Hendaknya lebih mengusahaknan fasilitas yang dapat mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

b. Hendaknya mendorong, memotivasi dan membina guru untuk selalu menerapkan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Diharapkan guru untuk terus mengembangkan minat serta semangat siswa selama proses pembelajaran berlangsung agar siswa dapat menemukan dan mengembangkan sendiri konsep dari materi yang akan dipelajari.

b. Guru perlu menambah wawasannya tentang metode-metode pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran lebih menarik dan siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

c. Guru hendaknya mampu memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya prestasi belajar dan berusaha untuk terus meningkatkannya dengan cara meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan minat belajar.

b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain karena hal ini akan bermanfaat bagi siswa.

c. Siswa diharapkan tetap semangat dalam mengalami hambatan ataupun kesulitan dalam belajar dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.


Dokumen yang terkait

Penerpan model pembelajarana kooperatif tipr cooperative integrated reading and composition (circ) untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa (penelitian tindakan kelas di SMAN 86 jakarta)

0 4 199

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PLAOSAN MAGETAN TAHUN AJARAN 2010 2011

2 27 143

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

6 21 57

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 131

Penggunaan Metode Cooperative Integrated. dpdf

0 0 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 PUNGGUR

0 1 8

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Mutia Fonna

0 0 10

1 UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VB MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI SD NEGERI 2 KALIBAGOR

0 1 13