22
Tabel 2.1 Banyaknya Usaha Kecil Menengah UKM menurut KabupatenKota
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 NO
KABUPATENKOTA JUMLAH
1. Nias
18.193 2.
Mandailing Natal 14.825
3. Tapanuli Selatan
23.511 4.
Tapanuli Tengah 12.258
5. Tapanuli Utara
9.243 6.
Toba Samosir 6.022
7. Labuhan Batu
40.962 8.
Asahan 42.357
9. Simalungun
29.654 10.
Dairi 9.582
11. Karo
11.310 12.
Deli Serdang 57.076
13. Langkat
44.311
14. Nias Selatan
9.965 15.
Humbang Hasundutan 6.202
16. Pakpak Barat
807 17.
Samosir 3.809
18. Serdang Bedagai
23.591 19.
Sibolga 4.881
20. Tanjung Balai
6.990 21.
Pematang Siantar 12.059
22. Tebing Tinggi
6.106 23.
Medan 88.675
24. Binjai
10.691 25.
Padang Sidempuan 7.418
Sumatera Utara 500.498
Sumber: Badan Pusat Statistik
2.3 Pola Permintaan Terhadap Produk-produk UKM di Pedesaan
Mengetahui bahwa sebagian besar dari UKM di NSB terutama negara- negara miskin yang berlokasi dipedesaan, efek dari peningkatan pendapatan di
pedesaan atau modernisasi perekonomian pedesaan pada permintaan local terhadap produk-produk buatan UKM pedesaan menjadi isu penting. Dalam
pembangunan ekonomi di pedesaan dengan masuknya pengaruh kultur dan pola
Universitas Sumatera Utara
23
konsumsi dari perkotaan akibat antara lain perbaikanpembangunan infrastruktur. Fasilitas transportasi dan komunikasi antara perkotaan dan pedesaan maupun
pedesaan itu sendiri, dan biasanya diikuti dengan peningkatan pendapatan perkapita dari masyarakat pedesaan, selera atau preferensi dari banyak orang di
pedesaan berubah dan menguntungkan barang-barang dengan kualitas lebih baik di produksi oleh perusahaan-perusahaan modern di perkotaan atau dari luar negeri
impor, akibatnya permintaan lokal terhadap produk-produk buatan pedesaan menurun Gasper : 1989.
Sekarang pertanyaannya adalah apakah permintaan dari masyarakat pedesaan yang bergeser ke barang-barang dari perkotaan dipicu sepenuhnya oleh
peningkatan pendapatan di pedesaan atau terutama karena membaiknya infrastruktur dan fasilitas transportasi antara perkotaan dan pedesaan yang
membuat biaya transportasi menjadi lebih murah yang akhirnya membuat barang- barang dari perkotaan menjadi lebih murah daripada sebelumnya walaupun bisa
saja tetap lebih mahal daripada harga-harga dari barang-barang serupa buatan pedesaan? Pertanyaan ini penting dan bisa dijelaskan sebagai berikut. Di
pedesaan di mana output pertanian meningkat yang selanjutnya membuat pendapatan pedesaan meningkat, sebagai suatu konsekuensi langsung, pasar-pasar
baru bermunculan untuk barang-barang konsumen dan barang-barang modal seperti mesin-mesin dan alat-alat produksi untuk pertanian, tetapi tersebar, tidak
terpusat di suatu atau beberapa lokasi khusus. Kalau kondisi infrastruktur sangat buruk dan pelayanan transportasi tidak terorganisasikan secara baik, hal ini
membuat masyarakat sulit mencapai pasar-pasar baru tersebut yang tidak terpusat
Universitas Sumatera Utara
24
lokasinya, dan kenaikan permintaan karena kenaikan pendapatan di pedesaan menciptakan suatu pola produksi di pedesaan yang terfragmentasi. Dalam kondisi
seperti itu, industri-industri pedesaan menikmati proteksi alami oleh pasar-pasar yang secara spasial sangat terfragmentasi Staley dan Morse : 1965.
Jadi integrasi ekonomi pedesaan-perkotaan tidak harus selalu berarti bahwa semua industri pedesaan akan mati karena persaingan dari industri-industri
perkotaan. Itu semua tergantung terutama bagaimana pengusaha-pengusaha di pedesaan dapat cepat menyesuaikan diri terhadap satu situasi yang sedang
berubah dan sebenarnya sedang menciptakan kesempatan-kesempatan pasar baru, misalnya, dengan mengubah atau melakukan diversifikasi produk, meningkatkan
kualitas, dan mengubah startegi pemasaran mereka. Menurut Chuta dan Liedholm 1979 berdasarkan pada observasi-observasi
mereka sendiri, industri-industri pedesaan yang layak ekonomi yakni yang mempunyai kesempatan-kesempatan lebih baik untuk tumbuh dalam jangka
panjang dan proses pembangunan ekonomi dan integrasi ekonomi antara pedesaan dan perkotaan merefleksikan empat pola umum sebagai berikut:
1. Memakai pekerja-pekerja berkualitas baik yang digaji, jadi tidak memakai anggota-anggota keluarga seperti istri dan anak sebagai pekerja berkualitas rendah
yang tidak dibayar. 2. Perusahaan berlokasi di wilayah luas yang banyak penduduknya, jadi tidak
tersosialisasi. 3. Kegiatan produksi dilakukan di tempat kerja khusus atau pabrik, jadi tidak
bersatu dengan rumah tinggal pengusaha atau pemilik usaha.
Universitas Sumatera Utara
25
4. Membuat produk-produk atau kegiatan usaha yang punya prospek pasarekonomi yang lebih baik, misalnya mebel, roti, pakaian jadi, bengkel atau
reparasi mobil, atau barang-barang elektronik rumah tangga. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, peningkatan pendapatan pedesaan
sebagian besar berasal dari peningkatan output dan juga pendapatan di sektor pertanian, yang selanjutnya meningkatkan permintaan untuk barang-barang non-
pertanian. Ini artinya sumber permintaan terhadap produk-produk dari industri- industri pedesaan sebagian berhubungan dengan pertumbuhan pendapatan di
sektor pertanian Islam, 1987. Selanjutnya, peningkatan permintaan di pedesaan terhadap produk-produk non pertanian dapat dipenuhi oleh UKM lokal atau UKM
perkotaan Impor. Tergantung apakah produk-produk UKM pedesaan bisa bersaing dengan produk-produk dari perkotaan atau impor.
2.4 Fungsi dan Peranan Bank bagi UKM