Pengelolaan Tanaman Terpadu Tinjauan Pustaka

commit to user 18 g. adoption, pada tahap ini individu menggunakan inovasi. Menurut Ban 2004 menjelaskan lima tahap dalam proses adopsi adalah sebagai berikut : a. awareness, kesadaran terhadap keberadaan inovasi baru b. interest, mengumpulkan informasi lebih jauh mengenai informasi tersebut. c. evaluation, menilai inovasi tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan d. trial, mencoba inovasi atau merubah perilaku pada skala kecil e. adoption acceptance, menerapkan inovasi merubah perilaku. Adapun tahapan dalam proses adopsi inovasi adalah sebagai berikut : a. Tahapan kesadaran Awareness, yaitu individu mulai menyadari bahwa ada suatu ide baru namun kurang mengetahui segala sesuatu mengenai ide baru tersebut. b. Tahapan minat Interest, yaitu individu mengembangkan minat terhadap inovasi dan berusaha mencari informasi lebih lanjut tentang inovasi tersebut. c. Tahapan penilaian Evaluation, yaitu individu menilai inovasi secara mental. d. Tahapan percobaan Trial, yaitu individu mencoba inovasi dalam skala kecil. e. Tahapan adopsi Adoption, yaitu individu menggunkan inovasi terus- menerus dan dalam skala besar Sri Rejeki, 1999.

6. Pengelolaan Tanaman Terpadu

Pengelolaan Tanaman Terpadu atau lebih dikenal PTT merupakan suatu pendekatan inovasi dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efesiensi usahatani melalui perbaikan system atau pendekatan dalam perakitan paket teknologi yang sinergis antara komponen teknologi yang dilakukan secra partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokal. PTT padi dirancang berdasarkan pengalaman berbagai sistem intensifikasi yang commit to user 19 pernah dikembangkan di Indonesia Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, 2009. Pengelolaan Tanaman Terpadu adalah cara budidaya padi yang baik, untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi dengan menerapkan beberapa teknologi tepat lokasi secara terpadu Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010. Tujuan penerapan PTT adalah untuk meningkatkan produktivitas, produksi, pendapatan petani, kesejahteraan petani padi, dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola usahataninya untuk meningkatkankan produksi nasioanl Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, 2009. Keuntungan penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu antara lain : a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani b. Efisiensi biaya usahatani dengan penggunaan teknologi yang tepat untuk masing-masing lokasi c. Kesehatan lingkungan tumbuh tanaman secara keseluruhan akan terjaga. Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, 2009. Komponen teknologi unggulan Pengelolaan Tanaman Padi yaitu: a. Penanaman varietas padi unggul yang sesuai dengan lingkungan setempat. b. Penggunaan benih bermutu, bersih, sehat, dan bernas berlabel. c. Pengolahan tanah sempurna, olah tanah minimal, olah tanah konservasi, tanpa olah tanah sesuai dengan tipologi lahan dan kondisi tanahnya. d. Peningkatan populasi tanaman dengan sistem legowo. e. Penanaman bibit muda 21 hari, serta penanaman bibit 1-3 batang perlubang. f. Pengaturan tata tanaman yang tepat. g. Pemberian pupuk organik pada tanaman. h. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah. i. Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu. commit to user 20 j. Pengendalian gulma secara tepat. k. Penanganan proses panen dan pasca panen dengan baik. Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, 2009. Prinsip-prinsip Pengelolaan Tanaman Terpadu, antara lain: a. Terpadu, yaitu PTT merupakan sumber daya tanaman, tanah, dan air dapat dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu. b. Sinergis, yaitu PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik dengan memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung antar komponen teknologi. c. Spesifik lokasi, yaitu PTT memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi petani setempat. d. Partisipatif, yaitu petani turut berperan serta dalam memilih dan mengaji teknolgi yang sesuai dengan kondisi setempat dan kemampuan petani melalui proses pembelajaran dalm bentuk laboratorium lapang Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010. Menurut Zulkifli, Diah, Mahyuddin, 2004, Tingkat penerapan komponen teknologi PTT disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan masalah setempat dan ternyata beragam antar petani dan antar daerah. Teknologi budidaya model PTT antara lain: a. Penanaman varietas padi unggul. Penanaman varietas unggul mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1 Dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan jenis tanah setempat. 2 Citra rasanya disenangi dam memiliki harga yang tinggi di pasaran lokal. 3 Daya hasil tinggi. 4 Tahan terhadap hama dan penyakit. 5 Tahan rebah. commit to user 21 Jenis-jenis varietas padi yang dibudidayakan, yaitu: 1 Varietas lokal, misalnya: Pandanwangi, Rojolele, dan Siam Unus. 2 Varietas unggul baru, misalnya: IR64, Way Apo Baru, Memberamo, Widas, Tukad Unda, dan Ciherang. 3 Varietas unggul aromatik, misalnya: Celebes, Sintanur, Batang Gadis, dan Gilingan. 4 Padi tipe baru, misalnya: Fatmawati. 5 Padi hibrida, misalnya: Maro, Rokan, dan Intani. b. Penggunaan benih bermutu, bersih, sehat, dan bernas berlabel. Cara memilih benih yang baik, yaitu: 1 Seleksi benih dilakukan dengan perendaman benih didalam air yang telah dicampur larutan ZA ataupun larutan air garam 3 dengan perbandingan 1 kg ZA dilarutkan dengan 3 liter air. Benih yang mengapung dibuang. 2 Untuk daerah yang sering terserang hama penggerek batang, perlakuakan benih dengan pestisida fipronil Regent 50 ST yang dapat membantu mengendalikan keong mas. c. Persemaian. Cara membuat persemaian yang baik, yaitu: 1 Pilih lokasi yang terbaik agar persemaian mudah diairi dan mudah pula air dibuang, tidak ternaungi, dan jauh dari lampu 2 Luas persemaian kira-kira 4 atau 125 dari luas pertanaman. 3 Bajak hingga tanah melumpur dengan baik. 4 Lebar persemaian 1-1,2 m dan panjangnya sesuai petakan, antara 10- 10 meter. 5 Tambahkan sekam padi atau bahan organic atau campuran keduanya 2 kgm2 persemaian untuk menggemburkan tanah, memudahkan pencabutan benih, dan mengurangi kerusakan bibit dan akar. 6 Taburkan benih yang telah direndam dan dikering anginkan secara merata di bendeng persemaian. commit to user 22 7 Untuk memperoleh bibit yang kuat, berikan 20-40 gram urea permeter persegi persemaian pada tabur benih. d. Peningkatan populasi tanaman dengan sistem legowo. Cara tanam pindah dengan sistem jajar legowo, yaitu dengan cara tanam berselang-seling 2 baris dan 1 baris kosong 40 x 20 x 10 cm. jarak antarbaris tanaman yang dikosongkan disebut satu unit. Untuk legowo 2:1, populasi jumlah tanaman 2-3 bibitrumpun berumur 15-20 hari. Keuntungan sistem jajar legowo yaitu: 1 Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi efek tanaman pinggir. 2 Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah. 3 Penyedian ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong mas, atau untuk minatani. 4 Penggunaan pupuk lebih berdaya guna. e. Pengairan berselang Cara pengairan berselang, yaitu: 1 Tanam bibit dalam kondisi sawah macak-macak. 2 Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari. 3 Biarkan sawah mongering sendiri, tanpa diairi biasanya 5-6 hari. 4 Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm. 5 Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi 5-6 hari lalu diairi setinggi 5 cm. 6 Ulangi hal di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan. 7 Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan. f. Penanaman bibit muda 21 hari, serta penanaman bibit 1-3 batang perlubang. commit to user 23 g. Penggunaan pupuk secara hemat. Penggunaan pupuk secara hemat adalah: 1 Menentukan takaran, waktu, dan cara pemupukan yang tepat menurut lokasi dan musim tanaman. 2 Meningkatkan daya guna dan hasil guna pupuk. 3 Murah dan m,udah digunakan. 4 Dapat dikerjakan sendiri oleh petani. Pemupukan secara hemat dapat dilakukan dengan cara: 1 Bagan warna daun BWD untuk menetapkan kebutuhan nitrogen. 2 Peta status hara dan atau petak kajian disebut petak Omisi untuk menetapkan kebutuhan P dan K. Tujuan penggunaan pupuk organik, anatara lain: 1 Meningkatkan kesuburan tanah dan kandungan karbon organik. 2 Memberikan tambahan hara. 3 Meningkatkan aktivitas jasad renik mikroba tanah. 4 Memperbaiki sifat fisik tanah. 5 Mempertahankan perputaran unsur hara dealam tanah dan tanaman. h. Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu. Strategi Pengendalian Hama Terpadu, yaitu: 1 Gunakan varietas tahan 2 Tanam tanaman yang sehat 3 Pengamatan berkala di lapang 4 Pemanfaatan musuh alami, seperti: pemangsa predator, misalnya laba-laba 5 Pengendalian secara mekanik, seperti: menggunakan alat atau mengambil dengan tangan, menggunakan pagar, dan menggunakan perangkap 6 Pengendalian secara fisik, seperti: menggunakan lampu perangkap 7 Penggunaan pestisida hanya bila diperlukan seperti : insektisida, fungisida atau molusida. commit to user 24 i. Pengendalian gulma secara tepat. Cara pengendalian gulma dengan cara menyiangi tanaman secara berkala. Adapun cara menyiangi tanaman padi, yaitu: 1 Dilakukan saat tanaman berumur 10–15 hst. 2 Dianjurkan dilakukan dua kali, dimulai. 3 pada saat tanaman berumur 10-15 hst. 4 Diulangi secara berkala 10-25 hari 5 Dilakukan pada saat kondisi tanah macak-macak, dengan ketinggian air 2-3 cm. 6 Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan tangan. 7 Dilakukan dua arah yaitu di antara dan di dalam barisan tanaman. j. Penanganan proses panen dan pasca panen dengan baik. Syarat tanaman dapat dipanen, yaitu: 1 Perhatikan umur tanaman antara varietas yang satu dengan lainnya kemungkinan berbeda 2 Hitung sejak padi mulai berbunga, biasanya panen jatuh pada 30 – 35 hari setelah padi berbunga. 3 Jika 95 malai menguning, segera panen Panen dan perontokan Cara Penanganan panen dan pasca panen 1 Panen a Gunakan alat sabit bergerigi atau mesin pemanen b Potong pada bagian tengah atau atas rumpun bila dirontok dengan power thresher c Potong bagian bawah rumpun, jika perontokan dilakukan dengan pedal thresher d Gunakan tirai penutup dan alas agar gabah tidak hilang atau berserakan 2 Pengeringan a Jemur gabah di atas lantai jemur. b Ketebalan gabah 5 – 7 cm commit to user 25 c Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali. d Pada musim hujan, gunakan pengering buatan e Pertahankan suhu pengering 420C untuk mengeringka benih f Pertahankan suhu pengering 500C untuk gabah konsumsi 3 Penggilingan dan penyimpanan a Untuk memperoleh beras dengan kualitas tinggi, perhatikan waktu panen, sanitasi kebersihan, dan kadar air gabah 12-14. b Simpan gabahberas dalam wadah yang bersih dalam lumbunggudang, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang baik c Simpan gabah pada kadar air kurang dari 14 untuk konsumsi dan kurang dari 13 untuk benih d Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan digiling, dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air mencapai 12-14 e Sebelum digiling, gabah yang baru dikeringkan diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghindari butir pecah. Peran komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi dalm budidaya tanaman padi non hibrida, yaitu: a. Penggunaan benih varietas unggul bermutu Penggunaan benih varietas unggul bermutu akan menghasilkan daya perkecambahan yang tinggi dan seragam, tanaman yang sehat dengan perakaran yang baik, tanaman akan tumbuh lebih cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi dan mutu hasil yang lebih baik. b. Penanaman yang tepat waktu. Penanaman yang tepat waktu, serentak, dan jumlah populasi yang optimal dapat menghindarkan serangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhan gulma, memberikan pertumbuhan tanaman yang sehat, dan seragam serta hasil yang tinggi. commit to user 26 c. Pemberian pupuk. Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan prinsip tepat jumlah, jenis, cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan memberikan pertumbuhan yang baik dan meningkatkan kemampuan tanaman mencapai hasil tinggi. d. Pemberian air Pada tanaman secara efektif dan efisien pemberian air disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah meruapakan factor penting bagi pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman yaitu air sebagai pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman. Kebutuhan akan air disetiap stadia tanaman berdeda-beda, pemberian air secara tepat akan meningkatkan hasil dan menekan terjadinya stress pada tanaman yang diakibatkan kekurangan dan kelebihan air. e. Perlindungan tanaman Perlindungan tanaman dilakukan untuk mengantisipasi dan mengendalikan OPT tanaman dengan meminimalkan kerusakan atau penurunan produksi akibat serangan OPT. pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi pengendalian hama terpadu PHT. Khususnya pengendalian dengan pestisida merupakan pilihan terakhir bila serangan OPT berada di atas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus memperhatikan jenis, jumlah, dan cara penggunaannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak menimbulakan resurjensi atau resisten OPT atau dampak lain yang dapat merugikan lingkungan. f. Penanganan panen dan pasca panen Penanganan panen dan pasca panen akan memberiakan hasil yang optimal jika panen dilakukan pada umur dan cara yang tepat yaitu tanaman dimana pada masak fisiologi berdasrkan umur tanaman, kadar air, dan penampakan visual hasil sesuai dengan diskripsi varietas. commit to user 27 Pemanenan dilakukan dengan system kelompok yang dilengkapi dengan peralatan, dan mesin yang cocok sehingga menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan disimpan ditempat penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak hasil lainnya sehingga mutu tetap terjaga dan tidak tercecer Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, 2009. Dengan pendekatan pengelolaan usahatani padi secara terpadu, mulai pengelolaan budidaya persiapan lahan, pesemaian, penanaman, pemupukan, pengaturan air, pengendalian gulma, pengelolaan hama penyakit dan penanganan saat panen diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani padi yang selanjutnya memberi dampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

7. Padi Varietas Ciherang