commit to user 45
pabrik-pabrik swasta yang berdiri di Kecamatan Rembang dan pendapatan yang dihasilkan lebih besar dibanding berkerja di sektor pertanian.
4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan mempunyai peranan penting sebagai tolak ukur tingkat
kesejahteraan penduduk. Saat ini pendidikan menjadi kebutuhan pembangunan yang harus dipacu peningkataannya. Perencanaan
pendidikan yang baik serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang ada
untuk mengembangkan daerahnya. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Rembang dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan Rembang
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa Prosentase
1. Perguruan Tinggi 390
1,68 2. SLTA
5.225 22,52
3. SLTP 5.929
25,55 4. SD
8.829 38,05
5. TK 2.833
12,2
Jumlah 23.206
100,0 Sumber: Monografi Kecamatan Rembang Tahun 2008
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk di Kecamatan Rembang adalah sekolah
dasar sebesar 8.829 jiwa 38,05 dan terkecil yaitu berpendidikan perguruan tinggi sebasar 390 jiwa 1,68. Secara umum jenis dan tingkat
pendidikan diasumsikan dapat mewakili kualitas tenaga kerja. Karena dengan
pendidikan seseorang
akan bertambah
ketrampilannya, pengetahuannya, kemandiriannya, dan mampu membentuk kepribadian
individu. Hal-hal tersebut merupakan modal yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
C. Keadaan Pertanian
Produksi tanaman pangan yang diusahakan di kecamatan Rembang meliputi padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang
hijau. Keadaan produksi tanaman pangan di Kecamatan Rembang dapat dilihat pada Tabel 9.
commit to user 46
Tabel 9. Keadaan Produksi Tanaman Pangan di Kecamatan Rembang
No. Komoditas Utama Luas
Panen Ha
Jumlah Produksi
Ton Rata-rata
Produksi TonHa
1. Padi sawah
4.427 22.670
5,12
2. Jagung
193 552
2,86
3. Ubi kayu
10 127
12,70
4. Ubi jalar
15 150
10,00
5. Kacang tanah
90 90
1,00
6. Kacang hijau
101 45
0,45
Sumber: Monografi Kecamatan Rembang Tahun 2008 Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa luas lahan yang ada di
Kecamatan Rembang digunakan untuk lahan sawah. Luas lahan panen yang sebesar 4.427 Ha, dengan jumlah produksi sebesar 22.670 ton dan rata-rata
produksi sebesar 5,12 tonHa. Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Rembang menggunakan padi sebagai bahan makanan utama, oleh karena itu
tingkat produksi tanaman pangan akan padi lebih besar daripada produksi tanaman pangan yang lainnya.
D. Keadaan Perekonomian
Pembangunan ekonomi akan meningkat jika sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi memadai, didukung dari segala aspek baik dari
pemerintah, masyarakat maupun swasta. Adapun sarana ekonomi yang dimiliki di Kecamatan Rembang dapat dilihat pada Tabel 10.
commit to user 47
Tabel 10. Sarana Ekonomi di Kecamatan Rembang tahun 2008
Sumber: Monografi Kecamatan Rembang Tahun 2008 Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa warung kios,makan
merupakan sarana ekonomi yang terbanyak yang ada di Kecamatan Rembang ada 881 buah. Sarana ekonimi ini dimanfaatkan oleh masyarakat di
Kecamatan Rembang guna untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Dengan adanya sarana ini diharapkan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
E. Gambaran Umum Kelompok Tani pelaksana Pengelolaan Tanaman
Terpadu PTT
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang mempunyai 71 kelompok tani yang tersebar dalam 25 desa. Namun berdasarkan kebijakan
pembangunan pertanaian pada musim tanam 20092010 pelaksana program Pengelolaan Tanaman Terpadu padi non hubrida di alokasikan ke 17 desa
terdiri dari 20 kelompok tani. Adapun kelompok tani yang melaksanakan kegiatan PTT padi non hibrida dapat dilihat pada Tabel 11.
No. Sarana Jumlah
1. Pasar umum, ikan, dan hewan 7
2. Warung kios, makan 881
3. Kelompok pertokoan 9
4. Toko khusus obatjamu 10
5. Pos obat desa 1
6. Lumbung desa 3
7. BankBPRBKK 24
8. KUD 2
9. Koperasi non KUD 38
10. Persewaan alat pesta, VCDvideo 36
11. Kiostelwartel 42
12. Obyek wisata 2
13. Kolam renang 1
commit to user 48
Tabel 11. Calon PelaksanaCalon Lokasi Kegiatan PTT tahun 2009 di Kecamatan Rembang
Komoditas Desa
Kelompok tani pelaksana
Luas Ha
Varietas yang dibudidayakan
Padi non
hibrida Punjul Harjo Sido Subur
25 Ciherang
Kasreman Tani Makmur I
25 Ciherang
Tani Rahayu 25
Ciherang Sido Maju
25 Ciherang
Kedung Rejo Tani Rejo II 25
IR 64 Ketanggi
Manunggal 25
IR 64 Tri Tunggal Mina Padi
25 Ciherang
Turus Gede Turus Karya II
25 IR 64
Kumendung Karya Tani II 25
IR 64 Sridadi
Sidodadi 25
Ciherang Ngadem
Sri Budi Karya II 25
Ciherang Waru
Sido Kabul I 25
Ciherang Among Mitro
25 Ciherang
Magersari Sudi Karya
25 Ciherang
Tlogomojo Tani Rejeki
25 Ciherang
Padaran Rukun Tani
25 Ciherang
Gedangan Ngudi Luhur
25 IR 64
Weton Marsudi
25 IR 64
Ngotet Usaha Makmur
25 IR 64
Mondoteko Teko Mulyo
25 Ciherang
Jumlah 17
20 500
Sumber : BPP Kecamatan Rembang tahun 2009 Pelaksana Pengelolaan Tanaman Terpadu adalah kelompok tani yang
pembentukannya berdasarkan domisili atau hamparan, diusahakan yang lokasi usahataninya masih dalam satu hamparan. Pelaksanaan kegiatan PTT
ini kelompok tani mendapatkan pemandu lapangan yaitu penyuluh lapangan, POPT dan PBT ditingkat kecamatan atau desa.
Pengelolaan Tanaman terpadu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan petani di Kecamatan Rembang. Luas
satu unit PTT adalah 10-25 ha dan di dalamnya terdapat satu unit Laboratorium Lapangan LL seluas minimal 1 ha, area yang digunakan
untuk PTT mendapatkan bantuan benih, pupuk urea, NPK dan pupuk organik. Pelaksanaan PTT disesuaikan dengan komponen teknologi unggulan,
adapun komponen teknologi unggulan dalam PTT adalah sebagai berikut :
commit to user 49
1. Penanaman varietas padi unggul yang sesuai dengan lingkungan setempat. 2. Penggunaan benih bermutu, bersih, sehat, dan bernas berlabel.
3. Pengolahan tanah sempurna, olah tanah minimal, olah tanah konservasi, tanpa olah tanah sesuai dengan tipologi lahan dan kondisi tanahnya.
4. Peningkatan populasi tanaman dengan sistem legowo. 5. Penanaman bibit muda 21 hari, serta penanaman bibit 1-3 batang
perlubang. 6. Pengaturan tata tanaman yang tepat.
7. Pemberian pupuk organik pada tanaman. 8. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.
9. Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu. 10. Pengendalian gulma secara tepat.
11. Penanganan proses panen dan pasca panen dengan baik. Melalui penerapan PTT maka petani mampu mengelola sumber daya
yang ada secara terpadu dalam melakukan usahatani berdasarkan kondisi fisik lokasi. Sehingga petani lebih trampil serta mampu mengembangkan
usahataninya dalam rangka meningkatkan produktivitas, produksi dan kesejahteraan petani.
commit to user 50
V. HASIL DAN PEMBAHASAN